Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search
Journal : Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni

PENJAJAKAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Jap, Tji Beng; Lusiana, Fenny; Larasati, Kirey; Tiatri, Sri
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v5i1.10002.2021

Abstract

Knowledge Management System (KMS) is a learning solution that is known to be effective in various educational contexts in the era of information and communication technology. One educational context that is expected to benefit from is Vocational High Schools (SMK). In this education, the most learned things are skills. It is not yet known, what kind of Knowledge Management System suits the learning needs of students in SMK. This study aims to explore the needs of vocational students associated with the application of the Knowledge Management System. Research participants are 1.600 vocational students in 5 cities of Indonesia (83 students from Pontianak, 304 students from Manado, 177 students from Belitung, 238 students from Yogyakarta, and 798 students from Salatiga) Data collection was carried out through surveys and interviews. The results showed that 100% of students stated that KMS was needed in their learning system. Most students 63% (996 students) need a KMS that includes all knowledge, both related and unrelated to their field of expertise. The results of this research can be valuable information for the development of KMS in SMK in Indonesia. Sistem Manajemen Pengetahuan atau Knowledge Management System (KMS) adalah salah satu solusi belajar yang diketahui efektif diterapkan dalam berbagai konteks pendidikan di era teknologi informasi dan komunikasi. Salah satu konteks pendidikan yang diperkirakan akan mendapatkan manfaat adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam pendidikan ini, hal yang paling banyak dipelajari adalah keterampilan. Belum diketahui Sistem Manajemen Pengetahuan seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran para siswa di SMK. Penelitian ini bertujuan menjajaki kebutuhan siswa SMK yang terkait dengan penerapan Sistem Manajemen Pengetahuan. Partisipan penelitian adalah 1.600 siswa SMK di 5 kota Indonesia (83 Siswa Pontianak, 304 Siswa Manado, 177 Siswa Belitung, 238 Siswa Yogyakarta, dan 798 Siswa Salatiga). Pengambilan data dilaksanakan melalui survei dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 100% siswa menyatakan bahwa KMS diperlukan dalam sistem pembelajaran mereka. Sebagian besar siswa 63% (996 Siswa) memerlukan KMS yang mencakup seluruh pengetahuan, baik yang terkait maupun yang tidak terkait dengan bidang keahlian mereka. Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi yang berharga bagi pengembangan KMS di SMK di Indonesia.
HUBUNGAN RELIGIUSITAS DAN REGULASI EMOSI SISWA SEKOLAH DASAR Angelia, Mikha; Tiatri, Sri; Heng, Pamela Hendra
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v4i2.8252.2020

Abstract

Emotional regulation is an individual’s ability to regulate emotions. Individual regulate his/her emotion to be able to control his/her life. In practice, the ability of emotional regulation can be influenced by various factors. One of the factors that can influence the process of emotional regulation is the level of religiosity. In this study, researchers aimed to be able to see the relationship of students’ religiosity on emotional regelation possessed by students. This study involved 319 elementary school students in SD X. Participants were given a set of assessments to measure the level of religiosity and emotional regulation. Religiosity is measured by using the Dimension Religiosity Scale to measure preoccupation, conviction, emotional involvement, and guidance. To measure emotional regulation, researchers used the Emotion Regulation Questionnaire for Children and Adolescent (ERQ-CA) to measure the level of cognitive reappraisal and expressive suppression possessed by students. Data was analysised using correlation test  in SPSS version 23. From the results of the correlation test conducted found that there is a significant relationship between the variables of religiosity and emotional regulation (r = 0.248, with p < 0.05). This shows that if the level of religiosity students have is high, the ability of students to regulate emotions will be better. Regulasi emosi adalah suatu kemampuan individu dalam mengatur emosi. Setiap orang melakukan regulasi emosi untuk dapat mengendalikan hidupnya. Dalam praktiknya, kemampuan regulasi emosi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses regulasi emosi adalah tingkat religiusitas yang dimiliki individu tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti bertujuan mengkaji hubungan antara religiusitas siswa dengan regulasi emosi yang dimiliki oleh siswa. Penelitian ini melibatkan 319 siswa-siswi Sekolah Dasar di sekolah X. Partisipan diberikan satu set asesmen untuk mengukur tingkat religiusitas dan regulasi emosi. Religiusitas diukur dengan menggunakan Dimension Religiousity Scale untuk mengukur preoccupation, conviction, emotional involvement, dan guidance. Untuk mengukur regulasi emosi, peneliti menggunakan Emotion Regulation Questionnaire for Children and Adolescent (ERQ-CA) untuk mengukur tingkat kemampuan cognitive reappraisal dan expressive suppression yang dimiliki oleh siswa. Analisis data menggunakan uji korelasi dengan menggunakan SPSS versi 23. Dari hasil uji korelasi yang dilakukan, didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabe religiusitas dan regulasi emosi (r = 0,248, p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa makin tinggi tingkat religiusitas yang dimiliki siswa, maka makin tinggi pula kemampuan siswa dalam meregulasi emosi.
HUBUNGAN DIMENSI KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN PENGGUNAAN PONSEL PINTAR BERMASALAH PADA MAHASISWA SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 Putri, Monica Tri; Tiatri, Sri
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 6 No. 3 (2022): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v6i3.18749.2022

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dimensi komunikasi keluarga dengan penggunaan ponsel pintar yang bermasalah (PSU) pada mahasiswa selama masa pandemi COVID-19. Komunikasi keluarga terbagi menjadi dua dimensi, yaitu dimensi orientasi diskusi dan dimensi orientasi konformitas. Penelitian ini melibatkan 202 mahasiswa aktif yang melakukan pembelajaran secara daring, bertempat tinggal di Provinsi DKI Jakarta, tinggal bersama salah satu atau kedua orang tua, dan memiliki sekurang-kurangnya satu buah smartphone. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif noneksperimental yang menggunakan uji korelasi Pearson. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur The Revised Family Communication Pattern Instrument (RFCP) yang dikembangkan oleh Ritchie dan Fitzpatrick (1990) dan Smartphone Addiction Inventory-Short Form (SPAI-SF) yang dikembangkan oleh Lin et al. (2016). Diperoleh hasil uji korelasi antara dimensi orientasi diskusi dengan PSU, yaitu r (200) = 0.33 dan p < .001 serta hasil uji korelasi antara dimensi konformitas dengan PSU, yaitu r (200) = 0.45 dan p < .001. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif dan signifikan antara kedua dimensi komunikasi keluarga dengan penggunaan ponsel pintar yang bermasalah. ABSTRACTThe purpose of this study is to examine the correlation of the dimension of family communication and problematic smartphone use (PSU) in college student during pandemic COVID-19. Family communication consist of two dimensions, which are conversation orientation and conformity orientation. This study involved 202 active college students who are learning remotely, living in DKI Jakarta Province, living with one or two parents, and having at least one smartphone. This is a quantitative nonexperimental research which is using Pearson Correlation to examine the correlation between two variables. The Revised Family Communication Pattern Instrument (RFCP) developed by Ritchie and Fitzpatrick (1990) and Smartphone Addiction Inventory-Short Form developed by Lin et al. (2016) are used as measuring instrument. The analysis results reveal that the correlation between conversational orientation and PSU is r (200) = 0.33 and p < .001 and the correlation between conformity orientation and PSU is r (200) = 0.45 and p < .001. These results show that there is positive and significant correlation between the dimensions of family communication and problematic smartphone use.
HUBUNGAN ANTARA KECANDUAN GAME ONLINE MOBILE LEGENDS DAN KECEMASAN INTERAKSI SOSIAL SISWA SMP XYZ JAKARTA Panatra, Valeria; Tiatri, Sri
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 1 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora , dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i1.21242.2024

Abstract

Game online adalah salah satu bentuk permainan yang terhubung melalui jaringan internet. Game Mobile Legends Online adalah game arena pertempuran multipemain online yang dapat dimainkan di ponsel. Fenomena kecemasan interaksi sosial siswa SMP XYZ Jakarta menjadi dasar penelitian. Kecemasan interaksi sosial muncul dari perasaan tidak nyaman dan malu yang dapat dilihat dengan adanya kekakuan. Tujuan penelitian yang dilakukan berguna untuk mengetahui keterikatan antara kecanduan Game Mobile Legends dan Kecemasan Interaksi Sosial pada siswa-siswi SMP XYZ Jakarta. Penelitian ini masuk kategori non-probability sampling, metode Purpossive Sampling dengan kriteria inklusi. Kuesioner  terdiri dari 21 pertanyaan GAS dan 20 pertanyaan SIAS yang akan disebarkan melalui Google Form, kemudian diolah menggunakan SPSS 26. Hipotesis penelitian ini diterima, terdapat hubungan yang positif antara kecanduan game online mobile legends dan kecemasan interaksi sosial. Orang tua, tenaga pendidik, dan pemangku kewenangan diharapkan dapat memberikan perhatian lebih terkait kebijakan waktu bermain game, serta memperbanyak waktu untuk berinteraksi terhadap anak lebih intens.
KREATIVITAS PADA MAHASISWA: APAKAH DIPENGARUHI OLEH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DAN CREATIVE SELF-EFFICACY? Pandumpi, Shania Krisan; Tiatri, Sri; Beng, Jap Tji
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 7 No. 3 (2023): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v7i3.26722.2023

Abstract

Untuk meningkatkan daya saing bangsa, diperlukan pendidikan tinggi yang mampu menghasilkan individu yangkreatif. Karena itu, menjadi hal yang urgen untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kreativitastersebut. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara penggunaan media sosialdan kreativitas. Namun, penelitian yang mengeksplorasi mengenai mekanisme yang menjelaskan hubungan tersebutmasih terbatas. Creative self-efficacy, atau kepercayaan diri seseorang terkait kapasitasnya untuk menjadi kreatif,dapat menjadi salah satu variabel yang menjelaskan hubungan kedua variabel tersebut. Untuk itu, dilakukan penelitianini yang bertujuan menguji peran creative self-efficacy sebagai mediator dalam peran penggunaan media sosialterhadap kreativitas pada mahasiswa. Metode penelitian ini merupakan kuantitatif non-eksperimental dengan sampel369 mahasiswa perguruan tinggi. Pengambilan data dilakukan dengan metode convenience sampling melaluipenyebaran kuesioner kepada mahasiswa S1 pada suatu fakultas psikologi di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkanbahwa penggunaan media sosial berperan positif terhadap kreativitas pada mahasiswa dan dimediasi oleh creativeself-efficacy. Peran mediasi creative self-efficacy bersifat parsial pada peran penggunaan media sosial terhadapkreativitas untuk kegiatan perkuliahan dan bersifat penuh pada ideasi kreatif umum. Disimpulkan bahwa penggunaanmedia sosial untuk memuaskan kebutuhan sosial, kognitif, dan hedonik dapat meningkatkan creative self-efficacy,selanjutnya meningkatkan kreativitas pada mahasiswa. Berdasarkan penelitian ini, disarankan, pengembanganintervensi yang memanfaatkan creative self-efficacy dan penggunaan media sosial di kalangan mahasiswa untukmeningkatkan kreativitas.
PERAN LITERASI DIGITAL DAN GROWTH MINDSET PADA UJI MODEL PENERIMAAN APLIKASI PEMBELAJARAN KOLABORATIF Suryawidjaja, Vincent; Beng, Jap Tji; Tiatri, Sri
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 7 No. 3 (2023): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v7i3.26741.2023

Abstract

Indonesia akan memasuki masa keemasan pada tahun 2045. Setidaknya terdapat dua hal esensial yang sangat mempengaruhi Indonesia di tahun 2045 yaitu bonus demografi dan kemajuan pesat perkembangan teknologi. Oleh karena itu kualitas tenaga kerja menjadi faktor penting kesuksesan Indonesia di tahun 2045. Untuk mengetahui sejauh mana sebuah teknologi dapat diimplementasikan serta faktor apa saja yang mempengaruhi, diperlukan sebuah model yang komprehensif untuk memotret penerimaan teknologi tersebut sehingga proses transformasi digital dapat dipercepat. Salah satu model penerimaan teknologi yang sudah ada yaitu The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengembangkan model penerimaan Teknologi Digital dalam Pembelajaran Kolaboratif melalui Pendekatan UTAUT pada Siswa Sekolah Dasar dan Menengah di Indonesia dengan mempertimbangkan variabel Literasi Digital dan Growth Mindset. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji model menggunakan SEM-PLS. Partisipan penelitian ini berjumlah 298 siswa di jenjang SD hingga SMA pada sekolah-sekolah di daerah Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Hasil Penelitian ini menunjukkan signifikansi peran Perfomance Expectancy, Effort Expectancy dan Social Influence terhadap minat siswa menggunakan aplikasi pembelajaran kolaboratif. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa Literasi Digital secara signifikan berkontribusi pada Effort Expectancy siswa sedangkan Growth Mindset berkontribusi signifikan pada Performance Expectancy. Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk dapat menyediakan ekosistem pembelajaran kolaboratif yang mengoptimalisasi penggunaan teknologi demi menghasilkan generasi-generasi unggul untuk menyambut Indonesia Emas 2045.
APAKAH PSYCHOLOGICAL CAPITAL DAN WORK ENGAGEMENT MEMBENTUK JOB PERFORMANCE KARYAWAN DI ERA SOCIETY 5.0? Gregorio, Keanen; Beng, Jap Tji; Tiatri, Sri
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 7 No. 3 (2023): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v7i3.26770.2023

Abstract

Globalisasi menjadikan tenaga kerja sebagai sebuah komoditas, artinya semua aspek dalam tenaga kerja, baik kemampuan, kognitif, otak, dan otot dapat diperjualbelikan. Pengalaman konsumen menjadi fokus yang utama pada era Society 5.0. Oleh sebab itu, seorang karyawan perlu meningkatkan kinerja pekerjaannya agar dapat memberikan pengalaman konsumen yang terbaik. Demi mempersiapkan karyawan dalam menghadapi era Society 5.0, diperlukan suatu sumber daya pribadi yang baik. Salah satu sumber daya pribadi tersebut adalah psychological capital atau modal psikologis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana modal psikologis dan keterikatan kerja membentuk kinerja pekerjaan karyawan di Era Society 5.0. Dengan mengetahui bagaimana modal psikologis dan kinerja pekerjaan dalam pembentukan kinerja pekerjaan, perusahaan dapat menciptakan program-program yang dapat meningkatkan modal psikologis dan keterikatan kerja sehingga kinerja pekerjaan karyawan dapat ditingkatkan. Metode pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian untuk mengukur variabel modal psikologis, kinerja pekerjaan, dan keterikatan kerja. Ketiga variabel tersebut diukur melalui kuesioner daring yang dibagikan oleh Peneliti. Penelitian ini dilakukan pada karyawan sales di perusahaan yang bersifat for-profit sehingga dapat memberikan perspektif yang berbeda mengenai variabel modal psikologis, kinerja pekerjaan, dan keterikatan kerja pada karyawan. Dalam penelitian ini juga ditambahkan Key Performance Indicator (KPI) agar kinerja pekerjaan yang diukur menjadi lebih objektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara modal psikologis dan keterikatan kerja, begitu juga antara keterikatan kerja dan kinerja pekerjaan.
BASIC PSYCHOLOGICAL NEEDS AND FAMILY HARMONY AS PREDICTORS ON ADOLESCENT’S GAMING ONLINE Audy, Ervina; Tiatri, Sri; Sahrani, Riana
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 3 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i3.30511.2024

Abstract

Penelitian ini melibatkan 345 responden berusia 10 hingga 18 tahun dari sekolah-sekolah swasta di Jakarta dan sekitarnya, dengan tujuan penelitian untuk mengetahui peran kebutuhan psikologis dasar dan keharmonisan keluarga terhadap gaming online pada remaja. Dengan menggunakan metode kuantitatif, BPNS-21 General Scale digunakan untuk mengukur kebutuhan psikologis dasar, FHS-5 untuk mengukur keharmonisan keluarga, dan IOGAQ untuk mengukur tingkat gaming online. Analisis efek langsung dilakukan dengan menggunakan SPSS 23 untuk uji asumsi klasik, dan smartPLS 4 untuk uji korelasi, uji hipotesis, dan evaluasi model. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara terpisah dan bersama-sama, pemenuhan kebutuhan psikologis dasar dan keharmonisan keluarga memiliki hubungan negatif dengan gaming online pada remaja.
MANFAAT EMOSIONAL PROGRAM PEMBELAJARAN MULTIPLE INTELLIGENCES Prasetyo, Sylvia Rosiana; Tiatri, Sri; Heng, Pamela Hendra
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 3 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i3.32199.2024

Abstract

Banyak penelitian yang mengonfirmasi manfaat Multiple Intelligence (MI) dan Emotional Intelligences (EI) terhadap keberhasilan akademis. Penelitian ini menyelidiki apakah program pembelajaran MI yang menggunakan delapan domain kecerdasan Gardner dapat meningkatkan kecerdasan emosional (EI), yang diukur dengan kuesioner Traits Emotional Intelligence oleh Petrides. Penelitian ini melibatkan intervensi kuasi-eksperimental dengan sembilan belas siswa sekolah menengah, tiga di antaranya siswa inklusi, dari dua sekolah alternatif di Jakarta. Peserta dibagi menjadi kelompok Intervensi dan kelompok Kontrol, dengan tes pra dan pasca yang dilakukan. Intervensi difokuskan pada pembelajaran yang dipersonalisasi dan relevan berdasarkan kekuatan, minat, dan kecenderungan siswa. Data dianalisis menggunakan metode kuantitatif, menggunakan uji beda t-test dan N-gain. Program pembelajaran MI secara statistik gagal meningkatkan EI pada peserta, namun, sebagian besar peserta dalam kelompok Intervensi menunjukkan peningkatan skor EI pasca-tes, yang menunjukkan potensi manfaatnya jangka panjang.
Co-Authors Afendi, Jelien Andy Surya Putra, Andy Surya Angelia, Mikha Anisa Husnul Khotimah Anugrah, Chitta Aprilia Putri, Sherly Amanda Arumsari, Chysanti Audy, Ervina Aufa, Rahmatul Ayesha Desfitrianie Darmawan, Natalia W. Davira S, Carelene Denilson, Hody Desi Arisandi Dewi, Fransisca I.R. Dewi, Tita Tri Utami Dhiyaashafa, Keisya Azzura Dinatha, Vienchenzia Oeyta Dwitama Ery Dewayani Febriani, Oki Kartika FELICIA Fransisca I. R. Dewi Graciela, Evelyn Gregorio, Keanen Handayani, Ani Hannandira, Rosa Hanuna, Fatimah Harsoyo, Tania Talitha Heni Mularsih Hervanny Zisli Hutagaol, Alice Shizuka Irene, Joe Iriani R. Dewi, Fransisca Jap Tji Beng Jap, Bernard Amadeus Jaya Juliana, Sarah Gracyntia Junisah, Bunga Ayu Larasati, Kirey Lawrence, Valerie Liesera, Novita Limbor, Ellen Gabriel Lunzaga, Ele Lusiana, Fenny Mar'at, Samsunuwiyati Mar’at, Samsunuwijati Mar’at, Samsunuwiyati Margareta Margareth Natalia Mei Ie Merdiasi, Danella Michelle Friscilia Naomi Sutikno, Naomi Nisa, Adilatun Nivia, Nivia Norita Margareth Berta, Norita Margareth Nugraheni, Angelia Prasastha Widi Nurkholiza, Rahmiyana Oeyta, Vienchenzia Pamela Hendra Heng Panatra, Valeria Pandumpi, Shania Krisan Pertama Henerges, Anakita Prasetyo, Sylvia Rosiana Putri, Handyta Tiara Putri, Monica Tri Putri, Najwa Nabila Rigusha Putriadi, Harvi Wahyu Rahmah Hastuti Rahmiyana Nurkholizah Riana Sahrani Salsabila, Tasya Mulia Sania Alikha Rahmadira Latupono Santi Yudhistira Saputra, Mikhael Adam Saraswati, Laksmiari Sefira, Fasia Meta Shalsa Dea Purnama Shantya Viratama, Dwi Nurmatin Sharon, Michelle Silky Goswara Soemiarti Patmonodewo Sucitra, Eric Sugeng Astanggo Suzanna Juwita, Suzanna Tarigan, Julia Rostaulina Tasya Mulia Salsabila Tji Beng, Jap Tucunan, Byosvelma Michelle Blessya Vincent Suryawidjaja Wasino Wasino Widiastuti, Niken Wijaya, Angeline Carolina Wijaya, Yohannes Yulindasari, Adelia Yuniawati, Elisa Ika Zahra Shafira ZAHRO, TIARA Zheng, Margareta