Articles
Identifikasi Penyebaran Zona Korosi dan mentukan Tempat Pemasangan Anoda untuk Proteksi Katodik pada Lapangan Unit 7 & 8 PT. IPMOMI menggunakan Metode Resistivitas 2D Konfigurasi Wenner-Alpha
Yuri Syahwirawan;
Anik Hilyah;
Widya Utama
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (451.982 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.25652
Telah dilakukan penelitian tentang zonasi lingkungan korosif dan pencarian lokasi pemasangan anoda untuk proteksi katodik. Korosi merupakan proses perusakan pada permukaan logam akibat pengaruh lingkungan yang korosif. Pada PT. IPMOMI terdapat jaringan pipa transmisi yang dapat mengalami korosi dan mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan. Lokasi pemasangan jaringan pipa tersebut merupakan tanah reklamasi (tanah urukan) yang ditimbun di bibir pantai sehingga pengaruh air laut menjadikan potensi korosi sangat tinggi. Untuk mengetahui penyebaran lingkungan korosi dan tempat pemasangan anoda yang efektif dan efisien untuk proteksi katodik maka dilakukan penelitian geolistrik menggunakan metode resistivitas 2D dengan konfigurasi Wenner Alpha. Hasil pengukuran didapatkan pada kedalaman 0 meter sampai 4 meter didominasi oleh zona korosivitas sangat rendah dengan nilai resistivitas lebih dari 50 Ohm-m, sedangkan pada kedalaman lebih dari 4 meter didominasi oleh zona korosivitas sangat tinggi dengan nilai resistivitas dibawah 7 Ohm-m. Lokasi pemasangan anoda adalah pada nilai resistivitas 8 ohm-m hingga 20 ohm-m yaitu pada lintasan 1 diantara bentangan 10 meter sampai 20 meter di kedalaman ±3 meter, pada lintasan 3 diantara bentangan 20 meter sampai 28 meter di kedalaman ± 3 meter, dan pada lintasan 5 diantara bentangan 20 meter sampai 25 meter dikedalaman ±3 meter.
Kajian Eksperimental Permodelan Numerik Resistivitas-Korosivitas
Hamzah Abdullah Mubarak;
Anik Hilyah;
Widya Utama
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (480.426 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.25654
Metode Resistivitas merupakan metode yang dapat memberikan informasi mengenai tahanan jenis sebuah media, salah satunya media seperti tanah. Tahanan jenis yang rendah pada tanah tersaturasi fluida dapat mengindikasikan kondisi lingkungan yang konduktif. Lingkungan yang konduktif berpotensi menciptakan korosi pada logam umumnya dan khususnya besi. Permodelan numerik resistivitas-korosivitas digunakan untuk mengkorelasikan parameter resistivitas dengan parameter korosivitas seperti laju korosi. Sehingga dari permodelan numerik tersebut dihasilkan persamaan numerik yang dapat mencitrakan laju korosi yang berpotensi terjadi dari hasil penampang resistivitas. Permodelan numerik resistivitas untuk menganalisis laju korosi ini dapat digunakan untuk melakukan kontroling pipa yang ditanam di bawah tanah. Pada tugas akhir ini dilakukan permodelan resistivitas terhadap laju korosi dari data uji labolatorium terhadap sampel besi AISI 1045 dengan memberikan variasi konsentrasi larutan NaCl terhadap media, dan variasi waktu pengukuran laju korosi. Hasil akhir dari penelitian ini berupa persamaan numerik yang merepresentasikan hubungan antara resistivitas terhadap laju korosi.
Analisis dan Pemodelan Inversi 3D Struktur Bawah Permukaan Daerah Panas Bumi Sipoholon Berdasarkan Data Gaya Berat
Jobit Parapat;
Anik Hilyah;
Widya Utama
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (537.82 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.27894
Daerah panas bumi Sipoholon merupakan salah satu daerah berpotensi panas bumi yang terletak di Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara, dan berada pada zona patahan Sumatera dengan manifestasi permukaan berupa mata air panas, bualan gas dan solfatar. Penelitian rinci metode gaya berat telah dilakukan di daerah ini pada tahun 2005. Sebanyak 230 data gaya berat telah diukur di daerah ini dengan cakupan luas pengukuran sekitar 14 km x 16 km. Untuk melengkapi pemodelan 2D gaya berat terdahulu, maka penulis melakukan pemodelan 3D pada data gaya berat daerah ini. Studi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran bawah permukaan berdasarkan distribusi densitas batuan secara tiga dimensi (3D). Hasil pemodelan berupa blok berdensitas rendah maupun tinggi diinterpretasikan dan dikorelasikan dengan informasi dan data-data geologi. Hasil pemodelan inversi 3D gaya berat ini memperlihatkan bahwa adanya blok batuan berdensitas tinggi dengan nilai antara 2,80 – 3,00 g/cm3 yang berada di bagian selatan dan timur dengan kedalaman > 2 km. Blok batuan ini diinterpretasikan sebagai tubuh batuan beku intrusif dan diduga berperan sebagai sumber panas dari sistem panas bumi Sipoholon. Selain itu, model juga menunjukkan adanya blok batuan berdensitas rendah nilai antara 2,00 - 2,30 gr/cm3 dekat permukaan dan di sekitar mata air panas daerah penelitian. Blok batuan ini diinterpretasikan sebagai batuan yang berasosiasi dengan rekahan membentuk zona patahan yang mengontrol manifestasi permukaan daerah Sipoholon.
IDENTIFIKASI SISTEM SUNGAI BAWAH TANAH DAERAH KARST MENGGUNAKAN METODE VERY LOW FREQUENCY, PACITAN
Ikmal Amrin;
M. Singgih Purwanto;
Widya Utama;
Ayi Syaeful B.
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (456.556 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.29952
Daerah Pacitan merupakan wilayah perbukitan dengan topografi tinggi dan curam, hanya beberapa tempat yang berupa dataran, Pacitan didominasi oleh batuan karst, daerah karst memiliki sistem drainase yang unik dimana sistem drainase air berada dibawah permukaan, pada musim penghujan air akan masuk ke jaringan ponor-ponor dibawah permukaan menuju system sungai bawah tanah. Kompleksitas daerah karst memerlukan metode geofisika khusus untuk mengindentifikasikan kemenerusan sistem sungai bawah tanah, salah satunya metode VLF. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan kemenurusan sistem bawah bawah tanah daerah Karst, Pacitan. Hasil penelitian ini diperoleh nilai Rapat Arus Ekivalen, dimana nilai Rapat Arus Ekivalen sebanding dengan konduktifitas dan berbanding terbalik dengan resistifitas, nilai anomali tinggi dianggap sebagai rongga berisikan air.
Identifikasi Letak Cracks Pada Bidang Longsor Menggunakan Metode Resistivitas 2D
Arin Dwi Agustin;
Widya Utama
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.12962/j23373539.v6i1.22515
Bencana tanah longsor merupakan bancana alam yang sering terjadi di Indonesia, terutama pada daerah yang memiliki kelerengan yang cukup curam. Berdasarkan peta gerakan tanah Kab. Blitar yang dikeluarkan oleh Kementrian ESDM pada bulan Oktober 2016 [5], kawasan penelitian yang berada di Kecamatan Selorejo memiliki potensi gerakan tanah menengah. Salah satu faktor yamg mempengaruhi kestabilan lereng adalah adanya cracks yang terbentuk dibawah permukaan. Ketika cracks dalam lereng terinfiltrasi oleh air hujan, maka akan menjadi proses water prressure built up pada lereng yang menyebabkan lereng tidak stabil. Salah satu metode geofisika yang dapat mendeteksi keberadaan cracks adalah metode geolistrik. Dengan metode ini akan diketahui daerah yang memiliki kandungan air tinggi yang ditunjukkan dengan nilai resistivitas yang rendah. Pada penelitian ini, dilakukan pengukuran tentang perilaku cracks pada lereng ketika sebelum dan sesudah hujan. Setelah dilakukan pengukuran terhadap 6 lintasan, didapatkan hasil bahwa cracks memiliki rentang nilai resistivitas sekitar 0.1 – 1.6 Ωm dengan kedalam sekitar 3 meter.
Analisis Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor Berdasarkan Zona Water Content di Olak Alen Kecamatan Selorejo, Blitar
Maulidah Aisyah;
Widya Utama;
Wien Lestari
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (576.667 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.24902
Salah satu penyebab terjadinya tanah longsor yaitu adanya zona water content atau zona tersaturasi air dimana terdapat kondisi terakumulasinya air pada suatu lapisan tanah yang sukar meloloskan air. Kondisi tersebut dapat diketahui dengan metode geolistrik resistivitas dengan konfigurasi Wenner-Schlumberger karena dapat menerjemahkan kondisi bawah permukaan secara horizontal maupun lateral dengan baik berdasarkan nilai resistivitas. Nilai zona water content yang terlihat yaitu antara 4,39 – 9,29 Ωm. Berdasarkan peta rawan bencana yang telah dibuat, faktor penyebab terjadinya tanah longsor adalah curah hujan, tutupan lahan, dan kelerengan. Hasil pemetaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa Kecamatan Selorejo merupakan salah satu daerah yang kerawanan longsornya bernilai sedang, yakni diantara 24,03.
Analisis Stabilitas Lereng Tanah di Daerah Olak Alen Blitar
Andriyan Yulikasari;
Widya Utama;
M Singgih Purwanto
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (341.249 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.25802
Olak Alen adalah salah satu daerah yang rawan longsor di Kabupaten Blitar. Lereng pada daerah penelitian sudah mengalami longsor sebanyak tiga kali dan hal itu terjadi ketika hujan deras. Analisis stabilitas lereng tanah dapat dilakukan menggunakan metode Bishop. Metode ini dapat memberikan gambaran kelongsoran yang terjadi pada daerah penelitian dengan prinsip kesetimbangan gaya. Pada dua keadaan yang berbeda yaitu pada keadaan kering dan keadaan jenuh air, nilai faktor keamanan lereng menunjukkan perubahan yang signifikan. Nilai faktor keamanan akan mengecil seiring dengan penambahan air ke dalam lereng tanah. Pada penelitian ini didapatkan nilai faktor keamanan lereng pada keadaan kering adalah 1.468, sedangkan nilai faktor keamanan lereng pada keadaan jenuh air adalah 1.250. Semakin kecil nilai faktor keamanan lereng tanag hingga mendekati atau lebih kecil dari 1, maka lereng tersebut berada pada keadaan yang kritis bahkan longsor.
Identifikasi Zona Tersaturasi Air Pada Daerah Longsor Desa Olak Alen, Blitar DENGAN Metode Polarisasi Terinduksi (IP) Domain Waktu
Hasibatul Farida Rismayanti;
Anik Hilyah;
Widya Utama
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (461.271 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.27247
Longsoran massa tanah dapat terjadi dalam waktu yang singkat dan dengan volume yang besar. Beberapa faktor yang memicu terjadinya longsor antara lain lereng yang curam, intensitas hujan yang tinggi, lapisan bawah permukaan yang permeable, dan adanya lapisan tersaturasi air di bawah permukaan. Salah satu daerah rawan longsor adalah Kabupaten Blitar, pada tahun 2014 terjadi 6 peristiwa longsor dan tahun 2015 terjadi 10 peristiwa longsor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi zona tersaturasi air serta hubungannya dengan longsor pada daerah longsor di Desa Olak Alen, Blitar. Penelitian dilakukan dengan metode IP (Polarisasi Terinduksi) domain waktu. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa zona tersaturasi air merupakan pasir kelanauan dengan respon chargeability -0,51 hingga 1,09 ms. Zona ini memiliki nilai derajat saturasi 99 %, kadar air 76,45 %, dan kandungan lempung 0,72 %. Zona tersaturasi air pada lintasan 5 (lintasan yang tepat berada di samping lereng yang mengalami longsor) terletak di permukaan dengan ketebalan sekitar 3 m. Adanya zona tersaturasi ini dapat mengganggu kestabilan tanah.
Estimasi Ketebalan Lapisan Sedimen dan Amplifikasi Desa Olak Alen Blitar Menggunakan Metode Mikrotremor HVSR
Nomensen M. H. Sitorus;
M Singgih Purwanto;
Widya Utama
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (403.206 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.27344
Tanah longsor yang terjadi di Desa Olak Alen Blitar pada Desember 2016 berada di lokasi dengan lapisan sedimen yang tebal (>30meter). Lapisan sedimen yang tebal dan berasosiasi dengan kemiringan lereng yang tinggi sangat rentan terhadap potensi gerakan tanah. Selain itu faktor perbesaran perambatan gelombang (Amplifikasi) yang semakin tinggi juga akan meningkatkan resiko terjadinya gerakan tanah. Oleh karena itu telah dilakukan pengukuran mikrotremor dengan metode HVSR di Desa Olak Alen. Melalui metode HVSR akan diperoleh nilai amplifikasi dan frekuensi natural dari kurva H/V. Berdasarkan nilai frekuensi natural dan N-SPT dari data bor dihitung nilai ketebalan sedimen. Ketebalan lapisan sedimen Desa Olak Alen berkisar antara 17,03 – 221,39 meter dengan nilai amplifikasi antara 1,3 – 6,2. Longsor yang terjadi di Desa Olak Alen berada di lokasi dengan ketebalan lapisan sedimen 52-87 meter dan nilai amplifikasi 4,1 – 5,7
Identifikasi Litologi Lapisan Sedimen pada Daerah Karst Pacitan Menggunakan Metode Mikrotremor HVSR
Paul Chemistra;
Ayi Syaeful Bahri;
Widya Utama
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.29370
Kabupaten Pacitan merupakan bagian kecil dari Kawasan Karst Gunung Sewu yang membentang dari Pacitan Barat – Pacitan Timur. Karst merupakan daerah yang terbentuk oleh pelarutan batu gamping. Pada penelitian ini digunakan metode mikrotremor HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) untuk mengidentifikasi lapisan sedimen berdasarkan frekuensi resonansi dominan (f0) dan nilai puncak dari HVSR (A) yang menunjukkan frekuensi resonansi dominan (f0) dan nilai puncak dari HVSR (A) yang menunjukkan karakteristik sedimen. Berdasarkan analisis kurva HVSR, zona I memiliki ketebalan lapisan sedimen 10-12,5 m dengan rentang f0 3,05 – 5,45 Hz dan zona II memiliki ketebalan 3,7 – 4,8 m dengan rentang f0 10,4 – 13,25 Hz.