Claim Missing Document
Check
Articles

Pengolahan Dan Interpretasi Data Log FMI (Fullbore Formation Microimager) Untuk Analisa Rekahan Paul Chemistra; Pegri Aripin; Fuadur K; Ayi Syaeful Bahri; Amien Widodo; Firman Syaifuddin; widya utama; Jaka Rahadiansyah
Jurnal Geosaintek Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.236 KB) | DOI: 10.12962/j25023659.v4i1.3737

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang menentukan workflow pengolahan dan interpretasi data image log FMI (Fulbore Formation MicroImager) menggunakan Geolog 7.4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahap-tahap yang dilakukan dalam melakukan pengolahan data image beserta interpretasi tentang analisa rekahan. Berdasarkan analisa rekahan yang dilakukan menggunakan prinsip sifat resistivitas dan konduktivitas pada gambar data log FMI ditemukan bahwa pada sumur PC-1 terdapat 27 conductive fracture dan 39 resistive fracture sedangkan pada sumur PC-2 terdapat 40 conductive fracture dan 29 resistive fracture. Pada sumur PC-1 memiliki orientasi strike dari conductive fracture berarah NNW-SSE, sedangkan orientasi strike dari resistive fracture dominan berarah NNW-SSE. Pada sumur PC-2 memiliki orientasi strike dari conductive fracture yang dominan berarah WNW-ESE, sedangkan orientasi strike dari resistive fracture yang dominan WSW-ENE.
Penentuan Daerah Imbuhan Dengan Metode Analisa Isotop Air Tanah Di Desa Curah Cottok, Kec. Kapongan Kabupaten Situbondo M Haris Miftakhul Fajar; Widya Utama; Mariyanto Mariyanto; Firman Syaifuddin; Anik Hilyah; Juan Pandu Gya Nur Rochman; M Singgih Purwanto
Jurnal Geosaintek Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (815.92 KB) | DOI: 10.12962/j25023659.v5i1.4587

Abstract

Di lokasi penelitian, Desa Curah Cottok Kec. Kepongan Kabupaten Sitobondo, memiliki karakteristik morfologi yang unik., yaitu perbukitan memanjang arah barat-timur (elevasi 25-500 mdpl)dengan dibatasi oleh dataran rendah disebelah utara (elevasi 0-25 mdpl) dan selatannya (elevasi 50-200 mdpl). Dataran rendah disebelah utara perbukitan memiliki beberapa mata air dan sumur artesis dengan debit 1-7 L/s. Dengan topografi yang unik tersebut, terdapat 3 zona yang memungkinkan berperan sebagai daerah imbuhan dari mata air dan smur artesis, yaitu zona 1 berupa daerah Perbukitan Curah Cottok, zona 2 berupa dataran di sebelah selatan Perbukitan Curah Cottok dan zona 3 berupa lereng utara Gunung Ijen. Untuk memastikan lokasi daerah imbuhan, dilakukan dengan menggunaakan analisa isotop, yaitu dengan isotop 2H dan 18O. Selain penentuan lokasi daerah imbuhan, analisa isotop air tanah juga dapat digunakan untuk melakukan analisa umur air (water dating), yaitu dengan menggunakan analisa isotop 3H.
Eksplorasi Geomagnetik untuk Penentuan Keberadaan Pipa Air di Bawah Permukaan Bumi Widya Utama; Dwa Desa Warnana; Syaeful Bahri; Anik Hilyah
Jurnal Geosaintek Vol 2, No 3 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (843.872 KB) | DOI: 10.12962/j25023659.v2i3.2099

Abstract

Dalam penerapannya, metode geomagnetik dipakai untuk memetakan struktur perlapisan di bawah permukaan atau deposit mineral logam yang bersifat feromagnetik. Metode ini tergolong pasif karena menggunakan medan magnet bumi sebagai sumbernya. Dalam penelitian ini, telah dilakukan pengukuran medan magnetik bumi untuk mengetahui keberadaan pipa air (hidrant) yang tertanam di bawah permukaan tanah, di taman BAAK kampus ITS.  Pengukuran medan magnetik bumi  dilakukan dalam bentuk jejaring titik ukur dengan lintasan sejumlah 10 dan jarak antar titik ukur adalah 5 m. Pada saat dilakukan pengukuran, terdapat lalu lalang beberapa kendaraan bermotor yang tidak bisa dihindari. Pengukuran medan magnetik dilakukan dengan menggunakan proton magnetometer. Sebagai titik referensi, dipilih sebuah titik Base Station (BS) yang bebas dari pengaruh benda logam. Data medan magnet terukur harus dikoreksi untuk memperoleh nilai anomali medan magnetik. Nilai anomali tersebut berasosiasi dengan keberadaan benda target eksplorasi geomagnetik. Koreksi yang dilakukan adalah koreksi diurnal (yang  mengacu ke titik BS) dan koreksi standar IGRF (sebagai acuan, yaitu nilai medan magnet bumi normal).  Peta kontur medan magnetik anomali diperoleh dengan software Surfer. Filtering dengan low pass filter dilakukan untuk menihilkan pengaruh magnetik yang ditimbulkan oleh lalu lintas kendaraan bermotor yang lewat selama masa pengukuran. Peta kontur tersebut diolah lebih lanjut dengan software Magpick dan Mag2DC  untuk mempertegas keberadaan benda penyebab anomali magnetik. Berdasarkan hasil perhitungan model anomali, dapat diperoleh distribusi nilai suseptibilitas magnetik.  Dengan demikian, dapat ditentukan secara kualitatif keberadaan benda anomali berdasarkan perbedaan nilai suseptibilitas di bawah permukaan tanah. Untuk pembangunan infrastruktur, metode geomagnetik dipakai sebagai langkah awal untuk memahami kondisi dan struktur pelapisan bawah tanah, serta dapat memberi arti efisiensi dalam perencanaan pekerjaan pembangunan infrastruktur.
Pemetaan Daerah Rawan Longsor Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis Studi Kasus Kabupaten Bondowoso Moch. Fauzan Dwi Harto; Adhitama Rachman; Putri Rida L; Maulidah Aisyah; Haris Purna W; Nathasya Abigail; Fadlillah Nur R; Widya Utama
Jurnal Geosaintek Vol 3, No 3 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1529.249 KB) | DOI: 10.12962/j25023659.v3i3.3214

Abstract

Kabupaten Bondowoso merupakan daerah yang berpotensi terjadi bencana tanah longsor. karena memiliki kemiringan lereng curam (> 25%) dengan jenis tanah dominan adalah andosol yang memiliki sifat peka erosi dan curah hujan tahun 2013 lebih dari 1500 mm. Pemetaan menggunakan tujuh parameter yaitu kemiringan lereng, curah hujan, tata guna lahan, geologi, kedalaman solum, tekstur tanah, permeabilitas tanah.dan masing-masing memiliki skor dan bobot kemudian dilakukan overlay sehingga menghasilkan peta sebaran daerah rawan longsor. Pengerjaan analisis dengan SIG dalam pemetaan zona kerentanan gerakan tanah secara tidak langsung, dilakukan dengan menggunakan software Arcview. Software ini digunakan untuk menghitung persentase kemiringan lereng, dan menghitung dan mengevaluasi unit, klas atau tipe mana dari setiap individu peta yang penting (berpengaruh) terhadap kejadian gerakan tanah. Hasil Penelitian didapatkan daerah yang sangat rawan terkena longsor yaitu telogosari, wringin, tegalampel, pakem, dan maesan.
Analisis Inversi 2D Metode Occam Untuk Memodelkan Resistivitas Bawah Permukaan Data Magnetotellurik Satrio Budiraharjo; Widya Utama; Dwa Desa Warnana; Arif Darmawan
Jurnal Geosaintek Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25023659.v3i1.2929

Abstract

Program pengolahan data metode Magnetotellurik dikalangan mahasiswa, khususnya inversi2D sangat jarang ditemukan. Pemodelan struktur resistivitas bawah permukaan menggunakan dataMagnetotellurik umumnya saat ini menggunakan inversi 1D yang kemudian dilakukan pseudo-sectionterhadap resistivitas vertikal untuk menampilkan model dalam bentuk 2D. Untuk medium 2D solusipemodelannya menjadi lebih kompleks, dikarenakan parameter resistivitas tidak hanya bervariasiterhadap kedalaman namun juga dalam dimensi lateral. Program TGMT2D yang dibuat, menggunakanmetode inversi Occam yang ditest dengan model sintetik hasil forward modelling, dengan resistivitaslapisan pertama 50 ohm.m, lapisan kedua 1ohm.m, lapisan ketiga 100 ohm.m dan lapisan keempat 500ohm.m. Dari hasil inversi yang dilakukan didapatkan hasil yang mirip antara struktur resistivitas bawahpermukkan dengan model sintetik hingga kedalaman 4000m dari total kedalaman 6000m, dengan nilairesistivitas lapisan pertama 32-79 ohm.m, lapisan kedua 1.2-3.9 ohm.m, lapisan ketiga 2.5-79Ohm.m,dan lapisan keempat dengan 32-200 ohm.m.
ANALISIS FAKTOR KEAMANAN LERENG TANAH MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS DAN LEM DI DAERAH OLAK ALEN, SELOREJO, BLITAR Andriyan Yulikasari; Widya Utama; Singgih Purwanto
Jurnal Geosaintek Vol 3, No 3 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25023659.v3i3.3211

Abstract

Di daerah Olak Alen Kecamatan Selorejo Kabupaten Blitar, bencana tanah  longsor akan sering terjadi ketika hujan datang. Penyebab longsor salah satunya yaitu adanya retakan dalam lereng tanah. Retakan dalam lereng menjadi jalan masuknya air hujan yang menyebabkan penambahan beban dan akan membuat lereng tidak stabil. Pengukuran geolistrik resistivitas dilakukan pada dua keadaan yang berbeda, yaitu diukur sebelum hujan dan setelah hujan. Dalam menganalisis kestabilan lereng digunakan parameter dari hasil pengujian laboratorium data bor tanah yaitu, parameter kohesi, sudut geser dan berat isi tanah. Berdasarkan hasil pengukuran rentang nilai resistivitas daerah penelitian dapat dikategorikan menjadi tiga golongan, yaitu nilai resistivitas rendah 2,15-10,9 Ohm meter, nilai resistivitas sedang 24,5-55,51 Ohm meter dan nilai resistivitas tinggi 124-628 Ohm meter. Sedangkan litologi daerah penelitian menurut geologi setempat dan hasil bor tanah menunjukkan keseragaman litologi yaitu pasir kelanauan. Adanya zona lemah dalam lereng ditunjukkan dengan nilai resistivitas 2,15-10,9 Ohm meter. Stabilitas lereng sebelum hujan memiliki nilai faktor keamanan yang lebih besar daripada nilai faktor keamanan setelah hujan. Nilai faktor keamanan sebelum hujan pada lintasan 5 dan 6 adalah 1.508, sedangkan yang setelah hujan memiliki nilai 1.458. Nilai faktor kemanan lereng pada lintasan 7 dan 8 sebelum hujan adalah 1.502, sedangkan yang setelah hujan adalah 1.273. Berdasarkan nilai faktor keamanan lereng tanah dapat disimpulkan bahwa daerah penelitian dikatergorikan aman karena nilai faktor keamanannya lebih besar dari 1.
Determination Of Source Rock Potential Using Toc Model Log, Ngimbang Formation, North East Java Basin Yosar Fatahillah Fatahillah; Widya Utama; Anik Hilyah; Kukuh Suprayogi
Jurnal Geosaintek Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1054.472 KB) | DOI: 10.12962/j25023659.v2i2.1928

Abstract

Ngimbang Formation is known as one major source of hydrocarbon supply in the North Eastern Java Basin. Aged Mid-Eocene, Ngimbang is dominated by sedimentary clastic rocks mostly shale, sandstone, including thick layers of limestone (Mostly in Lower Ngimbang), with thin layers of coal. Although, laboratory analyses show the Ngimbang Formation to be a relatively rich source-rocks, such data are typically too limited to regionally quantify the distribution of organic matter. To adequately sample the formation both horizontally and vertically on a basin–wide scale, large number of costly and time consuming laboratory analyses would be required. Such analyses are prone to errors from a number of sources, and core data are frequently not available at key locations. In this paper, the authors established four TOC (Total Organic Carbon Content) logging calculation models; Passey (1990), Schmoker-Hester (1983), Meyer-Nederloff (1984), and Decker/ Density Cross plot Model (1993) by considering the geology of Ngimbang in North Eastern Java Basin. Three wells data along with its available core data was used to determine the most suitable model to be applied in the formation, as well as to compare the accuracy of these TOC model values. Cutoff value of 1.5 in deviation was applied to quantify the minimum amount of acceptable error. This cutoff value was applied based on the standardized TOC model to core deviation used for qualitative interpretation column to scaling ratio. Since, Meyer-Nederloff model couldn’t be used to determine the TOC value as other three models, this model was only used as standard comparison model.
Pemetaan Lingkungan Korosi Bawah Permukaan Menggunakan Metode Self-Potensial Berdasarkan Native Potential pada Daerah Unit 7 Dan 8 PT.IPMOMI Masruro Amalia; Widya Utama; Juan Pandu Gya Nur Rochman
Jurnal Geosaintek Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1121.584 KB) | DOI: 10.12962/j25023659.v3i2.2970

Abstract

Korosivitas tanah merupakan salah satu masalah yang berdampak pada kerusakan lingkungan dan infrastruktur. Pipa yang terletak pada subsurface menjadi salah satu contoh dari infrastruktur yang rentan terhadap korosi, maka dari itu pemetaan subsurface sangat dibutuhkan untuk mengetahui keadaan lingkungan korosif bawah permukaan. Pada tugas akhir ini dilakukan penelitian mengenai pemetaan lingkungan korosi bawah permukaan dengan menggunakan metode Self Potensial pada daerah unit 7 dan 8 PT.IPMOMI. Pengukuran self potensial dilakukan 2 kali yaitu pada awal penelitian dan 15 hari setelahnya. Dari hasil pengukuran SP kemudian dikorelasi dengan nilai native potensial sehingga didapat range nilai korosivitas tanah. Nilai SP -120 hingga 40 memiliki tingkat korosivitas sedang, dan nilai SP 40220 memiliki tingkat korosivitas yang sangat tinggi. Pada lokasi penelitian tingkat korosivitas yang sangat tinggi berada pada sisi utara dari lintasan dan semakin rendah pada sisi selatan yang disebabkan oleh adanya intrusi air laut pada sisi utara dari lokasi penelitian.
ANALISIS TINGKAT KECOCOKAN PENGGUNAAN BATU BATA PUTIH SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBANGUNAN SELOKAN MENGGUNAKAN KONFIGURASI WENNER Theresia Romauli Purba; Vareyna Tsamrotul Fikriyah; Dinda Maulina; Ahdi Awaludin Sholeh; Regian Erstelle Bowo; Widya Utama
Jurnal Geosaintek Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25023659.v7i2.8589

Abstract

Konstruksi bangunan seperti gedung, jembatan, selokan dan lainnya memerlukan bahan bangunan yang berkualitas. Umumnya selokan memanfaatkan beton yang sudah ditetapkan sesuai standar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecocokan penggunaan batu bata putih sebagai bahan substitusi dalam pembuatan selokan yang ditinjau dari potensi resapan air dengan metode geolistrik konfigurasi wenner serta memperhatikan parameter fisis batuan (densitas, porositas, daya serap air, resistivitas, dan kapilaritas). Data porositas, densitas, dan daya serap air digunakan sembilan sampel batu bata putih berbeda yang kemudian diseleksi untuk diperoleh data sesuai standar. Densitas batu bata putih berkisar 600-1800 gr/m3, sedangkan porositasnya berkisar 21-45%. Rata-rata daya serap air dari sampel yang nilai densitas dan porositasnya sesuai dengan standar adalah 22.93%. Daya serap batu bata putih dianggap kurang baik karena melebihi nilai SNI-10-78 Pasal 6.2.4 (kurang dari 20%). Pemodelan resistivitas 2D menggunakan software Res2Dinv dilakukan untuk mengetahui potensi rembesan air. Hasil pemodelan menunjukkan rentang nilai resistivitas berkisar antara 1,36 – 1995 Ωm sehingga material penyusun batuan diprediksi berupa pasir, kerikil, dan alluvium. Dari semua sampel kering yang digunakan masih diindikasikan adanya air yang ditandai dengan nilai resistivitas air sebesar 0.5 – 300 Ωm. Analisis kapilaritas dilakukan pada permukaan dan bagian dalam batuan berdasarkan parameter ketinggian dan waktu rembesan air. Diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan air untuk merambat pada seluruh tubuh batuan relatif lama tergantung pada luas penampang dan tinggi maksimum sampel yang digunakan. Sehingga batu bata putih tidak direkomendasikan untuk digunakan sebagai bahan substitusi dalam pembuatan selokan sebab memiliki daya serap air dan daya simpan air yang relatif tinggi.
Analisis Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor Berdasarkan Zona Water Content di Desa Olak Alen Kecamatan Selorejo, Blitar Maulidah Aisyah; Widya Utama; Wien Lestari
Jurnal Geosaintek Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1370.985 KB) | DOI: 10.12962/j25023659.v3i2.2961

Abstract

Salah satu penyebab terjadinya tanah longsor yaitu adanya zona water content atau zona tersaturasi air dimana terdapat kondisi terakumulasinya air pada suatu lapisan tanah yang sukar meloloskan air. Kondisi tersebut dapat diketahui dengan metode geolistrik resistivitas dengan konfigurasi Wenner-Schlumberger karena dapat menerjemahkan kondisi bawah permukaan secara horizontal maupun lateral dengan baik berdasarkan nilai resistivitas. Nilai zona water content yang terlihat yaitu antara 4,39 – 9,29 Ωm. Berdasarkan peta rawan bencana yang telah dibuat, faktor penyebab terjadinya tanah longsor adalah curah hujan, tutupan lahan, dan kelerengan. Hasil pemetaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa Kecamatan Selorejo merupakan salah satu daerah yang kerawanan longsornya bernilai sedang, yakni diantara 24,03.
Co-Authors A F, Fachri Almawali Abigail, Nathasya Adhitama Rachman Adi Gunawan, Adi Adib Banuboro Agung Dimas Prabowo Darmawan Agung T. Nugroho Agung, B Harjo Agustin, Arin Dwi Ahdi Awaludin Sholeh Ahmad Widodo Aisyah, Maulidah Akbar, Firman Syaifuddin Al Viandari, Nourma Aldi, Radem Alifiansyah Faizal Amalia, Masruro Amelia Rosana Putri Amelia Rosana Putri Amien Widodo Amir, Moh Faisal Andriyan Yulikasari Andriyan Yulikasari Anggi, Arwin Anicetus Wihardjaka Anis Berry Annisa R. Varhana Anwar, Muhammad Khayrul Arif Darmawan Arif Darmawan Ariffiyanto, Wahyu Arin Dwi Agustin Arin Dwi Agustin Aripin, Pegri Rohmat Ariyanti, Nita Arphan, Frankstein Arphan, Frankstein Arwin Anggi Ayi Saeful Bahri Ayi Syaeful B. Aziz, Siti Kamilia B Harjo Agung Bagus Wibisono Bahri, Ayi Syaeful Bakruddin, Bakruddin Billy Dovan Yuspancana Bowo, Erstelle Budi Budi - Budiraharjo, Satrio Budy Wiryawan Bulkis Kanata Chemistra, Paul Cipta Ramadani Deni Irawan Dewi, Kiki Kartika Dewi, Kiki Kartika Dezulfakar, Hafidz Dhea Pratama Novian Putra Dinda Maulina Dwa Desa Warnana Dwa Desa Warnana Eki Komara Fachri Almawali A F Fadlillah Nur R Faizal, Alifiansyah Fajar, M. Haris Miftakhul Falah, Hanif Fajrul Fatahillah, Yosar fatimah Fatimah Fikriyah, Vareyna Tsamrotul Firdaus , Hana Sugiastu Firmansyah Saifuddin Frasiska, Rindi Ayu Fuadur K Garini, Sherly A. Gigih Prakoso W Gigih Prakoso Wigantiyoko Gilang Reyhan Gilang Reyhan Gunawan, Adi Hafidz Dezulfakar Halim, Gian Ricardo Halim, Gian Ricardo Hamzah Abdullah Mubarak Hamzah Abdullah Mubarak Hana Sugiastu Firdaus Hari Purnomo Haris Purna W Harto, Moch. Fauzan Dwi Hartono, Karim Rahman Hasibatul Farida R Hasibatul Farida Rismayanti Heru Mirmanto Hibatullah, Ahmad Irfaan Hilyah, Anik I Putu Khrisna Wijaya Ikmal Amrin Imaaduddiin, Muhammad Hafiizh Imaaduddiin, Muhammad Hafiizh Indri Silvia Dewi Indriani, Rista F. Insani, Alif N. F. Ira M. Anjasmara, Ira M. Jaka Rahadiansyah Jefrizal Sihombing Jefrizal Sihombing Jobit Parapat Jobit Parapat Juan Pandu Juan Pandu Gya Nur Rochman K, Fuadur Zakki Karim Rahman Hartono Kevin Daniel Munthe Kevin Daniel Munthe Kiki Kartika Dewi Komara, Eki Krishna Wijaya Kukuh Suprayogi Kukuh Suprayogi, Kukuh L, Putri Rida Lestari, Wien Lestyowati, Titis Linda Silvia, Linda Lita Novitasari Lubis, Azwani M Haris Miftakhul Fajar M Singgih Purwanto M Singgih Purwanto M Singgih Purwanto M. Iqbal Maulana M. Singgih Purwanto M. Singgih Purwanto M. Singgih Purwanto Mahardianti , Melisa Amalia Makky S. Jaya Makky S. Jaya, Makky S. Mariyanto Mariyanto Mariyono, M. Masruro Amalia Maulana Hutama Rahma Putra Maulana, M. Iqbal Maulidah Aisyah Maulidah Aisyah Maulidah Aisyah Maulina, Dinda Mei Devi Bun Mei Devi Bun Melisa Amalia Mahardianti Moch. Fauzan Dwi Harto Muhammad Iqbal Muhammad Taufik MUHAMMAD TAUFIK Nahari Rasif Nathasya Abigail Nisya Aviani Nisya Aviani Nomensen M. H. Sitorus Nourma Al Viandari Novitasari, Lita Nur Isnaini Rahmaningtyas Palgunadi, Kadek H. Parapat, Jobit Paul Chemistra Paul Chemistra Pegri Aripin Pegri Rohmat Aripin Pratama, Dandi S. Purba, Theresia Purwanto, M. Singgih Purwanto, Mohammad Singgih Purwanto, Singgih Putra, Dhea P. N. Putra, Risal Ardiansyah Putri Rida L Putri, Umi Muti'ah R, Fadlillah Nur Rachman, Adhitama Raden Aldi Rahadiansyah, Jaka Rahadinata, Tony Rahmaningtyas, Nur Isnaini Ramadhani, Annisa V. Rayhan Farisi Ramadhan Regian Erstelle Bowo Reksa Ikmaluhakim, Dihein Risal Ardiansyah Putra Rismayanti, Hasibatul Farida Rista Fitri Indriani Rista Fitri Indriani Robi Alfaq Abdillah Satrio Budiraharjo Sayyidatul Khoiridah Sayyidatul Khoiridah Setiawan, Irfan Adiputra Sherly Ardhya Garini Sherly Ardhya Garini Sholeh, Ahdi Awaludin Sidi, Amor K. Simon Sadok Siregar, Simon Sadok Singgih Purwanto Sitorus, Nomensen Sitorus, Nomensen Sri Cahyo Wahyono Suminar Pratapa Supeno Surya, Triswan Madani Ade Surya, Triswan Madani Ade Surya, Triswan Mardani Ade Suto Suto - Syaeful Bahri Syaifuddin, Firman Syaifuddin, Firman Syifaurrohman, Yusuf Syifaurrohman, Yusuf Taufik , Muhammad Teti Zubaidah Theresia Romauli Purba Titah Anggraeni Putri Kinasih Tony Rahadinata Totok Parafianto Totok Wianto Tri Martha Kusuma Putra Tri Martha Kusuma Putra, Tri Martha Kusuma Tricahyo Agung Budi Harjo Triswan Mardani Ade Surya Triswan Mardani Ade Surya Tsaniyah, Zahrotuts Vahira Tri Kemalasari Vareyna Tsamrotul Fikriyah Viandari, Nourma Al W, Haris Purna Wibisono, Bagus Widodo, Ahmad Wigantiyoko, Gigih Prakoso Wihardjaka, Anicetus Wijaya, Krishna Yoga Satria I Yoga Satria Iswandaru Yosar Fatahillah Yosar Fatahillah Fatahillah Yulikasari, Andriyan Yuri Syahwirawan Yusri Prayitna Zulqaisi Zulqaisi