Claim Missing Document
Check
Articles

HOTEL RESORT DI KABUPATEN RAJA AMPAT. Arsitektur Nusantara Bleskadit, Myron L.; Tondobala, Linda; Warouw, Fela
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 No.1 Mei 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepulauaan Raja Ampat yang terletak di ujung barat Provinsi Papua Barat dengan gugusan pulau – pulau dan wisata bahari yang sangat indah menjadikan daerah kepulauan ini salah satu tujuan tervaforit para wisatawan regional maupun manca negara. Raja Ampat memiliki 4 pulau besar, salah satu yaitu Pulau Misool. Pulau ini memilki tempat wisata yang sangat menarikdiantaranya: Gugusan pulau – pulau (Sun Malelen), Danau indah ditengah hutan, Goa Keramat, dan Danau Ubur-Ubur. Pulau Misool hanya memiliki 1 buah resort. Kurangnya akomodasi untuk menunjang aktivitas wisata di Pulau Misool, mendorong munculnya ide serta gagasan untuk mengahadirkan sebuah objek desain Hotel Resort bintang 5 yang dapat mengakomodasi seluruh aktivitas wisatawan di Pulau Misool.Strategi desain Hotel Resort bintang 5 dengan tema Arsitektur Nusantara merupakan pendekatan yang mengangkat citra arsitektur indonesia, khusunya papua, raja ampat dan suatu cara untuk melestarikan alam raja ampat.Kata kunci: Raja Ampat, Hotel Resort, Arsitektur Nusantara.
REDESAIN SARANA DAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BITUNG Mantiri, Yohanes Y.; Warouw, Fela
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 3, No 2 (2014): Volume 3 No.2 November 2014
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ocean Fishing Port of Bitung has a great influence for the local economy of Bitung and also to the North Sulawesi province. Included in one of the 6 largest fishing ports of Indonesia, because it has not only to the scope of services to domestic but to international as welll. But in terms of management and the procurement of port facilities, Ocean Fishing Port of Bitung is still lacking. Systems and facilities management of ocean fishing port is still not comply as ocean fishing port, both in terms of the circulation system, wherein the circulation for  production’s vehicles,publics and administration is narrow, in terms of total area, total area of ​​the port is still not comply the Ocean Fishing Port standards. From terms of the facility it still not well organized and optimal. This several aspects causes the performance and functionality of the ocean fishing port of Bitung not optimal. The chosen theme is "Application of Interlocking Concepts in Architecture" in the Redesign of  infrastructure and facilities Ocean Fishing Port of Bitung. Interlocking concept applied at macro(site) and the micro (building mass), to produce a new design with infrastructure and facilities of  Ocean Fishing Port that well organized, so that the performance and functionality of the ocean fishing port of Bitung can be optimal. Keywords: fishing port, bitung, interlocking
RESORT DI TOMOHON Arsitektur Bambu Narsi, Wiwi; Rengkung, Joseph; Warouw, Fela
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 No.1 Mei 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mengingat daerah Sulawesi Utara memiliki beragam potensi kekayaan alam maupun budaya, maka untuk lebih memanfaatkan potensi-potensi yang ada maka pemerintah Provinsi Sulawesi Utara telah membagi daerah-daerah yang memiliki potensi demi pertumbuhan dan pengembangan kepariwisataan kedalam daerah-daerah tujuan wisata.  Tomohon adalah salah satu kota di Provinsi Sulawesi Utara yang berjarak sekitar 25 km dari Manado. Kota Tomohon dikenal memiliki potensi alam dari bentuk wilayah, iklim serta hasil-hasil alam menjadi daya tarik bagi kalangan masyarakat luas untuk mengenal wilayah tersebut. Pengadaan wadah wisata dapat menjadi salah satu alternatif guna merespon kunjungan para wisatawan dan melengkapi kebutuhan objek wisata Tomohon. Perancangan Resort di Tomohon dapat dijadikan strategi untuk menyediakan wadah bagi penikmat wisata masyarakat luas baik skala domestik maupun mancanegara. Resort dengan tema perancangan “Arsitektur Bambu” menghadirkan rancangan yang mengangkat karakteristik lokal kota Tomohon yang digabungkan dengan perkembangan inovasi arsitektur yang sedang berkembang. Kata Kunci : Tomohon, Objek Wisata, Resort, Arsitektur Bambu
PUSAT REHABILITASI NAPZA DI TOMOHON “MANIFESTASI PROSES TERAPI NAPZA DALAM ARSITEKTUR” Pinontoan, Gladys M. F.; Sondakh, Julianus A. R.; Warouw, Fela
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 5, No 1 (2016): Volume 5 No.1 Mei 2016
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manado menjadi salah satu sasaran penyelundupan obat-obat terlarang. Tak bisa dipungkiri bahwa penyalahgunaan Narkotika dan Zat-zat Adiktif lainnya telah ada di Sulawesi Utara. Menurut data reskrim polda SULUT telah terungkap sekitar 38.000 dengan jumlah tersangka 48.117 orang dalam penyalahgunaan narkoba. Sekira 2,2% dan 4,2 juta orang terdiri dari pengguna coba pakai, teratur pakai, maupun pecandu. Sementara itu, kepala BNN provinsi (BNNP) SULUT Drs. Sumirat Dwiyanto, MSi mengatakan, Manado merupakan daerah pengguna narkoba terbanyak di Sulut, di ikuti Bolmong. Kota Manado memerlukan tempat yang memadahi usaha penanggulangan korban NAPZA yang merehabilitasi korban baik fisik maupun mental, sehingga bisa mengurangi angka korban NAPZA di Kota Manado. Dengan adanya Pusat Rehabilitasi NAPZA yang mungkin pertama di Manado, yang dengan benar menyediakan fasilitas dan pelayanan pemulihan kesehatan untuk korban NAPZA baik secara fisik dan psikis. Pendekatan tema perancangan yang digunakan diharapkan dapat menghadirkan suatu lingkungan yang aman, nyaman dan dapat menghilangkan kesan buruk terhadap Pusat Rehabilitasi NAPZA atau disebut “ Manifestasi Proses Terapi NAPZA Dalam Arsitektur “. Pengaturan layout ruang banyaknya area terbuka guna mendukung interaksi sosial, terdapatnya elemen yang menstimulasi visual; buka-bukaan yang menghadap ke alam, pencahayaan yang cukup, serta pengaplikasian warna pada ruangan. Berdasarkan tinjauan wilayah diyakini Kota Tomohon mendukung proses pelayanan Pusat Rehabilitasi yang lebih berorientasi ke rehabilitasi psikologi. Karakteristik kota yang masih asri, dikelilingi pemandangan perbukitan dan merupakan lahan dengan topografi bervariasi dengan ketersediaan potensi sangat memungkinkan. Kata kunci : Pusat Rehabilitasi, Manifestasi Proses Terapi, Tomohon
Adaptasi Permukiman Sungai di Kampung Tubir Kota Manado terhadap Resiko Banjir Lempoy, Josia O.; Waani, Judy O.; Warouw, Fela
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 No.1 Mei 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Memanfaatkan sungai adalah sebuah ciri dari permukiman, hal ini untuk mendekatkan aktifitas masyarakat dengan sumber air sebagai salah satu kebutuhan pokok, seperti memanfaatkan airan sungai sebagai irigasi untukpertanian atau sebagai kegiatan transportasi. Keberadaan setiap sungai tidak sama pada setiap tempat, terkadang sungai memberi manfaat yang besar bagi kehidupan atau memberi kerugian sebagai contoh ketika air sungai meluap dan keluar dari badan sungai yang menyebabkan banjir. Ketika kondisi ini terjadi pada lokasi yang bukan hunian maka tidak akan menimbulkan masalah, tetapi ketika hal ini terjadi pada hunian maka timbulah masalah seperti aktifitas keseharian terganggu dan terjadi kerugian materi bahkan kerugian jiwa. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan deskripsi tentang adaptasi permukiman di lokasi studi dan deskripsi tipologi bangunan yang adaptif di kawasan studi. Sumber data yang akan digunakan diperoleh melalui dua macam sumber data yaitu: data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui kegiatan interview, penyebaran kuesioner dan observasi lapangan. Datasekunder diperoleh melalui hasil kompilasi data yang telah dibuat atau yang telah ada se belumnya.Penelitian ini menghasilkan sebuah deskripsi tentang adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat yang tinggal dipermukiman kampung tubir di Kota Manado. Hasil penelitian membawa kepada bentuk adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat, yaitu perubahan perilaku yang mengakibatkan perubahan pada bentuk rumah yang menghasilkan fungsi baru yang digunakan pada saat terjadi banjir. Perubahan bentuk yang sangat signifikan adalah ketika masyarakat merubah bangunan rumah dari satu lantai menjadi dua lantai, untuk menjadikan lantai yang kedua sebagai ruang evakuasi mandiri. Tipologi bangunan yang adaptif di kawasan studi adalah: bangunan permanen yang berfungsi sebagai tempat tinggal, dinding bangun adalah bata dan kayu, pada bangunan dua lantai, lantai kedua digunakan untuk aktifitas keluarga, pada bangunan dua lantai, lantai pertama cenderung tidak digunakan untuk aktifitas sehari-hari, pada bangunan satu lantai, tinggi lantai dibuat lebih tinggi, pada bangunan satu lantai, loteng rumah disiapkan untuk memindahkan barang-barang, klasifikasi bangunan adalah permanen dan ketinggian bangunan adalah rendah.Kata Kunci: Permukiman, Adaptasi, Banjir, Tipologi Bangunan. 
POLA PERMUKIMAN RUMAH BERLABUH MASYARAKAT SERUI ANSUS DI KOTA SORONG Sahambangun, Devy S.; Warouw, Fela; Waani, Judy O.
MEDIA MATRASAIN Vol 11, No 2 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah berlabuh merupakan sebutan umum di daerah Papua untuk rumah yang berada di atas air. Masyarakat Serui Ansus yang berasal dari pulau Yapen-Serui merupakan salah satu suku papua yang banyak mendiami permukiman pesisir Papua dan menempati rumah berlabuh. Penelitian ini dilakukan di kota Sorong, untuk melihat bentuk permukiman di daerah yang bukan tempat suku Serui asli berasal, dengan pertimbangan bahwa Sorong merupakan salah satu kota pesisir di Papua yang sedang berkembang. Manfaat penelitian yaitu sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam merencanakan permukiman untuk masyarakat lokal yang layak dan sesuai dengan karakteristik pola permukiman masyarakat di Papua. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan naturalistik dimana peneliti tinggal dan menyatu dengan masyarakat Serui Ansus di Sorong dan data didapat dengan cara pengamatan langsung serta wawancara mendalam. Dari penelusuran tersebut terdapat temuan yang pertama yaitu bentuk teritori rumah berlabuh masyarat Serui Ansus memiliki perbedaan dengan rumah berlabuh suku lain dimana terdapat teritori yang jelas antara satu rumah dengan rumah yang lainnya dengan adanya pembatas rumah dalam bentuk air, pagar, dan teras. Kedua, empat pola permukiman berbentuk linier dan berkembang kearah laut dan kedudukan rumah selalu berada di depan jalan/ jembatan. Terdapat dua pola arah orientasi pintu masuk rumah, dimana pola pertama merupakan permukiman yang berkembang secara alami memiliki pintu masuk rumah langsung menghadap jalan/ jembatan, dan pola yang kedua merupakan pola permukiman yang berkembang dari sebuah rumah besar dengan campur tangan pemerintah memiliki pintu masuk rumah tidak langsung menghadap jalan/ jembatan. Kata kunci: pola permukiman, masyarakat Serui Ansus
RUANG KREATIF DI KAWASAN MEGAMAS – MANADO Solang, Steven; Warouw, Fela; Egam, Pingkan P.
MEDIA MATRASAIN Vol 13, No 2 (2016)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep kota kreatif dari Charles Landry merupakan sebuah konsep penataan dan pengembangan kota yang menekankan pada keterpaduan seluruh pemangku kebijakan kota dan lingkungan kreatif kota dalam memberdayakan dan mewadahi kreativitas warga kota. Kota Manado memiliki potensi ekonomi kreatif dan peran serta creative class dalam mewujudkan Manado sebagai kota kreatif namun tidak sebanding dengan lingkungan kreatif yang mendukung. Fenomena tersebut juga terjadi di Kawasan Megamas sebagai salah satu kawasan dengan ruang publik yang menjadi salah satu tujuan kunjungan warga kota. Penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan kriteria ruang kreatif di kawasan Megamas. Penelitian dilaksanakan dengan memakai pendekatan kuantitatif rasionalistik untuk mengetahui keadaan atau fenomena yang terjadi di lokasi penelitian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Pengambilan data primer melalui observasi lapangan, wawancara dan kuesioner pada masyarakat yang ada di lokasi penelitian. Hasil penelitian menemukan kawasan Megamas belum memenuhi syarat sebagai ruang kreatif untuk menunjang kota Manado menjadi kota Kreatif. Kata kunci : kota kreatif, ruang kreatif, kota Manado, kawasan Megamas
FLOATING ARCHITECTURE SEBAGAI PEMBENTUK IDENTITAS WATERFRONT Raco, Winsensius S.P.; Warouw, Fela
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 2 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dasar pemikiran makalah ini yaitu Arsitektur Floating yang muncul sebagai alternatif baru dalam perencanaan bangunan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim dan menjawab pertanyaan mengenai permasalahan lahan untuk membangun (tanah) yang semakin terbatas. Arsitektur floating yang dimaksud dalam makalah ini lebih dikhususkan membahas tentang pengolahan kawasan waterfront. Kawasan tepi air (waterfront) merupakan bagian elemen fisik kota yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi suatu kawasan yang hidup (livable) dan tempat berkumpul masyarakat. Dalam perkembangannya Konsep Waterfront di beberapa Negara didunia memiliki konsep yang cenderung sama. Pembangunan kawasan waterfront yang selaras dengan alam menjadi aspek penting yang menjadi perhatian dunia, dengan penekanan terhadap aspek lingkungan maupun fungsi. Aspek-aspek pertimbangan diperoleh berdasarkan studi literatur. Hasil studi menunjukkan bahwa dalam pengembangan arsitektur floating sebagai identitas waterfront penting untuk mengharmoniskan antara kota/lahan dan air agar keduanya dapat berperan timbal balik. Arsitektur floating menjadi pembentuk identitas kawasan waterfront yang modern tidak hanya dilihat dari kecanggihan teknologi dan nilai estetika yang dimunculkan, tapi juga berhubungan dengan kelestarian lingkungan. Hal ini juga mampu menghadirkan fungsi-fungsi yang mewadahi kegiatan  dalam kawasan tepi air secara lebih efektif dan fungsional serta menjadi solusi penanggulangan terhadap perubahan iklim dan dampak yang ditimbulkan. Kata Kunci : Arsitektur Floating, Waterfronts
PERANCANGAN PUBLIC LANDMARK PADA RUANG TERBUKA PUBLIK Kawulusan, Melly; Warouw, Fela
MEDIA MATRASAIN Vol 14, No 3 (2017)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberadaan ruang public pada suatu kawasan di pusat kota sangat penting artinya, karena meningkatkan kualitas kehidupan perkotaan baik itu dari segi lingkungan; masyarakat maupun kota melalui fungsi pemanfaatan ruang di dalamnya yang memberikan banyak manfaat. Landmark adalah elemen penting dari bentuk kota karena membantu orang untuk mengorientasikan diri di dalam kota dan membantu orang mengenali suatu daerah. Landmark mempunyai identitas yang lebih baik jika bentuknya jelas dan unik dalam lingkungannya. Pengertian landmark merupakan salah satu unsur pembentuk karakter kawasan yang dapat diartikan sebagai penanda, keberadaan landmark berfungsi sebagai orintasi bagi pengunjung. Sedangkan building atau bangunan secara umum adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang didirikan secara permanen di suatu tempat jadi landmark building merupakan bangunan yang menampilkan karakter yang berbeda dari lingkungan sekitar sehingga dapat menjadi landmark atau penanda dalam suatu kota.
MAKNA RUANG PUBLIK PERMUKIMAN RUMAH BERLABUH MASYARAKAT SERUI ANSUS DI KOTA SORONG Sahambangun, Devy S.; Warouw, Fela; Waani, Judy O.
MEDIA MATRASAIN Vol 12, No 3 (2015)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruang publik mempunyai fungsi dan makna sosial serta kultural yang sangat tinggi, dalam penilitianmengangkat bagaimana Masyarakat Serui Ansus memaknai ruang publik dalam keseharian kehidupanmereka.Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan naturalistik dimana peneliti tinggaldan menyatu dengan Masyarakat Serui Ansus di Sorong dan data didapat dengan cara pengamatan langsungserta wawancara mendalam. Tujuan penelitian ini untuk mencari makna ruang publik pada permukimanrumah berlabuh Masyarakat Serui Ansus di Sorong.Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian pola permukiman Rumah Berlabuh Masyarakat SeruiAnsus di kota sorong. Dalam tulisan ini membahas cara Masyarakat Serui Ansus memaknai ruang publikyang ada di permukiman mereke terdapat 2 tema ruang yang membentuk Makna ruang publik PermukimanRumah berlabuh yaitu tema ruang Rame-Rame Tong Pu Masyarakat Ansus dan tema ruang Sumur Navigasi.Manfaat penelitian yaitu memberi kontribusi bagi pengetahuan bagi masyarakat umum dan memperkayakasana ilmu pengetahuan arsitektur nusantara.Kata kunci: Makna ruang publik, permukiman rumah berlabuh, masyarakat Serui Ansus
Co-Authors , Sangkertadi A.A. Ketut Agung Cahyawan W Alhabsyi, Usman Amanda Sembel Amra, Putri H. Andy A.M. Malik, Andy A.M. Anggreny Purukan Aristotulus E. Tungka, Aristotulus E. Arnold Yan, Arnold Berutu, Yunus C. Bleskadit, Myron L. Cindy R. S. Wahongan, Cindy R. S. Claudia T. Dariwu Cynthia E. V. Wuisang, Cynthia E. V. Daun, Almer Aziz Mukmin Pratama Devy S. Sahambangun Diniati, Wiwid Duwila, Nurul Mentari Dwight M Rondonuwu, Dwight M Dwight Mooddy Rondonuwu, Dwight Mooddy Eldija , Fadillah Esli D Takumansang Esli Takumansang, Esli Eunike L. Tombokan Ewin A. Montol, Ewin A. Faizah Mastutie Gay, Faris Sasma Gladys M. F. Pinontoan, Gladys M. F. Hendriek H Karongkong Hendriek Karongkong, Hendriek Ingerid L Moniaga, Ingerid L Ingerid Moniaga Janis, Ira Wilhelmina Jefrey I. Kindangen Jessie Oley Johanes D. Lahunduitang Johannes Van Rate Joseph Rengkung Judy O. Waani Julianus A. R. Sondakh Kawulusan, Melly Kumurur, Veronika A Lakat, Ricky S.M Lautetu, Lisa Meidiyanti Leidy M. Rompas Lempoy, Elroi Lempoy, Josia O. Linda Tondobala Londa, Kyrei K Maisandrya, Riska Malik, Andy A. M. Mandang, Pretty Marietha Kidung Kristiani, Marietha Kidung Mayor, Jerylin Melisa Margareth, Melisa Mentari Ngodu, Mentari Michael M Rengkung, Michael M Mokodompis, Sonia R. Narsi, Wiwi Oroh, Alfiando Pajow, Vanesa Mariani Panduu, Rocky Radinal Papia Franklin, Papia Paputungan, Nining G. Peggy Egam Pelealu, Rodrygo H Pemani, Ingrith Pesik, Febryani Ribka Pierre H Gosal, Pierre H Pormes, Lona Prantiono, Femando Rachmadyanti, Resza Rachmat Prijadi Raintung, Vira N. Raymond Ch Tarore, Raymond Ch Rengkung, Samuel Triberto Reny Syafriny Reppi, Eygen Imanuel Richard Pontoan Rieneke L.E. Sela Rizky Yuliansar Yasin, Rizky Yuliansar Rondonuwu, Dwight Moody Sangkoy, Farly R. Sela, Rieneke L.E Sembel, Amanda S Sengkey, Sephia Silangen, Johanis K Simaela, David Heryyanto Simatupang, David Solang, Steven Solon, Thania Hanna Sonny Tilaar Soselisa, Megaelvi Stenly Y. Taaluru, Stenly Y. Surijadi Supardjo Suryono MT Sutarno, Ukhti Bayyinah Tangkau, Gryzella L. Tiwang, Juve Tonapa, Patria Rante Torar, Viyana Naomi Veren Tri R Warang, Tri R Tuwonaung, Janet Blandina Veronica A Kumurur, Veronica A Veronica A. Kumurur Veronica Kumurur Verry Lahamendu, Verry Vicky H. Makarau Waani, Judy Windy Mononimbar Winsensius S.P. Raco Wirawan, Rivaldo Restu Wuisang , Cynthia Yasinta, Afiifa Ayudiah Yogini Adriana Wulur Yohanes Y. Mantiri Yura, Mikha A