Claim Missing Document
Check
Articles

IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN BANJIR DI AMURANG KABUPATEN MINAHASA SELATAN Duwila, Nurul Mentari; Tilaar, Sonny; Warouw, Fela
SPASIAL Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wilayah Amurang berada di pesisir dan memiliki kondisi wilayah berbukit dengan kelerengan bervariasi antara 0-45%. Wilayah Amurang juga termasuk salah satu wilayah yang berkembang dengan jumlah penduduk yang setiap harinya meningkat serta memiliki berbagai macam kegiatan perkotaan yang menyebabkan kebutuhan akan ruang meningkat. Sebagai dampak dari perkembangan wilayah yang cukup pesat ini, terjadilah perubahan kondisi lahan. Di dalam RTRW Kabupaten Minahasa Selatan tahun 2014-2034 kawasan rawan banjir di wilayah Kabupaten Minsahasa Selatan yang dimaksud adalah banjir yang dapat terjadi selama atau setelah hujan lebat. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis tingkat kerawanan banjir dan memetakan kawasan rawan banjir di Amurang Kabupaten Minahasa Selatan. Penelitian Ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan analisis spasial dengan bantuan alat analisis GIS (Geography Information system) dan analisis scoring. Dalam menganalisis tingkat kerewanan banjir di Amurang Kabupaten Minahasa Selatan menyajikan hasil overlay dimana tingkat kerawanan tinggi paling banyak tersebar di Kecamatan Amurang Barat seluas 134,71 Ha meliputi 6 Desa yaitu Rumoong Bawah, Elusan, Kapitu, Pondos, Teep dan Tewasen. Disusul Kecamatan Amurang seluas 126,96 Ha meliputi 6 Desa Yaitu Buyongon, Bitung, Lewet, Ranoyapo, Uwuran Satu, Uwuran Dua dan yang paling sedikit adalah Kecamatan Amurang Timur seluas 94,21 Ha meliputi 4 desa yaitu Kota Menara, Lopana, Pondang, Ranomea. Kata Kunci : Banjir, Tingkat Kerawanan, Amurang
CHRISTIAN YOUTH CENTER DI AMURANG. Arsitektur Simbolisme Sangkoy, Farly R.; Mononimbar, Windy; Warouw, Fela
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 9, No 1 (2020): Volume 9 No. 1 Mei 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia sebagai negara yang majemuk dengan berbagai macam suku bangsa, bahasa dan agama merupakan Negara yang ber-Ke-Tuhanan, sesuai dengan ideologi Pancasila sila pertama yaitu Ke-Tuhan-an Yang Maha Esa. Atas dasar ideologi Pancasila, negara menjamin kebebasan dalam kehidupan umat beragama untuk memilih dan beribadah  menurut agama dan kepercayaannya masing-masing. Kabupaten Minahasa Selatan yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara, yang memiliki penduduk yang mayoritas beragama Kristen. Di mana anak muda Kristen yang ada di Kabupaten Minahasa Selatan cukup aktif dalam kegiatan-kegiatan keagamaan seperti kegiatan Festival Seni Pemuda yang dilaksanakan setiap tahunnya, kegiatan seminar-seminar keKristenan yang hampir tiap bulan dilaksanakan, kegiatan AEYA, dll.Untuk mewadahi kebutuhan tersebut maka diperlukan fasilitas-fasilitas penunjang, akan tetapi di Kabupaten Minahasa Selatan, belum ada fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan tersebut untuk bisa menunjang kegiatan kerohanian komunitas remaja/pemuda. Kehadiran Christian Youth Center diharapkan bisa menjadi salah satu wadah yang dapat menampung aktifitas remaja/pemuda Kristen dengan fasilitas yang memadai dan menjadi tempat pelatihan bagi siapapun yang memiliki keinginan untuk mengembangkan talenta dalam melayani Tuhan. Pada perancangan Christian Youth Center di Amurang, “Arsitektur Simbolisme” digunakan sebagai pendekatan tema. Istilah simbolisme pada dasarnya berbicara tentang tanda dan simbol. Lewat Penggunaan tema tersebut diharapakan Christian Youth Center di Amurang dapat menjadi media komunikasi Firman Tuhan secara arsitektural. Kata Kunci: Arsitektur, Christian Youth Center, Simbolisme
TAMAN BERMAIN DAN BELAJAR ANAK–ANAK DI MANADO (Language of Space Sebagai Pendekatan Desain) Montol, Ewin A.; Mastutie, Faizah; Warouw, Fela
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 No.2 November 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Masa anak-anak adalah masa dalam proses tumbuh kembang. Pada usia ini segala aspek perkembangan anak mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dengan keterampilannya yang masih terbatas, anak-anak melakukan aktifitas bermain untuk mendapatkan informasi tentang dunia sekitarnya. Sehingga dapat dikatakan bermain bagi anak-anak merupakan atau menmungkinkan iklim belajar yang paling optimal bagi anak-anak. Kota Manado  dengan jumlah penduduk anak yang cukup tinggi dihadapkan pada permasalahan yang umum terjadi yaitu sarana dan prasarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kebutuhan untuk menunjang perkembangan anak-anak. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diadakan suatu wadah untuk menunjang pertkembangan anak-anak yaitu dengan Taman Bermain dan Belajar Anak-anak. Taman bermain dan belajar anak-anak dengan menggunakan tema Language of Space sebagai pendekatan desain, objek ini diharapkan mampu menyampaikan atau memberi kesan sebagai tempat untuk bermain dan belajar, serta fungsinya untuk menunjang perkembangan dan pertumbuhan anak-anak. Taman bermain dan belajar anak-anak di Manado ini adalah wadah atau suatu fasilitas untuk menampung kegiatan anak-anak dengan memakai pendekatan desain Language Of Space. Sesuai dengan peruntukkannya maka objek terletak di Kecamatan Malalayang dengan dalam hal ini  menggunakan metode deskriptif yang melalui berbagai tahapan, yaitu pengumpulan data, analisa data, transformasi konsep. Dengan adanya Taman Bermain dan Belajar ini diharapkan mampu mewadahi kebutuhan akan tumbuh kembang anak. Kata kunci : Anak-anak, Taman, Bermain, Belajar, Language of space
RUSUNAWA DI TERNATE. TROPICAL GARDEN DALAM GUBAHAN BENTUK DAN RUANG ARSITEKTURAL Soselisa, Megaelvi; Warouw, Fela; Prijadi, Rachmat
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 No.1 Mei 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semakin menipis lahan suatu hunian pada pusat Kota yang mengakibatkan harga lahan untuk hunian tapak (landed house) mahal. Ditambah pertumbuhan warga kota yang meniingkat menjadi suatu masalah dalam menyediakan kebutuhan hunian bagi warga Kota . Kehadiran Rusunawa di Kota Ternate memiliki konsep utama perancangan yang mengacu pada kebutuhan akan tempat tinggal yang nyaman ditengah Kota dengan sarana dan prasarana lingkungan yang terencana dengan baik. Bahkan bisa menjadi  keharusan bagi warga kota yang ingin memiliki hunian berdekatan dengan tempat kerja, fasilitas umum, fasilitas pendidikan dan pusat – pusat kegiatan lainnya. Selain tipisnya lahan hunian, lahan untuk ruang terbuka hijau semakin sedikit. Cara menanam dapat dilakukan secara vertikal pada tanaman tropis yang lebih dikenal dengan tropical garden. Taman tropis akan dilakukan secara vertikal ini dapat menciptakan ruang hijau pada Rusunawa, dapat menambah estetika dan mampu meredam panas dari luar kedalam bangunan. Dengan memanfaatkan pendekatan tersebut, akan menghasilkan rancangan Rusunawa yang seimbang antara kebutuhan hunian perkotaan dan ruang terbuka hijau. Kata Kunci : Rusunawa, Tropical Garden Dalam Gubahan Bentuk dan Ruang Arsitektural
PLACE MAKING DI RUANG PUBLIK TEPI LAUT KOTA MANADO Syafriny, Reny; Tondobala, Linda; Waani, Judy O.; Warouw, Fela
MEDIA MATRASAIN Vol 10, No 1 (2013)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan tepi laut kota Manado, yang didominasi oleh pembangunan pusat perdagangan dan rumah makan telah mengurangi peluang warga untuk mengakses tepi laut untuk berekreasi. Meski terdapat dalam jumlah dan jenis yang sangat terbatas, ruang rekreasi yang disediakan kurang memberikan peluang maksimal bagi warga untuk beraktivitas karena dirancang dan dikelola tidak berdasarkan kebutuhan pengguna.Placemaking adalah sebuah filosofi, konsep, dan pendekatan yang memberi sinergi maksimal antara kualitas ruang dan kualitas manusia secara berimbang dalam perancangan dan evaluasi ruang yang dianggap gagal dalam penyelenggaraan ruang publik. Prinsip kerjanya adalah pendekatan berbasis pengguna yang mampu membantu warga kota merubah ruang publiknya menjadi tempat yang hidup dan menyenangkan untuk dikunjungi di waktu senggang.Penelitian ini bertujuan untuk menemukan nilai keterikatan warga kota dengan ruang tepi laut, mengungkap jenis aktivitas dan tingkat kepuasan warga terhadap kondisi ruang rekreasi yang ada guna menetapkan kebutuhan rancangan. Metode yang digunakan adalah kuesioner tertutup dan terbuka dengan analisis kualitatif eksploratori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat warga untuk berekreasi di tepi laut cukup tinggi, namun peluang untuk melakukannya sangat terbatas karena penyediaan fasilitas penunjang tidak mendukung kegiatan yang diinginkan.Kata kunci : placemaking, ruang publik, rekreasi, pengguna ruang.
TINJAUAN “ANALYTICAL SCALE OF PARTICIPATION” TERHADAP PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM KEBIJAKAN PENATAAN RUANG DI INDONESIA Lahunduitang, Johanes D.; Warouw, Fela
MEDIA MATRASAIN Vol 10, No 2 (2013)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peran Masyarakat dalam penataan ruang sangatlah vital. Keikutsertaan masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam penataan ruang secara langsung dapat menyukseskan pelaksanaan program. Levels of participation arnstein dapat mengukur kadar partisipasi masyarakat dengan melihat tingkat partisipasi yang disesuaikan dengan jenis penataan ruang yang diselenggarakan. Kajiananalytical scale of participation dan level of satisfaction dapat menjadi salah satu solusi untuk menetapkan tingkat partisipasi masyarakat karena diisamping dapat memberikan gambaran peran masyarakat juga dapat menjadi pertimbangan bagi masyarakat untuk turut serta dalam kegiatan penataan ruang.Keywords : arnstein, doxiadis, komunitas, partisipasi, tata ruang
ANALISIS RESIKO BENCANA LONGSOR DI KOTA BITUNG Reppi, Eygen Imanuel; Warouw, Fela; Sembel, Amanda
SPASIAL Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu kawasan dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. Penelitian ini dilakukan di Kota Bitung untuk mengetahui tingkat kerawanan. Kerentanan Kapasitas dan Resiko Bencana berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No.02 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana. Metode yang di gunakan adalah metode analisis deskriptif dan overlay, dimana untuk mendapat resiko bencana perlu melakukan penggabungan pada berbagai peta dasar yaitu kemiringan lereng, jenis tanah, curah hujan dan penggunaan lahan untuk mendapatkan tingkat kerawanan serta tingkat kerentanan yang di dapat dari kerentanan social, ekonomi, fisik dan lingkungan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Kota Bitung masuk kedalam kategori resiko bencana sedang, dimana seluruh wilayah permukiman yang ada di Kota Bitung masih masuk kategori layak untuk pembangunan.Kata Kunci: Kerawanan Bencana, Resiko Bencana, Kota Bitung
PERANCANGAN RUMAH SUSUN KAUM BURUH DI BITUNG (Pendekatan Arsitektur Tropis) Pontoan, Richard; MT, Suryono; Warouw, Fela
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 No.1 Mei 2014
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah susun khusus bagi buruh adalah solusi untuk mengatasi masalah kebutuhan tempat tinggal yang sering dihadapi oleh kaum buruh, karena pendapatan buruh yang relatif rendah sering kali menyulitkan bagi buruh untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak, apalagi bagi buruh pendatang yang berasal dari luar kota maupun luar daerah. Adanya rumah susun bagi kaum buruh ini juga, dapat mencegah munculnya perkembangan permukiman - permukiman kumuh. Bitung adalah salah satu kota yang dikenal dengan kota industri, banyak industri tersebar dihampir semua penjuru di Kota Bitung, kemudian perkembangan industri juga tergolong cukup pesat, dibeberapa tahun terakhir ini, sebagai implikasinya jumlah buruh di Kota Bitung juga ikut meningkat jumlahnya, Tema "Pendekatan Arsitektur Tropis" diambil agar tercipta suatu hunian yang murah dan nyaman bagi penghuninya karena memanfaatkan potensi alam dan juga cocok dengan keadaan iklim Indonesia secara khusus iklim di Kota Bitung.   Kata Kunci :Rumah susun kaum buruh, Bitung, Arsitektur tropis.
KAMPUNG VERTIKAL DI SINDULANG ‘HUMANISME DALAM ARSITEKTUR’ Taaluru, Stenly Y.; Waani, Judy O.; Warouw, Fela
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan sebuah kota selalu hadir dengan setiap konsekuensinya terhadap bentuk fisik kota, juga bagi masyarakatnya.  Bagi kota-kota di negara berkembang seperti Indonesia, peningkatan jumlah penduduk kota di satu sisi dan berkurangnya lahan karena penambahan kebutuhan ruang fisik manusia di sisi lainnya telah menjadi permasalahan utama dalam kehidupan berkota, termasuk di dalamnya permasalahan  pada sektor perumahan dan permukiman. Berbagai persoalan dan fenomena di atas dengan segala turunannya menjadikan permasalahan penyediaan perumahan dan permukiman khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah bawah bersifat kompleks dengan lingkup permasalahan yang berkisar dalam skala terkecil yaitu aspek manusia hingga mencakup aspek-aspek makro yang berwujud dalam bentuk sistem, diantaranya ekonomi, politik, sosial dan budaya. Humanisme dalam arsitektur merupakan sebuah pendekatan dalam upaya  melihat dan merespon kompleksitas permasalahan permukiman pada umumnya dan kampung pada khususnya,dalam rangka menciptakan tipologi hunian vertikal rumah susun yang ideal bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah di perkotaan. Kata kunci: kampung, rumah susun, hunian vertikal, humanisme.
OPTIMALISASI SISTEM SIRKULASI DAN PENZONINGAN DALAM PERANCANGAN PASAR TRADISIONAL AIRMADIDI Oley, Jessie; Warouw, Fela
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 1, No 2 (2012): Edisi Khusus TA. Buku I KONTEKSTUAL. Volume 1 No.2 November 2012
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

OPTIMALISASI SISTEM SIRKULASI DAN PENZONINGAN DALAM PERANCANGAN PASAR TRADISIONAL AIRMADIDI 1. Jessie Lia Oley[1]2. Fela Warouw[2] ABSTRACT Traditional Market Airmadidi located at strategic locations in the capital of the North Minahasa district. Bargaining system which is the natural advantages of the traditional market are still occured in this market. But the image of traditional markets are identical with chaotic, dirty and smelly lead an uncomfortable situation for buyers and traders. This is caused by the space and circulation paths within, has not been well-organized. Therefore, theme "Optimizing Circulation System and Zoning" has been chosen in this Airmadidi Traditional Markets design. The concept of optimizing the arrangement of space (zoning) and the circulation path is applied at the macro (site) and the micro (building mass), that produced a new design with support facilities that more well-equipped and fulfill the user’s needs. Through the optimization of the circulatory system, the traditional market conditions will become more organized and comfortable, either from the circulation of vehicles, people, goods, and even between the traders and buyers. Meanwhile the optimizing of zoning system, considering the type of activity, trading medias and  merchandise trade. Keywords: traditional market, airmadidi, optimization [1] Mahasiswa PS S1 Arsitektur Universitas Sam Ratulangi [2] Dosen Pengajar Arsitektur Universitas Sam Ratulangi
Co-Authors , Sangkertadi A.A. Ketut Agung Cahyawan W Alhabsyi, Usman Amanda Sembel Amra, Putri H. Andy A.M. Malik, Andy A.M. Anggreny Purukan Aristotulus E. Tungka, Aristotulus E. Arnold Yan, Arnold Berutu, Yunus C. Bleskadit, Myron L. Cindy R. S. Wahongan, Cindy R. S. Claudia T. Dariwu Cynthia E. V. Wuisang, Cynthia E. V. Daun, Almer Aziz Mukmin Pratama Devy S. Sahambangun Diniati, Wiwid Duwila, Nurul Mentari Dwight M Rondonuwu, Dwight M Dwight Mooddy Rondonuwu, Dwight Mooddy Eldija , Fadillah Esli D Takumansang Esli Takumansang, Esli Eunike L. Tombokan Ewin A. Montol, Ewin A. Faizah Mastutie Gay, Faris Sasma Gladys M. F. Pinontoan, Gladys M. F. Hendriek H Karongkong Hendriek Karongkong, Hendriek Ingerid L Moniaga, Ingerid L Ingerid Moniaga Janis, Ira Wilhelmina Jefrey I. Kindangen Jessie Oley Johanes D. Lahunduitang Johannes Van Rate Joseph Rengkung Judy O. Waani Julianus A. R. Sondakh Kawulusan, Melly Kumurur, Veronika A Lakat, Ricky S.M Lautetu, Lisa Meidiyanti Leidy M. Rompas Lempoy, Elroi Lempoy, Josia O. Linda Tondobala Londa, Kyrei K Maisandrya, Riska Malik, Andy A. M. Mandang, Pretty Marietha Kidung Kristiani, Marietha Kidung Mayor, Jerylin Melisa Margareth, Melisa Mentari Ngodu, Mentari Michael M Rengkung, Michael M Mokodompis, Sonia R. Narsi, Wiwi Oroh, Alfiando Pajow, Vanesa Mariani Panduu, Rocky Radinal Papia Franklin, Papia Paputungan, Nining G. Peggy Egam Pelealu, Rodrygo H Pemani, Ingrith Pesik, Febryani Ribka Pierre H Gosal, Pierre H Pormes, Lona Prantiono, Femando Rachmadyanti, Resza Rachmat Prijadi Raintung, Vira N. Raymond Ch Tarore, Raymond Ch Rengkung, Samuel Triberto Reny Syafriny Reppi, Eygen Imanuel Richard Pontoan Rieneke L.E. Sela Rizky Yuliansar Yasin, Rizky Yuliansar Rondonuwu, Dwight Moody Sangkoy, Farly R. Sela, Rieneke L.E Sembel, Amanda S Sengkey, Sephia Silangen, Johanis K Simaela, David Heryyanto Simatupang, David Solang, Steven Solon, Thania Hanna Sonny Tilaar Soselisa, Megaelvi Stenly Y. Taaluru, Stenly Y. Surijadi Supardjo Suryono MT Sutarno, Ukhti Bayyinah Tangkau, Gryzella L. Tiwang, Juve Tonapa, Patria Rante Torar, Viyana Naomi Veren Tri R Warang, Tri R Tuwonaung, Janet Blandina Veronica A Kumurur, Veronica A Veronica A. Kumurur Veronica Kumurur Verry Lahamendu, Verry Vicky H. Makarau Waani, Judy Windy Mononimbar Winsensius S.P. Raco Wirawan, Rivaldo Restu Wuisang , Cynthia Yasinta, Afiifa Ayudiah Yogini Adriana Wulur Yohanes Y. Mantiri Yura, Mikha A