Claim Missing Document
Check
Articles

KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI KELOMPOK B TK AISYIYAH 2 Susanti, Santi; Sumardi, Sumardi; Nugraha, Akhmad
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 3, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.959 KB) | DOI: 10.17509/jpa.v3i1.26671

Abstract

ABSTRACTSocial skills of children aged 5-6 years is part of the maturation of social development of children in the transition from pre operational entering a concrete operational period. The ability of children aged 5-6 years in social skills can be seen from the behaviors that can be achieved in the child's ability to build interpersonal relationships and intrapersonal relationships. This research was conducted in kindergarden which aims to describe social ability of children aged 5-6 years and look for factors that affect the social skill ability of children. Subjects in this study were one of B Group students who had low social skills. This research uses qualitative approach with case study research method. Data collection techniques used in this study are observation, interview and documentation. Instruments in this research use obsevation sheet and interview sheet. From the data collected and then processed to be used as a whole data. Based on the results of research that has been done in Group B Kindergarden related social skills of children aged 5-6 years, this study can be concluded as follows: social skills of children aged 5-6 years in group B TK Aisyiyah 2 Kota Tasikmalaya reach BG criteria ( Beginning to Grow) with the underlying cause of the lack of opportunities to get along with the people around him with different ages and backgrounds, lack of interest and motivation for children, lack of guidance and teaching from others, which is usually a model for children and lack of ability communicate well to the child. ABSTRAKKeterampilan sosial anak usia 5-6 tahun merupakan bagian dari pematangan perkembangan sosial anak dimasa peralihan dari pra operasional memasuki masa operasional konkrit. Kemampuan anak usia 5-6 tahun dalam keterampilan sosial dapat dilihat dari perilaku-perilaku yang dapat dicapai anak dalam kemampuan anak menjalin hubungan interpersonal dan hubungan intrapersonal. Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-Kanak yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan sosial anak usia 5-6 tahun dan mencari faktor yang mempengaruhi kemampuan keterampilan sosial anak. Subjek dalam penelitian ini adalah salah satu siswa Kelompok B yang memiliki keterampilan sosial rendah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar obsevasi dan lembar wawancara. Dari data yang yang terkumpul kemudian diolah untuk dijadikan data yang utuh. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terkait keterampilan sosial anak usia 5-6 tahun, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: keterampilan sosial anak usia 5-6 tahun di kelompok B Taman Kanak-kanak  mencapai kriteria MB (Mulai Berkembang) dengan faktor penyebab kurangnya kurangnya kesempatan untuk bergaul dengan orang-orang yang ada disekitarnya dengan berbagai usia dan latar belakang, kurangnya minat dan motivasi anak untuk bergaul, kurangnya bimbingan dan pengajaran dari orang lain, yang biasanya menjadi model untuk anak dan kurangnya kemampuan berkomunikasi yang baik yang dimiliki oleh anak.
Hands-on Virtual Training Pengembangan Modul Digital Sains Berbasis Aplikasi I-Spring bagi Guru di KKG SD Kabupaten Ciamis Putri, Agnestasia Ramadhani; Prana, Akhmad Mulyadi; Nugraha, Akhmad
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.77 KB)

Abstract

Transformasi digital di dunia pendidikan mengacu pada proses dan pendekatan dalam memanfaatkan teknologi digital untuk secara komprehensif merubah bentuk aktivitas dan interaksi antar guru dan siswa. Modul pembelajaran digital dinilai memiliki fleksibilitas dalam pengembangan dan pemanfaatan, namun demikian belum banyak guru yang memiliki kompetensi dalam mengembangkan modul pembelajaran digital. Hands-on virtual training merupakan pendekatan pelatihan berbentuk virtual sehingga dapat mencakup subjek dari berbagai daerah dan memiliki tingkat fleksibitas yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk menguji keefektifan hands-on virtual training dalam meningkatkan kompetensi guru sekolah dasar dalam mengembangkan modul pembelajaran digital. Subjek penelitian ini ialah 86 guru sekolah dasar di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Desain penelitian yang digunakan ialah one group pretest-posttest design. Data dikumpulkan melalui angket penilaian diri dan rubrik penilaian produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 84% peserta hands-on virtual training merasa.
Literacy and Numerical Competencies of Class IV Students on Energy Source Materials Imaniar Afifah Nur; Ghullam Hamdu; Akhmad Nugraha
Buana Pendidikan Jurnal Fakultas Keguruan dan Pendidikan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/bp.vol18.no1.a4799

Abstract

Learning in Indonesia still emphasizes on the memorization aspect, which makes the high-level thinking skills of students still low. Whereas literacy and numeracy competence emphasizes high-level understanding, and does not only rely on rote literacy. Therefore, the evaluation instrument formulated based on the HOTS approach can train students' problem-solving abilities. This study is intended to describe the literacy and numeracy competencies of fourth grade students in energy sources. This study used a descriptive qualitative approach with the research subjects were students and teachers of class IV SD N 2 Tuguraja. This data collection uses interview techniques, documentation studies, and tests. This study shows that students are not used to using HOTS-oriented questions because the questions made by the teacher do not contain HOTS. In the test conducted using literacy and numeracy-oriented questions which of course require students to think at a high level, based on the analysis of test results using Rasch modeling seen from the comparison of the standard deviation value with the logit value of each student, it can be seen that the ability of students in competence literacy and numeracy is still low. Ability of students in competence literacy and numeracy is still low.
IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMBELAJARAN LITERASI DAN NUMERASI DI KELAS V SD Dwiana Ariyanti Dewi; Ghullam Hamdu; Akhmad Nugraha
COLLASE (Creative of Learning Students Elementary Education) Vol 5, No 4 (2022)
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/collase.v5i4.11427

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar yang berkaitan dengan pengimplementasian dan penerapan kebijakan literasi dan numerasi (Asesmen Kompetensi Minimum) serta isu trend Pendidikan berkelanjutan saat ini melalui pembiasaan-pembiasaan di sekolah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan partisipan yaitu guru kelas V dan peserta didik kelas V SDN Tawangsari dan SDN 3 Pengadilan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa guru d SDN Tawangsari dan SDN 3 Pengadilan sudah mengimplementasikan pembelajaran literasi dan numerasi melalui pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan, hanya saja tidak dilaksanakan secara khusus maupun terpisah dan dalam pembelajaran literasi dan numerasi masih di satukan dengan tematik dan belum mengaitkan dengan konsep Pendidikan berkelanjutan.
MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN PPKN DI KELAS V SEKOLAH DASAR Ihlasul Amaliyah; Akhmad Nugraha; Elan Elan
COLLASE (Creative of Learning Students Elementary Education) Vol 5, No 4 (2022)
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/collase.v5i4.11443

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kegiatan pembelajaran di kelas V sekolah dasar, apakah pembelajaran yang diterapkan dikelas cukup membuat siswa dapat memahami materi pembelajaran yang guru sampaikan khususnya dalam pembelajaran PPKn materi hak dan kewajiban dalam kegiatan sehari-hari. Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti adalah kualitatif deskriptif dimana partisipannya ialah guru kelas VA dan VB serta peserta didik kelas VA dan VB. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun hasil penelitian ini menunjukan bahwa di SDN Mangkubumi Tasikmalaya belum pernah menerapkan model kooperatif Two Stay Two Stray khususnya dalam pembelajaran PPKn materi hak dan kewajiban sebagai warga negara dalam kehidupan sehari-hari.
Pembekalan Pengembangan Lembar Kerja Siswa Bagi Guru Sekolah Dasar Ghullam Hamdu; Karlimah; Akhmad Nugraha; Ahmad Mulyadiprana
Proseding Didaktis: Seminar Nasional Pendidikan Dasar Vol. 4 No. 1 (2019): DIDAKTIS 4: Proseding Seminar Nasional Pendidikan Dasar 2019
Publisher : Program Studi PGSD Kampus UPI di Serang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.331 KB)

Abstract

Kebermaknaan dalam proses pembelajaran yang diperoleh oleh siswa dapat diidentifikasi secara jelas melalui pengukuran hasil belajar. Namun pengukuran hasil berlajar tidak dapat serta merta dilaksanakan tanpa perancangan perangkat pembelajaran yang baik. Perangkat pembelajaran harus disiapakan sebagai komponen untuk menunjang target ketercapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa. Perangkat pembelajaran yang harus disiapkan salah satunya lembar kerja siswa (LKS) yang memiliki fungsi sebagai alat bantu penilaian guru kepada siswa. Pemahaman guru mengenai pengembangan lembar kerja siswa tentunya menjadi urgensi yang perlu dikontrol sebagai upaya tersusunnya perangkat pembelajaran yang diharapakan sesuai untuk mencapai target kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa. Peran lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) mengenai hal tersebut tentunya sangat dibutuhkan, salah satunya melalui programprogram pelatihan atau pembekalan mengenai pengembangan perangkat pembelajaran bagi guru. Kegiatan pelatihan atau pembelakan tersebut dapat terjalin dengan baik melalui kerjasama anatara unsur guru, masyarakat, LPTK dan pihak-pihak lainnya. Dalam konteks ini penulis menyasar guru-guru sekolah dasar melalaui kelompok kerja guru (KKG) di salah satu kabupaten di wilayah Indonesia untuk pelaksanaan pelatihan atau pembekalan lembar kerja siswa.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) TERHADAP KEMAMPUAN MUSIKALITAS SISWA SEKOLAH DASAR Euis Aminah Qodarwati; Resa Respati; Akhmad Nugraha
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 8 No. 4 (2022)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v8i4.2657

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi karena masih rendahnya kemampuan musikalitas peserta didik dikarenakan guru yang hanya menggunakan model pembelajaran konvensional dan hanya terdapat 90% siswa dalam kategori kurang musikal dan 10% siswa dalam kategori tidak musikal. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan penggunaan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dapat meningkatkan kemampuan musikalitas peserta didik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pre-eksperimental. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah tes, rubrik penilaian dan observasi. Data yang diperoleh berupa data hasil tes dan rubrik penilaian sebagai data primer dan hasil observasi sebagai data sekunder. Teknik analisis data  yang digunakan adalah analisis data kuantitatif. Hipotesis penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) meningkatkan kemampuan musikalitas peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dapat meningkatkan kemampuan musikalitas peserta didik.  Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dapat meningkatkan kemampuan musikalitas peserta didik.
Kompetensi Literasi dan Numerasi Siswa Kelas V pada Materi Sumber Daya Alam Astri Dinda Sripuspita; Akhmad Nugraha; Syarip Hidayat
Journal of Elementary Educational Research Vol 2 No 2 (2022): 2022 Volume 2 No 2
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/jeer.v2i2.264

Abstract

Kemampuan literasi dasar siswa di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dengan hasil survei pengukuran Programme International Student Assesment. Tingkat kemampuan literasi siswa Indonesia berada dikisaran 61%. Rendahnya keterampilan literasi dan numerasi menunjukkan bahwa konteks Pendidikan di Indonesia belum mampu meningkatkan kompetensi dan minat siswa terhadap perkembangan kognitifnya. Hal ini menunjukkan pentingnya mengoptimalkan literasi dan numerasi pada jenjang sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait kompetensi literasi dan numerasi siswa kelas V pada materi ajar sumber daya alam, bertujuan untuk mengetahui kompetensi literasi dan numerasi siswa menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, melalui teknik pengumpulan data wawancara dan soal tes. Analisis data dilakukan pada hasil tes siswa dengan menggunakan analisis permodelan Rasch. Berdasarkan perbandingan nilai rata-rata person dan standar deviasi terhadap kedua soal baik pilihan ganda maupun uraian diketahui pada soal pilihan ganda hanya 7 siswa yang terkategorikan dalam kelompok kemampuan tinggi, sedangkan pada soal uraian hanya 5 siswa yang terkategori dalam kelompok kemampuan tinggi. Hal ini bisa disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam kompetensi literasi dan numerasi siswa masih dalam kategori rendah.
Pengembangan Lembar Kerja Siswa Pada Pembelajaran Outdoor Berbasis STEM di Sekolah Dasar Siti Fatimah; Ghullam Hamdu; Akhmad Nugraha
PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 6, No 1 (2019): PEDADIDAKTIKA
Publisher : Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/pedadidaktika.v6i1.13144

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan Lembar Kerja Siswa. Penelitian ini dilakukan karena di beberapa Sekolah Dasar di Tasikmalaya belum tersedianya Lembar Kerja Siswa yang memenuhi komponen Lembar Kerja Siswa yang benar dan belum tersedianya Lembar Kerja Siswa khusus untuk pembelajaran outdoor berbasis STEM. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kerja Siswa pada Pembelajaran Outdoor Berbasis STEM di Sekolah Dasar. Tahapan penelitian ini menggunakan metode Educational Design Research. Metode ini terdiri dari 3 tahap yaitu 1) analysis and exploration yaitu menganalisis kebutuhan dan konteks masalah yang terdapat di lapangan; 2) design and construction yaitu perancangan untuk pengembangan produk; 3) evaluation and reflection yaitu uji coba terhadap produk yang dikembangkan untuk kemudian dievaluasi. Hasil penelitian ini adalah produk Lembar Kerja Siswa untuk dua pembelajaran. Produk tersebut divalidasi oleh para ahli sehingga dinyatakan layak digunakan sebagai bentuk bahan ajar. Setelah dilakukan validasi oleh tim ahli dan direvisi kekurangannya oleh peneliti, selanjutnya dilakukan uji coba sebanyak dua kali yaitu uji coba pertama dan uji coba kedua . Hasil analisis jawaban Lembar Kerja Siswa pada uji coba 1 pertemuan pertama menunjukkan rata-rata 77,38 % dan pertemuan kedua rata-rata 87,50 % bagian Lembar Kerja Siswa dipahami oleh siswa. Sedangkan hasil analisis jawaban siswa pada uji coba 2 pertemuan pertama menunjukkan rata-rata 94,83 % dan pertemuan kedua rata-rata 98,86 % bagian Lembar Kerja Siswa dipahami oleh siswa. Hasil dari uji coba 2 dijadikan rujukan untuk melakukan tahap revisi terhadap produk sehingga menghasilkan produk akhir Lembar Kerja Siswa pada pembelajaran outdoor berbasis STEM.
Pengembangan Soal Tes Berbasis HOTS pada Outdoor Learning di Sekolah Dasar Windra Kodriana; Edi Hendri Mulyana; Akhmad Nugraha
PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 4, No 1 (2017): PEDADIDAKTIKA
Publisher : Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (910.965 KB) | DOI: 10.17509/pedadidaktika.v4i1.7054

Abstract

Abstract The development of reserved HOTS based test proved very important in elementary school developed to develop high levels of thinking skills of students. This research aims to develop the HOTS based test question expressed by the taxonomy of learning, teaching and assessment (a taxonomy for learning, teaching, and assessing) revision of Bloom's taxonomy of the cognitive i.e. C4 (analyze), C5 (evaluate), C6 (created). Research carried out using the method of DBR (Design Based-Research) which tell by Reeves in 2007. A preliminary study on the first stage of the retrieved data from the results of the interviews and documentation study. The second stage of development a matter of learning indicators in accordance with the HOTS in the subject matter against living beings sub tema come on love of the environment on the learning which is done using the method of outdoor learning. Stage three experts of validation is performed, and the experience revisi I and conducted trials I. On the results of trials I viewed from the validity, reliability, power and difficulty level of distinction, power distractor there are 11 problem that must be corrected. Do revision II and II conducted trials with the results of all matter of valid and reliability. The question also has a power of distinction, difficulty level, and a good distractor. The end result on stage four indicates that the product is a matter of form 10-question multiple choice and essay question that developed 10 valid, practical, and feasible to use. Keywords: Test Question; HOTS; Outdoor learning method; Care about living things; Let’s love environment. AbstrakPengembangan soal tes berbasis HOTS dirasa sangat penting dikembangkan di sekolah dasar untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Sekolah Dasar ditemukan kurangnya pengembangan soal tes yang mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan soal tes berbasis HOTS yang dikemukakan oleh taksonomi pembelajaran, pengajaran dan penilaian (taxonomy for learning, teaching, and assessing) revisi atas taksonomi kognitif Bloom yaitu C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), C6 (mencipta). Penelitian dilakukan menggunakan metode DBR (Design-Based-Research) yang dikemukakan oleh Reeves tahun 2007. Tahap pertama pada studi pendahuluan diperoleh data dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Tahap kedua dilakukan pengembangan soal HOTS sesuai dengan indikator pembelajaran pada tema peduli terhadap makhluk hidup sub tema ayo cintai lingkungan pada pembelajaran yang dilakukan menggunakan outdoor learning. Tahap tiga, dilakukan validasi ahli dan mengalami revisi I dan dilakukan uji coba I. Pada hasil uji coba I  dilihat dari validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan pengecoh terdapat 11 soal yang harus diperbaiki. Dilakukan revisi II dan dilakukan uji coba II dengan hasil semua soal valid dan reliabel. Soal pula memiliki daya pembeda, tingkat kesukaran, dan pengecoh yang baik. Hasil pada tahap empat menunjukkan bahwa produk soal berupa 10 butir soal pilihan ganda dan 10 soal essay yang dikembangkan valid, praktis, dan layak untuk digunakan. Kata kunci : Soal tes; HOTS; metode outdoor learning; peduli terhadap makhluk hidup; ayo cintai lingkungan.