The 2025 community service program, conducted through the Thematic Student Creativity Program (KKM) at STKIP Bina Mutiara Sukabumi, had the theme "Empowering Sukabumi Regional Communities Through Strengthening Literacy in Welcoming the Society 5.0 Era." It was held in Cinila Hamlet, Mekarjaya Village, Ciemas District, with a focus on improving technological literacy among elementary school children. The main problem identified was the children's limited understanding of technology, as most only knew mobile phones as digital devices. The activity was conducted through participatory methods, socialization, hands-on practice, and mentoring, introducing laptops as a learning tool. The activity phases included planning, implementation, and evaluation. Children were given the opportunity to practice typing, drawing, and understanding the ethical use of digital devices. The results of the activity demonstrated an increase in knowledge, basic skills, and positive attitudes toward technology. The enthusiasm of the participants was a key strength, despite challenges such as limited devices, time, and internet access. Overall, this program made a significant contribution to building a foundation for technological literacy in rural communities, while also providing direction for further development through more focused, sustainable programs. ABSTRAKPengabdian masyarakat melalui KKM Tematik STKIP Bina Mutiara Sukabumi tahun 2025 mengangkat tema “Pemberdayaan Masyarakat Daerah Sukabumi Melalui Penguatan Literasi Menyongsong Era Society 5.0” yang dilaksanakan di Kampung Cinila, Desa Mekarjaya, Kecamatan Ciemas, dengan fokus peningkatan literasi teknologi pada anak-anak sekolah dasar. Permasalahan utama yang ditemukan adalah keterbatasan pemahaman anak mengenai teknologi, karena sebagian besar hanya mengenal telepon genggam sebagai perangkat digital. Kegiatan dilakukan melalui metode partisipatif, sosialisasi, praktik langsung, dan pendampingan dengan memperkenalkan laptop sebagai sarana pembelajaran. Tahapan kegiatan meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Anak-anak diberi kesempatan untuk berlatih mengetik, menggambar, serta memahami etika penggunaan perangkat digital. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan, keterampilan dasar, serta sikap positif terhadap teknologi. Antusiasme peserta menjadi kekuatan utama, meskipun masih terdapat kendala berupa keterbatasan perangkat, waktu, dan akses internet. Secara keseluruhan, program ini berkontribusi penting dalam membangun fondasi literasi teknologi di masyarakat pedesaan, sekaligus memberikan arah bagi pengembangan lanjutan melalui program berkelanjutan yang lebih terfokus.