Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Analisis Pemasaran Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Kecamatan Binjai Hulu Kabupaten Sintang Yuhnes Ave Kana; Adi Suyatno; Anita Suharyani
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 6, No 4 (2022)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2022.006.04.4

Abstract

Penjualan tandan buah segar di Kecamatan Binjai Hulu dalam jual beli TBS pada petani kelapa sawit terdapat perbedaan saluran pmasaran. Tujuan dari penelitian ini adalah; 1) Untuk mengetahui saluran pemasaran kelapa sawit tandan buah segar (TBS) di Kecamatan Binjai Hulu Kabupaten Sintang; 2) Untuk mengetahui fungsi-fungsi pemasaran, besar margin dan biaya pemasaran   yang dilakukan oleh pelaku pemasaran pada masing-masing saluran pemasaran kelapa sawit di Kecamatan Binjai Hulu Kabupaten Sintang; dan 3) Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi petani kelapa sawit dalam memilih saluran pemasaran. Penelitian dilakukan pada tahun 2021 di Kecamatan Binjai Hulu Kabupaten Sintang. Pemilihan lokasi dilakukan  dengan metode penelusuran (tracer study). Analisis data dilakukan dengan memperoleh dilapangan dari petani dan pedagang terlebih dahulu dikelompokan analisis kualitatif dan kuantitafi; 1) saluran pemasaran; 2) Fungsi pemasaran, margin pemasaran, biaya pemasaran; dan 3) Teknik analisis deskriptif faktor yang mempengaruhi petani kelapa sawit dalam memilih slauran pemasaran. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan sampel acak seederhana (simple random sampling) yaitu 97 petani terdiri dari 52 petani plasma, 45 petani swadaya dan 33 pedagang pengumpul serta 1 pabrik yang terkait dengan pedagang besar. Pengumpulan data menggunakan teknik; 1) wawancara; 2) observasi; dan 3) kuesioner. Pengumpulan data dilakukan dengan komunikasi langsung dengan petani kelapa sawit, dan pedagang pengumpul. Hasil penelitian ini menunjukan saluran  pemasaran dari produsen  sampai konsumen terdapat dua saluran pemasaran yaitu dimana saluran pemasaran I, petani, pedangang pengumpul dan pabrik sedangkan saluran pemasaran II petani langsung ke pabrik tetapi dalam saluran pemasaran yang kedua dapat dikategorikan sebagai saluran nol tingkat. Hasil marjin pemasaran pada saluran  petani plasma di Kecamatan Binjai Hulu sebesar Rp. 1.170/kg dan petani plasma sebesar Rp. 1.800/kg. Dari 2 metode yang digunakan dalam menganalisis pemasaran kelapa sawit di Kecamatan Binjai Hulu pemasaran yang paling efisien adalah pada saluran petani langsung ke Pabrik dan alasan pelaku pemasaran dalam menjual TBS kelapa sawit yang menjadi tujuan penjualan petani swadaya dan petani plasma  karena langganan, pelayanan dan jarak.
ANALISIS PANGAN TERBUANG (FOOD WASTE) DI PASAR MODERN KOTA PONTIANAK (Studi Kasus : Hypermart Ayani Megamall Pontianak) Syarif Muhammad Faqih Levi; Maswadi Maswadi; Anita Suharyani
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 1 (2023): edisi JANUARI
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i1.2362

Abstract

Penelitian ini diharapkan agar sedikit banyak peneliti dapat menganalisis bagaimana cara meminimalisasi jumlah pangan terbuang (food waste) agar tidak terlalu melimpah setiap hari khususnya yang terdapat di pasar modern (Hypermart). Penelitian ini bertujuan untuk mengitung berat dan nilai ekonomis dari pangan yang terbuang (food waste) pada pasar modern (Hypermart) di Kota Pontianak. Penelitian ini menggunakan jenis alat analisis penelitian deskriptif kualitatif. Metode penentuan responden yang digunakan dalam penelitian ini nonprobability sampling dengan teknik sampel yang digunakan yaitu sampling purposive. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa proses terjadinya pangan terbuang melewati beberapa tahapan seperti penerimaan, pembersihan, sarana penyimpanan, dan penjualan, pada keempat tahap itu hanya tahapan penjualan yang terdapat pangan terbuangnya yaitu sebesar 0,91% atau 38,21 Kg setiap harinya dan 1.560,09 Kg dari 17.232,72 Kg produk yang diterima setiap bulanya. Berat rata-rata pangan terbuang pada Hypermart disetiap komoditas buah impor, lokal, maupun sayur impor dan lokal berbeda beda begitu juga dengan nilai ekonomisnya, total kerugian nilai ekonomis setiap harinya menjapai kisaran 1,6 juta.
Proses Informasi dan Komunikasi Sosial Petani Swadaya untuk Mengadopsi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) di Kabupaten Sambas Muliadi Muliadi; Nurliza Nurliza; Anita Suharyani
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2023.007.01.21

Abstract

Indonesia terdapat tiga jenis pengelolaan perkebunan kelapa sawit, salah satunya adalah kelapa sawit swadaya. Perkebunan kelapa sawit swadaya merupakan pola pengembangan perkebunan yang dilakukan oleh petani sendiri dalam pengelolaannya, dari tiga pengelolaan kebun kelapa sawit di Indonesia, kelapa sawit swadaya memiliki lahan yang paling luas dan mengalami peningkatan terus menerus. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan proses informasi dan komunikasi sosial petani swadaya yang tepat dalam mengadopsi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) di Kabupaten Sambas. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Subah, Kabuptaen Sambas dengan jumlah responden 150 orang petani sawit swadaya. Penelitian ini menggunakan alat Analisis Faktor dan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang diukur melalui indikator (Source, Receiver, Mesagge, Channel) berpengaruh positif terhadap adopsi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) sehingga dapat merumuskan proses komunikasi sosial petani swadaya untuk mengadopsi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil). 
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH (Allium cepa L) DI KABUPATEN KUBU RAYA Monica Swantika; Eva Dolorosa; Anita Suharyani
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 4 (2023): edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i4.3543

Abstract

The aim of this research is to conduct a SWOT analysis and develop a shallot farming strategy in Kubu Raya Regency. Data collection was carried out through observation, interviews, and questionnaires. Research variables were determined using the Delphi method. The research results show that, in general, red onion farming has strengths in terms of production facilities and infrastructure. The weakness is farmers' limited capital to manage shallot farming. The opportunities faced are increasing consumer demand, developments in science and technology, assistance from the government, and support from accompanying staff. Threats consist of suboptimal production, tight marketing competition, and plants being attacked by disease. Based on the SWOT results, the recommended marketing strategy is to implement a defensive strategy because shallot farming is in quadrant IV. Alternative strategies recommended include solving pest and disease problems and carrying out farming outside the rainy season. Key-words: SWOT, Delphi method, shallotINTISARI Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis SWOT dan menyusun strategi usahatani bawang merah di Kabupaten Kubu Raya. Pengambilan data dilakukan melalui obervasi, wawancara, dan kuisioner. Variabel penelitian ditentukan dengan metode Delphi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum usahatani bwang merah memiliki kekuatan dalam hal sarana dan prasarana produksi. Kelemahan yang dimiliki adalah keterbatasan modal petani untuk mengelola usahatani bawang merah. Peluang yang dihadapi adalah permintaan konsumen yng meningkat, perkembangan IPTEK, bantuan dari pemerintah dan dukungan dari tenaga pendamping. Ancaman terdiri dari produksi tidak optimal, persaingan pemasaran yang ketat, dan tanaman terserang penyakit. Berdasarkan hasil SWOT tersebut maka strategi pemasaran yang direkomendasikan yaitu menjalan strategi defensif, karena usahatani bawang merah berada pada kuadran IV. Alternatif strategi yang direkomendasikan antara lain menyelesaikan permasalahan hama dan penyakit serta melakukan usahatani diluar musim penghujan. Kata kunci: SWOT, metode Delphi, bawang merah
Tingkat Kesejahteraan Petani Jagung di Desa Rasau Jaya Satu Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya maya tiara anggreini; adi suyatno; anita suharyani
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v10i2.45073

Abstract

ABSTRACTWelfare is the fulfillment of the condition of the material, spiritual and citizens in order to live a decent and able to develop themselves, so that it can carry out their social functions.The aim of this study to analyze the level of welfare of corn in the village of Rasau Jaya Satu, Rasau Jaya District, Kubu Raya Regency. The method used is a survey method, while samples were taken randomly. The sample was 41 respondents of 629 corn farmer populations. Farmers collecting data through interviews using a questionnaire. The variables in this study is the corn farmer incomes derived from on farm incomes, off-farm income and non-farm income household consumption of food and non-food consumption. The welfare level analysis is calculated based on the percentage of food consumption expenditure (Gilarso). Results of the analysis of the income and welfare corn farmer in the village of Rasau Jaya Satu, Rasau Jaya  District, Kubu Raya Regency, the average income was Rp.627.872 / month, the level of welfare based on corn farmer the analysis of food consumption expenditures for included in the low welfare level category of 60-100% for corn farmer on farm,included in the category of moderate welfare level of 40-75% for corn farmer on farm, and included in the category of moderate welfare level of 40-75% for corn farmer non farm.Keyword: Income, Welfare, Corn Farmer ABSTRAKKesejahteraan adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan kan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesejahteraan petani jagung di Desa Rasau Jaya Satu Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya. Metode yang digunakan adalah metode survey, sedangkan sampel penelitian ini diambil secara acak sederhana (simple random sampling). Sampel dalam penelitian sebanyak 41 responden dari 629 populasi petani jagung. Teknik pengumpulan data melalui wawancara menggunakan kuesioner. Variabel dalam penelitian ini adalah pendapatan petani jagung yang berasal dari pendapatan on farm, pendapatan off farm dan pendapatan non Farm serta konsumsi rumah tangga dari konsumsi pangan dan konsumsi non pangan. Analisis tingkat kesejahteraan dihitung berdasarkan presentasi pengeluaran konsumsi pangan (Gilarso). Hasil analisis pendapatan dan kesejahteraan petani kelapa sawit di Desa Sape Kecamatan Jangkang Kabupaten Sanggau rata-rata pendapatan sebesar Rp. 627.872,43/bulan, tingkat kesejahteraan berdasarkan analisis pengeluaran konsumsi pangan petani jagung masuk dalam katagori tingkat kesejahteraan rendah sebesar 66-100% petani jagung on farm, masuk dalam kategori tingkat kesejahteraan rendah sebesar 40-75% petani jagung on farm dan masuk dalam katagori tingkat kesejahteraannya sedang  40-75% petani jagung off farm.Kata kunci: Pendapatan, Tingkat kesejahteraan, Petani Jagung
Efisiensi Alokatif Budidaya Karet di Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kuburaya Leonardi Panggabean; Adi Suyatno; Anita Suharyani
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 13, No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/plt.v13i2.80746

Abstract

This study aims to analyze the factors that influence rubber production and to  analyze the efficiency of the price of rubber production. The variables examined in this study include the efficiency of the use of rubber production factors, the Cobb-Dounglas production function is unsed, Classic Assumption Test, Statistical Test and Allocative Efficiency. The test results on the production factors show that the variable area of land.Labor, fungicide had a significant effect on production. NPK fertilizer and length of farming had no significant effect on rubber production. The results of the allocative efficiency analysis showed that the use of land area, labor and fungicides was inefficient in rubber cultivation in Ambawang district, Kubu Raya Regency.
Efisiensi Pemasaran Nanas Di Desa Padu Banjar Kecamatan Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara Selvia Yunita; Adi Suyatno; Anita Suharyani
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 8, No 3 (2024)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2024.008.03.26

Abstract

Analisis efisiensi pemasaran merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah kegiatan pemasaran. Efisiensi dapat memperlancar arus barang dari produsen ke konsumen, karena ketika efisiensi pemasaran bisa tercapai maka persentase pembagian keuntungan masing-masing lembaga sudah berjalan dengan adil sehingga tidak ada salah satu pihak yang merasa dirugikan. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten kayong Utara, Kalimantan Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran nanas, penarikan sampel dalam penelitian menggunakan metode sensus dimana seluruh populasi  di Desa Padu Banjar yang terlibat dijadikan responden. metode pengumpulan data dilakukan observasi secara langsung dan menggunakan teknik wawancara berdasarkan kuisioner yang telah disusun. Alat analisis yang digunakan adalah margin pemasaran, farmer’s share dan efisiensi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 saluran pemasaran nanas yaitu saluran 1 (petani-konsumen akhir), saluran 2 (petani-pedagang pengecer-konsumen akhir), saluran 3 (petani-pedagang pengumpul-pedagang pengecer-konsumen akhir). Berdasarkan hasil dari margin pemasaran, farmer’s share, dan efisiensi pemasaran maka saluran pemasaran yang paling efisien adalah pemasaran 1.
Strategi Peningkatan Mutu Produk Olahan Ikan Tangkap di Kecamatan Sungai Kakap Ayuni, Ayuni; Maswadi, Maswadi; Suharyani, Anita; Aritonang, Marisi; Fitrianti, Wanti
JIA (Jurnal Ilmiah Agribisnis) : Jurnal Agribisnis dan Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Vol. 9 No. 4 (2024)
Publisher : Department of Agribusiness, Halu Oleo University Jointly with Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia - Indonesian Society of Agricultural Economics (PERHEPI/ISAE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37149/jia.v9i4.1291

Abstract

Kubu Raya Regency is the fourth largest producer of processed fish in West Kalimantan. Business actors generally pay less attention to things that will affect product quality. Processed fish products have quality problems such as decreased quality during storage, microbial contamination during the salting process, use of chemicals, unpleasant odors, and deviations from industry standards. Business actors who can produce highly competitive products have three criteria: products that are available regularly and continuously, products of excellent and uniform quality, and widely available products. Improving product quality products is an excellent way to maintain customer loyalty, have the resilience to compete, and build sustainable growth and profits. This study aims to formulate a quality strategy for processed fishery products in Sungai Kakap District. The study was conducted in April 2024, with ten respondents of processed fish product business actors. The variables used are quality control indicators consisting of performance, completeness, reliability, durability, and service capabilities, which are then analyzed using a SWOT matrix. The study results show that processed fish product business actors in Sungai Kakap District are in quadrant two. Quadrant two shows that business actors can take advantage of existing external opportunities to overcome their internal weaknesses. The strategies developed in this quadrant focus on ways to improve internal weaknesses by taking advantage of opportunities in the external environment to ensure that business actors can improve their overall position and be better prepared to face future challenges.
DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI SAWIT SWADAYA DI DESA SANDAI KIRI KECAMATA Hadinata, Mirza; Aritonang, Marisi; Suharyani, Anita
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkebunan rakyat diusahakan oleh petani pola plasma dan petani pola swadaya. Perusahaan inti membina dan mengembangkan perkebunan plasma, menyediakan sarana produksi, memberikan panduan teknis manajemen usaha, penguasaan, dan peningkatan teknologi yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis struktur dan distribusi pendapatan petani kelapa sawit swadaya di Desa Sandai Kiri Kecamatan Sandai Kabupaten Ketapang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan mewawancarai responden dengan teknik purposive sampling (sengaja). Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur pendapatan petani kelapa sawit berasal dari sektor pertanian dan non pertanian. Struktur pendapatan dari sektor pertanian yang diperoleh petani responden di Desa Sandai Kiri yaitu sebesar 96,29%, sedangkan sisanya bersumber dari pendapatan non pertanian sebesar 3,42%. Besarnya persentase pendapatan disektor pertanian pada subsektor perkebunan kelapa sawit yaitu sebesar 95,29% dan usahatani karet sebesar 0,24%, sedangkan struktur pendapatan dari sektor non pertanian sebesar 4,47% berasal dari pekerjaan sebagai pedagang, sehingga dapat membantu dalam peningkatan pendapatan petani . . . . . . . . . . dan mampu meningkatkan kesejahteraan petani kelapa sawit. Distribusi pendapatan petani pada 40% terendah sebanyak 15 responden berada atau sebesar 20,13% dari total pendapatan, 40% golongan menengah sebanyak 15 responden menerima 33,09% dari total pendapatan dan 20% golongan pendapatan tertinggi sebanyak 8 responden menerima 46,78% dari total pendapatan. Dari hasil penelitian diperoleh angka Indeks Gini Ratio sebesar 0,28 yang menunjukkan ketimpangan rendah.
Kinerja Karyawan Panen pada PT. Satria Multi Sukses (SMS) di Kabupaten Landak Veronika, Yohana; Kurniati, Dewi; Suharyani, Anita
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 14, No 1
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v14i1.87487

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja karyawan panen pada PT. Satra Multi Sukses (SMS) di Desa Agak Kecamatan Sebangki Kabupaten Landak dan menganalisis hubungan karakteristik usia, pendidikan, pengalaman terhadap kinerja karyawan panen. Penelitian ini dilakukan di PT. Satria Multi Sukses (SMS) di Desa Punyanget Kecamatan Sebangki Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan panen pada PT. Satria Multi Sukses di Desa Punyanget Kecamatan Sebangki Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan Barat yang berjumlah 54 orang. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara usia, pendidikan dan pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan panen di   PT. Satria Multi Sukses. Hubungan antara usia dan pendidikan terhadap kinerja karyawan panen di PT. Satria Multi Sukses bernilai negatif yang artinya semakin rendah usia dan pendidikan karyawan panen maka semakin besar kinerja karyawan yang dihasilkan. Sedangkan pengalaman kerja bernilai positif yang artinya semakin lama pengalaman kerja karyawan panen maka semakin besar kinerja karyawan yang dihasilkan