Claim Missing Document
Check
Articles

Pelatihan Dokter Cilik Pada Anak-Anak Kelompok Nelayan Dusun Malaka Desa Nipah Ida Lestari Harahap; Arfi Syamsun; Pujiarohman Pujiarohman; Leni Herlina
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.313 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v1i2.246

Abstract

Abstrak: Daerah pesisir pantai identik dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan. Kelompok nelayan merupakan masyarakat yang rentan akan kemiskinan disebabkan pekerjaannya yang tidak menetap dan dipengaruhi musim. Kondisi ini berdampak pada kondisi kesehatan keluarga yang kurang. Selain kondisi tersebut. Letak geografis kelompok nelayan di pinggir pantai menjadi lingkungan dimana tempat berlabuhnya limbah dari hulu sungai. Hal ini akan memperburuk kondisi lingkungan pesisir pantai. Anak-anak nelayan perlu mendapatkan perhatian khusus terkait kesehatan diri, keluarga dan lingkungan, sehingga dirasakan perlu diberikan pelatihan untuk dapat menjadi kelompok anak-anak yang peduli akan kesehatan. Bila biasanya dokter cilik dilatih secara formal di lingkungan sekolah, kali ini kami tergerak untuk dapat membentuk kelompok dokter cilik ini dilingkup tempat tinggalnya sendiri. Kegiatan ini dilakukan di tenda pengungsian Sekolah Darurat dengan siswa siswi SDN 2 Malaka kelas VI. Kegiatan dimulai dengan penyuluhan tentang topik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat berupa Cuci Tangan Pakai Sabun dan Gosok Gigi yang Benar. Topik yang lainnya kami sesuaikan dengan Visi Misi Fakultas Kedokteran yaitu kedokteran kepulauan dengan fokus penyuluhan pada Pertolongan Pertama pada Gigitan Hewan Laut seperti Ubur-ubur, Bulu Babi dan Ular. Kemudian para siswa siswi dibagi menjadi tiga kelompok. Dalam tiap kelompok didampingi oleh mahasiswa untuk melatih masing-masing keterampilan cara mencuci tangan, menggosok gigi, penanganan luka dan pertolongan pertama terhadap gigitan hewan laut. Setelah mendapatkan pembimbingan, para siswa diminta untuk mempraktekakkan apa yang sudah dipelajari. Kata Kunci: Dokter Cilik, Anak-Anak Kelompok Nelayan, Desa Nipah
PENDAMPINGAN KESEHATAN MENTAL DAN RELIGI DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK (LPKA) KELAS III MATARAM Arfi Syamsun; Ida Lestari Harahap; Pujiarrohman Pujiarrohman; Lenny Herlina
Jurnal Abdi Insani Vol 7 No 3 (2020): Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v7i3.352

Abstract

Peningkatan kasus kriminalitas yang dilakukan anak-anak terus meningkat. Umumnya akibat terjebak dalam pola asosial yang menjurus pada tindakan kriminal, seperti pemerasan, narkotika, pemerkosaan, pencurian, penganiayaan dan lainnya. Demi mempertanggungjawabkan perbuatannya, anak-anak yang umumnya memiliki masalah pendidikan, kebutuhaan sosial, dan kesehatan mental, harus berhadapan dengan hukum dan tidak sedikit yang harus menjalani masa hukuman di Lembaga Pemasyaarakatan anak dengan tantangan yang berbeda dengan anak-anak yang berada di komunitas. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan petugas LPKA dalam pendampingan Kesehatan mental penghuni binaan, serta Melakukan pendampingan khusus terkait masalah kesehatan mental penghuni guna meminimalisir terjadinya distress psikologis yang dapat mengangu kehidupan sehari-hari, kehidupan sosial bahkan ancaman kesehatan. Masalah di atas memerlukan intervensi langsung dari ahli dalam bentuk asesmen, edukasi dan pelatihan kepada petugas. Kegiatan asesmen, edukasi dan pelatihan kepada petugas dilakukan kepada warga binaan dan petugas LPKA Mataram kelas III di Desa Tojong-ojong, Desa Batu Kliang, Kabupaten Lombok Tengah menghasilkan data asesmen warga binaan dan terlaksananya edukasi tentang pendamingan kesehatan mental dengan metode konseling dan hypnosis. Berdasarkan hasil pra dan postest, disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dari petugas LPKA mengenai bagaimana mendampingi penghuni binaan dalam hal Kesehatan mental, dan berdasarkan proses disimpulkan bahwa para penghuni binaan menunjukkan sikap positif setelah menjalani terapy konseling dan hypnosis.
Effects of various lethal doses of amitriptyline to the length of Calliphoridae larvae Emira Alifia; Arfi Syamsun; Eustachius Hagni Wardoyo
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 11, No 3, (2020)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/JKKI.Vol11.Iss3.art8

Abstract

Background: Uses of insects to predict Post-mortem Interval (PMI) is important for non-natural causes of death such as drug abuses. Doses of drugs in a corpse are presumed to affect rates of growth and development of insects and relationships to predict the PMI. Objective: This study aims to study effects of various doses of lethal amitriptyline to the length of Calliphoridae larvae stage as the first organism seen on a corpse as well as to assess other factors involved in insect growth such temperatures and humidity.Methods: This study was an experimental research using 24 dead rats as larva’s growth media. These rats were divided into four group: the control group, the first treatment (T1) group, the second treatment (T2) group, and the third treatment (T3) group. The control group was deceased by cervical dislocation representing natural cause of death, while the treatment groups were given various doses of amitriptyline orally. The doses given to T1, T2, and T3 groups were 75 mg, 100 mg and 125 mg, respectively. Next, the rat corpses were put into cages containing Calliphoridae larvae; daily observation was conducted every morning and afternoon until the larvae transformed into pupae. All obtained data were analysed by using a multivariate linear regression analysis, Spearman correlation and Kruskal-Wallis.Results: This study showed that the more doses of amitriptyline, the longer larva cycle and the shorter length of larvae (p<0,05). The life cycle time in the control, T1, T2, and T3 groups were four, five, eight and nine days, respectively. Based on the first day of larva appearance in each group, the control group produced an average length of larvae longer than the T1, T2, and T3 groups, respectively 8.33 mm, 7.33 mm, 4.5 mm and 5.67 mm. However, differences of temperatures and humidity observed in the routine morning and afternoon did not have any differences.Conclusion: Increasing more doses of amitriptyline extended the larva cycle that could cause the larva length to be shorter in the treatment group compared to the control group on the same day. Environmental factors in this study had smaller effects on the larva length growth of the Calliphoridae larvae.
Prognosis Comparison of Use of Oral Anticoagulants and Vitamin K Antagonists in Patients with Intracerebral Hemorrhage I Made Arya Yogiswara Mahayasa; Puspasari Mahadewi; Luthfiyah Kamila; Ayu Santia Dewi; Muhammad Faeyza; Baiq Wanda Annisa; Arif Setyo; Shania Hafista; Bagas Ekasangga; Adinda Citra; Ulfa Ramdhani; Yusuf Alfian; Arfi Syamsun
Jurnal Biologi Tropis Vol. 22 No. 4 (2022): October - December
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v22i4.4176

Abstract

This study reviewed the literature on the incidence of Intracerebral Hemorrhage (ICH) associated with the use of oral anticoagulant drugs (OAC) and vitamin K antagonists (VKA), then compared the outcomes of using these drugs in terms of mortality, morbidity or prognosis in patients. We did a search on online databases including Pubmed, Google Scholar and Science Direct according to the specified keywords. The results obtained amounted to 935 articles. From these articles, the types of research that met the inclusion and exclusion criteria were then re-screened and the final search results were obtained as many as 10 articles. The results of this study found that of the 10 articles reviewed, 8 of them showed p value > 0.05 so that there was no significant difference between the outcomes of ICH related to OAC or VKA, where outcomes were viewed from the factors of bleeding widening, ICH volume, mortality, and functional impact. Meanwhile, from 2 articles that showed significant results, it was stated that the prognosis of the incidence of ICH related to the use of OAC was better than the use of VKA. Research on ICH, research on original article types, according to predetermined keywords, is a publication in the period 2012-2022, human studies and articles can be accessed.
Efek Submersion di Air Laut dan Air Tawar Terhadap Perubahan Histopatologis Organ Tikus Wistar Arfi Syamsun; Ida Lestari Harahap; Lenny Herlina; Pujiarohman
Journal of Classroom Action Research Vol. 4 No. 4 (2022): November
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan IPA, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jcar.v4i4.2703

Abstract

WHO melaporkan angka kejadian tenggelam 322.000 korban pada tahun 2016. Indonesia sebagai negara kepulauan melaporkan angka kasus tenggelam adalah 3,3 per 100 ribu jiwa yangmana mendekati angka 9.000 orang pada tahun 2016. Jumlah tersebut sangat menghawatirkan karena angkanya lebih tinggi daripada kematian karena gizi buruk, infeksi HIV, dan ibu melahirkan. Focus penelitian terdahulu adalah kejadian acute lung injury dan acute respiratory distress syndrome akibat tenggelam, namun penelitian beberapa tahun terakhir mulai mengkaji dampak rendaman air pada luka-luka baik yang berada system syaraf pusat/trauma brain injury/TBI. Dengan ditemukannya peningkatan fatalitas luka pada kasus tenggelam maka focus treatment diharapkan tidak hanya pada ALI dan ARDS namun juga pada TBI. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat kerusakan pada jaringan otak dan jantung akibat tenggelam dengan gradasi yang berbeda beda. Gambaran sel otak adalah adanya edema dan kongesti pada sel. Sedangkan pada sel jantung terdapat gambaran edema dan infiltrasi sel radang. Sedangkan pada kasus tidak tenggelam tidak ditemukan gambaran edema, kongesti dan infiltrasi sel radang.
SKRINING LIMFADENOPATI PADA KONTAK ERAT PENDERITA TUBERCULOSIS DI DESA BINAAN FK UNIVERSITAS MATARAM Fathul Djannah; Arfi Syamsun; Rika Hastuti Setyorini
Jurnal Pepadu Vol 3 No 3 (2022): Jurnal PEPADU
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.062 KB)

Abstract

Berdasar atas data WHO Global Report 2018 Indonesia masuk ke dalam 20 negara dengan jumlah pasien tertinggi di dunia. Limfadenitis Tuberculosis (LN-TB) adalah tuberculosis extra paru yang paling sering terjadi. Limfadenopati adalah keluhan utama limfadenitis TB. Banyak pasien datang dengan keluhan benjolan yang besar dan tidak meyadarinya sejak awal. Pemberdayaan masyarakat dan peningkatkan pengetahuan serta kesadaran sejak dini untuk waspada pada diri sendiri dapat mencegah keluarga penderita TB menjadi penderita TB pula. Selain memeriksa pembesaran kelenjar leher dan keluhan klinis pada semua kontak erat penderita TB juga meningkatkan kemampuan programmer dan kader kesehatan di masyarakat dalam menemukan kasus baru TB. Skrining kepada kontak erat penderita TB aktif baik TB paru maupun TB kelenjar. Skrining dilakukan dengan memeriksa leher dan keluhan klinis TB pada orang orang di sekitar penderita TB dan diharapkan akan meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku kader kesehatan dalam penemuan penyakit tuberkulosis. Kegiatan dilakukan pada tanggal 17-24 oktober 2021 di area wilayah puskesmas Meninting Lombok Barat. Skrining dilakukan dengan mendatangi rumah rumah pasien dan memeriksa kontak erat dengan penderita yaitu sebanyak 62 orang. Didapatkan 5 orang dengan limfadenopati dengan diameter 0,5-2 cm. Pada hasil FNAB didapatkan 4 orang dengan hasil reaktif limfoid hiperplasia dan 1 orang mencurigakan suatu TB kelenjar. Skrining kepada kontak erat penderita TB aktif baik TB paru maupun TB kelenjar adalah salah satu metode efektif untuk menemukan kasus TB baru. Kemampuan skrining limfadenopati seharusnya juga dimiliki oleh tenaga kesehatan di bidang TB.
PENDAMPINGAN MANAJEMEN WAKTU DAN MANAJEMEN STRESS BAGI ORANGTUA TUNGGAL DI DESA TAWUN KECAMATAN SEKOTONG KABUPATEN LOMBOK BARAT Jurnal Pepadu; Lenny Herlina; Arfi Syamsun; Ida Lestari Harahap; Pujiarohman Pujiarohman
Jurnal Pepadu Vol 2 No 4 (2021): Jurnal PEPADU
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/pepadu.v2i4.2253

Abstract

Perempuan dan stress serta problem mengatur waktu adalah seumpama dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, hal tersebut mengingat multy tugas yang harus disandang kaum perempuan pada umumnya, semisal urusan domestic rumah tangga, mendidik anak-anak, kewajiban social di lingkungan tempat tinggal hingga membantu suami mencari nafkah. Bahkan tak dapat dinafikan betapa banyak perempuan dalam hal ini ibu tunggal (janda) yang berperan sebagai pencari nafkah utama. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini membidik bagaimana kondisi para janda di desa Tawun kecamatan Sekotong kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat berdasarkan pada fakta lapangan banyaknya janda di lokasi tersebut dengan tujuan memberikan pemahaman yang baik terkait stress dan manajemen waktu yang tentunya menjadi dua hal yang kerap menimbulkan probematika yang lebih tinggi dialami para janda dibandingkan ibu-ibu yang bukan janda. Pengabdian ini bertujuan pula untuk mengarahkan masyarakat agar memiliki kesadaran bagaimana mengelola stress dan mengelola waktu dengan baik, sebagaimana pandangan ilmu psikologi dan ilmu agama. Hasil kegiatan, (1) peserta mendapat pengetahuan dan pengarahan tentang pengelolaan stress dan manajemen waktu, (2) peserta mendapatkan pengukuran dan pendampingan pengelolaan stress dan manajemen waktu. 3) Terbentuknya kelompok Janda yang diayomi PKK Kabupaten Lombok Barat.
TERAPI PADA DECOMPRESSION SICKNESS Putu Grandiva Mahasuary; Theophany Margareta Kurniawan; Baiq Nadya Putri Maharani; Rifki Ahmad Eka Putra; Arfi Syamsun
Essence of Scientific Medical Journal Vol 21 No 1 (2023): Volume 21 No. 1 (Januari - Juni 2023) Essential: Essence of Scientific Medical J
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/essential.v21i1.100275

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Penyakit dekompresi atau decompression sickness (DCS) dapat terjadi setelah pernapasan udara terkompresi selama penyelaman menggunakan Self-Contained Underwater Breathing Apparatus (SCUBA) pada penyelam. DCS timbul akibat pembentukan gelembung, pertumbuhan, dan eliminasi yang disebabkan oleh pengurangan tekanan sekitar yang menghasilkan gas inert seperti nitrogen. Studi ini dilakukan untuk mereview terapi yang dapat diberikan pada penderita Decompression Sickness (DCS). Metode: Pada tinjauan pustaka ini kami melakukan pencarian pada database PubMed dengan menggunakan kata kunci pencarian “Decompression Sickness Therapy” dan menggunakan Randomized Controlled Trial, Meta-Analysis, dan Clinical Trial. Kriteria inklusi antara lain menggunakan publikasi free full text, diterbitkan sepuluh tahun terakhir, dan relevan dengan pembahasan, dan menggunakan Bahasa Inggris. Pembahasan: Terapi pada decompression sickness dapat dilakukan dengan melakukan pencegahan dan tata laksana awal. Pencegahan decompression sickness dapat dilakukan dengan penggunaan nitrox untuk mengurangi formasi gelembung yang muncul saat penyelaman. Sementara itu, untuk tata laksana umum dapat dilakukan dengan resusitasi cairan, proteksi saluran pernapasan, dan pemeliharaan tekanan darah. Tata laksana penting yang harus dilakukan pada pasien decompression sickness, yaitu rekompresi yang dilakukan dengan menggunakan protokol Tabel 6 Angkatan Laut Amerika Serikat. Rekompresi ini dapat megurangi pembentukan gelembung gas dan dapat mengurangi terjadinya defisit neurologi pada peyelam. Kesimpulan: Tata laksana umum yang dapat dilakukan pada decompression sickness ialah resusitasi cairan, proteksi saluran udara, dan pemeliharaan tekanan darah. Sedangkan tatalaksana awal yang diberikan kepada penderita decompression sickness adalah rekompresi yang biasanya menggunakan oksigen hiperbarik. Pencegahan yang dapat dilakukan ialah dengan mengurangi formasi gelembung yang muncul saat penyelaman seperti penggunaan nitrox.
HUBUNGAN ANTARA PANTENSI FORAMEN OVALE DENGAN KEJADIAN DECOMPRESSION SICKNESS Ananda Rizkia; Donna Diva Widyantari; Nabila Indah Shofiyanti; Ni Pt Wr Pradnya Nirmala Putri; Arfi Syamsun
Essence of Scientific Medical Journal Vol 21 No 1 (2023): Volume 21 No. 1 (Januari - Juni 2023) Essential: Essence of Scientific Medical J
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/essential.v21i1.100663

Abstract

Background: Decompression sickness (DCS) is a condition where bubbles form in the blood from dissolved gasses (usually nitrogen) which cause tissue and blood vessel injury due to a decrease in environmental pressure. One of the factors that can increase the incidence of DCS is the presence of patent foramen ovale (PFO) in divers. Method: This literature review is a study systematic review, the type used is the original article obtained through the database PubMed and ProQuest. We use the keywords "decompression sickness," "divers with a patent foramen ovale," "divers without patent foramen ovale," and "risk" to find the articles. After tracing, a total of 303 articles were obtained and then sorted by taking into account the exclusion and inclusion criteria so that the final number obtained was two articles. Results: :This systematic review, reviewed two studies with a total of 48 subjects.Patent foramen ovale (PFO) significantly related to the risk of occurrence of events decompression sickness (DCS). PFO closure reduces the risk of DCS events associated with PFO so that divers with PFO who have experienced DCS and undergo PFO closure, do not need to stop diving after intervention. Conclusion: Divers with closed PFOs or closed shunts have a reduced risk of experiencing DCS. In these divers DCS is largely non-recurring, so they can return to dives indefinitely.
Pengaruh Kualitas Layanan dan Kelengkapan Fasilitas Rumah Sakit Terhadap Keputusan Berkunjung Pasien Rawat Jalan Wulandari, Rizka; Taufik, Ahmad; Syamsun, Arfi
ALEXANDRIA (Journal of Economics, Business, & Entrepreneurship) Vol. 5 No. 1 (2024): April
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/alexandria.v5i1.518

Abstract

This study aims to determine the effect of service quality and completeness of hospital facilities on outpatient visiting decisions. Respondents in this study amounted to 100 people. This type of research is quantitative research, analytical observational with cross-sectional data collection. Based on the results of the study indicate that service quality has a positive and significant effect on patient visiting decisions and the completeness of hospital facilities has a positive and significant effect on patient visiting decisions. And simultaneously the quality of service and hospital facilities both have a significant effect on the decision to visit patients to the hospital
Co-Authors Adinda Citra Ahmad Taufik Ananda Rizkia Andini, Syabila Anisa Ansyori, Maz Isa Ardiana Ekawanti Arif Setyo Arigi, Lalu Ahmad Gamal Arnawati, Ida Ayu Astuti, Anies Dyaning Atmawati, Baiq Jatna Auliya, Rosmeiti Emma Ayu Santia Dewi Bagas Ekasangga Baiq Nadya Putri Maharani Baiq Sofianti Annisa Baiq Wanda Annisa Candra Eka Puspitasari Candra Eka Puspitasari Donna Diva Widyantari Dwi Astuti Wulandari Eka Arie Yuliyani Emira Alifia Eustachius Hagni Wardoyo Eva Triani Fathul Djannah Firdaus, Royan Alfian Hadyljinan Utomo, Danesh Hakim, Faradila Khoirun Nisa Hamsu Kadriyan Harahap, Ida Lestari Harahap, Ida Lestari Herlina, Lenny I Dewa Ayu Yulisa Prahasti, I Dewa Ayu Yulisa I Komang Gerudug, I Komang I Made Arya Yogiswara Mahayasa Ida Ayu Kirtiasih, Ida Ayu Ida Lestari Harahap Ida Lestari Harahap Ida Lestari Harahap Ida Lestari Harahap Ida Lestari Harahap Ima Arum Lestarini Indana Eva Ajmala Januarman, Januarman Januarman, Januarman Januarman, Januarman Januarman, Januarman Januarman, Januarman Januarman, Januarman Jumsa, Muhammad Rizkinov Jurnal Pepadu Laily, Novita Shalatiah Leni Herlina Lenny Herlina Lenny Herlina Lenny Herlina Lina Nurbaiti, Lina Luthfiyah Kamila Melda Putri Zakiyah Muhammad Faeyza Muharrom, Siti Nurul Muthia Cenderadewi, Muthia Nabila Indah Shofiyanti Ni Made Amelia Ratnata Dewi Ni Pt Wr Pradnya Nirmala Putri Nisa, Hayatin Nur Oktia Nirmalasari, Nur Oktia Nurhidayati Nurhidayati Nurul Hidayati Oci Qonita Londo Woro Pandu Tridana Sakti, Pandu Tridana Prima Belia Fathana Puji Arrohman, Puji Pujiarohman Pujiarohman Pujiarohman Pujiarohman Pujiarohman Pujiarrohman Pujiarrohman Pujiarrohman Puspasari Mahadewi Putri, Sandra Yuliana Andini Putri, Yolanda Satriani Putu Grandiva Mahasuary PW, Ni Putu Ayu Dewanthi Rahayuningrum, Nurekayani Rendraswara, Wanda Rifki Ahmad Eka Putra Rika Hastuti Setyorini Rina Lestari Rohadi Rohmayana, Sri Royani Widiyastuti Sari, Surya Meka Novita Shania Hafista Siti Rahmatul Aini Syari, Mayuarsih Kartika Theophany Margareta Kurniawan Ulfa Ramdhani Vini Fardila, Vini Wahyu Sulistya Affarah, Wahyu Sulistya Wulandari, Rizka Yusuf Alfian Yuvita Dewi Priyatni, Yuvita Dewi Zulkarnain