Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Kesiapan Kader dalam Melaksanakan Pelayanan Posyandu Fatjrin Agustina; Ach. Rasyad; Sri Wahyuni
Ilmu Pendidikan: Jurnal Kajian Teori dan Praktik Kependidikan Vol 2, No 2 (2017): : December 2017
Publisher : Faculty of Education Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.883 KB) | DOI: 10.17977/um027v2i22017p157

Abstract

Abstract: The Readiness of Frameworks in Implementating Maternal and Child Health Centre Service (Posyandu). The purpose of this research is to know the readiness of the posyandu frameworks to do communicative serving, information serving, education serving, and the readiness of Posyandu frameworks to do posyandu serving using andragogis method at Posyandu in Pakisrejo Village, Srengat, Blitar. This research used quantitative descriptive method. Technic for collecting data of the research used questionnaire and documentary. The result of the research shows that almost half of the posyandu frameworks are ready to do communicative serving but need more preparation, less of half of the frameworks are ready to do informative serving, less of half posyandu frameworks are ready to do educative serving and more than half posyandu frameworks are very ready to do Posyandu serving using andragogis method at Posyandu in Pakisrejo Village, Srengat, Blitar. Abstrak: Kesiapan Kader Dalam Melaksanakan Pelayanan Posyandu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan kader dalam memberikan layanan komunikasi, layanan informasi, layanan edukasi dan kesiapan andragogis di Posyandu Desa Pakisrejo Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. Penelitian menggunakan rancangan kuantitatif dengan analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa angket dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh kader posyandu dinyatakan siap dalam memberikan pelayanan komunikasi, kurang dari separuh kader posyandu dinyatakan kurang siap dalam memberikan pelayanan informasi, kurang dari seraparuh kader posyandu dinyatakan siap dan lebih dari separuh kader posyandu dinyatakan sangat siap dalam memberikan pelayanan dengan menggunakan prinsip andragogis di Posyandu Desa Pakisrejo Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar.
The Effective Training Management Model of Learning Guardian in BPPLSP Surabaya, Indonesia Achmad Rasyad
JOURNAL OF EDUCATION Vol 6, No 1 (2013): November 2013
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5286.804 KB)

Abstract

This study is aimed at finding  out factors  that determine  the effectiveness  of training processes  factors   that  determine  the  effectiveness  of  training  results.  The study used an ex-post facto  design. A total  of  60 participants  took part  in the study. Datat analysis was done in percentages.   The research finding  shows that factors  such as participants,  trainers, training materials, and working environment play significant roles in the training process; factors  such as participants,  trainers, training materials and  working   environment   affect  the  training   result  with  the finding   notes:   (a) trainees'  do not only significantly  influence  the training  result through  the training process,  but they also have direct  irifluence to the training  result;  (b) the instructors and training materials contribute the training result indirectly; and (c) working environment   does  not  only  significantly   influence  the  training  result  through  the training process,  but it also gives direct irifluence to the training result.
Swear Words in Early Childhood Communication Yuli Rahayu Indriani; Hardika Hardika; Ach. Rasyad
Jurnal Pendidikan Humaniora Vol 8, No 2: June 2020
Publisher : Pascasarjana UM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: There has many differ perception about the meaning of swear words in daily communication, so that this research’s aim was to described those swear word’s meaning. The focus of this research is meaning of swear words that said by children age 4-6 years in RA Al-Azhar Bantur. This research used descriptive qualitative method, thereby the collected data  was found on research field. The result showed that the swearing words commonly spoken by children was jancuk, taek, bedhes, patek, goblok, gendeng, and jangkrik. Children did not know the meaning of those swearing words, but they assume that swearing is a taboo and it is not a good thing if they did.Key words: swearing, swear words, children communication, children social lifeAbstrak:Banyak perbedaan persepsi terhadap makna penggunaan kata-kata misuh dalam komunikasi sehari-hari sehingga penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna tersebut. Fokus pada penelitian ini adalah makna kata-kata misuh yang digunakan oleh anak usia 4-6 tahun di RA Al-Azhar Bantur. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif sehingga data yang diperoleh adalah fakta di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kata misuh yang biasa diucapkan oleh anak adalah jancuk, taek, bedhes, patek, goblok, gendeng, dan jangkrik. Anak tidak mengetahui makna sebenarnya, namun mereka menganggap bahwa misuh adalah hal yang tabu sehingga tidak baik jika dilakukan.Kata kunci: bicara kotor, kata kotor, komunikasi anak, kehidupan sosial anak
Keaktifan Belajar Peserta Didik pada Transfer Pengetahuan Kerajinan Pandai Besi Umu Da’watul Choiro; Ach. Rasyad; Supriyono Supriyono
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 3, No 4: APRIL 2018
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.222 KB) | DOI: 10.17977/jptpp.v3i4.10765

Abstract

Abstract: The purpose of this study was to determine the active learners in the learning process in a pandai besi. This study uses a qualitative with case study design using observation and interview methods. Learners on transfer of knowledge pandai besi is panjak with educators are empu and senior panjak. The panjak activity of learning to be critical success in mastering a set of skills that transfer. Panjak in their learning activities to observe, listen, practice and frequently asked questions. Pande is place learning activities where panjak work, pande others, and in the marketplace. The activity of learning other than on the basis of personal awareness, also created by the masters.Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keaktifan peserta didik dalam proses belajar di suatu pande. Penelitian ini menggunakan kualitatif desain studi kasus dengan metode observasi dan wawancara. Peserta didik pada transfer pengetahuan kerajinan pandai besi adalah panjak dengan pendidiknya empu dan panjak senior. Keaktifan belajar menjadi penentu keberhasilan panjak dalam menguasai serangkaian keterampilan yang di transfer. Panjak dalam proses belajarnya melakukan kegiatan mengamati, mendengarkan, praktik, dan tanya jawab.  Kegiatan pembelajaran di pande tempat panjak bekerja, pande milik orang lain, dan di pasar. Keaktifan belajar tersebut selain atas dasar kesadaran pribadi, juga diciptakan oleh empu.
Pendampingan Partisipatori dalam Meningkatkan Kemandirian Masyarakat Tunagrahita Kapit Tatak Aprianto; Ach. Rasyad; Zulkarnain Zulkarnain
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 4, No 6: JUNI 2019
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v4i6.12528

Abstract

Abstract: This research aims to describe community participatory accompaniment for mental retardation community implemented by Pokmas Karanpatihan Bangkit. The research are using qualitative approachs and case studies. This research approach was interactive model analysis. The research results are: Participatory accompaniment in Karangpatihan village was conducted by involving the community. In the estamblishment of Pokmas Karangpatihan Bangkit by involving eight communities Karangpatihan village as assessor such as Karang Taruna and community local point, closed family of mental retardation community. Participatory accompaniment was conducted to improve the ability throughout the catfish cultivation training, and goats, the training to make some handicraft such as doormat and batik Ciprat. The accompaniment has impacted Karangpatihan village which commonly named as an idiot community. Furthermore, it has impacted to community economics as well as to their daily life.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai pendampingan partisipatori masyarakat untuk masyarakat tunagrahita yang dilakukan oleh Lembaga Pokmas Karanpatihan Bangkit. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan studi kasus. Penelitian ini menggunakan analisis Interactive Model. Hasil analisis data tersebut, diperoleh simpulan hasil temuan penelitian, yaitu pendampingan partisipatori di desa Karangpatihan dilakukan dengan melibatkan masyarakat. Dalam pembentukan Pokmas Karangpatihan Bangkit dengan melibatkan delapan masyarakat desa karangpatihan sebagai pendamping, seperti karangtaruna, dan tokoh masyarakat, keluarga terdekat masyarakat tunagrahita. Pendampingan partisipatori dalam meningkatkan kemampuan melalui pelatihan-pelatihan budidaya ayam, lele, dan kambing, serta pelatihan-pelatihan pembuatan kerajinan berupa keset dan batik ciprat. Hasil dari pendampingan partisipatori masyarakat tunagrahita adalah kerajinan keset dan batik ciprat. Pendampingan juga berdampak pada sebutan desa Karangpatihan yang dikenal dengan kampung idiot. Selain itu, berdampak pada ekonomi dan kehidupan sehari-hari masyarakat.
Analisis Dampak Permainan Problematika Sains terhadap Kecakapan Proses Sains Anak Umur 5—6 Tahun Yossie Setyo Wardhani; Sri Wahyuni; Ach. Rasyad
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 5, No 7: JULI 2020
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v5i7.13756

Abstract

Abstract: This research was conducted at Dharma Wanita Persatuan 1 TK Senggreng with the purpose of describing the influence of the game of science problems on children's science process skills and describing the differences in the influence from skills of science process for children aged 5—6 years on the treatment of science problematic games and conventional learning methods. This study used a quasy experiment research design that applied the pretest posttest control group a design with quantitative research methods. The results of this research indicate that the mean posttest data score of science process proficiency in the experimental class is 16.00 and is greater than the control class which is 6.10 or 16.00> 6.10. So, there are differences in the effect of science problematics games with conventional learning methods for science process skills in children aged 5 to 6 years.Abstrak: Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan mendeskripsikan dampak permainan problematika sains pada kecakapan proses sains anak serta mendeskripsikan perbedaan pengaruh kecakapan proses sains anak usia 5—6 tahun untuk perlakuan permainan problematika sains dan metode pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian quasy experiment dengan metode penelitian kuantitatif. Hasil dari riset ini mengindikasikan bahwa nilai rata-rata data postes kecakapan proses sains kelas eksperimen adalah 16,00 dan lebih besar daripada kelas kontrol yang bernilai 6,10 atau 16,00 > 6,10. Jadi, terdapat perbedaan pengaruh permainan problematika sains dengan pembelajaran metode pembelajaran konvensional untuk kecakapan proses sains pada anak usia 5—6 tahun.
TRANSFER OF KNOWLEDGE KETERAMPILAN PENGOBATAN TRADISIONAL PIJAT SANGKAL PUTUNG Firsta Bagus Sugiharto; Supriyono Supriyono; Ach. Rasyad
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol.1, No.9, September 2016
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.93 KB) | DOI: 10.17977/jp.v1i9.6862

Abstract

This study aims to describe the transfer of Knowledge the skills of the local wisdom of traditional medicine sangkal putung massage (KPTPSP). Qualitative research approach with the types of case studies, the research took three shaman deny one as the subject of the case. Data unearthed by the method of interview and observation, as well as equipped with study documents. Data were analyzed through the stages of reduction data, display data, and conclusions. To get the keabsyahan data sources and triangulation methods do data mining. There are five major stages that must be traversed learners in Knowledge KPTPSP, i.e. stages melu, stage njajal praktek, stage laku, stage practice, and independent stages. Melu stage is the activity of prospective learners observe all activities related to KPTPSP. Phase njajal praktek are doing massage on some members of the body of the client in the supervision of Knowledge resource (tentor). Phase laku is doing the fast and read the verses of the Holy Qur'an. Stages of practice in the form of activity doing massage to patient fractures. Independent stage in which learners opens own Massage practice.Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan transfer of knowledge kearifan lokal pengobatan tradisional pijat sangkal putung yang selanjutnya dapat disingkat (KPTPSP). Metode penelitian menggunakan kualitatif dengan jenis studi kasus. Penggalian data menggunakan wawancara, observasi, dan studi dokumen. Analisa data dilakukan dengan reduksi data, display data, dan pengambilan keputusan. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi, yaitu triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Tahapan-tahapan yang harus dikuasai peserta didik dalam mempelajari (KPTPSP), yaitu (a) tahap melu, (b) tahap njajal praktek, (c) tahap laku, (d) tahap praktik, dan (e) tahap mandiri. Tahap melu yaitu mengamati semua kegiatan yang berhubungan dengan (KPTPSP). Tahap njajal praktik yaitu mencoba melakukan pemijatan. Tahap laku yaitu melakukan puasa dan membaca ayat suci Al-Qur’an. Tahap praktik adalah melakukan pemijatan kepada pasien patah tulang. Tahap mandiri, peserta didik membuka praktik pijat sendiri. Transfer of Knowledge (KPTPSP) merupakan upaya dalam melestarikan kearifan lokal, hal ini bertujuan untuk menjaga eksistensi dari kearifan lokal.
Media Pembelajaran Smart Egg dalam Mengenalkan Sains Anak Usia Dini Ni Putu Vivin Indrawati; Achmad Rasyad; Alif Mudiono
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 6, No 3: MARET 2021
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v6i3.14675

Abstract

Abstract: Early childhood thinking that is still concrete causes all forms of learning activities using real objects. Developing smart egg learning media in introducing science to children aged 4—5 years at the Malang Brawijaya Smart School Children Center is the aim of this research and development. This research uses a model approach to the system designed and developed by Dick & Carey through 10 steps that have been adapted to the conditions in the field. In this development research, it obtained results in the form of smart egg learning media products and implementation guidelines which were utilized by institutions providing early childhood education in introducing science.Abstrak: Pemikiran anak usia dini yang masih konkret menyebabkan segala bentuk kegiatan pembelajaran menggunakan benda-benda nyata. Mengembangkan media pembelajaran smart egg dalam mengenalkan sains anak usia 4—5 tahun di Children Center Brawijaya Smart School Kota Malang merupakan tujuan dari penelitian dan pengembangan ini. Penelitian ini menggunakan model pendekatan dengan sistem yang dirangcang dan dikembangkan oleh Dick & Carey melalui 10 langkah yang telah disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Dalam penelitian pengembangan ini memperoleh hasil berupa produk media pembelajaran smart egg dan panduan implementasi yang dimanfaatkan oleh lembaga penyelenggara pendidikan anak usia dini dalam mengenalkan sains.
Manjing : Proses Regenerasi Pengrajin Marmer Adin Ariyanti Dewi; Umi Dayati; Ach Rasyad
Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.817 KB) | DOI: 10.21831/diklus.v4i1.27689

Abstract

AbstrakPewarisan budaya menjadi langkah kecil untuk dapat terus melestarikan budaya di suatu daerah. Namun, perkembangan teknologi terkadang mampu menggeser upaya pewarisan budaya tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pewarisan budaya keterampilan dalam pembuatan kerajinan marmer melalui kegiatan “manjing”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui studi fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan tiga tahap yakni (1) reduksi data, (2) display data, dan (3) penarikan kesimpulan. Penentuan keabsahan data dengan menggunakan teknik perpanjangan waktu penelitian dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan manjing dilakukan secara rutin. Proses pewarisan dilakukan oleh pengrajin marmer junior mulai dari upaya mengamati, menirukan, dan mempraktekkan hal-hal apa saja yang dilakukan oleh pengrajin marmer senior. Proses pewarisan budaya difokuskan pada kreativitas pembuatan kerajinan marmer. Upaya ini terdapat unsur pembelajaran di dalamnya, dalam konsep pendidikan kemudian proses ini termasuk dalam ranah pendidikan informal.AbstractCultural inheritance is a small step to be able to continue to preserve culture in an area. However, technological developments are sometimes able to shift the effort of cultural inheritance. This study aims to describe the process of cultural inheritance of skills in making marble crafts through "manjing" activities. This research uses qualitative research methods through phenomenology studies. Data collection is done through observation, interview, and documentation techniques. Data analysis was performed using three stages namely (1) data reduction, (2) data display, and (3) conclusion drawing. Determination of the validity of the data by using research time extension and triangulation techniques. The results showed that the Manjing activities were carried out routinely. The process of inheritance is carried out by junior marble craftsmen from the effort of observing, imitating, and practicing what things are done by senior marble craftsmen. The process of cultural inheritance is focused on the creativity of making marble handicrafts. This effort has an element of learning in it, in the concept of education then this process is included in the realm of informal education.
MANAJEMEN LINGKUNGAN BERBASIS SEKOLAH DI TINGKAT SD Rachmat Rasyad
Pedagogik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 5 No I (2017): PEDAGOGIK : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Publisher : Universitas Islam 45 Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33558/pedagogik.v5iI.1279

Abstract

Manajemen lingkungan berbasis sekolah di tingkat SD merupakan suatu sistem yang perlu dilakukan dalam upaya membangun karakter dan kesadaran lingkungan hidup berkelanjutan di sekolah. Proses manajemen ini terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengintegrasikan proses manajemen lingkungan kedalam stakeholder sekolah di tingkat SD. Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka dengan metode studi dokumen. Hasil penelitian bahwa manajemen lingkungan berbasis sekolah dasar dapat diintegerasikan kepada stakeholder sekolah dalam rangka menciptakan green school.