Claim Missing Document
Check
Articles

Pentingnya Pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI Dalam Upaya Mendukung Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) Oktaviasari, Dianti Ias; Nugraheni, Reny
Journal of Community Engagement and Empowerment Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Institut Ilmu Kesehatah Bhakti Wiyata Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam rangka percepatan perbaikan gizi telah diterbitkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang diprioritaskan pada Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK). Salah satu upaya yang dilakukan adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi secara Eksklusif yaitu pemberian ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan tanpa diberi makanan lain selain ASI dan dilanjutkan menyusui sampai usia 2 (dua) tahun dengan pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) sesuai dengan tahapan umur anak. Data di Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Kediri menunjukkan masih rendahnya cakupan ASI Eksklusif dan masih kurangnya kesadaran ibu dalam memberikan tambahan prelactal feeding sebelum usia bayi mencapai 6 bulan dan ketidaktahuan ibu mengenai pemberian MP-ASI. Oleh sebab itu, perlu diberikan informasi mengenai pentingnya ASI Eksklusif dan pemberian MP-ASI. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita mengenai pentingnya pemberian ASI Eksklusif dan MP ASI. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat dengan metode penyuluhan dan media leaflet dan sticker. Keberhasilan kegiatan ditandai dengan indikator peningkatan pengetahuan yang diukur dari hasil pre test dan post test. Hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan ibu balita menjadi menjadi 86%, dan analisis dengan Paired Sample T-Test dengan α = 0,05 menunjukkan p=0,000 yaitu adanya perbedaan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu balita sebelum dan sesudah mendapatkan penyuluhan. Kesimpulan dari kegiatan Pengabdian Masyarakat menunjukan bahwa kegiatan dapat secara efektif meningkatkan pengetahuan sasaran ibu balita yang datang ke posyandu mengenai pentingnya pemberian ASI Eksklusif, manajemen pemberian ASI pada ibu bekerja dan pemberian MP-ASI pada balita usia diatas 6 bulan. Diharapkan tindak lanjut dari kegiatan ini adalah adanya pendampingan terhadap ibu balita mengenai cara membuat MP-ASI dan pelatihan kader posyandu mengenai ASI Eksklusif dan MP-ASI
Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Menggunakan Metode Komposting Takakura Kirana, Gerardin Ranind; Nugraheni, Reny
Journal of Community Engagement and Empowerment Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Institut Ilmu Kesehatah Bhakti Wiyata Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Laju produksi sampah tidak sebanding dengan proses pengelolaannya. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di Desa Sidomulyo, sebagian besar masyarakat masih kurang mengetahui bagaimana pengelolaan sampah yang baik dan benar. Sehingga dalam hal pengelolaannya, masih dengan cara dibakar di tempat terbuka, baik untuk sampah organik maupun anorganik. Tujuan: Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah rumah tangga dengan metode komposting Takakura, beserta nilai ekonomisnya. Metode: Kegiatan pengelolaan sampah ini dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan dan demonstrasi proses komposting Takakura di layar proyektor, dan praktik langsung mengenai bahaya sampah dan cara menangani sampah baik sampah organik maupun anorganik. Hasil: Hasil dari kegiatan ini baik (80%), yaitu didapat adanya peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai cara mengelola sampah. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berhasil memberdayakan masyarakat Desa Sidomulyo untuk mengelolah sampah organik dan anorganik yang dihasilkan dari rumah tangga menjadi kompos dengan metode komposing takakura dan juga pengelolaan sampah plastik menjadi BBM. Kemampuan peserta dalam penguasaan materi dapat dikatakan baik (90%), hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang yang aktif bertanya dan memberikan feedback. Pada sesi terakhir, masyarakat mampu dan berhasil melakukan praktik secara langsung, tentang bagaimana mengelola sampah rumah tangga dengan metode Takakura. Kesimpulan: Kegiatan pengabdian ini efektif meningkatkan pengetahuan warga Desa Sidomulyo tentang pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara sederhana, yaitu metode komposting Takakura.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIABETES MELLITUS DAN GAYA HIDUP DENGAN TIPE DIABETES MELLITUS DI PUSKESMAS WONODADI KABUPATEN BLITAR Wizna Choirul Amalia; Ekawati Sutikno; Reny Nugraheni
Preventia : The Indonesian Journal of Public Health Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.133 KB) | DOI: 10.17977/um044v1i1p14-19

Abstract

Abstract: Based on data obtained from the office of blitar district health , the incident Diabetes Mellitus fall into the order to 8 out of 10 largest disease , puskesmas who ranks first with of diabetes mellitus are puskesmas wonodadi Diabetics Mellitus year 2014 at puskesmas wonodadi 1.178 people as much as . This research aims to understand the relationship between the level of knowledge about Diabetes mellitus and life style to puskesmas wonodadi diabetes mellitus in the blitar district . The kind of research used is analytic survey by using technic sampling purposive of sampling. Population as many as 37 respondents and 37 samples from respondents . The collection of data using a questionnaire. To analyze the relationship between the level of knowledge about diabetes mellitus and lifestyle against diabetes mellitus scene used statistical tests bivariate test with using chi square . The results of research known that the level of knowledge 10,82 percent of respondents having enough and 89,18 percent of respondents having a level of lacking knowledge . Of respondents having the style of life is not healthy by 67,6 percent while respondents who have a healthy lifestyle by 32,4 % . Of the chi square statistics showed there was an association between the level of knowledge of diabetes mellitus with an occurrence diabetes mellitus of 0,027 < α=0.05 , and there was an association between lifestyle with an occurrence diabetes mellitus of 0,049 < α =0.05 .Keywords: knowledge , life Style, diabetes mellitusAbstrak: Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Tipe Diabetes mellitus masuk pada urutan ke 8 dari 10 penyakit terbesar, puskesmas yang menempati urutan pertama dengan penyakit Diabetes mellitus adalah puskesmas Wonodadi. Penderita Diabetes mellitus tahun 2014 di Puskesmas Wonodadi sebanyak 1.178 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang Diabetes mellitus dan gaya hidup terhadap Tipe Diabetes Mellitus di Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan menggunakan tehnik sampling purposive sampling. Populasi dan sampel sebanyak 37 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan tentang Diabetes mellitus dan gaya hidup terhadap Tipe Diabetes mellitus menggunakan uji chi square. Hasil penelitian diketahui sebesar 10,82% responden memiliki tingkat pengetahuan cukup dan sebesar 89,18% responden memiliki tingkat pengetahuan kurang. Responden memiliki gaya hidup tidak sehat sebesar 67,6%. Dari uji statistik chi square menunjukan ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang Diabetes mellitus dengan Tipe Diabetes mellitus sebesar 0,027 < α= 0,05, dan ada hubungan antara gaya hidup dengan Tipe Diabetes mellitus sebesar 0,049 < α= 0,05.Kata kunci: pengetahuan, gaya hidup, diabetes mellitus
Analisis Konsep Diri Terhadap Kualitas Hidup Penderita Kusta Yang Mengalami Kecacatan Di Rumah Sakit Kusta Kediri Reny Nugraheni
Preventia : The Indonesian Journal of Public Health Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.848 KB) | DOI: 10.17977/um044v1i2p164-173

Abstract

ABSTRAK Penderita kusta yang tidak mengetahui penatalaksanaan dalam perawatan yang tepat dapat mengakibatkan kecacatan yang permanen, penderita kusta akan mengalami beberapa masalah diantaranya rendah diri, depresi, menyendiri, atau menolak diri, serta masyarakat akan mengucilkan pasien sehingga sulit mencari pekerjaan. Provinsi Jawa Timur merupakan daerah penyumbang penderita kusta tertinggi di Indonesia dengan 4.116 kasus. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui analisis konsep diri terhadap kualitas hidup penderita kusta yang mengalami kecacatan di Rumah Sakit Kusta Kediri. Desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Dengan teknik purposive Sampling diperoleh sampel 97 responden. Variabel independen konsep diri, variabel dependen kualitas hidup. Uji hipotesis menggunakan Spearman rank < (0,05). Hasil penelitian konsep diri penderita kusta yang mengalami kecacatan diketahui sebagian besar gambaran diri kurang, yaitu 55 responden (56,7%), hampir setengah ideal diri cukup, yaitu 40 responden (41,2%), hampir setengah harga diri dalam kategori cukup, yaitu 55 responden (56,7%), sedangkan sebagian besar peran diri dalam kategori cukup, yaitu 55 responden (56,7%) dan hampir setengah identitas diri dalam kategori cukup, yaitu 42 responden (43,3Sebesar 47,4% kualitas hidup pada kategori kurang. Hasil analisis terbukti bahwa ada hubungan konsep diri terhadap kualitas hidup penderita kusta yang mengalami kecacatan. Pembentukan konsep diri melalui komunikasi antarpribadi merupakan cara seseorang memandang dirinya melalui interaksi dengan orang lain. Konsep diri yang akan mempengaruhi diri seseorang dalam melakukan kontak komunikasi atau interaksi dengan orang lain.Kata Kunci: Konsep Diri, Kualitas Hidup, Penderita Kusta.Abstract The Analysis Self-Concept Against Quality Of Life Leprosy Patient’s Who Have Defects In Kediri Special Leprosy HospitalLeprosy will lead to changes in self-concept among low self-esteem, depression, withdrawn, or self deny, and society will isolate the patient so he get difficulty to find a job. East Java is an area of highest contributor leprosy patients in Indonesia with 4,116 cases. The purpose of this study was to determine analysis self-concept against quality of life leprosy patient’s that have defects In Kediri Special Leprosy Hospital. The study design was observational analytic with cross sectional approach. With a purposive sampling techniques responden.Variabel sample obtained 97 independent self-concept, the dependent variable quality of life. Data were collected using a questionnaire was tested using Spearman rank < (0.05). The results of the study the concept of self-lepers who have defects are known as many self-image is less, as many as 55 respondents (56.7%), almost half the ideal self-sufficient, ie 40 respondents (41.2%), almost half the price in the category of pretty, ie 55 respondents (56.7%), while most of the roles in enough categories, as many as 55 respondents (56.7%) and almost half of identity in enough categories, as many as 42 respondents (43.3%). almost half the quality live in the poor category, as many as 46 respondents (47.4%). The result of the analysis proven that there is a relationship of self-concept to leprosy patient’s quality of life that have defects. The formation of self-concept through interpersonal communication is the way a person sees himself through interaction with others. The concept of self that will affect one's self in contact communication or interaction with others.Keywords: Self-Concept, Quality of Life, Leprosy Patient
Evaluasi Pelaksanaan Program Posbindu PTM di Puskesmas Kota Wilayah Utara Kota Kediri Reny Nugraheni; Richa Chintya; Tri Cahyono
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13, No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf.v13i1.1472

Abstract

 One of the problems faced in health development today is the shift in disease patterns from communicable to non-communicable diseases. A report from WHO shows that PTM is by far the leading cause of death in the world, representing 63% of all annual deaths. This study aims to evaluate the implementation of the Posbindu PTM program in the North Regional Health Center of Kediri City. This research method was descriptive qualitative method. The informants in this study were the holders of the Posbindu PTM program. The technique of determining this informant was using purposive sampling technique. Primary data collection techniques by means of interviews and secondary data collection by document study. There were constraints in the input section, namely the implementation method, namely the passive method since the Covid-19 pandemic was not carried out and there was no special scheduling when the mobile screening was carried out. While the results of the Posbindu PTM implementation process, there were obstacles during the mobile screening, namely that there were residents who did not carry ID cards. And the output of the Puskesmas had not yet reached 50%. The conclusions that can be drawn from this research are the components of input, process, and output of the implementation of the Posbindu PTM program, there are still deficiencies that make the implementation of the program not optimal.Keywords: evaluation; input; process; output; Posbindu PTM ABSTRAK Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembangunan kesehatan saat ini adalah terjadinya pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Laporan dari WHO menunjukkan bahwa PTM sejauh ini merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang mewakili 63% dari semua kematian tahunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program Posbindu PTM di Puskesmas Kota Wilayah Utara Kota Kediri. Metode penelitian ini adalah dengan metode kualitatif deskriptif. Informan dalam penelitian ini adalah pemegang program Posbindu PTM. Teknik dalam penentuan informan ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data primer dengan cara wawancara dan pengumpulan data sekunder dengan studi dokumen. Terdapat kendala pada bagian input yaitu pada metode pelaksanaan yaitu metode pasif semenjak ada pandemi covid-19 tidak terlaksana serta waktu mobile skrining belum terdapat penjadwalan khusus. Sedangkan hasil dari proses pelaksanaan Posbindu PTM terdapat kendala pada saat mobile skrining yaitu terdapat warga tidak membawa KTP. Dan untuk outputnya Puskesmas belum dapat mencapai 50%. Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah komponen input, proses, dan output dari pelaksanaan program Posbindu PTM masih terdapat kekurangan yang membuat pelaksanaan program berjalan tidak maksimal.Kata kunci: evaluasi; input; proses; output; Posbindu PTM
Gambaran Waktu Tunggu Pasien dan Mutu Pelayanan Rawat Jalan di Poli Umum UPTD Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri Tahun 2017 Reny Nugraheni
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.038 KB)

Abstract

Latar belakang: Waktu tunggu adalah waktu yang digunakan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan mulai tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang pemeriksaan dokter. Waktu tunggu merupakan hal yang sensitif, dalam arti waktu tunggu berisiko menyebabkan mutu pelayanan kesehatan disebuah puskesmas menurun. Waktu tunggu yang yang tidak efisien dapat megundang ketidak puasan pasien akan sebuah pelayanan kesehatan. Tujuan: Mengetahui gambaran waktu tunggu pasien rawat jalan di Poli Umum UPTD Puskesmas Pesantren 1 dan mutu pelayanan di Puskesmas Pesantren 1 berdasarkan variabel Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy. Metode: Jenis penelitian yang di gunakan adalah metode survei analitik menggunakan pendekatan cross sectional pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam. Hasil: Berdasarkan wawancara dan observasi langsung yang dilakukan di UPTD Puskesmas Pesantren 1 bahwa waktu tunggu pasien rawat jalan di UPTD Puskesmas Pesantren 1 tergolong dalam kategori Sedang ( 30- 60 menit). Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan waktu tunggu pasien rawat jalan dimana rata- rata waktu tunggu pasien rawat jalan di UPTD Puskesmas Pesantren 1 adalah 55,45 menit. Dan dari hasil penyebaran kuesioner di ketahui untuk keseluruhan pelayanan baik yaitu 72%. Simpulan dan saran: Waktu tunggu pasien rawat jalan di UPTD Puskesmas Pesantren 1 tergolong dalam kategori Sedang ( 30- 60 menit) yaitu 55,45 menit dan mutu pelayanan dalam kategori baik yaitu 72%.
GAMBARAN WAKTU TUNGGU PASIEN DAN MUTU PELAYANAN RAWAT JALAN DI POLI UMUM UPTD PUSKESMAS PESANTREN 1 KOTA KEDIRI TAHUN 2017 Reny Nugraheni; Gerardin Ranind Kirana
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.063 KB)

Abstract

Latar Belakang : Waktu tunggu adalah waktu yang digunakan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan mulai tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang pemeriksaan dokter. Waktu tunggu merupakan hal yang sensitif, dalam arti waktu tunggu berisiko menyebabkan mutu pelayanan kesehatan disebuah puskesmas menurun. Tujuan : Mengetahui gambaran waktu tunggu pasien rawat jalan di Poli Umum UPTD Puskesmas Pesantren 1 dan mutu pelayanan di Puskesmas Pesantren 1 berdasarkan variabel Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance,  Empathy. Metode : Jenis penelitian yang di gunakan adalah metode survei analitik menggunakan pendekatan cross sectional pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam. Hasil : Berdasarkan wawancara dan observasi langsung yang dilakukan di UPTD Puskesmas Pesantren 1 bahwa waktu tunggu pasien rawat jalan di UPTD Puskesmas Pesantren 1 tergolong dalam kategori Sedang ( 30- 60 menit). Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan waktu tunggu pasien rawat jalan dimana rata- rata waktu tunggu pasien rawat jalan di UPTD Puskesmas Pesantren 1 adalah 55,45 menit. Kesimpulan dan saran : Waktu tunggu pasien rawat jalan di UPTD Puskesmas Pesantren 1 tergolong dalam kategori Sedang ( 30- 60 menit) yaitu 55,45 menit dan mutu pelayanan dalam kategori baik yaitu 72%
ANALISIS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT X KEDIRI JAWA TIMUR Reny Nugraheni
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.015 KB)

Abstract

Latar Belakang: Rekam medis sebagai suatu standar pelayanan rumah sakit yang berfungsi untuk mendukung proses keperawatan pasien, namun seringkali malah menjadi faktor penghambat. Tujuan: Menganalisis pelayanan rekam medis di Rumah Sakit X Kediri pada periode April-Juni 2013. Metode: Jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling sebanyak 152 perawat dan 48 dokter. Variabel yang digunakan adalah sistem pelayanan, sarana prasarana, dan sumber daya manusia. Hasil: Sistem pelayanan rekam medis di Rumah Sakit X Kediri Periode April-Juni Tahun 2013 dalam prosentase kategori baik sebanyak 64,5%, sarana prasarana pelayanan rekam medis dalam kategori baik (50,5%) dan sumber daya manusia dalam pelayanan rekam medis dalam kategori baik (53,5%). Simpulan dan saran: Sistem pelayanan, sarana dan prasarana, dan sumber daya manusia dalam pelayanan rekam medis di Rumah Sakit X Kediri periode April-Juni tahun 2013 dalam kategori baik. Penelitian lanjutan sebaiknya dilakukan secara kualitatif untuk memperoleh informasi yang lebih dalam.
Upaya Pencegahan Perilaku Merokok Pada Siswa SD di Daerah Penghasil Rokok Ratna Frenty Nurkhalim; Endah Retnani Wismaningsih; Krisnita Dwi Jayanti; Yoanita Indra Kumala Dewi; Reny Nugraheni
Publikasi Pendidikan Vol 11, No 3 (2021)
Publisher : Prodi PGSD FIP UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/publikan.v11i3.13123

Abstract

One of the biggest cigarette producing cities in Indonesia is the City of Kediri. There is a well-known cigarette company in this city, called Gudang Garam. Being in the core area of the cigarette industry makes the community arrouns very familiar with smoking. Smoking is not only enjoyed by adults but also teenagers and children. Smoking has a negative impact, from nicotine addiction to other serious health problems. Therefore, prevention of smoking is especially needed for children and adolescents to avoid the dangers of cigarette smoking. Counseling activities to prevent smoking behavior in children are carried out in Kedak 1 Elementary School, Kediri Regency. The method of community service carried out is by discourse and discussion. Of the 35 counseling participants, there were 15 (43%) children who had smoked. The age of first smoking is 10 years with the number of cigarettes smoked generally as much as 1-2 cigarettes. Before counseling, only 17% of participants had good knowledge about the dangers of smoking. After counseling, the number of participants with good knowledge increased to 31%. To ensure that smoking prevention efforts for children are successful, a structured anti-smoking program needs to be constructed while increasing teacher awareness on anti-smoking issues.
The Evaluation of Puskesmas Information System (Simpus) Implementation of Puskesmas X in Kediri City Reny Nugraheni; Katmini
International Journal of Seocology Volume 01, Issue 02 : January - April 2020
Publisher : STIE AAS Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.573 KB) | DOI: 10.29040/seocology.v1i02.10

Abstract

In accordance with the evaluation results of the Ministry of Health of the Republic of Indonesia in the Strategic Plan of the Ministry of the Republic of Indonesia in 2010-2014. The existence of data in the era of decentralization has become weak, the need for data and information for evidence planning is not available on time, even though the National Health Information System (Siknas) online has been integrated. Puskesmas is the spearhead of the National health data source. So it is important to evaluate the implementation of SIMPUS in the Puskesmas X Kediri City. Objective: To find out the Evaluation of the Implementation of Puskesmas Information System (Simpus) at Sukorame Puskesmas Kediri City in 2018. Method: The design of this research is quantitative descriptive. Data collection techniques were carried out by observation and interviews with the input variables, process, and output of the SIMPUS Puskesmas X Kediri City. Results: the study showed that the input aspects of SIMPUS were in accordance with the standards, namely there were HR data managers, namely the head of administrative staff, infrastructure facilities, namely computers and internet. For aspects of the Simpus process there is still incomplete patient data recording, and reporting online, week and month online is 80% late. For the aspect of Simpus output, which is that the accuracy of the data is still incomplete and the reporting time for incoming data at the Health Office for 1 year is 80% late. Conclusion: SIMPUS implementation in Puskesmas X Kediri City has not run optimally. Suggestion: The Health Office needs to create a simpler Simpus and each Puskesmas needs special experts for data managers.