Penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah dasar menuntut guru untuk mengembangkan pembelajaran yang berorientasi pada deep learning, yaitu pembelajaran yang tidak hanya menekankan aspek kognitif, tetapi juga membentuk keterampilan berpikir kritis, kesadaran penuh, dan sikap positif peserta didik. Guru di Gugus Muh Syafe’i, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, menghadapi tantangan dalam mengintegrasikan prinsip Meaningful, Mindful, and Joyful Learning (MMJL) ke dalam pembelajaran, sekaligus menangani permasalahan nonakademik siswa yang semakin kompleks. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberdayakan guru melalui pelatihan dan pendampingan MMJL serta pembekalan keterampilan dasar bimbingan konseling dengan Personalized Counseling Approaches (PCA). Metode pelaksanaan menggunakan pendekatan Organizational Learning (OL) yang meliputi empat tahap yaitu sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, dan internalisasi. Kegiatan dilaksanakan di SDN Klepu 01 pada 31 Mei 2025, dengan melibatkan 62 guru dan kepala sekolah. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan pada kompetensi guru, dengan penguasaan MMJL meningkat dari 73,5% menjadi 96,5% dan PCA dari 74% menjadi 96%. Selain itu, 83,9% guru berhasil mengintegrasikan MMJL dalam RPP, sedangkan 78% mampu menerapkan keterampilan konseling melalui simulasi kelas. Temuan ini menegaskan bahwa program pelatihan efektif dalam meningkatkan kompetensi guru untuk merancang pembelajaran berbasis MMJL sekaligus menerapkan PCA guna menangani masalah nonakademik siswa.