Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Pendidikan multikultural dan pembangunan karakter toleransi Widiatmaka, Pipit; Hidayat, Mohmmad Yusuf; Yapandi, Yapandi; Rahnang, Rahnang
JIPSINDO Vol. 9 No. 2 (2022): JIPSINDO (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jipsindo.v9i2.48526

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan adalah 1) untuk mengetahui makna toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, 2) untuk mengetahui makna dan tujuan pendidikan multikultural, dan 3) untuk mengetahui peran pendidikan multikultural di dalam membentuk karakter toleransi. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Teknik pengambilan data menggunakan studi kepustakaan dan analisis data menggunakan analisis data interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) toleransi menjadi kunci utama di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk, mengingat masyarakat sangat majemuk. Toleransi sangat penting untuk diimplementasikan demi mewujudkan mewujudkan keharmonisan kerukunan antar perbedaan, 2) pendidikan multikultural sangat penting diberikan kepada masyarakat Indonesia khususnya pemuda melalui jalur pendidikan formal, mengingat Indonesia adalah negara multikultural. Tujuan pendidikan multikultural merupakan wahana untuk membuka wawasan masyarkat agar dapat menerima dan menyadari bahwa kemajemukan di dalam masyarakat adalah suatu keniscayaan, sehingga diharapkan setiap masyarakat dapat saling menjaga, menghormati dan menghargai antar perbedaan, dan 3) Pendidikan multikultural dapat diintegrasikan di setiap mata pelajaran atau mata kuliah, seperti seperti pendidikan kewarganegaraan, pendidikan agama Islam dan lain sebagainya. Peran pendidikan multikultural dalam membentuk karkater toleransi dapat dilakukan oleh pendidik dengan memanfaatkan internet atau media online dengan mengkolaborasikan metode dan media pembelajaran, sehingga peserta didik mudah memahami materi yang terkait dengan toleransi dan mengimplementasikan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu, seorang guru dan dosen dalam mendidik peserta didik harus menguasai beberapa kompetensi sebagai seorang pendidik yaitu pedagogik, professional, kepribadian dan juga sosial.Multicultural education as means of developing tolerance's characterThe aims of this research are 1) to find out the meaning of tolerance in the life of the nation and state, 2) to find out the meaning and purpose of multicultural education, and 3) to find out the role of multicultural education in shaping the tolerance character. The research approach used is a qualitative approach and library method. Data collection techniques using literature study and data analysis using hermeneutics. The results of the study show that 1) tolerance is the main key in the life of the nation and state, considering that society is very diverse. Tolerance is very important to be implemented in order to realize harmony and harmony between differences, 2) multicultural education is very important to the Indonesian people, especially youth through formal education, considering that Indonesia is a multicultural country. The purpose of multicultural education is a vehicle to open the public's insight so that they can accept and realize that pluralism in society is a necessity, so it is hoped that every community can take care of each other, respect and appreciate differences, and 3) Multicultural education can be integrated with every subject or subject. lectures, such as civic education, Islamic religious education and so on. The role of multicultural education in shaping the tolerance character can be done by educators by utilizing the internet or online media by collaborating learning methods and media so that students easily understand material related to tolerance and implement it in the life of the nation and state. In addition, a teacher and lecturer in educating students must master several competencies as an educator, namely pedagogic, professional, personality and social.
Analisis Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membentuk Karakter Anak Didik di Masa Pandemi Covid-19 Nuryadi, Muhammad Hendri; Widiatmaka, Pipit
Jurnal Moral Kemasyarakatan Vol 7 No 1 (2022): Volume 7, Nomor 1 - Juni 2022
Publisher : Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jmk.v7i1.6558

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran dan kendala Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk karakter di era pandemi Covid-19. Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tanggung jawab untuk membentuk karakter anak didik, namun saat ini banyak anak didik yang sedang mengalami krisis karakter karena adanya situasi yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Teknik pengambilan data menggunakan wawancara, observasi dan kajian pustaka. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data interaktif. Hasil penelitian menunjukkan analisis proses pertama, implementasi pendidikan kewarganegaraan dengan jalur pendidikan formal yaitu memberikan teladan. Analisis proses kedua, upaya membentuk karakter anak didik menekankan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Keberhasilan pembelajaran dilakukan dengan memahami kondisi psikologis anak didik. Hal ini untuk mengetahui tindakan dan strategi pembelajaran. Analisis proses ketiga bahwa pembentukan karakter di dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya di era pandemi Covid-19 akan berjalan dengan efektif dengan adanya variasi metode pembelajaran dengan dalam membentuk karakter. Para pendidik juga perlu memiliki kompetensi pedagogik dan kepribadian.
Assisting in the planning for the establishment of an Arabic Language Education study program based on the outcome-based education curriculum at STAI Mempawah Rahmap, Rahmap; Widiatmaka, Pipit; Syahni, Sy. Muhammad Riza; Khairunnisa, Khairunnisa
Community Empowerment Vol 10 No 5 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/ce.12954

Abstract

Recognizing the crucial need for developing relevant curricula in higher education, this community service activity aimed to facilitate the planning of an Arabic Language Education study program adopting an Outcome-Based Education (OBE) curriculum at Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Mempawah. Utilizing a participatory action research (PAR) approach through Focus Group Discussions (FGDs) and workshops, this assistance successfully enhanced partners' knowledge about the concept and implementation of the OBE curriculum. Furthermore, it garnered a strong commitment from STAI leadership, supported by the government and stakeholders, to establish the program by 2025. This initiative represents a strategic step in improving the quality of Islamic higher education, particularly in West Kalimantan.
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI UJUNG TOMBAK PEMBANGUNAN KARAKTER PANCASILA DI PERGURUAN TINGGI Widiatmaka, Pipit
Pancasila: Jurnal Keindonesiaan Vol. 1 No. 2 (2021): VOLUME 1 ISSUE 2 OCTOBER 2021
Publisher : Badan Pembinaan Ideologi Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52738/pjk.v1i2.41

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pentingnya pendidikan kewarganegaraan sebagai mata kuliah wajib untuk menjaga persatuan dan kesatuan Republik Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan menggunakan metode deskriptif. Pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi dalam  menyambut Era Society 5.0 memiliki tantangan yang beragam dan sangat besar khususnya dalam membangun karakter mahasiswa yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, Di dalam karakter Pancasila harus mengandung nilai religius, kemanusiaan, nasionalisme, demokratis dan keadilan, sehingga dosen sebelum mengajar harus dapat memiliki dan mengimplementasikan karakter tersebut agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Strategi utama yang harus diimplementasikan di dalam pembelajaran adalah memodifikasi metode maupun model pembelajaran, sehingga mahasiswa memiliki ketertarikan dan semangat untuk mengikuti proses pembelajaran. Seoarang dosen di dalam proses pembelajaran khususnya daring harus memiliki kompetensi profesional, pedagogik, sosial, dan kepribadian agar dapat membangun karakter Pancasila.
Strategi Menjaga Eksistensi Kearifan Lokal sebagai Identitas Nasional di Era Disrupsi Widiatmaka, Pipit
Pancasila: Jurnal Keindonesiaan Vol. 2 No. 2 (2022): VOLUME 2 ISSUE 2, OCTOBER 2022
Publisher : Badan Pembinaan Ideologi Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52738/pjk.v2i2.84

Abstract

Penelitian ini memiliki fokus untuk mengetahui keterkaitan antara kearifan lokal dengan identitas nasional, tantangan kearifan lokal di era disrupsi, dan strategi menjaga eksistensi kearifan lokal di era disrupsi. Era disrupsi memberikan dampak negatif terhadap eksistensi kearifan lokal, karena banyak masyarakat khususnya pemuda meninggalkan kearifan lokal dan lebih tertarik dengan budaya dan nilai dari luar terutama yang bertentangan dengan Pancasila. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian kepustakaan. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, sedangkan analisis data yang digunakan ialah analisis konten. Kearifan lokal merupakan identitas nasional karena kearifan lokal yang berkembang di berbagai negara memiliki perbedaan khususnya terkait nilai, budaya, dan norma sehingga kearifan lokal yang berkembang di berbagai daerah di Indonesia merupakan identitas nasional bangsa Indonesia. Tantangan yang ditimbulkan era disrupsi terhadap eksistensi kearifan lokal di Indonesia ialah memudarnya sikap atau rasa bangga terhadap budaya lokal atau kearifan lokal, sehingga banyak sikap dan tindakan masyarakat khususnya pemuda yang meninggalkan kearifan lokal karena lebih tertarik dengan budaya asing khususnya yang bertentangan dengan Pancasila, seperti sikap individualis, pragmatis, oportunis, melakukan tindakan menyimpang melalui media sosial. Strategi yang harus dilakukan untuk menjaga eksistensi kearifan lokal di era disrupsi ialah 1) memaksimalkan peran pendidikan kewarganearaan di sekolah dengan cara menekankan pada pendidikan berbasis budaya lokal, 2) memegang erat dan mengimplementasikan nilai dan budaya yang berkembang di daerahnya masing-masing, dan 3) pemerintah bekerja sama dengan masyarakat melakukan pembinaan kepada masyarakat untuk menjaga eksistensi kearifan lokal, melalui kegiatan seperti bersih desa, gotong royong, pertunjukkan kesenian daerah dan lain sebagainya
Dinamika Kerukunan Antar Umat Beragama di Kota Singkawang Sebagai Kota Toleransi: The Dynamics of Interfaith Harmony in Singkawang City as a City of Tolerance Widiatmaka, Pipit; Hendri Nuryadi, Muhammad; Putri Ramadhani, Fadhilah; Saputra, Randi; Irfan, Muhammad
Jurnal Bimas Islam Vol. 18 No. 1 (2025): Jurnal Bimas Islam
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37302/jbi.v18i1.984

Abstract

West Kalimantan, especially Sambas Regency, which has expanded into three regions (Sambas, Bengkayang, and Singkawang), has a bad history related to conflicts between religious communities. This occurs because of a lack of tolerance for differences. This research aims to find out the harmony of life between religious communities in Singkawang City and to find out the impact of the lives of people in Singkawang City on diversity in Indonesia. This research approach uses a qualitative approach with a descriptive research method. This research is conducted in the Singkawang City. The data collection in this study uses interviews, observations, and documentation, while the data analysis uses interactive. The harmony between religious communities in Singkawang City is well-established, thanks to the city's regulations that promote tolerance in people's lives. As a result, Singkawang has consistently been ranked first in Indonesia for its tolerance. The impact of interfaith harmony in Singkawang City on diversity in Indonesia is very significant because interfaith harmony in Singkawang City can be a model for all regions in Indonesia.
Penguatan Toleransi Melalui Kampung Moderasi Beragama Untuk Membangun Ketahanan Ideologi Pancasila Di Daerah Istimewa Yogyakarta Shofa, Abd. Mu’id Aris; Alfaqih, Mifdal Zusron; Wafa, Alfian Fawaidil; Widiatmaka, Pipit
Jurnal Penelitian Agama Hindu Vol 9 No 4 (2025)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37329/jpah.v9i4.4788

Abstract

Diversity in society, whether in terms of religion, language, ethnicity, tribe, and so on, is an unavoidable fact, especially for the Indonesian people. Therefore, this diversity must be managed and accommodated effectively to prevent it from becoming a threat that could lead to vertical or horizontal conflict. This research aims to. 1) finding out the pattern of strengthening tolerance in religious moderation villages in the Special Region of Yogyakarta, 2) finding out local actors involved in strengthening tolerance in religious moderation villages in the Special Region of Yogyakarta, and 3) finding out the implications for the resilience of Pancasila ideology in the Special Region of Yogyakarta. This study uses a qualitative approach with a descriptive research method. The data collection technique in this study used in-depth interviews, participatory observation, and documentation. The data validity test used was data triangulation, and the triangulation of data analysis methods and techniques used was interactive data analysis. The results of the study show that the pattern of strengthening religious tolerance is carried out by the village government in collaboration with religious leaders and community leaders by organizing Pancasila birthday gadgets (June 1), regular interfaith dialogues, and involving religious leaders in various activities. Local actors involved in strengthening tolerance in religious moderation villages are village heads, hamlet heads, religious leaders, community leaders, and youth leaders. Strengthening tolerance through religious moderation in villages has implications for increasing the resilience of Pancasila ideology in the Special Region of Yogyakarta, considering that the religious level of the community is increasing, and the harmony of life between religious people increases.
Strategi guru dalam membangun karakter nasionalisme pada generasi milenial di era digital Widiatmaka, Pipit
Jurnal Pendidikan Karakter VOL 13, NO 2 (2022)
Publisher : Directorate of Research and Community Service, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpka.v13i2.53065

Abstract

This study aims to describe and analyze the challenges of teachers in building the nationalism character in the millennial generation in the digital era and strategies faced by teachers in building the nationalism character of students in formal education in the digital era. This study uses a qualitative approach using library research methods. Data collection technique with document study, and data analysis used is content analysis. The results of the study indicate that the challenges of teachers in Indonesia in building the nationalism character of the millennial generation are that they have not mastered competencies as educators (pedagogic, professional, social, and personality) to the maximum and have not been able to implement various learning methods and have not been optimal in utilizing digital-based learning media. The teacher's strategy in building the nationalism character of the millennial generation in the digital era is that the teacher must be able to master competencies as an educator, prepare effective learning tools, and implement various learning methods to utilize digital-based learning media. The development of technology is a challenge for teachers in building the nationalism character, so teachers must be able to adapt to the times and always improve their competence.
Pendidikan karakter melalui karang taruna untuk membangun karakter sosial pada generasi digital native Widiatmaka, Pipit; Mujahidah, Nelly; Rahmap, Rahmap; Arifudin, Arifudin
Jurnal Pendidikan Karakter VOL 14, NO 1 (2023)
Publisher : Directorate of Research and Community Service, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpka.v14i1.57036

Abstract

Tujuan penelitian ini mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan yang dilakukan di karang taruna yang berperan dalam membangun karakter sosial pada generasi digital native dan menganalisis kendala yang dihadapi karang taruna dalam membangun karakter sosial pada generasi digital native. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui studi dokumen dan analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan karakter dapat diimplementasikan di karang taruna, yang merupakan wadah berkumpulnya generasi digital native untuk mengembangkan bakat dan keterampilannya.  Peran karang taruna dalam membangun karakter sosial melalui berbagai kegitan seperti, gotong royong, kegiatan kerohanian, pembinaan dari pengurus, membantu masyarakat yang sedang mengalami kesulitan dan lain sebagainya. Kendala yang dihadapi oleh karang taruna dalam membangun karakter sosial generasi digital native yaitu partisipasi generasi ini mulai menurun karena teknologi internet, intervensi oknum yang memiliki kepentingan politik, dan kurangnya dukungan dari pemerintah khususnya pemerintah desa terhadap kegiatan yang diselenggarakan oleh karang taruna.The purpose of this study is to describe the implementation of character education through activities carried out in Karang Taruna (youth organization), that play a role in building social character in the digital native generation, and to analyze the obstacles faced by Karang Taruna in building social character in the digital native generation. This study uses a qualitative approach with a case study method. The data collection in this study is through document study and the data analysis used is descriptive qualitative analysis. The results of the study show that character education can be implemented in Karang Taruna, which is a gathering place for the digital native generation to develop their talents and skills. The role of Karang Taruna in building social character is through various activities such as mutual cooperation, spiritual activities, coaching from administrators, helping people experiencing difficulties, and so on. The obstacles faced by Karang Taruna in building the social character of the digital native generation is that the participation of this generation has begun to decline due to internet technology, the intervention of individuals with political interests, and the lack of support from the government, especially the village government, for activities organized by Karang Taruna in building social character is very effective through several activities
Implikasi keterlibatan pemuda dalam tindakan terorisme terhadap ketahanan nasional di Indonesia Widiatmaka, Pipit
Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol. 23 No. 2 (2023): Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v23i2.58590

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui mengapa pemuda sering terlibat dalam tindakan terorisme, 2) mengetahui motif tindakan terorisme yang terjadi di Indonesia, dan 3) mengetahui implikasi dari terjadinya tindakan terorisme di Indonesia terhadap ketahanan nasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan. Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumen yang berupa artikel jurnal, proseding, buku, berita online dan lain sebagainya. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan tindak pidana terorisme yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia adalah pemuda, mengingat pemuda memiliki semangat juang yang tinggi, idealisme yang tinggi, tertarik dengan perubahan yang cepat atau perubahan secara radikal. Motif tindakan terorisme yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia pada dasarnya bukan kepentingan agama, namun memiliki kepentingan politik yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah atau tidak menyukai pemerintah yang sedang berkuasa, namun mengatasnamakan agama. Tindakan terorisme di Indonesia berimplikasi pada lemahnya ketahanan nasional di Indonesia, karena mengancam eksistensi ideologi Pancasila, menggangu stabiltas politik terutama sistem politik demokrasi di Indonesia, mengancam pertumbuhan perekonomian, mengancam keharmonisn kehidupan sosial budaya serta menggangu keamanan dan kedaulatan negara tergangu.This study aims to: 1) find out why youth are often involved in acts of terrorism, 2) find out the motives for acts of terrorism that occurred in Indonesia, and 3) find out the implications of acts of terrorism in Indonesia for national resilience. This study uses a qualitative approach using library research methods. Data collection techniques use document studies in the form of journal articles, proceedings, books, online news, and so on. The analysis technique used in this research is content analysis. The results of the study show that terrorism crimes that occur in several regions in Indonesia are youth, considering that youth have a high fighting spirit, high idealism, and are interested in rapid change or radical change. The motive for acts of terrorism that have occurred in several regions in Indonesia is basically not religious interests but political interests that do not agree with government policies or do not like the government that is in power but in the name of religion. Acts of terrorism in Indonesia have implications for the weakness of national resilience in Indonesia, because it threatens the existence of Pancasila ideology, disrupt political stability, especially the democratic political system in Indonesia, threaten economic growth, threaten the harmony of socio-cultural life, and disrupt the security and sovereignty of the state