Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Democracy Education As A Vehicle to Anticipate the Development of SARA Politics in Elections Nuryadi, Muhammad Hendri; Widiatmaka, Pipit
Jurnal Paedagogy Vol. 11 No. 1 (2024): January
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jp.v11i1.9805

Abstract

This study aims to determine the role of democratic education in anticipating racial politics and the implications of democratic education on harmony between differences. This study used a qualitative approach with a literature research method. The data collection technique in this research was documentation (journals articles (nationally reputable, nationally indexed by Sinta, internationally indexed by DOAJ, and internationally indexed by Scopus), books, online news and others) and the data analysis used is content analysis. The results showed that the role of democratic education is to instill democratic values based on the nation's personality, such as tolerance, responsibility, openness between others, justice, realizing diversity, humanity and others. Democracy education activities could be carried out in schools through civic education learning, in the family environment carried out by often interacting with friends or relatives who have differences in religion, ethnicity, race and others, and in the community can be done by deliberation in RT meetings and holding regional art activities. Governments, political parties, organizations, and families can organize democracy education. Suppose the role of democracy education runs optimally. In that case, it can anticipate politics with SARA nuances so that it will have implications for harmony between others, including religions, tribes, races, groups and so on. Harmony of life among others in the life of the nation and state is the ultimate goal of democratic education.
Problems of Tolerance in Students; an Alternative Through the Teachings of Qadiriyah wa Naqsabandiyah Order Sahri, Sahri; Widiatmaka, Pipit
Scaffolding: Jurnal Pendidikan Islam dan Multikulturalisme Vol. 6 No. 3 (2024): Geographical Coverage: Indonesia
Publisher : Institut Agama Islam Sunan Giri (INSURI) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/scaffolding.v6i3.6407

Abstract

The purpose of this study is to provide an alternative solution for increasing tolerance among Muslim students through the teachings of the Qadiriyah Wa Naqsabandiyah order in the post-conflict region in Indonesia. This research was conducted in West Kalimantan, Indonesia, with data sources from Muslim students at IAIN Pontianak and a total of 15 informants. This research method uses a qualitative research design; data is obtained through observation, interviews, and documentation. Data analysis is carried out through data reduction, data display, verification, and conclusion. The findings in this study revealed that tolerance attitudes in students are still pretense and do not lead to positive tolerance. Therefore, the author provides alternative solutions for building tolerance in students through the teachings of the Qadiriyah Wa Naqsabandiyah Order.
PEMBANGUNAN KARAKTER NASIONALISME PESERTA DIDIK DI SEKOLAH BERBASIS AGAMA ISLAM Widiatmaka, Pipit
JPK (Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan) Vol 1 No 1 (2016): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/jpk.v1i1.301

Abstract

Pendidikan karakter merupakan usaha untuk membangun masyarakat di Indonesia khususnya pemuda, karena pemuda adalah pemimpin bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Apabila ingin masa depan Indonesia cerah, maka bangun pengetahuan, keterampilan, dan karakter pemuda di era sekarang. Nasionalisme adalah karkater yang wajib dimiliki oleh setiap masyarakat Indonesia, karena karakter tersebut dapat menyatukan bangsa Indonesia sehingga mampu merdeka pada tahun 1945. Sekolah berbasis agama Islam merupakan pendidikan formal yang membangun peserta didik untuk menjadi individu yang taat kepada agama Islam, di sisi lain sekolah tersebut juga berusaha untuk menanamkan karakter nasionalisme kepada peserta didiknya. Implementasi pembangunan karakter di sekolah berbasis agama Islam sungguh sangat efektif, karena salah satunya melalui mata pelajaran pendidikan Al-Qur’an. Pendidikan karakter yang diimplementasikan di sekolah berbasis agama Islam menggunakan strategi agar peserta didik mampu memiliki karakter nasionalisme. Awalnya peserta didik dikenalkan dengan karakter yang berdasarkan ajaran nabi Muhammad SAW dan kepribadian bangsa Indonesia khususnya karakter nasionalisme dan juga dikenalkan tentang karakter buruk, selanjutnya peserta didik dituntut untuk mencintai karakter-karakter yang baik tersebut khususnya karakter nasionalisme. Tahap selanjutnya peserta didik dituntut untuk mengaplikasikan karakter-karakter tersebut khususnya karakter nasionalisme dengan selalu hidup rukun sesama teman, mengikuti upacara bendera dan lain sebagainya. Tahap terakhir peserta didik dituntut untuk membiasakan tingkah laku cinta terhadap tanah air di lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Problematika Guru dalam Memberikan Bimbingan Konseling Siswa untuk Menumbuhkan Karakter Sosial Melalui Pembelajaran PPKn di Era Society 5.0 Adiansyah, Adiansyah; Widiatmaka, Pipit
JPK (Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan) Vol 7 No 1 (2022): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/jpk.v7i1.4631

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu 1) untuk mengetahui peran guru dalam memberikan bimbingan konseling kepada siswa dalam rangka menumbuhkan karakter sosial melalui pembelajaran PPKn di era society 5.0, dan 2) untuk mengetahui problematika guru dalam memberikan bimbingan konseling kepada siswa dalam menumbuhkan karakter sosial siswa melalui pembelajaran PPKn serta implikasinya terhadap karakter sosial siswa di era society 5.0. PPKn merupakan pembelajaran yang berusaha untuk membentuk karakter siswa khususnya karakter sosial, sehingga tidak dipungkiri peran seorang guru yang mengampu pembelajaran tersebut menjadi ujung tombak pembangunan karakter di Indonesia. Metode penelitian di dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan peran guru yang mengampu PPKn di era society 5.0 melalui metode bimbingan konseling  siswa untuk membentuk karakter sosial kurang maksimal, karena masih banyak guru yang belum memiliki kompetensi pedagogik khususnya penggunaan media pembelajaran ketika daring atau pembelajaran jarak jauh. Hal tersebut berimplikasi pada krisisnya karakter sosial pada siswa, yang lebih mementingkan kepentingan pribadi dari pada kepentingan sosial atau umum sehingga banyak siswa melakukan tindakan kriminal. Fenomena tersebut bias terjadi karena pembelajaran PPKn monoton dan membuat siswa mengalami kebosanan, selain itu minat belajar siswa juga menjadi berkurang. Lemahnya kompetensi pedagogik guru khususnya dalam memanfaatkan media pembelajaran yang mengampu PPKn ternyata berimplikasi pada krisisnya karakter sosial pada siswa.Teacher Problems in Providing Student Counseling Guidance to Grow Social Character Through Civics Learning in the Era of Society 5.0. The aims of this study are 1) to determine the teacher's role in providing counseling guidance to students in order to foster social character through PPKn learning in the era of society 5.0, and 2) to find out the problems of teachers in providing counseling guidance to students in growing students' social character through PPKn learning. and its implications for the social character of students in the era of society 5.0. PPKn is a learning that seeks to shape the character of students, especially social characters, so it is undeniable that the role of a teacher who oversees learning is the spearhead of character development in Indonesia. The research method in this study uses a qualitative approach and descriptive method. Data collection techniques using literature study and observation. The results of the study show that the role of teachers who support PPKn in the era of society 5.0 through student counseling methods to form social character is less than optimal, because there are still many teachers who do not have pedagogic competence, especially the use of online learning media or distance learning. This has implications for the crisis of social character in students, who are more concerned with personal interests than social or public interests so that many students commit criminal acts. This phenomenon can occur because PPKn learning is monotonous and makes students feel bored, besides that students' interest in learning also decreases. Weak pedagogic competence of teachers, especially in utilizing learning media that supports PPKn, turns out to have implications for the crisis of social character in students
Lecturer Competence in The Digital Era : Are Lecturers Able to Utilize Artificial Intelligence-Based Learning Media in The Civic Education Learning Process? Nuryadi, Muhammad Hendri; Widiatmaka, Pipit; Hed, Norhafiza Mohd
Jurnal Kependidikan : Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Pembelajaran Vol. 11 No. 1 (2025): March
Publisher : LPPM Universitas Pendidikan Mandalika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jk.v11i1.13008

Abstract

This study aims to explore the competence of lecturers to face the challenges of artificial intelligence, the use of artificial intelligence-based learning media in the learning process of civic education, and the constraints of lecturers in utilizing artificial intelligence-based learning media. This research uses a qualitative approach with descriptive methods and data collection techniques using interviews, observation, and documentation. The subjects in this study are lecturers who teach civic education courses. The data analysis used was content analysis, and this research was conducted at Universitas Sebelas Maret, Indonesia. The results showed that in facing the challenges of the era of artificial intelligence, a lecturer, in addition to having pedagogic, professional, social, and personality competencies, must also have learning and innovation skills, digital literacy skills, and career and life skills. The use of artificial intelligence-based learning media at Universitas Sebelas Maret in the learning process is still relatively less than optimal because there are still some lecturers who do not utilize artificial intelligence technology. The obstacle faced by lecturers in utilizing artificial intelligence-based learning media is that there are still lecturers who cannot operate artificial intelligence technology, so the impact on student learning motivation is reduced. This phenomenon will have implications for the weak civic competence in students, especially civic skills so that they will experience obstacles in facing the development of the times.
Pendidikan Toleransi di Kampung Moderasi Beragama Untuk Penguatan Ideologi Pancasila Widiatmaka, Pipit; Yusuf, Munawir; Subagya, Subagya
Bhinneka Tunggal Ika: Pancasila Jurnal Internasional Berbahasa Indonesia Vol. 2 No. 2 (2025): VOLUME 2 ISSUE 2, NOV 2025
Publisher : Badan Pembinaan Ideologi Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52738/bti.v2i2.48

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pola pendidikan toleransi dalam rangka penguatan ideologi Pancasila di kampung moderasi beragama dan aktor lokal yang terlibat dalam penguatan toleransi di kampung moderasi beragama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian kepustakaan sehingga teknik pengumpulan datanya adalah studi dokumen. Selain itu, analisis data dalam penelitian ini menggunakan hermeunitik dengan menekankan pada intreprestasi pada data yang sudah disederhanakan. Hasil kajian menunjukkan bahwa pendidikan toleransi di kampung moderasi beragama dapat melakukan penguatan ideologi Pancasila dengan pola pendidikan toleransi dengan pendekatan partisipatif yang berbasis kearifan lokal, karena dapat menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dan kehidupan masyarakat yang heterogen di kampung moderasi beragama sehingga dapat membangun ketahanan ideologi Pancasila yang tangguh. Dalam mengimplementasikan pendidikan toleransi dengan pendegkatan partisipatif yang berbasis kearifan lokal dibutuhkan peran dan kerja sama aktor lokal, dari pemerintah desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda yang tergabung di dalam karang taruna. Melalui keterlibatan aktor lokal tersebut ternyata dapat membangun kesadaran ideologis masyarakat, keharmonisan kehidupan antar perbedaan, dan mengatisipasi tindakan intoleransi. Pada dasarnya pola pendidikan toleransi dengan pendekatan partisipatif berbasis kearifan lokal yang diterapkan di kampung moderasi beragama dapat difungsikan untuk  penguatan ideologi Pancasila di kampung moderasi beragama sehingga dapat membangun ketahanan ideologi Pancasila yang tangguh.  
Digital Native Generation: Teachers' Challenges in Building National Character in the Digital Era Widiatmaka, Pipit; Nuryadi, Muhammad Hendri; Rochsantiningsih, Dewi; Gunarhadi
Cakrawala: Jurnal Pendidikan Vol. 19 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Pancasakti Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24905/cakrawala.v19i1.516

Abstract

The purpose of this study is to investigate the strategies teachers use to foster nationalism in the digital native generation, as well as the challenges they face in fostering nationalism in this generation. This research uses a qualitative approach and a type of literature research. The data collection technique with document study and data analysis used is content analysis. The strategy to build the character of the native generation nationalism in the digital era is that teachers must be able to master their competencies as educators, prepare effective learning tools, and be able to implement a variety of learning methods and be able to utilize digital-based learning media. Teachers in building the character of nationalism in the digital native generation have several obstacles, especially there are still many teachers who have not been able to master some competencies as an educator (pedagogic and personality). In addition, they have also not been able to implement varied learning methods and have not been maximized in utilizing digital-based learning media.