Luki Anjardiani
Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 55 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Strategi Pemasaran Amplang di Kelurahan Sungai Ulin Kecamatan Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru (Studi Kasus Pada Rini Amplang) Fadhillah Saputra; Nina Budiwati; Luki Anjardiani
Frontier Agribisnis Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i1.8272

Abstract

Sektor pertanian merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat Indonesia, dan memegang peranan penting dalam perokonomian nasional. Hal ini dibuktikan dengan munculnya berbagai macam usaha, mulai dari usaha kecil milik perorangan dan perusahaan besar yang sudah berkembang, yang lebih dikenal dengan istilah Usaha Industri Rumah Tangga (IRT). Salah satu usaha pengolahan yang menggunakan bahan baku Ikan Tenggiri di Kota Banjarbaru adalah Industri Pengolahan Produk Amplang “Rini Amplang” yang terletak di Kelurahan Sungai Kecamatan Banjarbaru Utara, Komplek Permata Rizky, Blok A No 42 Kota Banjarbaru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pemasaran seperti kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada pemasaran Usaha Industri Rumah Tangga Rini Amplang. Penelitian ini berlangsung dari April 2021 hingga Januari 2022. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencana strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan. sehingga perencana strategis dapat dengan mudah merencanakan strategi pemasaran. Sebelum melakukan analisis, maka diperlukan tahap pengumpulan data yang terdiri atas tiga model yaitu Matriks faktor strategi internal, Matriks faktor strategi eksternal dan Matriks posisi. Hasil identifikasi faktor internal menghasilkan tujuh faktor kunci kekuatan dan tujuh faktor kunci kelemahan. Sedangkan hasil identifikasi faktor eksternal, terdapat lima faktor kunci peluang dan enam faktor kunci ancaman.
Tingkat Adopsi Inovasi Teknologi Inseminasi Buatan pada Peternak Sapi Potong di Desa Sumber Mulia, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut Sutikno Sutikno; Luki Anjardiani; Abdussamad Abdussamad
Frontier Agribisnis Vol 3, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i3.1273

Abstract

Abstrak. Adopsi adalah sebagai proses penerimaan inovasi dan atau perubahan perilaku baik yang berupa pengetahuan, sikap, maupun keterampilan pada diri seseorang setelah menerima inovasi yang disampaikan penyuluh oleh masyarakat sasarannya. Inovasi adalah sesuatu ide,produk, informasi teknologi, kelembagaan, prilaku, nilai-nilai dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima dan digunakan/diterapkan/dilaksanakan yangdapat di gunakan atau mendorong terjadinya perubahan-perubahan dari segala aspek kehidupan masyarakat.Pelaksanaan kegiatan inseminasi buatan adalah bagian dari salah satu upaya adopsi teknologi tepat guna yang merupakan inovasi teknologi reproduksi ternak untuk peningkatan mutu genetik pada sapi potong.Melalui kegiatan inseminasi buatan, penyebaran bibit unggul ternak sapi dengan menggunakan semen yang berkualitas yang dapat dilakukan dengan murah, mudah dan cepat, serta diharapkan bisa meningkatkan pendapatan bagi para peternaksapi potong di Desa Sumber Mulia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sejauh mana petani dalam mengadopsiteknologi inseminasi buatan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan peternak dari penerimaaninformasi yang akan diterapkan, kualitas hasil sesuai rekomendasi dan luas inseminasi buatanyang diterapkan pada ternaknya. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dengan mengkategorikan (tinggi, sedang, rendah) untuk menentukan tingkat adopsi inovasi teknologi inseminasi buatan pada peternak. Hasil Penelitian di peroleh bahwa tingkat adopsi inovasi teknologi inseminasi buatan berada pada kategori tinggi (78,41%). Pada uji korelasi menunjukan variabel karakteritik peternak, penyuluhan dan sifat teknologi mempunyai hubungan yang signifikan terhadap tingkat adopsi inovasi teknologi inseminasi buatan pada peternak sapi potong di Desa Sumber Mulia, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut.  Kata kunci: adopsi inovasi, inseminasi buatan, peternak sapi potong
Analisis Kepuasan Konsumen terhadap Produk Mi Goreng Merek Mie Sedaap (Studi Kasus Mahasiswa S1 Universitas Lambung Mangkurat) Nur Afia; Luki Anjardiani; Usamah Hanafie
Frontier Agribisnis Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i3.7811

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian dan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk mi goreng merek Mie Sedaap. Penelitian ini dilakukan di Universitas Lambung Mangkurat pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2022. Metode penarikan contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode convenience sampling. Adapun alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian dan analisis IPA (Importance Performance Analysis) serta CSI (Customer Satisfaction Index) yang digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan konsumen mi goreng merek Mie Sedaap. Hasil penelitian tentang perilaku konsumen menunjukkan bagaimana sikap konsumen dalam 5 (lima) tahap keputusan pembelian, yaitu tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Sedangkan untuk hasil penelitian tentang kepuasan konsumen menunjukkan bahwa terdapat 6 (enam) atribut di kuadran B dan 7 (tujuh) atribut di kuadran C serta nilai Customer Satisfaction Index adalah sebesar 84% yang termasuk ke dalam kategori “sangat puas”.
Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Produk Makanan Berbahan Baku Tomat (Studi Kasus Rumah Kreasi Tomat Banjarbaru) Qori Hafiza; Luki Anjardiani; Hamdani Hamdani
Frontier Agribisnis Vol 5, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i4.5996

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Rumah Kreasi Tomat Banjarbaru, mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan eksternal serta menyusun dan merekomendasikan alternafif strategi pengembangan UMKM. Analisis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan matriks SWOT dan Quantitative Strategic Planning Matrikx (QSPM). Hasil penelitian menunjukan bahwa di dapatnya alternatif strategi untuk pengembangan usaha Rumah Kreasi Tomat Banjarbaru. Terdapat 4 (empat) alternatif strategi yang dihasilkan pada penelitian ini, yaitu meningkatkan jumlah produksi dan memperluas pangsa pasar, perlu melakukan promosi, mengembangkan daya saing, serta mengajukan pinjaman kepada bank dan menjalin kerjasama dengan pihak lain. Strategi alternatif yang disarankan adalah meningkatkan jumlah produksi dan memperluas pangsa pasar dengan sebandingnya kemungkinan daya beli yang meningkat serta banyaknya pelanggan tetap.
Perkembangan UMKM Berbahan Baku Kedelai dan Perkiraan Kebutuhan Kedelai di Kabupaten Banjar Bima Dwi Nugraha Sakti; Lutfhi Fatah; Luki Anjardiani
Frontier Agribisnis Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i1.6021

Abstract

Indonesia merupakan negara agraris besar dan sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui perkembangan jumlah UMKM berbahan baku kedelai di Kabupaten Banjar dalam lima tahun terakhir dan perkiraan perkembanganya lima tahun kedepan, Untuk mengetahui perkembangan kebutuhan kedelai lima tahun terakhir dan perkiraan kebutuhan kedelai pada UMKM berbahan bakukedelai dalam lima tahun kedepan. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari 2020 dengan Desember 2020. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan UMKM berbahan baku kedelai di Kabuaten Banjar sebanyak 7 (tujuh) UMKM industri tahu, 1 (satu) UMKM industri tempe, dan 1 (satu) UMKM industri kecap, dengan laju peningkatan UMKM berbahan baku kedelai yaitu sebesar 0%. Kebutuhan kedelai lima tahun terakhir di Kabupaten Banjar sebanyak 1.310.400 kg. Kebutuhan kedelai untuk UMKM industri tahu lima tahun kedepan sebanyak 915512 kg, kebutuhan kedelai untuk industri tempe lima tahun kedepan sebanyak 242.872 kg, dan kebutuhan kedelai untuk industri kecap lima tahun kedepan sebayak 133.494 kg. Untuk kebutuhan kedelai lima tahun mendatang sebanyak 1.291.877kg.
Analisis Keuntungan dan Kelayakan Usaha Pengolahan Tahu di Kelurahan Keraton Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar (Studi Kasus Industri Tahu Adi Karya) Wahyu Setyaningsih; Luki Anjardiani; Muhammad Fauzi
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10348

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: ((1) Menganalisis biaya, penerimaan dan keuntungan pada industri tahu Adi Karya. (2) Menganalisis tingkat kelayakan pada industri tahu Adi karya. (3) Menganalisis tingkat sensitivitas pada industri tahu Adi Karya (4) Menganalisis titik impas atau Break Even Point (BEP) pada industri tahu Adi Karya. (5) Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh industri tahu Adi Karya. Jumlah biaya total yang dikeluarkan oleh industri tahu Adi Karya pada bulan Maret 2023 sebesar Rp256.635.209 dengan jumlah biaya tetap Rp2.016.209 dan biaya variabel Rp254.619.000. Penerimaan yang diperoleh dari penjualan tahu dan ampas tahu yaitu sebesar Rp279.450.000 dan keuntungan yang diperoleh yaitu sebesar Rp22.814.791. Kelayakan pada industri tahu Adi Karya pada bulan Maret 2023 yaitu sebesar Rp1,09. Hal ini menunjukan bahwa industri tahu Adi Karya menguntungkan dan layak untuk dijalankan. Dari hasil analisis sensitivitas Industri tahu Adi Karya tidak sensitif terhadap kenaikan biaya bahan baku (kedelai) pada 5%, namun sensitif terhadap kenaikan biaya bahan baku (kedelai) pada 10% dan 15%. Titik impas pada tahu goreng yaitu sebanyak dengan jumlah sebanyak 1.418,16Kg dengan jumlah penjualan Rp22.690.560. Permasalahan yang dihadapi industri tahu Adi Karya adalah berkurangnya jumlah produksi dikarenakan kurangnya tenaga kerja, limbah cair yang masih dibuang kesungai dan izin usaha yang sudah mati karena tidak diperpanjang.
Kajian Ekonomi Pengolahan Makanan Gorengan pada Usaha Pisang Kipas Bati-Bati di Desa Nusa Indah Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut Sandy Angga Saputra; Luki Anjardiani; Umi Salawati
Frontier Agribisnis Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i2.9419

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui biaya, penerimaan, keuntungan dan titik impas (BEP) serta permasalahan yang dihadapi dari Usaha Pisang Kipas Bati-bati Di Desa Nusa Indah Kabupaten Tanah Laut (Study Kasus Pisang Kipas Bati-bati). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2022 mulai persiapan, pengumpulan data, pengolahan data sampai dengan tahap penyusunan laporan. Perhitungan analisis adalah selama satu bulan produksi dimana produksi dilakukan setiap hari. Terdapat lima produk olahan yaitu pisang kipas Bati-bati, gorengan tahu dan gorengan tempe, gorengan jalabi dan gorengan bakwan. Biaya total yang dikeluarkan selama sebulan adalah sebesar 108.180.020. Penerimaan yang diperoleh sebulan adalah sebesar 213.750.000. Keuntungan yang diperoleh selama sebulan sebesar 105.569.980. Titik impas (Break Even Point) pada usaha gorengan pisang kipas Bati-bati study kasus pisang kipas Bati-bati yaitu titik impas pada satuan rupiah adalah sebesar 7.948.745 untuk pisang kipas dengan jumlah 3.179 unit dan untuk tahu sebesar 1.766.388 dengan jumlah 707 unit, untuk tempe sebesar 1.324.791 atau sebesar 530 unit, untuk gorengan jalabi sebesar 1.103.992 sebesar 442 unit, dan gorengan bakwan sebesar 441.597 atau sebesar 177 unit. Usaha gorengan pisang kipas Bati-bati study kasus pisang kipas Bati-bati memberikan keuntungan yang besar, disarankan pelaku usaha lebih mengoptimalkan promosi penjualan online yang tadinya hanya menggunakan media facebook dan whatsApp bisa menggunakan menambahkan media promosinya dengan Instagram.
Studi Preferensi Konsumen terhadap Buah Impor Jeruk Mandarin (Citrus Reticulata) di Kecamatan Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru Hanafi Hanafi; Luki Anjardiani; Rifiana Rifiana
Frontier Agribisnis Vol 8, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v8i3.13594

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan karakteristik konsumen buah impor, bagaimana proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian buah impor jeruk mandarin. Menunjukkan bagaimana perilaku konsumen terhadap buah impor jeruk mandarin di Kecamatan Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru. Hasil penelitian menunjukkan Preferensi konsumen terhadap buah impor dibandingkan buah lokal di Kecamatan Banjarbaru Utara adalah cukup baik. Hasil dari sikap konsumen sebesar 17,927 dengan kategori tinggi. Dikaitkan dengan hasil analisis tingkat kepentingan/evaluasi dengan tingkat kepercayaan secara keseluruhan dinilai sama oleh konsumen. Terlihat dari yang mendapatkan nilai tertinggi adalah Ukuran buah dan yang paling rendah adalah atribut harga. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa hasil analisis sikap konsumen terhadap buah impor jeruk mandarin masih tergolong tinggi walaupun dengan harga yang cukup relatif mahal di pasaran. Akan tetapi, warna yang cerah, ukuran yang besar, aroma buah yang harum dan kesegaran buah yang terjaga dengan baik membuat sikap konsumen dalam memutuskan proses pembelian buah impor jeruk mandarin tetap tergolong tinggi dibandingkan dengan buah lokal sejenisnya. Sehingga petani buah jeruk lokal seperti Buah Jeruk Siam harus memperbaiki kualitas buah jeruk tersebut, dikarenakan masyarakat/responden menyukai buah jeruk dengan ukuran yang besar, rasa buah jeruk yang manis, kesegaran buah dengan selalu menyediakan stok buah jeruk yang baru, warna buah jeruk yang cerah, aroma harum buah jeruk yang khas dan dengan harga yang kompetitif di pasaran.
Analisis Usaha Tani Serai Wangi di Kabupaten Tanah Laut (Studi Kasus Kebun Serai Wangi Ibu Norjannah) Muhammad Darma Wijaksana; Luki Anjardiani; Masyhudah Rosni
Frontier Agribisnis Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i2.6036

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pendapatan usaha tani serai wangi; untuk mengetahui kelayakan usaha tani serai wangi, dan untuk menganalisis permasalahan yang ada pada usahatani serai wangi Ibu Norjannah. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan penerimaan yang diperoleh dari penjualan daun basah selama 6 bulan adalah sebesar Rp15.000.000,00 dan biaya total yang dikeluarkan selama 6 bulan adalah sebesar Rp13.929.000,00. Tingkat pendapatan bersih usaha tani serai wangi selama satu periode 6 bulan adalah Rp1.071.000,00. Kelayakan usaha tani serai wangi Ibu Norjannah ditunjukan dengan RCR adalah sebesar 1,0768, artinya usahatani serai wangi dikatakan layak dan pada pengolahan minyak serai wangi di katakan layak karena RCR>1 yaitu 1.40260651. Masalah yang dihadapi oleh usahatani yang dimiliki oleh Ibu Nurjannah ada pada curah hujan yang tinggi dan pemanenan tergantung kapasitas mesin. Untuk curah hujan yang tinggi menyebabkan rendemen dari minyak serai berkurang atau menurun. Sedangkan kapasitas mesin penyulingan berkapasitas 500 kg, untuk mesin Ibu Norjannah mendapat bantuan dari pihak terkait dan mesin tersebut berada tepat di lahan milik Ibu Norjannah.
Analisis Titik Impas (Break Event Point) dan Kelayakan Usaha Industri Pengolahan Kelepon Buntut Bukhari di Desa Keraton Kecamatan Martapura Kota Kabupaten Banjar Nuraidah Nuraidah; Luki Anjardiani; Muzdalifah Muzdalifah
Frontier Agribisnis Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i2.777

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, titik impas, kelayakan usaha dan permasalahan apa saja yang dihadapi menyangkut usaha kelepon Buntut Bukhari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode diskriptif dengan teknik pelaksanaan berupa studi kasus. Lokasi penelitian di Desa Keraton Kabupaten Banjar. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2017.  Berdasarkan hasil penelitian diperoleh biaya total selama satu bulan sebesar Rp. 35.224.917, penerimaan yang diperoleh sebesar Rp. 42.496.000, keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 7.271.083, titik impas dalam satuan unit adalah sebesar 681 kotak dan dalam satuan rupiah adalah sebesar Rp. 2. 726.122. Untuk kelayakan usaha sendiri dilihat dari beberapa aspek usaha ini layak untuk diteruskan. Permasalahan yang dihadapi usaha kelepon Buntut Bukhari adalah semakin meningkatnya persaingan pasar, harga bahan baku dan bahan yang berfluktuasi, serta sulitnya mencari tenaga kerja yang masih belum memiliki keluarga (anak/suami). Kata kunci:Analisis Titik Impas, kelayakan usaha, industri pengolahan,kelepon Buntut Bukhari