Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Enhancing the Capacity of Tourism Awareness Groups in Climate Change Adaptation and Mitigation at the Tanjung Batu Mangrove Ecotourism, Sekotong Tengah Village, West Lombok Regency Markum, Markum; Ichsan, Andi C; Aji, Irwan Mahakam Lesmono; Ashari, Agus Mulyadi
Unram Journal of Community Service Vol. 5 No. 3 (2024): September
Publisher : Pascasarjana Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ujcs.v5i3.704

Abstract

Mangrove Ecotourism in Tanjung Batu is one of the unique tourist attractions on Lombok Island, featuring a scenic 11-hectare mangrove area with dense vegetation coverage. The site is equipped with several facilities, including a 417-meter wooden bridge, several gazebos, selfie spots, a homestay, and a café. The ecotourism management is handled by the Tourism Awareness Group (Pokdarwis) of Sekotong Tengah Village. This destination is quite popular, with no fewer than 300 tourists visiting each month. However, this area is prone to climate-related disaster risks such as tidal floods, strong winds, high waves, floods, and droughts. Additionally, the ecotourism management has mainly focused on physical aspects and lacks sufficient managerial skills for implementing a sustainable governance system. The proposed solution is to strengthen the Pokdarwis management to improve ecotourism governance, optimizing its potential to deliver greater social, economic, and environmental value while contributing to climate change adaptation and mitigation efforts. The conclusion from the community service activity is that to address these challenges, the community is committed to preserving the mangrove ecosystem, preventing disturbances from both internal and external factors, and managing ecotourism in a way that benefits the surrounding community by reducing climate-related disaster risks. Priority activities include mangrove rehabilitation and enrichment, beach cleanup, monthly management meetings, semi-annual evaluations, and promptly developing plans to strengthen the fishermen's economy through involvement in marine tourism packages
The Carbon Stocks Estimation on The Green Belt of Mataram City Aditya Riizki Kurniawan; Andi Chairil Ichsan; Markum
Jurnal Biologi Tropis Vol. 23 No. 2 (2023): Special Issue
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v23i2.6304

Abstract

Greenhouse Gases is a phenomenon where infrared radiation from sunlight is partly trapped in the atmosphere by greenhouse gases such as carbon dioxide (CO2), nitrogen oxide (N2O), and other gases, so that it can cause an increase in the temperature of the earth's surface. which results in climate change. This research aims to estimate carbon reserves in the Lingkar Selatan Green Belt of Mataram City. This research uses quantitative descriptive methods. The data collected is vegetation data. Vegetation data is collected by measuring the diameter and height of all vegetation or using the census method. Carbon stocks are estimated using allometric equations. The carbon reserves in the vegetation on the Lingkar Selatan Green Belt are 112.63 tons with 1432 individuals, with a stake level of 0.67 tons, a pole level of 13.75 tons, and a tree level of 98.13 tons. The highest amount of carbon reserves was found in the Canary (Canarium indicum) type at 33.91 ton and the lowest was in the matoa (Pometia pinnata) at 0.0012 ton.
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LAHAN MELALUI PROGRAM REHABILITASI DAS UNTUK MENDUKUNG PENURUNAN KARBON DIOKSIDA (CO2) PADA AREA KELOLA KTH. HIJAU MAKMUR DI DESA GELANGSAR KAB. LOMBOK BARAT Ashari, Agus Mulyadi; Markum, Markum; Susilawati, Lolita Endang
JURNAL RIMBA LESTARI Vol 3 No 2 (2023): Vol. 3 No. 2 (2023)
Publisher : Jurusan Kehutanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Carbon dioxide (CO2) contributes significantly to global warming, leading to climate change that impacts human life. To mitigate emissions, Indonesia has committed to reducing greenhouse gas (GHG) emissions by 29% independently and 41% with international support by 2030, as outlined in its Nationally Determined Contribution (NDC). One of the strategies implemented is the Indonesia’s Forestry and Other Land Uses (FoLU) Net Sink 2030 program, prioritizing the forestry and land-use sectors. This study evaluates the effectiveness of agroforestry-based watershed rehabilitation activities in the area managed by Forest Famers Group (KTH) Hijau Makmur, Gelangsar Village, West Lombok Regency. The results show a high plant density level (>400–600 plants/ha), dominated by high-economic-value multipurpose tree species (MPTS) such as durian, mangosteen, avocado, and stink bean. The observed plants are categorized as seedlings and saplings (1–3 years old, height >1.5 meters, trunk diameter <10 cm). As the plants mature, their stem volume and canopy area are expected to enhance carbon sequestration through stems, roots, litter, and necromass. These findings indicate that agroforestry practices not only provide economic benefits but also support climate change mitigation by increasing carbon storage potential.
Karakteristik Sosial Ekonomi Petani HKm Sekaroh Jaya di Kabupaten Lombok Timur Juliana Saputri, Ardita; Markum, Markum; Tri Lestari, Andi
Jurnal Pendidikan, Sains, Geologi, dan Geofisika (GeoScienceEd Journal) Vol. 5 No. 4 (2024): November
Publisher : Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/goescienceed.v5i4.448

Abstract

Abstrak: Mengetahui sosial ekonomi masyarakat merupakan salah satu langkah awal untuk mengembangkan kemampuan masyarakat dalam mengelola hutan dan meningkatkan potensi dalam kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKm). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sosial, ekonomi, dan budaya petani HKm Sekaroh Jaya di Kabupaten Lombok Timur. Metode pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Sampel responden dalam penelitian ini berjumlah 36 orang yang ditentukan menggunakan rumus slovin yang diambil secara acak atau system random sampling. Metode pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara yaitu observasi, wawancara, kuisioner, dan studi pustaka kemudian dianalisis dengan cara analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahw karakteristik sosial ekonomi dan budaya petani HKm yaitu rata-rata bermata pencaharian pokok sebagai petani dengan tingkat pendidikan rendah dan memiliki kebiasaan menanam jagung. Mayoritas kesejahteraan petani HKm Sekaroh Jaya yaitu dalam kategori miskin ekstrem dengan pendapatan bergantung pada tanaman jagung. Kata Kunci: Hutan Kemasyarakatan, Hutan Lindung, Sosial Ekonomi
Evaluasi Kinerja Hutan Kemasyarakatan Merte Sari Desa Sengigi Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat Ghozul Fikri, Muhammad; Markum, Markum; Setiawan, Budhy
Jurnal Pendidikan, Sains, Geologi, dan Geofisika (GeoScienceEd Journal) Vol. 6 No. 1 (2025): Februari
Publisher : Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/goescienceed.v6i1.468

Abstract

Penelitian ini mengevaluasi kinerja pengelolaan Hutan Kemasyarakatan (HKm) Merte Sari di Desa Sengigi, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, dengan fokus pada aspek sosial dan faktor pendukung serta penghambat. Mengacu pada pedoman evaluasi HKm dalam Perdirjen P.9/PSKL/PKPS/KUM.1/10/2019, penelitian ini menemukan bahwa kinerja pengelolaan HKm Merte Sari berada dalam kategori baik dengan skor 286, mencerminkan peningkatan kesejahteraan masyarakat, penguatan kelembagaan, perubahan perilaku pengurus, dan kontribusi pengelolaan hutan. Faktor pendukung meliputi perencanaan yang baik, partisipasi anggota, pelatihan kelembagaan, dan keterlibatan perempuan. Namun, faktor penghambat mencakup kurangnya data biofisik dan potensi HHBK, serta koordinasi dan penegakan aturan yang belum optimal. Penelitian ini menyarankan perlunya pelatihan pengolahan hasil hutan, pembinaan kelembagaan yang rutin, penguatan kelembagaan dengan bantuan pihak terkait, dan penelitian lebih lanjut mengenai potensi jasa lingkungan untuk mendukung pengembangan HKm Merte Sari. Wawancara Wawancara adalah salah satu metode pengumpulan data di mana terjadi interaksi tanya jawab antara peneliti dan responden dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan didasarkan pada tujuan penelitian.
PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP DESTINASI WISATA ALAM ULEM-ULEM SPTN II RESORT TETEBATU TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI Abdullah, Baiq Amanda Esya; Markum, Markum; Setiawan, Budhy
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 34 No 3 (2024): Jurnal Agroteksos Desember 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agroteksos.v34i3.1091

Abstract

Visitor perception is interpreted as an assessment or view of visitors to a tourist destination, which means a tourist destination must improve the quality of the destination for the better in order to get a positive perception. Therefore, visitor perceptions need to be examined to find out direct responses to Ulem-Ulem's Ecotourism Destinations. This can provide input and evaluation to the management of the Ulem-Ulem Ecotourism Destination as an effort to improve and recommend for the manager for visitor satisfaction. This research was carried out in Ulem-Ulem Nature Tourism with the aim of finding out how visitors perceive Ulem-Ulem Nature Tourism. The method used in this study is the descriptive method. Research data collection is carried out by observation, interviews, literature studies, and questionnaires. Determination of respondents using accidental sampling technique, with a total of 53 respondents. Data analysis using the Likert scale method with the provision of criteria limitations Very Good if the score interval is >116-140, Good if the score interval is >89-115, less good if the score interval is >62-88, and not good if the score interval is 35-61. The results of such analyses are presented in the form of tables. Based on the results of the study, the values for the variables Attraction, Accessibility, Ancillary services, and Price were in the good category with consecutive score values, namely (23.49), (21.57), (22.08), (22.38), (24.04).
Analisis Faktor Penyebab dan Dampak Budidaya Jagung di Kawasan Hutan Desa Talonang Baru Kabupaten Sumbawa Barat Putra, Arya Syah; Markum, Markum; Wulandari, Febriana Tri
Empiricism Journal Vol. 5 No. 2: December 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/ej.v5i2.1916

Abstract

Budidaya jagung di kawasan hutan Desa Talonang Baru, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, menjadi praktik yang meluas dan memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan serta perekonomian lokal. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor penyebab dan dampak dari kegiatan budidaya jagung tersebut, menggunakan metode kualitatif deskriptif dan pendekatan DPSIR (Drivers, Pressures, State, Impact, Response). Sampel diambil secara acak dari 231 populasi petani, dengan 37 responden dipilih menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 15%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial, seperti ajakan antar kerabat dan budaya turun-temurun, serta faktor ekonomi, seperti harga jual jagung yang tinggi dan keterbatasan lapangan kerja alternatif, menjadi pendorong utama budidaya jagung di kawasan hutan. Kebijakan pengelolaan hutan yang memberikan akses mudah kepada petani juga berkontribusi pada alih fungsi lahan hutan. Luas lahan yang digunakan untuk budidaya jagung mencapai 168,45 hektar dari 446 hektar total kawasan hutan yang dikelola. Dampak lingkungan yang ditimbulkan meliputi erosi tanah, degradasi lahan, peningkatan suhu udara, serta berkurangnya populasi satwa liar seperti rusa dan babi. Krisis mata air juga terjadi akibat hilangnya tutupan vegetasi hutan. Meskipun ada upaya mitigasi, seperti penanaman pohon, praktik budidaya jagung terus berkembang. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan kebijakan lebih ketat untuk mengendalikan alih fungsi hutan, serta perluasan sistem agroforestry untuk mengurangi dampak lingkungan. Edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan hutan yang berkelanjutan juga sangat diperlukan. Analysis of the Causes and Impacts of Corn Cultivation in the Forest Area of Talonang Baru Village, West Sumbawa Regency Abstract Corn cultivation in the forest area of Talonang Baru Village, Sekongkang District, West Sumbawa Regency, has become a widespread practice, having a significant impact on both the environment and the local economy. This research aims to analyze the causes and impacts of this corn cultivation activity using a descriptive qualitative method and the DPSIR (Drivers, Pressures, State, Impact, Response) approach. Samples were randomly taken from a population of 231 farmers, with 37 respondents selected using the Slovin formula with a 15% margin of error. The results indicate that social factors, such as family encouragement and generational traditions, along with economic factors, such as the high selling price of corn and the lack of alternative job opportunities, are the main drivers of corn cultivation in the forest area. Forest management policies that provide easy access to farmers also contribute to the conversion of forest land. The area used for corn cultivation has reached 168.45 hectares out of a total of 446 hectares of managed forest. The environmental impacts include soil erosion, land degradation, increased air temperatures, and a reduction in wildlife populations such as deer and wild boar. A water crisis has also occurred due to the loss of forest vegetation cover. Despite mitigation efforts, such as tree planting, corn cultivation practices continue to expand. Based on these findings, stricter policies are needed to control forest land conversion, and agroforestry systems need to be expanded to reduce environmental impacts. Public education and increased awareness of the importance of sustainable forest management are also urgently needed.
EVALUASI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN TAMAN WISATA ALAM MADAPANGGA DI DESA NDANO KECAMATAN MADAPANGGA KABUPATEN BIMA Julva, muhammad Adi; Markum, Markum; Idris, Muhamad Husni
JURNAL AGRIMANSION Vol 25 No 3 (2024): Jurnal Agrimansion Desember 2024
Publisher : Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v25i3.1687

Abstract

Taman Wisata Alam (TWA) Madapangga di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, memiliki potensi alam yang kaya dengan luas 232 hektar, mencakup pemandangan pegunungan, hutan alami, dan danau yang indah. Berbagai aktivitas wisata seperti pendakian, panjat tebing, dan pengamatan satwa menambah daya tarik kawasan ini. Selain itu, terdapat fasilitas pendukung seperti kolam renang, area berkemah, dan sungai. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas pengelolaan TWA Madapangga dalam mendukung pengembangan ekonomi lokal dan konservasi lingkungan. Dengan metode kualitatif, data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan kawasan ini cukup efektif dengan skor 67 dari evaluasi enam aspek nilai akhir MEET. Faktor pendukung meliputi potensi alam yang besar dan letak geografis yang strategis, sedangkan faktor penghambat termasuk infrastruktur yang minim dan pengelolaan yang belum optimal. Rekomendasi strategis diberikan untuk memperbaiki infrastruktur, meningkatkan fasilitas, dan memperluas promosi guna menarik lebih banyak pengunjung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Kontribusi HHBK Kayu Putih (Melaleuca cajuputi) Terhadap Pendapatan Petani Di Kth Lembah Madu Desa Gunung Malang Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur Maman Hartawan; Markum Markum; Andrie Ridzki Prasetyo
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 3 No. 5: Agustus 2024
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v3i5.5022

Abstract

Salah satu spesies yang penting bagi pertumbuhan sektor kehutanan adalah kayu putih. Tanaman ini memiliki beberapa manfaat bagi lingkungan, perekonomian, dan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan dan besar kontribusi HHBK kayu putih (Melaleuca cajuputi) terhadap pendapatan KTH Lembah Madu. Lokasi penelitian ini terletak di KTH Lembah Madu Desa Gunung Malang Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara dengan menggunakan alat bantu kuesioner terhadap 39 responden yang dilakukan pada bulan Februari-Maret 2024. Penentuan sampel responden pada penelitian ini dilakukan dengan sensus, yaitu keseluruhan anggota KTH Lembah Madu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendapatan rata-rata petani dari HHBK kayu putih dalam kisaran waktu satu tahun adalah sebesar Rp. 314.475,5 dan besarnya kontribusi kayu putih terhadap pendapatan petani adalah sebesar 1,9 %. Dalam jangka panjang tanaman kayu putih memiliki potensi yang cukup besar tetapi budidaya tanaman kayu putih di KTH Lembah Madu belum dilakukan optimal dan efektif. Untuk itu sangat perlu dilakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada para petani tentang budidaya tanaman kayu putih, agar tanaman kayu putih dapat tumbuh dengan subur sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.
TINGKAT KETERGANTUNGAN PETANI TERHADAP SUMBER DAYA HUTAN DI HKM ALAM LESTARI RESORT JANGKOK LOMBOK BARAT Aulia Khairunnisa; Markum Markum; Febriana Tri Wulandari
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 2 (2024): Edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i2.4591

Abstract

Penelitian ini dilakukan di HKm Alam Lestari, Resort Jangkok, Kabupaten Lombok Barat dengan tujuan untuk mengetahui tingkat ketergantungan petani terhadap sumber daya hutan serta faktor-faktor yang memengaruhi ketergantungan terhadap sumber daya hutan. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian yaitu metode deskriptif. Perhitungan ketergantungan menggunakan dua aspek, yaitu pendapatan dan serapan tenaga kerja. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pendapatan petani dari HKm sebesar 24.686.553,52/LLG/tahun atau sekitar 82,66% dari total  pendapatan keseluruhan petani. Adapun rata-rata serapan tenaga kerja HKm sebesar 199.75 HOK/orang/tahun atau sekitar 70,77% dari total keseluruhan. Tingkat ketergantungan petani di HKm Alam Lestari masuk dalam kategori Tinggi dengan nilai skor 779,04. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi ketergantungan petani antara lain sumber penghasilan, produktivitas hasil hutan, produktivitas kerja, dan kesempatan kerja di bidang lain.