Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Manuju : Malahayati Nursing Journal

Studi Komparatif Obesitas dan Non-Obesitas Berdasarkan Asupan Junk Food di SMA Tarakanita Gading Serpong Teguh, Stanislas Kotska Marvel Mayello; Santoso, Alexander Halim
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 12 (2024): Volume 6 Nomor 12 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i12.15812

Abstract

ABSTRACT The prevalence of obesity among adolescents is increasing. One major factor is the consumption of junk food. The ease of serving, variety, better taste, and marketing make teenagers prefer to consume junk food rather than foods that contain healthy nutrition. The purpose of this study was to determine the comparison between obese and non-obese students on junk food consumption at Tarakanita Gading Serpong senior high school. This study is a cross-sectional study with a total of 162 students. Students were asked to fill out a questionnaire related to junk food consumption and take measurements of body weight and height. The results of these measurements were mapped onto the CDC growth chart to obtain their nutritional status. There was a significant mean difference between obese and non-obese students in terms of junk food consumption (p<0.05). Students should be aware of the impact of junk food consumption on health through continuous education, provision of healthy canteens in schools, and increased sports activities. Keywords: Junk Food, Obesity, Body Mass Index, Senior High School  ABSTRAK Prevalensi obesitas di kalangan remaja semakin meningkat. Salah satu faktor yang berperan berperan besar adalah konsumsi junk food. Kemudahan dalam penyajian, variasi, rasa yang lebih enak rasa,  dan pemasarannya membuat remaja lebih memilih untuk mengonsumsi junk food daripada makanan yang mengandung gizi sehat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan antara siswa obesitas dan non obesitas terhadap konsumsi junk food di SMA Tarakanita Gading Serpong. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan jumlah siswa 162 orang. Siswa diminta untuk mengisi kuesioner terkait konsumsi junk food  dan melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Hasil dari pengukuran tersebut dipetakan ke dalam grafik pertumbuhan dari CDC untuk didapatkan status gizinya. Terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara siswa yang mengalami obesitas dan tidak mengalami obesitas berdasarkan konsumsi junk food (p<0,05). Kesadaran akan dampak konsumsi junk food terhadap kesehatan harus lebih ditingkatkan di kalangan siswa melalui edukasi berkesinambungan, pengadaan kantin sehat di sekolah, serta peningkatan kegiatan olahraga. Kata Kunci: Junk Food, Obesitas, Indeks Masa Tubuh, SMA
Hubungan Kadar 25(OH)D3 dengan Lingkar Betis Pada Kelompok Lanjut Usia di Panti Santa Anna: Studi Potong-Lintang Santoso, Alexander Halim; Lontoh, Susi Olivia; Firmansyah, Yohanes; Yogie, Giovanno Sebastian; Goh, Daniel; Syarifah, Andini Ghina; Teguh, Stanislas Kotska Marvel Mayello; Khoto, Anthon Eka Prayoga
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 7 (2024): Volume 6 Nomor 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i7.13124

Abstract

ABSTRACT The research on vitamin D is still developing until its role in the immune system, the absorption of phosphate from the intestine, and preventing its excretion in the kidneys are known. The prevalence of low levels of vitamin D is high, and recently, it was discovered that there was a relationship between vitamin D deficiency and the incidence of sarcopenia in the elderly. Determining vitamin D levels and the incidence of sarcopenia in the elderly at the Santa Anna Nursing Home. This study was an analytical study with a cross-sectional design conducted on elderly residents of the Santa Anna Nursing Home in July 2023 to assess vitamin D levels and calf circumference to assess sarcopenia. The data obtained were analyzed using Mann-Whitney. Result Of the 32 respondents, the average age was 72.66 years, and 22 (68.7%) respondents were women. It was found that 30 (93.8%) respondents experienced vitamin D deficiency, and 15 (46.9%) respondents experienced sarcopenia. The results of statistical tests showed that there was no difference in the mean levels of vitamin D between the sarcopenic and non-sarcopenic groups. However, the group of patients with sarcopenia had vitamin D levels that tended to be lower compared to the group without sarcopenia (18 vs. 21 ng/mL; MR 15.50 vs. 17.38). There was no statistically significant difference in mean vitamin D levels between the groups with and without sarcopenia. However, there is a tendency for groups of patients with sarcopenia to have vitamin D levels that tend to be lower than those in groups without sarcopenia. Keywords: Vitamin D, Sarcopenia, Elderly  ABSTRAK Hingga saat ini, penelitian terhadap vitamin D terus berkembang hingga diketahui perannya dalam sistem imun, absorpsi fosfat dari usus dan mencegah terekskresinya pada ginjal. Tingginya prevalensi kurangnya kadar vitamin D dan baru-baru ini, diketahui ada hubungan defisiensi vitamin D dengan kejadian sarkopenia pada lansia. Mengetahui kadar vitamin D dengan kejadian sarkopenia pada lansia di Panti Werda Santa Anna. Penelitian ini adalah analitik dengan desain potong lintang yang dilakukan pada lansia penghuni Panti Werdha Santa Anna pada Juli 2023 untuk menilai kadar vitamin D dan lingkar betis untuk menilai sarkopenia. Data yang didapat kemunian dianalisis menggunakan Mann-Whitney. Didapat 32 responden dengan rerata usia 72,66 tahun dan sebanyak 22 (68,7%) responden adalah perempuan. Didapat 30 (93,8%) responden mengalami defisiensi vitamin D dan 15 (46,9%) responden mengalami sarkopenia. Hasil uji statistic didapat hasil tidak terdapat perbedaan rerata kadar vitamin D antara kelompok sarkopenia dan tidak. Namun dapat terlihat bahwa kelompok pasien dengan sarkopenia memiliki kadar vitamin D yang cenderung lebih rendah dibandingan dengan kelompok tanpa sarkopenia (18 vs 21 ng/mL; MR 15,50 vs 17,38). Tidak terdapat perbedaan rerata kadar vitamin D yang bermakna secara statistik antara kelompok dengan atau tanpa sarkopenia. Namun terdapat kecenderungan kelompok pasien dengan sarkopenia memiliki kadar vitamin D yang cenderung lebih rendah dibandingan dengan kelompok tanpa sarkopenia. Kata Kunci: Vitamin D, Sarkopenia, Lanjut Usia