Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Analisis Manajemen Keselamatan Kerja pada Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine di KM. Pelita Perkasa PT. Manunggal Suko Jaya, Sorong, Papua Barat Daya Rahmatang Rahmatang; Mahdir Ramadhan; Arham Rumpa; Angraeni Angraeni
Jurnal Syntax Admiration Vol. 5 No. 7 (2024): Jurnal Syntax Admiration
Publisher : Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jsa.v5i7.1307

Abstract

The purpose of this study is to identify and describe the operation of Purse Seine fishing gear on KM. Pelita Perkasa. The data collection used in KPA activities is observation, interview, and library research. The data that will be obtained using this method are in the form of primary data and secondary data. The data analysis method that will be used in the Final Practice Work (KPA) is descriptive analysis (quantitative and qualitative). Results, Operation of purse seine fishing gear on KM. Pelita Perkasa is carried out with procedures and procedures that are in accordance with work safety standards. The organizational structure and construction of the ship have also met the safety requirements. There are several work activities on board the KM purse seine. Pelita Perkasa which has the potential to cause work accidents, such as the use of a winch, lifting the net, and activities on a slippery deck. Work accidents that often occur in KM crew. Pelita Perkasa was injured, fractured, and plunged into the sea, among others.
Karakteristik unit Penangkapan Gurita (Octopus sp.) di Perairan Teluk Bone Rahmatang, Rahmatang; Asia, Asia; Rumpa, Arham; Tandipuang, Paduartama; Ohorella, Rafi
Jurnal Salamata Vol 5, No 2 (2023): Desember
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/salamata.v5i2.13594

Abstract

Efektifitas alat tangkap gurita, khususnya menggunakan pancing tidak terlepas dari pemahaman terkait karakteristik unit penangkapan, daerah dan musim penangkapan. Tujuan penelitian ini, yaitu mendeskripsikan karakteristik pancing gurita (Octopus sp.) yang meliputi spesifikasi kapal, spesifikasi alat tangkap yang digunakan, teknik pengoperasian, musim penangkapan  dan spesies dominan gurita yang tertangkap. Jenis penelitian berupa observasi dan wawancara langsung serta experimental fishing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik kapal gurita secara dimensional memiliki ukuran berkisar 5 s/d 7 GT, komponen utama dari konstruksi pancing adalah tali dan mata pancing, hasil tangkapan dominan gurita digolongkan sebagai spesies Octopus cyanea yang mana fishing ground penangkapan gurita berada  di wilayah pesisir pantai pada jarak ± 1,5 mill, dimana suhu rata-rata 28 °C dan salinitas 34 ‰.  Sedangkan musim penangkapan  gurita terbaik, yaitu dimulai pada bulan Februari–Mei, dan puncak produksi hasil tangkapan yang optimal terjadi pada Bulai Maret, musim sedang pada bulan November-Januari dan pada Bulan  Juni–Oktober merupakan kondisi musim paceklik. Dengan diketahuinya karakteristik unit penangkapan dan musim penangkapan gurita, dapat meningkatkan efektifitas penangkapan gurita.
Studi Karakteristik Suara Secara Temporal yang Mempengaruhi Agregasi Schooling Ikan pada Areal Rumpon Tamrin, Tamrin; Rahmatang, Rahmatang; Rumpa, Arham; Maskur, Muhammad; Imran, Imran; Kasim, Nurdin
Jurnal Salamata Vol 4, No 2 (2022): Desember
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.057 KB) | DOI: 10.15578/salamata.v4i2.12001

Abstract

Rumpon merupakan alat bantu penangkapan ikan yang efektif untuk mengumpulkan ikan pada daerah penangkapan. Banyak pertanyaan terkait kinerja rumpon yang mampu menarik spesies ikan untuk berasosiasi dengannya, salah satunya adalah karakteristik suara yang ada dibawah rumpon tersebut.  Tujuan mengidentifikasi bentuk karakteristik suara hubungannya agregasi schooling ikan pada areal rumpon. Parameter yang diamati adalah frekuensi (Hz) dan tekanan suara (dB)  pada siang hari, sore hari, malam hari dan dini hari yang mempengaruhi jarak schooling ikan dari rumpon dengan objek pengamatan pada spesies ikan layang (Decapterus russelli). Jenis penelitian experimental fishing dengan pendekatan akustik pasif (PAM). Hasil menunjukkan bahwa tekanan suara dibawah rakit rumpon rata-rata pada siang hari berada pada 73 dB, mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada sore hari berkisar 85 dB sedangkan  malam hari mengalami penurunan rata-rata 81 dB dan pada dini hari mengalami kenaikan sedikit berkisar 83 dB, jika dihubungkan dengan pergerakan schooling ikan tekanan suara yang rendah lebih menyebar dan lebih jauh dari titik pusat rumpon  jika dibandingkan dengan sore hari dan dini hari dimana dengan tekanan suara yang lebih besar, schooling ikan lebih terkosentrasi dibawah rumpon, sedangkan  rata-rata peak frekuensi berdasarkan variasi waktu umumnya berkisar antara 530 – 734 Hz,  hal tersebut menunjukkan bahwa frekuensi suara pada areal rumpon sesuai dengan frekuensi sensitive pendengaran ikan pelagis.  Dengan diketahuinya karakteristik frekuensi dan tekanan suara yang ideal dengan menyesuaikan waktu terkosentrasinya schooling ikan, memungkinkan pengembangan atraktor rumpon berbasis gelombang suara untuk menarik dan mengkonsentrasikan spesies ikan pada areal rumpon. 
Karakteristik Unit Penangkapan Ikan dengan Pancing Ulur di Perairan Teluk Bone Baroqi, Riza; Timur, Putra Satria; Rumpa, Arham
Jurnal Salamata Vol 5, No 2 (2023): Desember
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/salamata.v5i2.13572

Abstract

Pancing ulur (hand-line) merupakan alat tangkap ikan yang cukup menjadikan ikan tuna sebagai target utama dalam proses penangkapanya.  Tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan karakteristik pancing ulur yang meliputi konstruksi kapal, alat tangkap, metode pengoperasian, umpan yang digunakan  dan alat bantu penangkapan berupa   rumpon yang digunakan nelayan Teluk Bone. Pengumpulan data berupa observasi dan wawancara terkait karakteristik pancing ulur. Hasil observasi menunjukkan bahwa karakteristik pancing yang berbasis di Pusat Pendaratan Ikan (PPI) Lonrae Kabupaten Bone, ukuran kapal berkisar 7 sampai 20 GT dengan lama operasi 7 sampai 15 hari/trip, konstruksi alat tangkap terdiri atas penggulung, tali pancing utama, kili-kili dan tali pancing kedua. Umpan yang digunakan adalah cumi-cumi, ikan tongkol, layang dan umpan tiruan sedangkan dalam pengoperasiannya menggunakan rumpon sederhana dengan konstruksi rumpon yang digunakan terdiri dari rakit pelampung, atraktor ikan, tali jangkar, tali pemberat dan pemberat. Hasil tangkapan pancing ulur pada areal rumpon didominasi oleh tuna sirip kuning (Thunnus albacares), tuna mata besar (Thunnus obesus), cakalang (Katsuwonus pelamis) sedangkan tangkapan sampingan yaitu ikan SWO (ikan pedang), BLM (black marlin) dan Spesies DOL (mahi-mahi/lamadang).
Karakteristik Suara Gelembung Air Laut yang dikeluarkan Ikan Layang (Decapterus Sp) dapat dijadikan Atraktor Berbasis Suara Pada Areal Rumpon Arham Rumpa; Najamuddin, Najamuddin; Safruddin, Safruddin; Hajar, M. Abduh Ibnu
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 10 (2023): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL X KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumpon mampu menarik spesies ikan untuk berasosiasi dengannya. Banyak pertanyaan terkait kinerja rumpon itu sendiri, salah satunya adalah karakteristik suara yang ada dibawah rumpon tersebut. Spesies ikan pelagis yang umumnya tertangkap pada areal rumpon adalah Ikan Layang (Decapterus sp). Umumnya memproduksi suara gelembung air laut. Pertanyaannya apakah gelembung air laut tersebut sebagai bentuk komunikasi dilaut. untuk saling berinteraksi, mempertahankan diri atau menghindar dari predator? Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi karakteristik suara dikeluarkan oleh schooling ikan yang berasosiasi pada areal rumpon, mekanisme produksi suara gelembung air laut dan hubungan antara karakteristik suara dengan terkosentrasinya schooling ikan yang kemungkinan bisa dijadikan atraktor berbasis gelombang bunyi untuk menarik schooling ikan mendekati areal rumpon. Parameter yang diamati adalah bentuk karakteristik dan mekanisme produksi suara dibawah rumpon, mekanisme produksi suara, bentuk karakteristik frekuensi gelembung air laut dan pengaruhnya terhadap schooling ikan khususnya schooling layang. Jenis penelitian metode observasi dengan pendekatan akustik pasif (PAM). Hasil menunjukkan bahwa ikan layang teridentifikasi mengeluarkan gelembung air laut saat terkosentrasi penuh dibawah rumpon pada dini hari, kondisi kaget dan kondisi ada ikan predator datang menyerang, peak frekuensi suara gelembung air laut rata-rata pada kisaran 583,90 Hz sedangkan tekanan suara yaitu rata-rata pada kisaran 86 dB. Temuan tersebut sesuai dengan sensitivitas maksimum dan minimum pendengaran ikan pada umumnya, sehingga karakteristik suara gelembung air laut memungkinkan pengembangan atraktor berbasis gelombang suara untuk menarik dan mengkonsentrasikan spesies ikan tertentu pada areal rumpon.
THE EFFECT OF BAIT COLOR ON OCTOPUS CATCHES Rahmatang Rahmatang; Arham Rumpa; Asia Asia; Paduartama Tandipuang; Rafi Ohorella; Angraeni Angraeni
Jurnal Perikanan Unram Vol 14 No 3 (2024): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v14i3.998

Abstract

Octopuses have a preference for colors often associated with their natural prey, such as small fish or other marine invertebrates. Bait colors that mimic this natural prey can increase the likelihood of an octopus responding and attacking the bait. Handline fishing is one of the methods used by the fishing community in Pattiro Village to catch octopuses using various bait colors, which allows for further study on the effectiveness of bait color in octopus fishing. This research aims to evaluate the impact of different bait color variations on octopus catch rates using handline fishing, with the goal of supporting the development of octopus fisheries in South Sulawesi. The study utilized an experimental fishing method, conducting octopus fishing operations using a specialized handline with colored bait. Data collection was conducted by observing local fishermen’s octopus fishing activities. Based on the effectiveness of the bait colors used, the total catch for blue bait was approximately 8.706 kg (28%), red bait was 13.980 kg (31%), green bait was 2.790 kg (9%), and brown bait was 5.600 kg (18%). The blue bait had a higher catch rate compared to red, green, and brown bait.
Business performance evaluation of tuna handlines operated in fish aggregating device areas: a case study in Bone Regency, South Sulawesi Province, Indonesia Pontoh, Peggy; Rumpa , Arham; Asia; Kun, Anang Rahmat; Krisnafi , Yaser; Syamsuddin , Muhidin; Rasdam; Kasim , Muh.; Runtukahu, Muhammad Ikhsan Zulfatan; Baroqi, A. Riza; Timur, Putra Satria
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol. 12 No. 2 (2024): OCTOBER
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.v12i2.59462

Abstract

The difference in fishermen's catches each year tends to fluctuate at different fishing locations; this is due to the still low efficiency and productivity of fishing efforts. The purpose of the study was to evaluate the performance of tuna handline businesses operated in fish aggregating device areas at fishing grounds in FMAs 713 and 714. The results show that in the period of 2020-2023, the development of catch rates each year fluctuated, while the average value of catch rates for each vessel based on the highest season occurred in the East Season and the lowest in the Transition Season I. Likewise, the average catch rate based on the time of the month of capture is highest in June, July, and November. The results of the analysis of production factors that influence the catch are the time of the month of fishing, fuel use, ice use, and number of crew members, while the factors of trip length, ship GT, and engine capacity do not have a direct influence. The information from this evaluation is very much needed by fishermen and stakeholders to optimise the performance of tuna handlines in fish-aggregating device areas.
Dynamics of fish catch results from handline fishing gear and sustainable solutions for tuna fisheries in a rumpon area Soghirun, Muh.; Rumpa, Arham; Kasim, Nurdin; Ohorella, Rafi; Pontoh, Peggy; Baroqi, A. Riza; Satria Timur , Putra Satria Timur; Runtukahu, Muh. Ikhsan Zulfatan; Novita Ayu Wulandari
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol. 12 No. 2 (2024): OCTOBER
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.v12i2.59789

Abstract

Rumpon, as a fish-aggregating device, has long been used by tuna handline fishermen in Bone Bay, South Sulawesi Province, Indonesia. Information on the characteristics of tuna handline fishing in the area is very limited and is very much needed as study material for tuna fishing strategies and fisheries policies. This research aims to understand the results of handline catches and sustainable solutions for tuna fisheries in rumpon areas. The data used is the result of observations using 19 ships based at PPI Lonrae and data collection for 5 years (2018-2022). The results show that the composition of the main catch is dominated by yellowfin tuna (Thunnus albacares), bigeye tuna (Thunnus obesus), and skipjack tuna (Katsuwonus pelamis). In general, the size of fish that are not suitable for catching for the yellowfin tuna, bigeye tuna, and skipjack tuna, consecutively, is 54.0%, 45.1%, and 31.9%. This finding further clarifies that the percentage of tuna and skipjack tuna that are not suitable for catching is still very large. Continuous and large-scale fishing of juvenile tuna could cause fish resources to continue to decline in the future. Technically, what fishermen need to understand is, in addition to the strategy of lowering fishing gear deeper, the time of fishing and the type of bait used.
POLA MUSIM DAN DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN LAYUR (Trichiurus Spp) PADA PERAIRAN CILACAP MENGGUNAKAN JARING INSANG (GILL NET) Darondo, Franky Andrian; Hermawan, Fajar; Rumpa, Arham; Sadir, Edizul Adiwijaya; Sitepu, Mestiria Harbani; Alamsah, Safingi
JURNAL BLUEFIN FISHERIES Vol 6, No 2 (2024): JURNAL BLUEFIN FISHERIES
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jbf.v6i2.254

Abstract

Peningkatan produksi ikan layur bisa diperluas melalui strategi penangkapan yang terencana, efektif, dan efisien. Strategi ini termasuk mengidentifikasi pola musiman penangkapan dan lokasi penangkapan yang optimal, memungkinkan nelayan untuk mempersiapkan diri secara lebih efektif menjelang musim ikan. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi musim dan lokasi penangkapan ikan layur menggunakan jaring gillnet,riset dilaksanakan dari Juli hingga Desember 2019 menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian ini menganalisa pola musiman menggunakan metode persentase rata-rata dan menentukan lokasi penangkapan melalui survei laut dengan kapal gillnet. Hasilnya menunjukkan bahwa musim ikan layur paling produktif, dengan Indeks Musim Penangkapan (IMP) lebih dari 100%, terjadi dari Juli hingga November. Musim dengan produktivitas sedang, IMP antara 50-99%, berlangsung pada Februari-Maret dan Mei-Juni, sedangkan periode dengan produktivitas rendah, IMP kurang dari 50%, terjadi pada April-Mei. Lokasi penangkapan yang potensial di Cilacap, terletak di Teluk Penyu, dibagi menjadi empat segmen: Perairan Jetis, Perairan Menganti, Perairan Pandanaran, dan Segara Anakan.
Komposisi dan Ukuran Ikan Hasil Tangkapan Pukat Cincin di Pangkalan Pendaratan Ikan Pontap, Palopo, Sulawesi Selatan Abu Ziyad, Imran; Adha, Aidil; Asia, Asia; Rumpa, Arham; Soghirun, Muh.; Darondo, Franky Adrian
Jurnal Salamata Vol 7, No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/salamata.v7i1.15545

Abstract

Pengoperasian pukat cincin oleh nelayan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pontap menimbulkan persaingan yang sangat tinggi dalam kegiatan penangkapan ikan. Persaingan ini tentunya dapat memunculkan kekhawatiran terjadinya penangkapan ikan berlebihan (overfishing) tanpa memperhatikan kelayakan ukuran ikan hasil tangkapan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi dan kesesuaian ukuran ikan hasil tangkapan kapal pukat cincin di PPI Pontap. Penelitian dilaksanakan di PPI Pontap dari tanggal 13 Agustus – 12 Oktober 2024. Metode penelitian yang digunakan yaitu observasional dan analisis datanya secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan komposisi hasil tangkapan pukat cincin di PPI Pontap ada 6 jenis ikan yaitu kembung perempuan 9.252 kg (25,47%), kembung lelaki 2.034 kg (5,60%), tembang 3.060 kg (8,42%), layang 19.980 kg (55%), cakalang 1.080 (2,97%) dan selar tetengkek 920 kg (2,53%). Berdasarkan ukuran panjang tubuh ikan pertama kali matang gonad, maka ikan kembung lelaki, ikan kembung perempuan dan ikan layang layak tangkap sedangkan ikan cakalang, ikan selar tetengkek dan ikan tembang tidak layak tangkap.The operation of purse seine by fishermen at the Pontap Fish Landing Base creates very high competition in fishing activities. This competition can certainly raise concerns about overfishing without considering the appropriateness of the size of the fish caught. Therefore, this study aimed to determine the composition and suitability of the size of the fish caught on purse-seine vessels at the Pontap Fish Landing Base. The study was conducted at the Pontap Fish Landing Base from August 13 to October 12, 2024. The research method used was observational, and the data analysis was descriptive. The results of the study showed that the composition of the purse seine catch at the Pontap Fish Landing Base consisted of 6 species of fish, namely shortbodied mackerel 9,252 kg (25.47%), indian mackerel 2,034 kg (5.60%), sardine 3,060 kg (8.42%), mackerel scad 19,980 kg (55%), skipjack tuna 1,080 (2.97%) and torpedo scad 920 kg (2.53%). Based on the length of the fish’s body when the gonads first mature, shortbodied mackerel, indian mackerel, and mackerel scad are suitable for catching. In contrast, skipjack tuna, sardine, and torpedo scad are not suitable for catching.