cover
Contact Name
Zulkarnain
Contact Email
dzul9787@gmail.com
Phone
+6287832631987
Journal Mail Official
selaparang.ummat@gmail.com
Editorial Address
Jl. KH. Ahmad Dahlan No.1, Pagesangan, Kec. Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Bar. 83115
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan
ISSN : 26145251     EISSN : 2614526X     DOI : https://doi.org/10.31764/jpmb.v5i1.6393
SELAPARANG : Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan merupakan jurnal yang mendiseminasikan setiap pemikiran dan ide gagasan atas hasil penelitian dan pemanfaatan teknologi untuk diimplementasikan kepada masyarakat mencakup ; (1). Bidang ilmu pengetahuan ; MIPA (Matematika, Fisika, Kimia, Biologi), Terapan, Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Kesehatan, (2). Pelatihan dan peningkatan hasil pendidikan dan (3). Pengembangan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 102 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 3 (2025): May" : 102 Documents clear
Penyuluhan tentang sains cacing nyale pada guru-guru Sekolah Dasar di sekitar Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Lombok Tengah Bachtiar, Imam; Japa, Lalu; Bahri, Syamsul; Handayani, Baiq Sri; Mawaddah, Usratul; Sopiyani, Nuzula; Budiawan, Budiawan
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 3 (2025): May
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i3.30773

Abstract

Abstrak Tradisi bau nyale merupakan peristiwa budaya terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Setahun sekali, puluhan ribu masyarakat Lombok pergi menangkap nyale yang lokasinya di dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Walaupun tradisi ini sudah berjalan ratusan tahun, sains tentang nyale dan cacing nyale tidak pernah diajarkan di sekolah. Pengajaran tentang nyale di dalam IPA di sekolah dasar hanya membahas tentang legenda Putri Mandalika, bahwa nyale merupakan penjelmaan dari putri yang cantik dan berbudi luhur. Survei terhadap guru IPA SMP dan guru Biologi SMA di Lombok menunjukkan bahwa para guru kekurangan informasi tentang sains atau biologi dari cacing nyale. Penyuluhan terhadap guru-guru SD diperlukan agar para guru dapat menyajikan sains tentang cacing nyale. Metode penyuluhan menggunakan sosialisasi, diskusi, dan demonstrasi. Peserta penyuluhan terdiri dari 22 guru SD di bawah Kelompok Kerja Guru Gugus  10, Kecamatan Pujut. Hasil-hasil penyuluhan menunjukkan bahwa guru-guru SD mengalami peningkatan pengetahuan yang sangat besar (antara 50-90%) dalam 6 (enam) aspek sains dari cacing nyale. Guru peserta penyuluhan juga berpendapat bahwa video pembelajaran dan komik yang dihasilkan oleh tim penelitian Universitas Mataram akan bermanfaat di dalam pengajaran IPA di sekolah mereka. Sebagian guru menyatakan keraguan untuk mengajarkan sains cacing nyale karena khawatir terlibat konflik dengan wali murid yang mempercayai legenda dan mitos Putri Nyale. Kata kunci: sains; bau nyale; cacing; sekolah dasar; penyuluhan AbstractThe “bau nyale” tradition is the largest cultural event in the province of West Nusa Tenggara. Tens of thousands of Lombok people annually go to harvest “nyale”, the epitokes of eunicid worms (Phyllum Polychaeta). Although this tradition has been going on for hundreds of years, the science of nyale and nyale worms has never been taught in schools. The teaching about nyale in elementary school science only discusses the legend of Princess Mandalika (Princess Nyale), that nyale is the embodiment of a beautiful and virtuous princess. Previous surveys on science and biology teachers in Lombok showed that the teachers lacked information about the science or biology of nyale worms. The present university outreach aims to improve knowledge of the elementary school teachers so that they can teach the science of nyale worms in their schools. The  targeted outreach audiences were 22 Elementary School teachers in  the Teacher Working Group X, Kecamatan Pujut. The results of the outreach showed that elementary school teachers experienced a very significant increase (between 50-90%) in knowledge of all six aspects on the science of nyale worms. The teachers participating in the outreach also believed that learning videos and comics, produced by the University of Mataram, will be beneficial in teaching science at their schools. Some teachers expressed hesitation in teaching the science of nyale worms because they were worried about getting into conflict with parents who believed in the legend and myth of Princess Nyale. Keywords: science; harvest nyale; worms; elementary school; outreach
Pelatihan pengembangan pembelajaran dan asesmen berdiferensiasi pada guru bidang studi di SMPN 4 Kuripan Lombok Barat Setiawan, Irma; Sapiin, Sapiin; Sudika, I Nyoman; Chaer, Hasanuddin; Karoluslina, Karoluslina; Martin, Nurhidayat
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 3 (2025): May
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i3.30759

Abstract

AbstrakPembelajaran dan asesmen berdiferensiasi pada konteks pendidikan kekinian sangatlah penting, khsususnya untuk mengakomodasi siswa yang memiliki keberagaman secara kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pembelajaran berdiferensiasi dirancang untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa dengan mempertimbangkan kesiapan, minat, dan gaya belajarnya. Dalam pembelajaran, tentu diperlukan instrumen penilaian yang adaptif, yakni asesmen berdiferensiasi.  Melalui asesmen diagnostik, kelebihan dan kelemahan belajar siswa dapat diketahui secara komprehensif, sehingga dapat memudahkan guru dalam merancang asesmen yang sesuai dengan potensi siswa. Untuk merancang pembelajaran dan asesmen berdiferensiasi ini, diperlukan pelatihan intensif yang berkelanjutan, khususnya bagi guru selaku fasilitator pembelajaran di era Kurikulum Merdeka. Seperti halnya yang akan dilakukan di SMPN 4 Kuripan, Desa Jagaraga Kecamatan Kuripan Lombok Barat, NTB. Permasalahan utama yang dihadapi komite pembelajaran (pengawas bina, kepala sekolah, dan guru) adalah formulasi pembelajaran kurang dapat mengakomodasi kesiapan, minat, dan gaya belajar siswa. Penyebab utama karena para guru bidang studi masih kurang memahami secara komprehensif mengenai implementasi pembelajaran dan asesmen berdiferensiasi. Tujuan pelatihan/kegiatan ini untuk menguatkan pemahaman dan mengaktualisasikan pengembangan pembelajaran dan asesmen berdiferensiasi, sehingga proses dan hasil belajar siswa meningkat. Hasil kegiatan pelatihan meliputi: 1) tahap persiapan, melalui asesmen diagnostik diperoleh potensi dan kelemahan guru mencapai cukup baik; 2) tahap masukan, melakukan pemolaan dan kategorisasi berdasarkan hasil diagnostik, termasuk menemukan strategi terbaik dalam meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran berdiferensiasi yang berkelanjutan mencapai baik; dan 3) tahap proses, melakukan pelatihan berkelanjutan terdiferensiasi mencapai sangat baik. Kata kunci: asesmen; berdiferensiasi; guru; pembelajaran; pengembangan Abstract Differentiated learning and assessment in the contemporary educational context are very important, especially to accommodate students with cognitive, affective, and psychomotor diversity.Differentiated learning is designed to meet students' learning needs by considering their readiness, interests, and learning styles.In learning, adaptive assessment instruments are certainly needed, namely differentiated assessments.Through diagnostic assessments, the strengths and weaknesses of students' learning can be comprehensively identified, making it easier for teachers to design assessments that align with students' potential.To design differentiated learning and assessment, continuous intensive training is required, especially for teachers as learning facilitators in the era of the Merdeka Curriculum.As will be done at SMPN 4 Kuripan, Jagaraga Village, Kuripan District, West Lombok, NTB.The main problem faced by the learning committee (supervisors, principals, and teachers) is that the learning formulation does not adequately accommodate students' readiness, interests, and learning styles.The main reason is that subject teachers still lack a comprehensive understanding of the implementation of differentiated learning and assessment.The purpose of this training/activity is to strengthen understanding and actualize the development of differentiated learning and assessment, so that the process and outcomes of student learning improve.The results of the training activities include: 1) preparation stage, through diagnostic assessment, the potential and weaknesses of teachers were identified, reaching 60% (satisfactory); 2) input stage, modeling and categorization based on diagnostic results, including finding the best strategies to improve teachers' abilities in sustainable differentiated learning, reaching 85% (good); and 3) process stage, conducting continuous differentiated training, reaching 90% (very good). Keywords: esmen; differentiation; teacher; learning; development
Upaya Pencegahan Stunting dengan Pembagian Bibit Bayam Brazil (Alternanthero sissoo) dan Pelatihan Mengolah Dimsum Fortifikasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Tahu di Desa Timang Gajah Amna, Amna; Kamarudin, Anna Permatasari; Erna, Erna; Harahap, Viana Safrida; Asri, Rahmadi
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 3 (2025): May
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i3.31448

Abstract

AbstrakTema Pencegahan Stunting telah diusung oleh kampus Universitas Gajah Putih pada KKN-T ke XV pada Awal November sampai akhir Desember 2025. Mahasiswa KKN-T yang bertugas telah melakukan survei. Perencanaan pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan tema. Tujuan program ini adalah upaya pencegahan stunting. Kejadian stunting mempunyai dampak yang besar bukan hanya segi fisik tetapi juga mental, pemikiran hingga kesejahteraan seorang anak di masa depan. Maka Mahasiswa KKN-T dan beberapa dosen berkolaborasi dalam melaksanakan program ini. Upaya pencegahan stunting dilakukan dengan melakukan pembagian bibit bayam Brazil dan pelatihan mengolah dimsum fortifikasi ikan nila dan tahu. Menu makanan dan jajanan anak sekarang ini telah mengalami perubahan. Salah satu yang viral adalah dimsum. Dimsum yang diolah sendiri dengan bahan-bahan yang bergizi seperti fillet ikan nila, bayam brazil dan tahu yang semuanya dibalut dengan daun sawi memberikan pilihan menu yang menyehatkan. Ibu dapat membuat dalam jumlah banyak dan disimpan sebagai makanan frozen. Menu ini dapat dihidangkan dengan cepat saat diperlukan. Bahkan produk ini dapat dijadikan bisnis apabila dilakukan dengan serius. Sebanyak 15 orang Mitra hadir pada acara Pengabdian kepada Masyarakat ini, terdiri dari ibu-ibu Kader Posyandu dan ibu-ibu warga Desa Timang Gajah yang baru selesai melakukan pemeriksaan putra-putinya di Posyandu. Hasil Pre Test dan Post Test yang telah dilakukan menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan Mitra. Hasil Evaluasi yang diberikan Mitra terhadap tim Pengabdi juga telah diterima dan dianalisa. Hasil akhir menunjukkan bahwa secara keseluruhan Mitra bersetuju atas program yang telah dilaksanakan. Pernyataan tentang tema, waktu, materi yang runtut dan narasumber mendapat penilaian yang baik.Kata kunci: pencegahan stunting; dimsum; bayam brazil; ikan nila; tahu AbstractThe theme of Stunting Prevention has been carried by the Gajah Putih University campus in the XV KKN-T in early November to the end of December 2025. The KKN-T students on duty have conducted a survey. The planning of the program implementation is carried out in accordance with the theme. The purpose of this program is to prevent stunting. The occurrence of stunting has a major impact not only on the physical but also on the mental, thinking and welfare of a child in the future. So KKN-T students and several lecturers collaborated in implementing this program. Efforts to prevent stunting were carried out by distributing Brazilian spinach seeds and training in processing dim sum fortified with tilapia and tofu. The menu of children's food and snacks has now changed. One that has gone viral is dim sum. Dim sum which is processed by yourself with nutritious ingredients such as tilapia fillets, Brazilian spinach and tofu which are all wrapped in mustard greens provides a healthy menu choice. Mothers can make it in large quantities and store it as frozen food. This menu can be served quickly when needed. Even this product can be used as a business if done seriously. A total of 15 Partners attended this Community Service event, consisting of Posyandu Cadre mothers and mothers from Timang Gajah Village who had just finished checking their children at Posyandu. The results of the Pre-Test and Post-Test that had been carried out showed that there had been an increase in Partner knowledge. The results of the Evaluation given by Partners to the Community Service team have also been received and analyzed. The final results showed that overall Partners agreed with the program that had been implemented. Statements about the theme, time, coherent material and resource persons received good assessments. Keywords: stunting prevention; dimsum; brazillian spinach; tilapia; tofu
Penguatan kemandirian peternak rakyat melalui pelatihan pembuatan pakan lengkap berbentuk pellet di Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi Priyadi, Dwi Ahmad; Setyoprayitno, Salvian; Ruliyanto, Jangka
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 3 (2025): May
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i3.29358

Abstract

AbstrakPeningkatan kemandirian peternak rakyat merupakan salah satu langkah strategis untuk meningkatkan ketersediaan pangan khususnya sumber ternak pedaging. Seperti yang telah diketahui bersama bahwa saat ini sekitar 60% kebutuhan daging nasional dipenuhi dari ternak lokal yang mayoritasnya ialah peternak rakyat. Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) berkomitmen untuk ikut aktif membangun sektor peternakan melalui penelitian maupun pengabdian, yang ditujukan utamanya pada peternak di sekitar Poliwangi. Pakan ternak menghabiskan 70% dari total biaya operasional peternakan, oleh karena itu peningkatan kemandirian peternak akan efektif jika dilakukan penguatan pengetahuan dan keterampilan terkait dengan pakan. Peternak dapat membuat formulasi pakan yang baik; sesuai dengan kebutuhan ternak, bernutrisi seimbang, mudah diaplikasikan, dan berharga murah merupakan tujuan dari dilakukannya pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini. Perancangan alat penunjang mutlak (mesin giling serbaguna, mesin pencetak pellet) dilakukan pada PKM ini. Studi ketersediaan dan harga bahan pakan juga dilakukan agar peternak tidak kesulitan mencari dan membelinya. Setelah dilakukannya pengabdian ini, peternak rakyat dapat menyusun formulasi ransum pakan dan mampu memproduksi pakan lengkap berbentuk pellet. Pakan tersebut utamanya digunakan sendiri pada peternakannya, namun kedepannya pakan pellet tersebut dapat menjadi lini bisnis tersendiri untuk dijual sehingga menambah income sehingga scale-up usaha dapat terjadi. Tiap kg pakan pellet memiliki biaya produksi sebesar Rp 5.335, harga ini jauh lebih murah dibanding pakan pellet komersial yang rata-rata memiliki harga Rp 9.000. Kata kunci: pakan lengkap; peternak rakyat; pakan pellet; kecamatan rogojampi; swasembada daging. AbstractIncreasing the independence of smallholder farmers is one of the strategic steps to increase food availability, especially sources of meat livestock. As is well known, currently around 60% of the national meat requirement is met by local livestock, most of which are smallholder farmers. Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) is committed to actively participating in developing the livestock sector through research and community service, which focuses primarily on farmers around Poliwangi. Animal feed consumes 70% of the total operational costs of livestock farming, therefore increasing the independence of farmers will be effective if knowledge and skills related to feed are strengthened. Farmers can make good feed formulations; according to livestock needs, balanced nutrition, easy to apply, and inexpensive are the goals of this community service. The design of absolute supporting tools (multipurpose grinding machines, pellet machines) is carried out in this community service. Studies on the availability and price of feed ingredients are also carried out so that farmers do not have difficulty finding them. Smallholder farmers with the ability to formulate rations and the ability to produce complete feed in the form of pellets, in addition to being used by themselves on their farms, are expected to be able to become a separate business line to be sold so as to increase income so that business scale-up can occur. Keywords: complete feed; farmers; pellet feed; rogojampi district; meat self-sufficiency.
Stop bullying membangun sekolah ramah anak di SMAN 1 Keruak Lombok Timur NTB Maemunah, Maemunah; Rachman, M. Taufik; Yanto, Edy; Rejeki, Sri
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 3 (2025): May
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i3.31880

Abstract

AbstrakBullying merupakan salah satu masalah sosial yang signifikan di lingkungan Pendidikan berdampak jangka panjang terhadap perkembangan psikologis dan sosial anak-anak. Tindakan bullying yang terjadi di sekolah dapat merusak rasa aman, menurunkan kepercayaan diri, serta menyebabkan trauma emosional yang mendalam pada korban. Pengabdian melalui penyuluhan ini bertujuan untuk mengkaji pentingnya menciptakan sekolah yang ramah anak sebagai langkah pencegahan bullying dengan fokus pada pendekatan holistik yang melibatkan pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat sebagai bagian dari upaya menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif terwujudnya sekolah ramah anak berperan dalam memberikan perlindungan, menciptakan rasa saling menghormati, dan mengembangkan keterampilan sosial anak-anak untuk menghindari perilaku agresif seperti bullying. Pendekatan ini meliputi program penyuluhan melalui sosialisasi stop bullying membangun sekolah ramah anak yang menekankan pada nilai-nilai empati, penghargaan terhadap perbedaan, serta keterampilan dalam mengelola konflik secara konstruktif. selain itu, perlunya partisipasi aktif dari orang tua dan masyarakat dalam mendukung kebijakan anti-bullying di sekolah juga ditekankan. Melalui pembentukan budaya sekolah yang ramah anak diharapkan perilaku bullying dapat diminimalisir serta meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional siswa. Pengabdian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan kebijakan pendidikan yang lebih humanis dan responsif terhadap kebutuhan anak-anak sebagai korban dan pelaku bullying. Kata Kunci: bullying; sekolah ramah anak; pencegahan bullying; pendidikan inklusif; kebijakan pendidikan. AbstractBullying is one of the significant social problems in the educational environment that has a long-term impact on the psychological and social development of children. Bullying that occurs in schools can damage the sense of security, reduce self-confidence, and cause deep emotional trauma to the victim. This service through counseling aims to examine the importance of creating child-friendly schools as a step to prevent bullying with a focus on a holistic approach involving schools, parents, and the community as part of efforts to create a safe and inclusive environment. The realization of child-friendly schools plays a role in providing protection, creating mutual respect, and developing children's social skills to avoid aggressive behavior such as bullying. This approach includes a counseling program through the socialization of stop bullying, building child-friendly schools that emphasize the values of empathy, respect for differences, and skills in managing conflict constructively. In addition, the need for active participation from parents and the community in supporting anti-bullying policies in schools is also emphasized. Through the formation of a child-friendly school culture, it is hoped that bullying behavior can be minimized, as well as improving the mental and emotional well-being of students. This service is expected to contribute to the development of education policies that are more humanistic and responsive to the needs of children as victims and perpetrators of bullying. Keywords: bullying; child-friendly schools; bullying prevention; inclusive education; education policy
Pelatihan penggunaan model pembelajaran PBL berbasis kearifan lokal huköm adat laôt pada guru SD Lubis, Silvi Puspa Widya; Muzana, Syarifah Rahmiza; Meutia, Putri Dini; Wahyuni, Sri; Humaira, Hasna; Nisa, Nurul
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 3 (2025): May
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i3.30182

Abstract

Abstrak Kelompok kerja guru merupakan wadah kegiatan professional guru yang beranggotakan guru-guru dari sekolah di dalam gugus terkait. SD di Kecamatan Baitussalam Kab. Aceh Besar memiliki KKG Guru Kelas, yaitu KKG Gugus SD Negeri Lambada Klieng. Gugus ini terdiri dari delapan(8) sekolah imbas yaitu: (a) SD Negeri Lambada Klieng; (b) SD Negeri Kuta Pasie; (c) SD Negeri 1 Klieng; (d) SD negeri 2 Klieng; (e) SD Negeri Deah Rungkom; (f) SD Negeri Kajhu; (g) SD Negeri Labuy; (h) SD Negeri Monsinget. Salah satu masalah utama guru dalam proses pembelajaran yaitu kurangnya kompetensi pedagogical content knowledge (PCK) guru dalam pengintegrasian kearifan lokal ke pada pembelajaran, guru masih banyak yang belum paham tentang kearifan lokal khususnya huköm adat laôt. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagodical content knowledge (PCK) guru khususnya pada Gugus SD Negeri Lambada Klieng melalui pelatihan dan pendampingan lapangan. Kegiatan ini dilaksanakan di SD Negeri Lambada Klieng dengan jumlah peserta sebanyak 25 orang.  Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan melalui pendampingan dengan metode berikut: penyuluhan, pelatihan, penerapan teknologi, pendampingan dan evaluasi, serta keberlanjutan program. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah guru mampu menerapkan dan membuat kegiatan pembelajaran dengan model PBL-HL berorientasi SSI; dan Meningkatnya kompetensi pedagogical content knowledge (PCK) guru di KKG SD Negeri Lambada Klieng. Kata kunci: PBL; kearifan lokal; SSI; PCK. Abstract A teacher work group (KKG) is a group for professional teachers’ activities. The members of the group are the teachers from related clusters. Elementary Schools in Baitussalam Subdistrict, Aceh Besar District has a KKG for Classroom Teachers, that is KKG Cluster SD Negeri Lambada Klieng. This Cluster has eight school, they are: (a) SD Negeri Lambada Klieng; (b) SD Negeri Kuta Pasie; (c) SD Negeri 1 Klieng; (d) SD Negeri 2 Klieng; (e) SD Negeri Deah Rungkom; (f) SD Negeri Kajhu; (g) SD Negeri Labuy; (h) SD Negeri Monsinget. One of the problems teachers face in teaching learning is the lack of teachers’ pedagogical content knowledge (PCK) in integration of local wisdom in learning. Many teachers still do not understand the local wisdom, especially huköm adat laôt. This activity aims to improve the teachers’ pedagogical content knowledge (PCK) especially Cluster SD Negeri Lambada Klieng, through workshop and assistance. This activity was carried out at SD Negeri Lambada Klieng with 25 participants. The community service is conducted through mentoring with the following methods: counseling, workshops, application of technology, assistance, evaluation, and program sustainability. The results of this community service are:  the teachers can  implement and create the teaching learning process by using SSI-Oriented PBL-HL model; and the teachers’ pedagogical content knowledge (PCK) Cluster SD Negeri Lambada Klieng improves. Keywords: PBL; local wisdom; SSI; PCK
Pendampingan komunitas pemuda peduli pulau merak kecil untuk mengoptimalisasikan solar cell sebagai sumber energi alternatif Ariani, Elsi; Pramono, Subur; Lesmana, Ahmad Farizi; Savira, Ervina Zildan
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 3 (2025): May
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i3.29976

Abstract

Abstrak Pulau Merak Kecil merupakan salah satu tempat wisata yang berlokasi di Kecamatan Pulomerak, Cilegon Banten yang belum mendapatkan akses listrik. Genset menjadi pilihan bagi komunitas Pulau Merak Kecil untuk mendapatkan pasokan energi listrik. Sedangkan wilayah tersebut memiliki potensi energi surya untuk dikembangkan menjadi energi listrik. Maka berdasarkan hal tersebut, kami melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan untuk mengoptimalisasikan potensi energi surya menjadi sumber energi alternatif penghasil energi listrik. Kegiatan ini dilaksanakan berkolaborasi dengan komunitas dampingan yaitu Komunitas Pemuda Peduli Pulau Merak Kecil. Metode CBR (Community Based Research) digunakan dalam pengabdian ini dengan pendekatan terdiri dari empat tahapan, yaitu peletakan dasar, perencanaan, pengumpulan dan analisis data, serta aksi terhadap temuan. Berdasarkan pada solar panel yang telah terpasang diperoleh kapasitas daya keluaran maksimum mencapai 100 watt peak, kemampuan inverter maksimum mencapai 500 watt dan kapasitas penyimpanan baterai mencapai 312 watt hour. Selanjutnya berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada pengunjung Pulau Merak Kecil yang terdiri dari pedagang dan wisatawan lokal memberikan respon positif terhadap kegiatan pengabdian yang dilakukan. Harapannya kegiatan ini dapat berlanjut sehingga pemenuhan energi listrik di lokasi tersebut dapat terpenuhi. Kata kunci: Pulau Merak Kecil; listrik; CBR; energi surya Abstract Merak Kecil Island, a tourist destination in the Pulomerak sub-district of Cilegon, Banten, remains without electrical power. Utilizing a generator serves as a solution for the Merak Kecil Island community to obtain an electrical energy supply. The area exhibits considerable potential for developing solar energy, which can be converted into electrical energy. Consequently, we have initiated a community service initiative to optimize the solar energy potential to be used as an alternative energy resource, thereby generating electrical energy. The initiative is being carried out in collaboration with the youth community care unit of Merak Kecil Island. The community service approach employed is Community-Based Research (CBR), which comprises four stages: establishing a foundation, planning, information gathering and analysis, and acting on the findings. The solar panels installed have a maximum output power capacity of 100 watts peak, a maximum inverter of 500 watts, and a battery storage capacity of 312 watt-hours. Subsequent to administering a survey to most visitors, the results indicated a favorable response to the activity. It is anticipated that the continuation of this activity will contribute to the fulfillment of electrical energy. Keywords: Merak Kecil Island; electrical; CBR; solar energy
Pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan kader teknologi tepat guna filtrasi air sederhana Abya, Luna Farica; Muliyana, Muliyana; Agustinawati, Susiana Egi; Krislailani, Yula Isoka; Nisa, Mufatihatul Aziza
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 3 (2025): May
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i3.30937

Abstract

AbstrakPermasalahan utama yang ditemukan di Desa Tajau Landung adalah penggunaan air sungai sebagai sumber utama air bersih yang tidak memenuhi baku mutu kualitas air, sehingga berisiko terhadap kesehatan masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mengatasi masalah yang teridentifikasi pada Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) I, yaitu kesulitan masyarakat mengakses air bersih untuk penggunaan sehari-hari akibat kualitas air sungai dan PAMSIMAS yang tidak memenuhi standar air bersih. Sasaran program ini mencakup seluruh warga  RT 01 dan 03 di Desa Tajau Landung, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.. Adapun program pemberdayaan masyarakat ini dihadiri oleh 17 orang yang terdiri dari calon kader, masyarakat biasa dan aparat desa. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah, diskusi, Focus Group Discussion (FGD) dan praktik langsung dengan demonstrasi pembuatan alat yang digunakan dalam sesi pelatihan kader. Intervensi dilakukan melalui penyuluhan tentang risiko air tercemar dan pelatihan pembuatan filter air bertingkat sederhana, serta kaderisasi masyarakat sebagai agen perubahan. Hasil program ini menunjukkan lebih dari 94% peserta mengalami peningkatan pengetahuan dengan nilai rata-rata n-gain sebesar 63,72%. Hasil pelatihan menunjukan 100% kader terampil dalam melakukan pembuatan dan penggunaan filter air dengan skor 4 dan kategori sangat baik. Dampak positif terlihat dari meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengolahan air sebelum digunakan dan upaya untuk menjaga kualitas lingkungan secara mandiri. Intervensi ini menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan air bersih serta memperkuat keberlanjutan program melalui pelibatan aktif kader lokal. Kata kunci: filter air sederhana; pemberdayaan masyarakat; pencemaran air sungai AbstractThe main problem found in Tajau Landung Village is the use of river water as the main source of clean water that does not meet water quality standards, thus posing a risk to public health. This community service activity aims to improve community knowledge and skills in overcoming problems identified in Field Learning Experience (PBL) I, namely the difficulty of the community in accessing clean water for daily use due to the quality of river water and PAMSIMAS that do not meet clean water standards. The target of this program includes residents of RT 01 and 03 in Tajau Landung Village, Banjar Regency, South Kalimantan Province. This community empowerment program was attended by 17 people consisting of prospective cadres, ordinary people and village officials. The methods used in this activity were lectures, discussions, Focus Group Discussions (FGD) and direct practice with demonstrations of making tools used in cadre training sessions. The intervention was carried out through counseling on the risks of polluted water and training on making simple multi-level water filters, as well as community cadre formation as agents of change. The results of this program showed that more than 94% of participants experienced an increase in knowledge with an average n-gain value of 63.72%. The training results showed that 100% of cadres were skilled in making and using water filters with a score of 4 and a very good category. The positive impact was seen from the increasing public awareness of the importance of water treatment before use and efforts to maintain environmental quality independently. This intervention demonstrated success in increasing community capacity in clean water management and strengthening the sustainability of the program through the active involvement of local cadres. Keywords: simple water filter; community empowerment; river water pollution
Implementasi pengembangan media digital untuk meningkatkan kompetensi Pelajar Pancasila di Sekolah Dasar Maritasari, Donna Boedi; Amin, M. Syahruddin; Rodiyah, Hadiatul; Hidayati, Baiq Rizki; Lastari, Nunung Alya Ayu; Amanillah, Rizka Elvira
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 3 (2025): May
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i3.30649

Abstract

AbstrakProgram Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan teknologi dalam memperkuat Profil Pelajar Pancasila, dengan menerapkan aplikasi Wordwall sebagai media pembelajaran inovatif. Kompetensi Pelajar Pancasila merupakan faktor penting untuk membentuk siswa yang berkarakter kuat dan siap menghadapi tantangan di era digital. Dalam hal ini, pemanfaatan teknologi digital seperti Wordwall berperan strategis dalam mendukung pencapaian tujuan tersebut. Metode yang diterapkan dalam PKM ini mencakup pelatihan intensif bagi peserta, khususnya siswa sebagai tempat uji coba media dan pelatihan kepada para guru, untuk memanfaatkan aplikasi Wordwall dalam menciptakan konten pembelajaran interaktif dan mendukung pembelajaran berbasis digital. Peserta pelatihan terdiri dari 12 guru SD Negeri 4 Selong, yang dilatih untuk membuat permainan edukatif, merancang kuis interaktif, dan menghasilkan materi pembelajaran menarik menggunakan aplikasi ini. Hasil dari kegiatan ini mencakup peningkatan keterampilan berpikir kritis, kemandirian, dan kreativitas peserta, serta peningkatan kemampuan kolaborasi melalui teknologi dan minat dalam eksplorasi pembelajaran digital. PKM ini memberikan dampak positif dalam mengembangkan kompetensi Pelajar Pancasila, memfasilitasi pembelajaran yang lebih interaktif dan berbasis teknologi, serta membuka peluang bagi peserta untuk menjadi pengguna teknologi yang lebih mahir dan bertanggung jawab. Dengan mengintegrasikan alat digital seperti Wordwall ke dalam sistem pendidikan, para pendidik dapat lebih efektif mempersiapkan siswa menghadapi tantangan di era digital sambil menanamkan nilai-nilai Pancasila. Kata kunci: teknologi; wordwall; pelajar pancasila. AbstrackThis Community Service Program (PKM) aims to maximize the use of technology in strengthening the Pancasila Student Profile by implementing the Wordwall application as an innovative learning medium. The competencies of Pancasila Students are essential in shaping students who possess strong character and are ready to face challenges in the digital era. In this context, the utilization of digital technology like Wordwall plays a strategic role in supporting the achievement of these goals. The methods employed in this PKM include intensive training for participants, particularly students as testing grounds for the media, and training for teachers to utilize the Wordwall application in creating interactive learning content and supporting digital-based learning. The training participants consist of 12 teachers from SD Negeri 4 Selong, who are trained to create educational games, design interactive quizzes, and produce engaging learning materials using this application. The outcomes of this activity include improvements in critical thinking skills, independence, and creativity among participants, as well as enhanced collaboration skills through technology and increased interest in exploring digital learning. This PKM has a positive impact on developing the competencies ofPancasila Students, facilitating more interactive and technology-based learning, and opening opportunities for participants to become more skilled and responsible technology users. By integrating digital tools like Wordwall into the education system, educators can more effectively prepare students to face challenges in the digital era while instilling Pancasila values. Keywords: technology; wordwall; pancasila students.
LMS for future teachers: mempersiapkan mahasiswa FKIP Universitas Cenderawasih di era digital Rusli, Tiffany Shahnaz; Suaka, Irwandi Yogo; Panjaitan, Agnes Teres; Mawara, Ricky Engel; Nurbaya, Nurbaya; Listiani, Hanida; Satar, Suriyah; Ledoh, Cartika Candra; Islam, Rio Wakhid Hujjatul; Ristiani, Ria; Purba, Rispah; Yuliana, Chelsi
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 3 (2025): May
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i3.30325

Abstract

Abstrak Perkembangan teknologi digital menuntut mahasiswa untuk memiliki keterampilan dalam memanfaatkan sistem pembelajaran daring guna mendukung efektivitas proses akademik. Namun, masih banyak mahasiswa yang belum familiar dengan penggunaan sistem pembelajaran berbasis digital, terutama Learning Management System (LMS) yang dapat membantu dalam pengelolaan kelas virtual, distribusi materi, serta interaksi akademik secara daring. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Cenderawasih dalam mengoperasikan LMS secara efektif. Pelatihan ini diikuti oleh 100 mahasiswa yang sebelumnya memiliki tingkat pemahaman yang terbatas dalam penggunaan LMS. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini mencakup pelatihan, tutorial, pendampingan, serta praktik langsung yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu pengenalan LMS, penerapan dalam pembelajaran, dan evaluasi serta refleksi. Hasil evaluasi menunjukkan adanya signifikan dalam pemahaman mahasiswa, dimana kategori sangat baik meningkat dari 5% menjadi 45% serta lebih dari 90% peserta menyatakan kepuasan terhadap materi dan metode pelatihan. Kegiatan ini memberikan dampak positif dalam mendukung kesiapan mahasiswa menghadapi era digital di dunia pendidikan. Diperlukan pelatihan lanjutan serta penguatan infrastruktur digital guna memastikan keberlanjutan penggunaan LMS Kata kunci: learning management system; pelatihan digital; literasi digital; pembelajaran daring Abstract The development of technology requires students to acquire skills in utilizing online learning system to support the effectiveness of academic processes. However, many students are still unfamiliar with the use of digital learning systems, particularly Learning Management System (LMS), which facilitate virtual classroom management, material distribution, and academic interaction. This community service activity aims to enhance the understanding and skills of students at the Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Cenderawasih, in effectively operating LMS. This training program was attended by 100 students who previously had limited knowledge of LMS usage. The methods employed included training, tutorials, mentoring, and hands-on practice, structured into three main stages: LMS introduction, implementation in learning, and evaluation with reflection. The evaluation results indicated a significant improvement in students understanding, with the excellent category increasing from 5% to 45% and more than 90% of participants expressing satisfaction with the training content and delivery. This program has had a positive impact on preparing students for the digital era in education. Further training and the strengthening of digital infrastructure are necessary to ensure the sustainability of LMS as an integral part of modern teaching strategies. Keywords: learning management system; digital training; digital literacy; online learning

Page 10 of 11 | Total Record : 102