cover
Contact Name
Muhammad Asy'ari
Contact Email
muhammadasyari1991@gmail.com
Phone
+6285338219596
Journal Mail Official
lumbunginovasi@gmail.com
Editorial Address
Tanjung Karang Sekarbela, Mataram, NTB
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
ISSN : -     EISSN : 2541626X     DOI : -
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat | Lumbung Inovasi: Journal of Community Service (ISSN: 2541-626X) is an open access scientific journal that publish community service and empowerment articles. This journal published twice a year (bianually) in May and November.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 452 Documents
Pemberdayaan Masyarakat Desa melalui Penggunaan Media Tanam Inovatif dan Budidaya Pertanian Modern Guna Meningkatkan Produktivitas Tanaman Fauziah, Siva; Ferial, Jihan; Tripatmasari, Mustika
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 4 (2024): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i4.2361

Abstract

Lahan pertanian mengalami penurunan karena meningkatnya laju pertumbuhan penduduk hingga alih fungsi lahan dari pertanian ke pemukiman sehingga lahan terbatas dan kualitas tanah menurun untuk bercocok tanam. Kondisi ini menjadi alasan diadakannya sosialisasi untuk memperkenalkan media tanam 3in1 Agrocoota yang inovatif terbuat dari campuran cocopeat, arang sekam, dan daun mimba kepada masyarakat Desa Gondanglor, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 26 Oktober 2024 yang dihadiri oleh 21 orang dari kelompok tani Dusun Ngingkrang. Sosialisasi ini mendapat respon positif dan antusiasme dari masyarakat desa. Kegiatan ini mengajarkan cara memanfaatkan media tanam ramah lingkungan melalui sosialisasi serta dilakukan pengisian kuisioner sebagai tolak ukur. Kuisioner kemudian diolah menggunakan metode analisis statistika deskriptif yang dipilih karena penyajian informasinya lebih mudah dipahami (Sari, 2018). Metode ini disajikan dalam bentuk data kuantitatif berupa Diagram Pie. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan kesadaran dan minat masyarakat sebesar 90% untuk bersedia menggunakan media tanam ini sebagai bentuk implementasi pertanian berkelanjutan pada skala rumah tangga untuk mendukung kemandirian pangan serta menjaga kelestarian lingkungan. Media tanam ini dapat digunakan secara berkelanjutan di desa Gondanglor dengan potensi ketersediaan bahan baku cocopeat sebesar 47% dan sekam padi 52% sehingga masyarakat dapat membuat media tanam ini secara mandiri. Empowering Village Communities Through the Use of Innovative Planting Media and Modern Agricultural Cultivation to Increase Crop Productivity  Abstract Agricultural land is experiencing a decline due to the increasing rate of population growth and the conversion of land from agriculture to residential areas so that land is limited and the quality of the land decreases when it is suitable for planting. This condition was the reason for holding an outreach to introduce the innovative 3in1 Agrocoota planting medium made from a mixture of cocopeat, husk charcoal and neem leaves to the people of Gondanglor Village, Sugio District, Lamongan Regency. This activity was held on Saturday, October 26 2024, and was attended by 21 people from the Ngingkrang Hamlet farmer group. This socialization received a positive and enthusiastic response from the village community. This activity teaches how to use environmentally friendly planting media through outreach and filling out questionnaires as a benchmark. The questionnaire was then processed using descriptive statistical analysis methods which were chosen because the presentation of the information was easier to understand (Sari, 2018). This method is presented in the form of quantitative data in the form of a Pie Chart. The results of the activity showed that there was an increase in public awareness and interest by 90% in being willing to use this planting medium as a form of implementing sustainable agriculture on a household scale to support food independence and preserve the environment. This planting medium can be used sustainably in Gondanglor village with the potential availability of 47% of cocopeat raw materials and 52% of rice husks so that people can make this planting medium independently.
Pengoptimalan UMKM Jengkol Saus Lalaan Di Desa Pingaran Ulu, Kalimantan Selatan Rohmanna, Novianti Adi; Millati, Tanwirul; Agustina, Lya; Susi, Susi; Hakim, Hisyam Musthafa Al; Majid, Zuliyan Agus Nur Muchlis; Akbar, Arief RM; Saufi, Ahmad; Khusna, Lailil; Khairina, Mahfuzhah; Aristya, Muhammad Nabil Raihan; Azizah, Nur; Sari, Nur Sinta
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 4 (2024): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i4.2369

Abstract

Kalimantan Selatan merupakan wilayah pengolah jengkol atau dikenal dengan jaring, salah satu produk olahan jengkol yang terkenal adalah jengkol saus lalaan. UMKM Jaring Acil Ina merupakan salah satu UMKM yang menjual produk Jengkol saus lalaan. Akan tetapi dalam penjualan dan produksinya, UMKM Jaring Acil ina memiliki beberapa kendala diantaranya daya simpan yang relatif singkat. Secara garis besar, metode pengabdian ditentukan dalam penyelesaian permasalahan berdasarkan dengan apa yang dibutuhkan mitra. Proses penyelesaian masalah dilakukan dengan pemberian teknologi, sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan kemudian dilakukan evaluasi pelaksanaan program keberlanjutan. Hasil dari evaluasi digunakan untuk menentukan tindak lanjut agar program yang sudah diberikan dapat terus berlanjut bahkan dapat diadopsi oleh kelompok tani lain. Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa pengawetan jengkol yang paling efektif untuk memperpanjang masa simpan jengkol adalah dengan metode vakum pada proses pengemasan. Selain itu, proses penyimpanan dalam vacuum dan freezer dapat meningkatkan daya simpan produk (1 bulan) dibandingkan tanpa vacuum (3 hari). Selain masa simpan yang lebih lama, sifat organoleptic dari produk juga dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan metode vacuum dan metode penyimpanan lain. Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa produk jengkol saus lalaan dengan cita rasa uniknya, dapat memiliki nilai jual yang tinggi jika di kemas dengan tepat. Pengoptimalam kemasan tidak hanya dapat meningkatkan daya tarik visual, melainkan juga dapat memperpanjang masa simpan dan menjaga kulitas produknya. Hal ini menandakan adanya peluang besar UMKM untuk mengembangkan produk jengkol saus tahi lala menjadi oleh-oleh khas Kalimantan Selatan atau produk unggulan dengan kualitas yang baik. Optimization of MSMEs Jengkol Lalaan Sauce in Pingaran Ulu Village, South Kalimantan  Abstract South Kalimantan is a Jengkol processing area or known as netting, one of the famous Jengkol processed products is Jengkol saus lalaan. MSMEs Neting Acil Ina is one of the MSMEs that sells Jengkol saus lalaan products. However, in sales and production, Neting Acil ina MSMEs have several obstacles, including a relatively short shelf life. Broadly speaking, the method of service is determined in solving problems based on what the partners need. The problem-solving process is carried out by providing technology, socialization, training, and mentoring and then evaluating the implementation of sustainability programs. The results of the evaluation are used to determine follow-up so that the program that has been given can continue and can even be adopted by other farmer groups. Based on the observation results, the most effective preservation of Jengkol to extend the shelf life of Jengkol is by the vacuum method in the packaging processor. In addition, the vacuum and freezer storage have more shelf life of the product (1 month) than no-vacuum (3 days). In addition to a longer shelf life, the organoleptic properties of the product can also last longer compared to vacuum and other storage methods. Based on the results of the activities that have been carried out, it can be concluded that Jengkol saus lalaan products with their unique taste, can have a high selling value if packaged properly. Packaging optimizers can not only improve visual appeal, but also extend shelf life and maintain product quality. This indicates a great opportunity for MSMEs to develop Jengkol saus lalaan sauce products into souvenirs typical of South Kalimantan or superior products with good quality.
Pencegahan Stunting Melalui Pelatihan Pemantauan Pertumbuhan Anak Pada Kader Kesehatan di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar Ardianingsih, Febrita; Wahjuni, Endang Sri; Sugianto, Yenny Meilany; Habsari, Janti Tri
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 4 (2024): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i4.2376

Abstract

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) hingga tahun 2023, prevalensi stunting pada balita di Indonesia masih di atas batas WHO (<20%), dan Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan kasus terbanyak. Salah satu intervensi kemenkes yang belum mencapai target adalah pemantauan pertumbuhan balita, yang baru mencapai 79,2% dari target 85%. Rendahnya kualitas pemantauan pertumbuhan balita menjadi salah satu penyebab. Hanya 33,8% kader yang mampu mencatat hasil penimbangan dengan benar, hanya 1,5% kader yang mampu menginterpretasikan hasil penimbangan dengan tepat, dan hanya 3% penimbangan balita oleh kader yang dianggap akurat. Untuk mengatasi masalah ini, dilaksanakan pelatihan pemantauan pertumbuhan anak bagi kader kesehatan. Tujuan pelatihan adalah (1) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan dalam memantau pertumbuhan secara akurat dan (2) mendukung program intervensi spesifik Kemenkes untuk menurunkan stunting. Kegiatan dilaksanakan dalam tiga tahapan: (1) koordinasi dengan mitra, (2) pelaksanaan pelatihan dengan penyampaian materi dan praktik, dan (3) evaluasi pretest-posttest. Peserta pelatihan adalah 40 kader kesehatan dari 11 desa/kelurahan di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar. Analisis data hasil evaluasi menggunakan statistik deskriptif. Pelatihan ini berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan dalam mengenal stunting dan mengukur pertumbuhan anak. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan rerata nilai dari 55,65 (kategori cukup) menjadi 77,15 (kategori baik). Peningkatan tersebut dapat berimplikasi pada (1) kemampuan kader dalam pelayanan posyandu sehingga mengurangi kesalahan dalam pencatatan data dan interpretasi hasil pemantauan pertumbuhan, (2) memperkuat peran kader dalam pengumpulan data yang lebih akurat untuk program-program kesehatan masyarakat, dan (3) mendukung ketercapaian intervensi spesifik Kemenkes dalam menurunkan stunting. Stunting Prevention Through Child Growth Monitoring Training for Health Cadres in Sutojayan District, Blitar Regency Abstract Based on the 2023 Indonesia Nutrition Status Survey (SSGI), the prevalence of stunting in children under five in Indonesia remains above the WHO threshold of 20%, with East Java having one of the highest rates. One of the Ministry of Health's interventions that has not met its target is child growth monitoring, which has reached only 79.2% of the 85% target Poor quality of growth monitoring is a key issue, as only 33.8% of health cadres record weight measurement results correctly, 1.5% can interpret them accurately, and only 3% of weight measurements taken by cadres are considered accurate. To address this, a training program on child growth monitoring was implemented for health cadres. The training aimed to (1) improve the knowledge and skills of health cadres in accurately monitoring growth, and (2) support the Ministry of Health's specific interventions to reduce stunting. The activity was carried out in three stages: (1) coordination with partners, (2) training delivery including theory and practice, and (3) pre-test and post-test evaluations. The training involved 40 health cadres from 11 villages in Sutojayan Sub-district, Blitar Regency. Data analysis was performed using descriptive statistics. The training successfully improved the cadres' knowledge and skills in identifying stunting and measuring growth. The evaluation results showed an average score increase from 55.65 (moderate category) to 77.15 (good category). This improvement has several implications: (1) better accuracy in posyandu services, reducing errors in data recording and interpretation, (2) stronger roles in collecting more accurate data for public health programs, and (3) supporting the achievement of the Ministry of Health's stunting reduction targets.
Skrining Makanan dan Pendaftaran Sertifikat Halal Gratis (SEHATI) sebagai Upaya Pembentukan Kantin Halal di MTs Negeri I Lombok Timur Junaedi, Muhammad; Karno, Darma; Supiarmo, M. Gunawan; Hasfiani, Yuliatin; Sholihah, Khairiyatun
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 4 (2024): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i4.2378

Abstract

Keamanan pangan merupakan upaya untuk menjaga mutu dan kualitas makanan dan minuman dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang menyebabkan timbulnya penyakit. Skrining dalam produk halal ialah pendataan bahan, proses produksi, pengecekan dapur tempat produksi, dan pengisian sistem jaminan produk halal oleh pelaku usaha. Program SEHATI merupakan program sertifikat halal gratis sebagai bentuk dukungan pemerintah dalam menyelenggarakan kewajiban sertifikat halal bagi pelaku usaha kecil dan menengah. Kantin halal merupakan perwujudan upaya menjaga kemanan pangan bagi anak dilingkungan sekolah yang merupakan kelompok rentan keracunanan makanan karena rasa penasaran dan ingin mencoba yang cukup tinggi tanpa mengetahui bahaya dari konsumsi makanan, sehingga diperlukan adanya penjaminan mutu dan kemanan pangan bagi siswa di sekolah melalui pengelola kantin di lingkungan sekolah. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan edukasi wajib dan standar halal bagi pelaku usaha yang menjual produk makanan dan minuman hasil olahan di kantin sekolah, melakukan pendampingan SEHATI dan outputnya berupa terbentukanya Kantin Halal di MTs Negeri I Lombok Timur. Metode pengabdian dimulai dari perencanaan, pelaksanaan berupa edukasi kewajiban dan standar halal, skrining makanan, verifikasi dan validasi dan pascakegiatan berupa pendaftaran, penerbitan sertifikat dan outputnya berupa pembentukan kantin halal. Hasil Pre-test dan Post-test menunjukkan peningkatan pengetahuan baik dari 35% menjadi 90% setelah dilakukan edukasi tentang kemanan pangan dan standar halal. Terdapat 18 dari 20 pelaku usaha dengan jenis produk berupa Kerupuk, kripik dan sejenisnya, Pengolahan buah dan sayur, Roti dan kue, Kue basah, Mie, macaroni, Gorengan, Minuman, Masakan olahan yang telah diverifikasi dan validasi dan dalam proses pendaftaran. Food Screening and Free Halal Certificate Registration (SEHATI) For Halal Canteen at MTs Negeri I East Lombok Abstract Food safety is an effort to maintain the quality and quality of food and drinks from possible biological, chemical and other contamination that causes disease. Screening for halal products is the collection of data on ingredients, production processes, checking the kitchen at the production site, and filling out the halal product guarantee system by business actors. The SEHATI program is a free halal certificate program as a form of government support in carrying out halal certificate obligations for small and medium businesses. Halal canteens are an embodiment of efforts to maintain food safety for children in the school environment who are a group vulnerable to food poisoning because their curiosity and desire to try is quite high without knowing the dangers of food consumption, so it is necessary to guarantee the quality and safety of food for students at school through the canteen management at school environment. This service aims to provide mandatory education and halal standards for business actors who sell processed food and beverage products in school canteens, provide SEHATI assistance and the output is the establishment of a Halal Canteen at MTs Negeri I East Lombok. The service method starts from planning, implementation in the form of education on halal obligations and standards, food screening, verification and validation and post-activity in the form of registration, issuance of certificates and the output is the establishment of a halal canteen. Pre-test and post-test results show an increase in good knowledge from 35% to 90% after education about food safety and halal standards. There are 18 out of 20 business actors with product types in the form of crackers, chips and the like, fruit and vegetable processing, bread and cakes, wet cakes, noodles, macaroni, fried foods, and drinks, processed food that have been verified and validated and are in the registration process.
Inovasi Pembelajaran Kurikulum Nasional dengan Pendekatan Understanding by Design (UbD) di Malang Yayuk, Erna; Nuro, Falistya Risatul Maratin
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 4 (2024): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i4.2388

Abstract

Permasalahan kompetensi guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional menjadi isu yang penting. Kurikulum Merdeka menuntut guru untuk memiliki pemahaman yang mendalam serta keterampilan dalam menerapkan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa, di mana kreativitas, kolaborasi, dan keterlibatan aktif siswa menjadi prioritas. Namun, banyak guru yang masih mengalami kesulitan dalam menguasai pendekatan ini, terutama dalam hal desain pembelajaran yang fleksibel, penggunaan teknologi digital, dan evaluasi yang berbasis kompetensi. Keterbatasan dalam pemahaman konsep pedagogis baru serta kurangnya pelatihan dan pendampingan intensif bagi guru sering kali menghambat keberhasilan penerapan kurikulum ini. Oleh karena itu, pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru melalui pendekatan Understanding by Design secara efektif. Pendekatan Understanding by Design merupakan pendekatan perencanaan pembelajaran yang berfokus pada hasil belajar (desired results) dengan menempatkan pemahaman siswa sebagai tujuan utama. Pendekatan ini berbeda dengan pendekatan lain (tradisional) yang biasanya berfokus pada penyelesaian kurikulum atau penguasaan konten secara langsung tanpa menekankan transfer dan relevansi pembelajaran. Kegiatan ini melibatkan guru-guru SD di Gugus II Kec. Tirtoyudho yang telah menjadi peserta pelatihan sebanyak 19 guru. Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu workshop pelatihan, pendampingan dan impelementasi Pembelajaran di kelas. Dalam pendesiminasian model pembelajaran ini, tim mendampingi dan melakukan observasi. Setelah pelatihan dan pendampingan, sebanyak 85% guru mengalami peningkatan pemahaman tentang prinsip-prinsip UbD, khususnya dalam perencanaan pembelajaran yang berbasis tujuan akhir (backward design). Hasil survei menunjukkan bahwa 80% siswa merasa lebih terlibat dalam proses pembelajaran setelah guru menerapkan pendekatan UbD, yang berfokus pada pembelajaran yang interaktif dan berpusat pada pemahaman mendalam. National Curriculum Learning Innovation with an Understanding by Design Approach in Malang Abstract The issue of teacher competence in implementing the Independent Curriculum as a national curriculum is an important issue. The Independent Curriculum requires teachers to have a deep understanding and skills in applying student-centered learning methods, where creativity, collaboration, and active student involvement are priorities. However, many teachers still have difficulty mastering this approach, especially in terms of flexible learning design, the use of digital technology, and competency-based evaluation. Limitations in understanding new pedagogical concepts and the lack of intensive training and mentoring for teachers often hinder the successful implementation of this curriculum. Therefore, this community service aims to improve teacher competence through an effective Understanding by Design approach. The Understanding by Design approach is a learning planning approach that focuses on learning outcomes (desired results) by placing student understanding as the main goal. This approach is different from other (traditional) approaches that usually focus on completing the curriculum or mastering content directly without emphasizing transfer and relevance of learning. This activity involves elementary school teachers in Cluster II, Tirtoyudho District, who have participated in the training as many as 19 teachers. The method of implementing this activity is a training workshop, mentoring and implementation of classroom learning. In disseminating this learning model, the team accompanies and conducts observations. After training and mentoring, 85% of teachers experienced an increase in understanding of UbD principles, especially in learning planning based on final goals (backward design). Survey results showed that 80% of students felt more engaged in the learning process after teachers implemented the UbD approach, which focuses on interactive and understanding-centered learning.
Pemberdayaan Masyarakat Desa Tabongo Timur Melalui Pengolahan Produk Berbasis Kelapa dan Sacha Inchi untuk Mendukung Pencapaian SDGs Bait, Yoyanda; Salimi, Yuszda K.; Zubair, Mohammad; Rahmatia, Siti; Suleman, Delvi
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 4 (2024): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i4.2393

Abstract

Program pemberdayaan masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat desa Tabongo Timur dalam pengolahan produk berbasis kelapa dan Sacha Inchi. Permasalahan utama yang dihadapi masyarakat adalah rendahnya nilai tambah produk, keterbatasan teknologi, dan kurangnya akses pasar. Untuk meningkatkan nilai tambah produk dilakukan kegiatan dengan metode pelatihan berbasis praktik, transfer teknologi sederhana seperti fermentasi dan sentrifugasi untuk Virgin Coconut Oil (VCO) digunakan untuk memisahkan minyak murni dari kelapa, serta metode cold pressing untuk memastikan kualitas omega 3 minyak sacha Inchi. Program ini melibatkan 20 peserta dari berbagai kelompok masyarakat, termasuk kelompok tani, PKK, BUMDes, dan pemuda desa. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan pendapatan. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pemahaman dan ketrampilan rata-rata skor post-test sebesar 35%, kualitas produk yang memenuhi standar pasar karena sudah ada hasil uji dan sertifikat PIRT, dan peningkatan pendapatan masyarakat hingga 30%. Temuan ini mendukung pencapaian tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), seperti pengentasan kemiskinan, pekerjaan layak, dan konsumsi serta produksi yang bertanggung jawab. Program ini menjadi best practice yang relevan untuk direplikasi di komunitas lain dengan potensi serupa. Empowering the Tabongo Timur Community Through Coconut and Sacha Inchi Processing to Support Sustainable Development Goals (SDGs) Abstract This community empowerment program aims to improve the skills and knowledge of the East Tabongo village community in processing coconut-based products and Sacha Inchi. The main problems faced by the community are low added value of products, limited technology, and lack of market access. To increase the added value of the product, activities were carried out with practice-based training methods, simple technology transfer such as fermentation and centrifugation for Virgin Coconut Oil (VCO) used to separate pure oil from coconut, as well as cold pressing methods to ensure the quality of omega 3 sacha Inchi oil. The program involved 20 participants from various community groups, including farmer groups, PKK, BUMDes, and village youth. The results showed an increase in knowledge, skills and income. The evaluation results showed an increase in understanding and skills of the average post-test score by 35%, product quality that meets market standards because there are already test results and PIRT certificates, and an increase in community income by 30%. These findings support the achievement of Sustainable Development Goals (SDGs), such as poverty alleviation, decent work, and responsible consumption and production. This program is a relevant best practice to be replicated in other communities with similar potential.
Mengubah Limbah Menjadi Berkah: Pelatihan Pengolahan Limbah Organik Sebagai Media Budidaya Jamur dan Sayuran Organik Hulyadi, Hulyadi; Muhali, Muhali; Khaeruman, Khaeruman; Bilad, Muhammad Roil; Samsuri, Taufik; Bayani, Faizul; Yuliana, Depi
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 4 (2024): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i4.2394

Abstract

Pengabdian ini bertujuan melaitih mitra memanfaatkan limbah organik jerami, ampas sagu dan serbuk gergaji sebagai media tanam jamur merang. Selanjutnya limbah jamur diolah sebagai media tanam sayur mayur. Permasalahan utama yang dihadapi mitra adalah belum mampu memanfaatkan limbah organik menjadi bahan yang memiliki nilai ekonomis. Teknik yang digunakan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat ini adalah PRA (Participatori Rural Appraisal) dimana dalam pelaksanaannya melibatkan masyarakat sekitar dalam seluruh kegiatan dan stakeholder setempat. Keunggulan metode ini adalah mampu meningkat keterampilan mitra karena terlibat langsung dalam proses produksi jamur merang. Penggunaan teknik ini bertujuan agar masyarakat dapat saling berbagi dan meningkatkan pengetahaun mereka tentang kondisi dan kehidupan masyarakat, membuat rencana dan bertindak. Keberhasilan proses pengabdian dinilai dari kompetensi mitra dalam budidaya jamur dan sayur mayur pada limbah jamur merang. Mitra telah mampu membudidayakan jamur merang dan sayur mayur ini terbukti dari hasil panen jamur yang sangat baik. Sayur mayur juga tumbuh subur pada media limbah jamur jika dibandingkan dengan media tanah. Suhu yang dijaga tetap setabil pada kumbung mikro terbukti mampu meningkatkan produksi 5 kg setiap raknya. Jika dipersentasekan secara keseluruhan terjadi peningkatan produksi 10% jika dibandingkan ukuran kumbung yang biasa dipakai oleh petani jamur merang. Berdasarkan hasil panen dan uji coba tanaman cabe pada limbah jamur merang dapat disimpulkan masyarakat desa Bengkaung telah mampu memanfaatkan limbah organik menjadi media tanam jamur merang serta mampu memanfaatkan limbah jamur sebagai media tanam sayur. Turning Waste into Blessings: Training on Processing Organic Waste as a Media for Cultivating Organic Mushrooms and Vegetables Abstract This service aims to train partners to utilize organic waste straw, sago dregs and sawdust as a growing medium for straw mushrooms. Next, the mushroom waste is processed as a vegetable growing medium. The main problem faced by partners is that they have not been able to utilize organic waste into materials that have economic value. The technique used in this community empowerment activity is PRA (Participatory Rural Appraisal) where the implementation involves the local community in all activities and local stakeholders. The advantage of this method is that it can improve the skills of partners because they are directly involved in the straw mushroom production process. The aim of using this technique is so that people can share and increase their knowledge about the conditions and life of the community, make plans and act. The success of the service process is assessed from the partner's competency in cultivating mushrooms and vegetables from straw mushroom waste. Partners have been able to cultivate straw mushrooms and vegetables as proven by the excellent mushroom harvest. Vegetables also grow well on mushroom waste media when compared to soil media. The temperature that is kept stable in micro barns has been proven to be able to increase production by 5 kg per shelf. If taken as a whole, there was a 10% increase in production compared to the size of the kumbung usually used by straw mushroom farmers. Based on the harvest results and trials of chili plants on straw mushroom waste, it can be concluded that the people of Bengkaung village have been able to use organic waste as a growing medium for straw mushrooms and are able to use mushroom waste as a medium for growing vegetables.
Program Kemitraan Masyarakat: Menumbuh Literasi dan Keterampilan Mengekstrak Tanaman Obat Melalui Teknologi Sederhana Berorientasi Kearifan Lokal Bayani, Faizul; Yuliana, Depi; Jupriadi, Lalu; Hamdani, Ade Sukma; Hulyadi, Hulyadi; Verawati, Ni Nyoman Sri Putu; Gargazi, Gargazi
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 4 (2024): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i4.2403

Abstract

Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk meningkatkan literasi dan keterampilan masyarakat Desa Bengkaung dalam mengekstrak tanaman obat melalui penggunaan teknologi sederhana yang berbasis kearifan lokal. Pendekatan yang digunakan dalam program ini melibatkan pemanfaatan bahan-bahan lokal, seperti kayu manis, kayu gaharu, kulit kayu Bridellia micrantha, serta alat tradisional gerabah untuk proses ekstraksi tanaman obat. Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan praktis dalam pengolahan tanaman obat, tetapi juga untuk melestarikan dan mengembangkan kearifan lokal yang sudah ada di desa tersebut. Variabel utama yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi peningkatan keterampilan ekstraksi, pemanfaatan bahan lokal, kesadaran terhadap pelestarian kearifan lokal, dan penggunaan alat tradisional yang ramah lingkungan. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan program ini meliputi pelatihan langsung kepada masyarakat melalui workshop dan pendampingan, serta evaluasi hasil melalui metode pre-test dan post-test. Hasil dari program ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam kemampuan masyarakat Desa Bengkaung dalam mengekstrak tanaman obat dengan alat sederhana. Para peserta pelatihan dapat mengidentifikasi dan memanfaatkan bahan-bahan lokal secara efektif untuk proses ekstraksi, serta memahami pentingnya keberlanjutan dan pelestarian kearifan lokal. Selain itu, penggunaan alat tradisional gerabah sebagai media ekstraksi juga terbukti tidak hanya efektif dalam menghasilkan produk ekstraksi, tetapi juga mendukung upaya pelestarian budaya lokal yang ramah lingkungan. Dengan demikian, PKM ini memberikan kontribusi penting dalam pemberdayaan masyarakat Desa Bengkaung, tidak hanya dalam aspek keterampilan teknis, tetapi juga dalam penguatan nilai-nilai kearifan lokal yang berbasis pada keberlanjutan dan penggunaan bahan-bahan alami. Program ini juga berpotensi menjadi model bagi pengembangan masyarakat berbasis kearifan lokal lainnya dalam rangka meningkatkan literasi dan keterampilan berbasis budaya yang berkelanjutan. Community Partnership Program: Fostering Literacy and Skills in Extracting Medicinal Plants Through Simple Technology with a Focus on Local Wisdom  Abstract This Community Partnership Program (PKM) aims to enhance the literacy and skills of the residents of Bengkaung Village in extracting medicinal plants using simple technology based on local wisdom. The approach employed in this program involves utilizing local materials, such as cinnamon, agarwood, and the bark of Bridellia micrantha, as well as traditional clay tools for the medicinal plant extraction process. The program not only aims to improve practical skills in processing medicinal plants but also seeks to preserve and develop the local wisdom already present in the village. The key variables analyzed in this study include the improvement of extraction skills, the utilization of local materials, awareness of preserving local wisdom, and the use of environmentally friendly traditional tools. The methods applied in the implementation of this program include direct training through workshops and mentoring, as well as evaluating the outcomes using pre-test and post-test methods. The results of the program show a significant improvement in the abilities of Bengkaung Village residents in extracting medicinal plants using simple tools. Participants were able to identify and effectively utilize local materials for the extraction process and understand the importance of sustainability and preserving local wisdom. Additionally, the use of traditional clay tools as extraction media proved not only effective in producing extraction products but also supported efforts to preserve environmentally friendly local cultural practices. Thus, this PKM has made a significant contribution to empowering the Bengkaung Village community, not only in terms of technical skills but also in strengthening values of local wisdom based on sustainability and the use of natural materials. This program also has the potential to serve as a model for other community development initiatives based on local wisdom to enhance literacy and skills in a sustainable cultural framework.
Pendampingan Penyusunan Modul Ajar Berbasis Konstruktivis Dalam Konteks Kurikulum Merdeka di MTs. NWDI Tangi - Lombok Timur Fatmawati, Baiq; Muliawan, Wawan; Asri, Indra Himayatul
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 4 (2024): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i4.2408

Abstract

Pendampingan penyusunan modul ajar berbasis konstruktivis bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam merancang perangkat pembelajaran yang efektif, inovatif, dan relevan sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka. Pendekatan konstruktivis menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran, di mana mereka membangun pengetahuan melalui pengalaman langsung, eksplorasi, dan refleksi. Pendampingan penyusunan modul ajar berbasis konstruktivis ini tidak hanya akan meningkatkan kompetensi profesional guru, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di MTs NWDI Tangi, sejalan dengan visi dan misi Kurikulum Merdeka. Tujuan pendampingan penyusunan modul ajar ini yaitu Memberikan pemahaman bagi guru-guru Madrasah Tsanwiyah tentang modul ajar dalam konteks kurikulum merdeka, dan Mendampingi guru-guru dalam menyusun modul ajar dalam konteks kurikulum merdeka. Sekolah mitra yang dilibatkan dalam program kegiatan yaitu MTs NWDI Tangi. Metode pelaksanaan yang digunakan adalah Participatory Rural Apraisal. Kegiatan pendampingan ini dilaksanakan dari bulan September – Desember 2024 dengan rincian kegiatan yaitu, survey dan observasi sekolah, sosialisasi, serta pendampingan penyusunan modul ajar sampai dihasilkan produk modul ajar mata pelajaran. Hasil pendampingan setelah diadakan sosialisasi menunjukkan lebih dari 50% guru memahami konsep kurikulum merdeka (79%), guru-guru sudah memahami makna implementasi kurikulum merdeka; komponenen-komponen kurikulum merdeka (84,2%), guru-guru telah mengetahui komponen kurikulum yaitu Capaian pembelajaran, profil pelajar pancasilan, Tujuan pembelajaran, Alur tujuan pembelajaran, pemahaman bermakna, pertanyaan pemantik, strategi pembelajaran, instrument penilaian, cara membuat lembar kerja, cara menyusun bahan ajar; pembelajaran berdiferensiasi (63,1%), guru-guru telah mengetahu cara melakukan asesmen pembelajaran deferensiasi siswa; pembelajaran konstruktivis (78,9%), guru-guru mengetahui jenis-jenis pembelajaran konstruktivis yang dapat diimplementasikan dalam proses pembelajaran; dan sintaks pembelajaran (63,2%), guru-guru mengetahui langkah-langkah pembelajaran konstruktivis yang dapat membangun kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Assistance in the Preparation of Constructivist-Based Teaching Modules in the Context of kurikulum merdeka MTs. NWDI Tangi - Lombok Timur Abstract Assistance in the preparation of constructivist-based teaching modules aims to improve teacher competence in designing effective, innovative, and relevant learning tools in accordance with the principles of the Independent Curriculum. The constructivist approach places students as the center of learning, where they build knowledge through direct experience, exploration, and reflection. Assistance in the preparation of constructivist-based teaching modules will not only improve teacher professional competence, but also contribute to improving the quality of education at MTs NWDI Tangi, in line with the vision and mission of the Independent Curriculum. The purpose of assistance in the preparation of this teaching module is to provide an understanding for Madrasah Tsanwiyah teachers about teaching modules in the context of the independent curriculum, and to assist teachers in preparing teaching modules in the context of the independent curriculum. The partner school involved in the program activities is MTs NWDI Tangi. The implementation method used is Participatory Rural Appraisal. This mentoring activity was carried out from September to December 2024 with the following activities: school surveys and observations, socialization, and mentoring in compiling teaching modules until subject teaching module products were produced. The results of mentoring after the socialization showed that more than 50% of teachers understood the concept of the independent curriculum (79%), teachers understood the meaning of implementing the independent curriculum; components of the independent curriculum (84.2%), teachers knew the components of the curriculum, namely learning outcomes, Pancasila student profiles, learning objectives, learning objective flow, meaningful understanding, trigger questions, learning strategies, assessment instruments, how to make worksheets, how to compile teaching materials; differentiated learning (63.1%), teachers knew how to conduct student differentiation learning assessments; constructivist learning (78.9%), teachers knew the types of constructivist learning that could be implemented in the learning process; and learning syntax (63.2%), teachers knew the steps of constructivist learning that could build students' high-level thinking skills.
Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Perangkat Pembelajaran Sains Sederhana Guru TK Gugus 4 Kecamatan Sekarbela Gummah, Syifaul; herayanti, Lovy; Sukroyanti, Baiq Azmi; Prayogi, Saiful; Habiburrahman, Lalu
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 4 (2024): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i4.2450

Abstract

Pelatihan dan pendampingan pembuatan perangkat pembelajaran sains sederhana bagi guru TK Gugus 4 Kecamatan Sekarbela bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam merancang dan mengimplementasikan pembelajaran sains yang menarik dan relevan bagi anak usia dini. Kegiatan ini dilakukan dengan metode In Service Training (IST) di TK Semai Harapan Bangsa, Mataram, pada 22 Agustus 2024, dengan melibatkan 21 guru TK. Pelatihan dirancang melalui tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam pelaksanaannya, peserta mengikuti sesi teori, praktik langsung, dan diskusi interaktif yang difasilitasi oleh para ahli di bidang pendidikan anak usia dini. Evaluasi kegiatan dilakukan menggunakan angket untuk menilai peningkatan motivasi, dan kepercayaan diri peserta. Hasil pelatihan menunjukkan dampak positif yang signifikan, dimana guru menjadi lebih paham tentang konsep dan strategi pembelajaran sains, keterampilan dalam merancang perangkat pembelajaran seperti RPP, LKPD, dan media pembelajaran sederhana, serta motivasi tinggi untuk mengadopsi pendekatan kreatif dalam pembelajaran sains. Selain itu, kepercayaan diri guru dalam mengajarkan sains meningkat secara signifikan, dengan 71% peserta menyatakan sangat setuju untuk menerapkan hasil pelatihan di kelas masing-masing. Implikasi dari kegiatan ini menunjukkan bahwa pelatihan berbasis IST efektif dalam meningkatkan kompetensi guru dan memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut melalui program lanjutan seperti pendampingan kelas dan pelatihan integrasi teknologi. Dengan keberlanjutan program, diharapkan pembelajaran sains di tingkat TK dapat menjadi lebih inovatif dan relevan, mendukung perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak usia dini secara optimal. Training And Mentoring on The Development of Simple Science Learning Tools for Kindergarten Teachers in Cluster 4, Sekarbela Sub-District Abstract The training and mentoring program on developing simple science learning tools for kindergarten teachers in Cluster 4, Sekarbela Sub-district, aims to enhance teachers' competence in designing and implementing engaging and relevant science lessons for early childhood students. The activity was conducted using the In-Service Training (IST) method at TK Semai Harapan Bangsa, Mataram, on August 22, 2024, involving 21 kindergarten teachers. The training was designed in three stages: preparation, implementation, and evaluation. During the program, participants attended theory sessions, hands-on practice, and interactive discussions facilitated by experts in early childhood education. The evaluation was conducted through questionnaires to assess participants' increased motivation and confidence. The training results showed a significant positive impact, with teachers gaining a better understanding of science concepts and strategies, skills in designing learning tools such as lesson plans (RPP), student worksheets (LKPD), and simple teaching media, as well as high motivation to adopt creative approaches in science teaching. Additionally, teachers’ confidence in teaching science improved significantly, with 71% of participants strongly agreeing to implement the training outcomes in their classrooms. The implications of this activity indicate that IST-based training effectively improves teacher competencies and holds potential for further development through follow-up programs such as classroom mentoring and technology integration training. With the program's continuity, it is hoped that science learning at the kindergarten level can become more innovative and relevant, supporting the optimal cognitive, social, and emotional development of early childhood students.