Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Jurnal Keperawatan Jiwa publishes articles in the scope of mental nursing broadly but is limited, especially in the field of mental nursing in healthy groups, risks, and disorders. Articles must be the result of research, case studies, results of literature studies, scientific concepts, knowledge and technology that are innovative and renewed within the scope of mental nursing science both on a national and international scale.
Articles
819 Documents
Gambaran Dimensi Pola Asuh Orang Tua atau Wali Anak Penderita Stunting
Wega, Marianus Oktavianus;
Kuwa, Maria K. Ringgi;
Mane, Gabriel;
Noni, Maria Indriyati;
Aisyah, Siti
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 3 (2024): Agustus 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26714/jkj.12.3.2024.597-610
Stunting merupakan kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak lain pada umumnya dilihat dari nilai Z-skor <-2SD yang dipengaruhi Faktor - faktor seperti orangtua khususnya pola asuh pada anak stunting. Stunting dapat berakibat meningkat resiko terjadi penyakit, imun yang lemah, kurangnya kecerdasaan produktifitas yang rendah dan perkembangan otak subobtimal sehingga perkembangan motorik terhambat dan terlambatnya pertumbuhan mental. Intervensi yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya stunting yaitu dimulai dari 1000 hari pertama kelahiran (HPK). Jumlah balita stunting di kabupaten sikka pada tahun 2022 sebanyak 3174 anak (13,8%), dan prevalensi stunting di puskesmas lekebai pada tahun 2022 sebanyak 40 Balita. Mengetahui gambaran dimensi pola asuh orang tua penderita stunting di puskemas lekebai. Desain penelitian ini deskriptif dengan populasi adalah seluruh orang tua penderita stunting di puskesmas lekebai dengan jumlah sampel 40 orang. Dalam penelitian ini menggunakaan total sampling, pengumpulan data menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan dimensi pola asuh orangtua pada anak penderita stunting terbanyak kategori baik pada dimensi kehangatan dengan jumlah sebanyak 37 responden 92,5%. Gambaran dimensi pola asuh orng tua atau wali anak penderita stunting yang terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan, dan hubungan.
Gambaran Kecemasan pada Pasien Kanker Payudara yang Sedang Menjalani Kemoterapi
Agustin, Finna Rachma;
Oktaviana, Wita;
Ariyanti, Nanda Putri;
Nisa, Mustfidatun
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 4 (2024): November 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26714/jkj.12.4.2024.815-822
Pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi seringkali menghadapi berbagai tantangan emosional, salah satunya adalah kecemasan. Kondisi kecemasan ini apabila tidak ditangani dengan baik, bisa berakibat negatif pada kualitas hidup pasien dan efektivitas pengobatan yang dijalani. Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan tingkat kecemasan yang dialami oleh pasien kanker payudara yang sedang menjalani kemoterapi di RSUP Soeradji Tirtonegoro Klaten. Jenis Penelitian yang digunakan yaitu deskriptif. Populasi penelitian ini adalah Pegidap kanker Payudara yang sedang menjalani kemoterapi di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Teknik sampling dengan Purposive Sampling dengan jumlah sampel 78 responden. Instrumen yang digunakan adalah lembar Kuesioner kecemasan dari Hamilton Anxiety Rating Scale dengan uji validitas reliabilitas diperoleh hasil croncbach’s Alpha sebesar 0.793 dan terbukti reliable dengan hasil >0.6. Hasil penelitian menunjukkan 50% responden berada pada kategori usia lanjut usia dengan rentang usia 46 sampai 65 tahun, 44,9% responden berada pada jenjang stadium II, 46% responden pernah menderita penyakit kanker payudara kurang dari satu tahun, responden yang menjalani kemoterapi rata-rata mengalami kecemasan dengan skor 28 sampai 41 (kecemasan berat).
Upaya Peningkatan Pengetahuan Bullying melalui Pendekatan Video Edukasi pada Siswa SMA
Ilhami, Muhammad;
Nito, Paul Joae Brett;
Latifah, Latifah
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 4 (2024): November 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26714/jkj.12.4.2024.1023-1030
Pada tanggal 31 juli 2023 terjadi kekerasaan fisik yang terjadi disalah satu SMAN Banjarmasin timur yang mana ada salah satu siswa menusuk siswa sekelasnya karna disebabkan pelaku penusukan sering dibully. Tujuan untuk mengetahui efektifitas video edukasi tentang bullying dalam meningkatkan pengetahuan siswa/siswi. Penelitian ini menggunakan Jenis penelitian pra eksperimen (pre experimental design) dengan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan rancangan “one group pretest-posttest design”. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 57 responden, teknik pengambilan sampel Total sampling. Analisis data menggunakan uji Wilcoson. Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan bullying yang telah dilakukan uji validitas dengan nilai r>0,34. Kuesioner dibagian sebagai evaluasi pretest dan posttes sebelum diberikan intervensi video edukasi dan Video Edukasi Bullying. Sebelum diberikan video edukasi Tingkat pengetahuan baik siswa/siswi dengan jumlah sebanyak 13 (24.5%), Sesudah diberikan video edukasi dengan tinggat pengatahuan baik 31 (58.5%) orang. Terdapat perbedaan pengetahuan pada siswa-siswi mengenai bullying, dengan nilai signifikansi ρ = 0,00 atau lebih kecil nilai α = 0,05. Terdapat perubahan tingkat pengetahuan pada siswa/siswi setelah diberikan video edukasi tentang bullying yang mana dapat disimpulkan bahwa video edukasi efektif dalam meningkatkan penegtahuan siswa/siswi tentang bullying.
Gambaran Coping Flexibility pada Klien Rehabilitasi Napza
rokayah, cucu;
Susilawati, Susilawati;
Dirgahayu, Inggrid
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 4 (2024): November 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26714/jkj.12.4.2024.935-946
Masalah penyalahgunaan NAPZA menjadi sangat penting karena dapat menimbulkan masalah pada kesehatan fisik, psikologis dan fungsi sosial. Coping flexibility berperan penting dalam mengatasi masalah bagi klien rehabilitasi NAPZA karena apabila klien dalam mengatasi permasalahannya menggunakan strategi koping yang tidak sesuai dan tidak efisien, maka permasalahan yang dihadapinya tidak kunjung membaik dan justru akan semakin memburuk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran coping flexibility pada klien rehabilitasi NAPZA di Lapas Narkotika Kelas IIA Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian sebanyak 180 klien rehabilitasi NAPZA di Lapas Narkotika Kelas IIA Bandung dengan pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling berjumlah 125 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner coping flexibility dengan analisa univariat menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa coping flexibility pada klien rehabilitasi NAPZA di Lapas Narkotika Kelas IIA Bandung termasuk dalam kategori sedang yaitu 90 responden (72%). Hal ini sesuai karakteristik individu yang memiliki coping flexibility sedang yaitu, dapat merencanakan pemecahan masalah tapi kurang bisa menentukan strategi koping yang sesuai dengan situasi permasalahan. Kedua, mampu mengidentifikasi penyebab permasalahan. Ketiga, merasa ragu atas keberhasilan solusi atau strategi koping yang digunakan untuk mengatasi permasalahan yang dialami individu. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa gambaran coping flexibility pada klien rehabilitasi NAPZA di Lapas Narkotika Kelas IIA Bandung dalam kategori sedang yaitu 90 responden (72%). Saran berdasarkan hasil penelitian yaitu memberikan intervensi untuk meningkatkan coping flexibility dengan cara psikoterapi kepada klien rehabilitasi NAPZA supaya mampu dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan.
Hubungan Penyesuaian Diri, Mekanisme Koping dan Dukungan Sosial dengan Kecemasan pada Mahasiswa Baru
Meliantini, Ni Putu Dewi;
Krisnawati, Komang Menik Sri;
Sulistiowati, Ni Made Dian;
Febriyanti, Putu Sri
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 3 (2024): Agustus 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26714/jkj.12.3.2024.779-792
Perubahan besar yang dialami oleh mahasiswa tahun pertama diantaranya penyesuaian diri pada lingkungan dan sistem pendidikan yang sangat rumit sehingga menyebabkan mahasiswa mengalami kecemasan cukup tinggi. Kemampuan penyesuaian diri dan mekanisme koping menjadi faktor internal penyebab kecemasan, sedangkan dari faktor eksternal berasal dari dukungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memahami hubungan antara penyesuaian diri, mekanisme koping dan dukungan sosial dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa baru jenjang sarjana di Fakultas Kedokteran. Desain penelitian ini menggunakan metode analitik cross-sectional, dengan metode stratified proportioned random sampling. Responden merupakan mahasiswa baru jenjang sarjana berjumlah 98 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan signifikan antara penyesuaian diri dan tingkat kecemasan (p value = 0,003; r = 0,293), antara mekanisme koping dan tingkat kecemasan (p value = 0,000; r = 0,423), serta antara dukungan sosial dan tingkat kecemasan pada mahasiswa baru (p value = 0,007; r = 0,269). Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan penyesuaian diri, mekanisme koping dan dukungan sosial dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa baru jenjang sarjana.
Pengaruh Terapi Psikoreligius pada Pasien dengan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran dan Penglihatan: Case Report
Cahyani, Gita;
Hernawaty, Taty;
Hendrawati, Hendrawati
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 4 (2024): November 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26714/jkj.12.4.2024.779-790
Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang sering terjadi pada dengan jenis kelamin laki-laki dan pada rentang usia remaja akhir dan usia produktif. Halusinasi menjadi gejala paling banyak ditemukan pada pasien dengan kondisi skizofrenia. Terapi psikoreligius merupakan terapi non-farmakologi yang membantu meringankan gejala halusinasi pada pasien dengan menekankan pada aktivitas keagamaan sesuai dengan keyakinan dan kebutuhan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian terapi psikoreligius pada pasien dengan gejala halusinasi pendengaran dan penglihatan. Metode yang digunakan merupakan case report dengan pendekatan asuhan keperawatan jiwa yang bersamaan dengan pemberian terapi psikoreligius pada pasien dengan masalah halusinasi pendengaran dan penglihatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan selama sembilan hari. Penatalaksanaan intervensi terapi psikoreligius yang diberikan meliputi pemberian terapi zikir, memfasilitasi salat 5 waktu, pembacaan asmaul husna, dan terapi murottal Al-Qur'an menunjukkan hasil adanya penurunan gejala halusinasi yang ditunjukkan dengan pasien mengatakan lebih tenang dan tidak melihat bayangan atau mendengar suara, aktivitas motorik agitasi menurun, pasien kooperatif, dan daya fokus meningkat. Pemberian asuhan keperawatan bersamaan dengan pemberian terapi psikoreligius yang disesuaikan dengan kebutuhan dan spiritualitas pasien dapat menurunkan gejala halusinasi yang dirasakan oleh pasien.
Perbedaan Tingkat Kecemasan Korban Body Shaming pada Pelajar dan Mahasiswa Baru
Andi, Andi;
Nito, Paul Joae Brett;
Fetriyah, Umi Hanik
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 4 (2024): November 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26714/jkj.12.4.2024.977-988
Prevalensi bullying cenderung mengalami peningkatan pada pelajar dan mahasiswa di seluruh dunia. Perlakuan bullying sering ditemukan dengan bentuk body shaming. Korban body shaming diduga dapat mengalami kecemasan yang berdampak pada terganggunya prestasi belajar. Menganalisis perbedaan tingkat kecemasan korban body shaming pada pelajar SMAN 7 Banjarmasin dan mahasiswa baru Universitas Sari Mulia.Metode: Penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional pada 30 pelajar dan 30 mahasiswa yang dipilih dengan teknik purposive sampling menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Hipotesis dianalisis dengan uji independent sample t test. Hasil pengolahan data pada kedua kelompok sampel sama-sama menunjukkan fat shaming sebagai jenis body shaming yang dialami mayoritas responden pelajar (23,3%) dan 9 responden (30%) pada kelompok mahasiswa. Hasil pengolahan data pada kedua kelompok sampel juga sama-sama menunjukkan teman sebagai pelaku body shaming 14 responden (46,7%) pada kelompok pelajar dan 16 responden (53,3%) pada kelompok mahasiswa. Gambaran tingkat kecemasan responden korban body shaming mayoritas responden sama-sama mengalami kecemasan ringan. Hasil uji independent sample t test menunjukkan p-value sebesar 0,243. Tidak ada perbedaan tingkat kecemasan korban body shaming pada pelajar SMAN 7 Banjarmasin dan mahasiswa Universitas Sari Mulia.
Hubungan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi terhadap Mobilisasi Dini Pasien Post Operasi
Wibawa, David Andy;
Riduansyah, M.;
Rahman, Subhannur;
Syahlani, Ahmad
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 4 (2024): November 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26714/jkj.12.4.2024.901-908
Salah satu situasi yang memunculkan keresahan merupakan cara kelahiran, baik dengan cara otomatis ataupun dicoba dengan Sectio Cesarea (SC). Keresahan bila didiamkan akan memunculkan pergantian dengan cara raga ataupun intelektual yang akan berdampak melonjaknya kegiatan syaraf simpatis serta melonjaknya tekanan darah, denyut jantung, pernafasan, merasa mulas, keringat dingin, kendala perkemihan, serta dengan cara biasa tenaga penderita akan menurun yang bisa mudarat penderita itu sendiri. Pada penderita post pembedahan sectio sesarea direkomendasikan buat melaksanakan aktivasi dini. Ada pula faktor yang bisa pengaruhi penerapan tindakan aktivasi salah satunya ialah dipengaruhi oleh aspek emosional pasien seperti mengalami kecemasan. Tujuan untuk mengenali hubungan tingkatan keresahan penderita pre pembedahan kepada mobilisasi dini pasien post operasi caesar di RSUD Hanau. Penelitian ini ialah penelitian dengan konsep penelitian cross sectional. Jumlah ilustrasi yang di maanfaatkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 21 orang responden pasien operasi caesar yang diambil dengan Teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di RSUD Hanau. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesoner Hamilton Rating Scale for Anxiety (HARS). Analisis data dalam penelitian ini menggunkan analisis univariat serta analisis bivariat menggunakan uji Spearman’s rho. Sebagian besar responden mengalami cemas berat yaitu sebanyak 9 orang (42,9%). Sebagian besar responden melakukan mobilisasi dini post operasi caesar yaitu sebanyak 12 orang (57,1%). Hasil uji Analisa didapatkan nilai p=0,131 yang artinya menolak Ho dan menerima Ha yang artinya tidak ada hubungan. Terdapat nilai correlation coefficient diperoleh nilai -0,340, yang berarti menunjukkan bahwa hubungan yang lemah antara tingkat kecemasan pasien pre operasi terhadap kecemasan pasien post operasi caesar. Tidak terdapat ikatan antara tingkatan keresahan penderita pre operasi terhadap mobilisasi dini pasien post operasi caesar di RSUD Hanau dengan kekuatan yang lemah dan tidak searah.
Efektivitas Pemberian Terapi Dzikir terhadap Penurunan Resiko Self Harm pada Remaja
Melanda, Nila;
Rahman, Subhannur;
Tasalim, Rian;
Riduansyah, Muhammad
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 4 (2024): November 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26714/jkj.12.4.2024.823-824
Berbagai perubahan yang terjadi pada remaja dapat menimbulkan tekanan individu sehingga sebagian remaja yang tidak dapat mengatasi permasalahan lebih memilih menggunakan badannya untuk meluapkan emosi seperti tindakan melukai diri sendiri atau sering disebut self harm. Dampak dari self harm bisa menimbulkan rasa malu, depresi, kecemasan. Terapi yang dapat dilakukan untuk penurunan resiko self harm adalah dengan terapi dzikir karena dianggap efektif serta mampu memberikan ketenangan dan kedamaian batin.Tujuan untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Terapi Dzikir Terhadap Penurunan Resiko Self Harm Pada Remaja Di MTsN 1 Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis Pre-Experimental Design (non-design) dengan desain penelitian One Group Pretest-Posttest Design. Jumlah sampel 40 responden remaja di MTsN 1 Banjarmasin dengan teknik purposive sampling. Pengambilan data dengan kuesioner Self-Harm Inventory (SHI) yang diuji validitas menggunakan Index Validitas Aiken (IVA) didapatkan nilai berkisar 0,83-0,97. Uji validitas konstrak menggunakan korelasi Pearson Product Moment pada 21 item dinyatakan valid (r>0,25). Hasil uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha dinyatakan reliabel. Untuk melihat efektivitas pemberian terapi menggunakan uji statistik Wilcoxon. Hasil analisis statistik menunjukan ada perbedaan yang signifikan pada tingkat self harm (p=0,000) antara sebelum dan setelah pemberian terapi dzikir dengan tingkat penurunan self harm menjadi ringan pada 40 responden (100%). Terdapat pengaruh pemberian terapi dzikir terhadap penurunan self harm.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Siswa terhadap Kejadian Bullying
Ilhami, Muhammad;
Nito, Paul Joae Brett;
Tjomiadi, Cynthia Eka Fayuning;
Ariani, Malisa
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 4 (2024): November 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26714/jkj.12.4.2024.1031-1040
Angka kejadian bullying pada remaja semakin meningkat. Dari hasil penelitian terdahulu menujukan angka kejadian bullying rata-rata siswa SMA diwilayah Banjarmasin Timur yang pernah mengalami perilaku bullying dengan insiden prevalensi > 50%. Salah satu faktor penyebab utama terjadianya bullying adalah kurangnya pengetahuan tentang bahaya bullying. Tujuan untuk mengetahui hubungan Tingkat Pengetahuan siswa dengan kejadian bullying. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif diskriptif dengan pendekatan Cross-Sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 88 responden, teknik pengambilan sampel Total sampling. Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner pengetahuan dengan hasil uji validitas r>0,34 dan Alpha Cronbach mendapatkan hasil 0,939. Kuesioner kejadian bullying dengan hasil uji validitas r tabel >0,3916 dengan reliabilitas lebih dari 0,6%. Tingkat pengetahuan siswa sangat rendah dengan jumlah sebanyak 52 (59,1%),angka kejadian bullying 77 kasus (pelaku dan korban) dengan jumlah pelaku 49 (55,7%), korban 28 (31,8%). Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian bullying ( pelaku) didapat nilai p value 0.000, sedangkan pada korban bullying didapat nilai p value 0.003. Ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian bullying disebabkan kurangnya informasi dan edukasi sehingga siswa mengangagap bullying sebagai candaan. Dengan adanya program pembelajaran anti bullying maka tingkat pengetahuan siswa akan meningkat dan dapat mencegah kejadian bullying di lingkungan sekolah.