Claim Missing Document
Check
Articles

KEARIFAN LOKAL MEGOU PA’ SEBAGAI PREVENTIF KEHAMILAN DILUAR NIKAH PADA MASYARAKAT TULANG BAWANG Sumargono Sumargono; Rinaldo Adi Pratama; Siska Siska; Dea Nuci Adelia; Diana Martha Irawan
Jurnal Artefak Vol 9, No 1 (2022): April
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.206 KB) | DOI: 10.25157/ja.v9i1.7480

Abstract

Seks bebas yang menjadi problem sosial di kalangan remaja telah menimbulkan banyak dampak negatif seperti kehamilan diluar nikah dan tindakan aborsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai-nilai kearifan lokal Megou Pa’ Tulang Bawang yang memiliki milai-nilai preventif dalam mencegah terjadinya kehamilan diluar nikah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Tulang Bawang menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan antara laki-laki dan perempuan serta menganggap tabu hubungan seksual sebelum menikah. Free sex which is a social problem among teenagers has caused many negative impacts such as pregnancy out of wedlock and abortion. This study aims to examine the values of local wisdom Megou Pa' Tulang Bawang which has preventive values in preventing pregnancies outside of marriage. The type of research used is qualitative research with a descriptive approach. Data collection techniques through observation, interviews and documentation. The results of this study indicate that the Tulang Bawang community upholds the values of modesty between men and women and considers sexual relations taboo before marriage.
SUPPORTING THE NUMERACY LITERACY SKILLS OF ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS Inne Marthyane Pratiwi; Lisna Apriani; Rinaldo Adi Pratama
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 25, No 2 (2020): JPMIPA: Volume 25, Issue 2, 2020
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v26i1.41718

Abstract

Numeracy literacy is an essential part of literacy because in it there is a competency that make student to do reasoning so that it can be used in daily life. The research aims to describe the implementation of classroom-based numeracy literacy, school culture, and community in elementary schools. The research uses a qualitative approach with descriptive methods. The research was conducted on 76 students from 1st grade and 6th students, homeroom teachers of 1st grade and 6th from public elementary schools. Data collection techniques using observation, document analysis, and interviews. The data is analyzed with thematic analysis. The results showed that at least teachers had participated in numeracy literacy training, students' math skills above the minimum criteria, implementation of problem-based learning and projects, but there were limited resources. Numeracy literacy based on school culture shows the lack of variation of numeration literacy books so that the library as the center of literacy activities has not been maximized. The numeracy literacy of the community base shows that there is no public space used for numeracy literacy and sharing sessions that start running. One of the efforts to optimize numeracy literacy by providing training to teachers. ABSTRAKLiterasi numerasi merupakan bagian literasi yang sangat penting, karena di dalamnya terdapat kompetensi yang mengasah individu untuk melakukan penalaran sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi literasi numerasi berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat di sekolah dasar. Pendekatan penelitian menggunakan kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian dilaksanakan terhadap 76 siswa kelas 1 dan 6 serta guru kelas 1 dan 6 sekolah dasar negeri. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, analisis dokumen, dan wawancara. Data dianalisis dengan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan pada literasi numerasi basis kelas setidaknya guru pernah mengikuti pelatihan literasi numerasi, kemampuan matematika siswa di atas kriteria minimum, terlaksananya pembelajaran berbasis masalah dan proyek, namun terdapat keterbatasan sumber daya. Literasi numerasi basis budaya sekolah menunjukkan kurangnya variasi buku literasi numerasi sehingga perpustakaan sebagai pusat kegiatan literasi keberadaannya belum maksimal. Adapun literasi numerasi basis masyarakat menunjukkan belum adanya ruang publik yang digunakan untuk literasi numerasi dan sharing session yang mulai berjalan. Salah satu upaya optimalisasi literasi numerasi dengan memberikan pelatihan kepada guru.
PERAN LADA LAMPUNG MENYOKONG KOMODITAS PERDAGANGAN BANTEN Sumargono Sumargono; Rinaldo Adi Pratama; Yusuf Perdana; Nur Indah Lestari; Aprilia Triaristina
Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/candrasangkala.v8i1.14987

Abstract

Tanoh Lampung tanoh lado, sebaris lirik lagu daerah yang mengingatkan sejarah kejayaan lada Lampung yang terkenal keberbagai bangsa pada masa penguasaan Kesultanan Banten. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejayaan lada Lampung dan relasi antara Lampung dengan Banten sampai lada Lampung menjadi komoditas perdagangan dan pelabuhan Kesultanan Banten. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah dengan menggunakan dua sumber pengumpulan data yakni studi pustaka dan dokumentasi dengan menggunakan teknik analisis kualitatif. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, kejayaan lada Lampung dan terjalinnya relasi yang baik antara Lampung dengan Kesultanan Banten merupakan dua hal yang sangat mendukung. Lada Lampung yang terkenal karena kualitas dan ketenarannya pada masa Kesultanan Banten menguasai Lampung. Hubungan antara Banten dengan Lampung terjalin dengan baik karena adanya lada Lampung yang semakin diluaskan lahan perkebunannya. Antara Lampung dan Kesultanan Banten juga tidak terjadi pemberontakan/perlawanan/perang yang dilakukan kedua belah pihak. Hal ini dikarenakan adanya kesepakatan antara Banten dan Lampung yakni Banten memberikan perintah melalui piagam (pijagem) yang dikeluarkan mengenai perintah tanam pohon lada kepada para pemimpin adat di marga Lampung dan sebaliknya para pemuka adat Lampung mendapatkan gelar adat dan benda simbolis dari Sultan Banten yang dapat digunakan dalam kepimimpinan marga. Hal inilah yang menjadi resep harmonisnya hubungan Lampung dan Kesultanan Banten sampai Lampung menjadi komoditas penyokong lada utama dan sampai terbangunnya pelabuhan-pelabuhan yang megah di Banten.
Pendidikan Karakter melalui Tradisi Ngebuyu sebagai Kearifan Lokal Masyarakat Lampung Pesisir Nur Indah Lestari; Rinaldo Adi Pratama; Yusuf Perdana3; Sumargono Sumargono
Kaganga:Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora Vol 5 No 1 (2022): Kaganga:Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (779.761 KB) | DOI: 10.31539/kaganga.v5i1.3689

Abstract

The purpose of this study was to determine the character education of the Lampung Pesisir community through the tradition of ngebuyu local wisdom. This research method is a type of qualitative research using an ethnographic approach that describes the local culture of the Lampung Coastal Kalianda community, namely Ngebuyu. The results show that local culture contains character education values ​​that are important to be transformed to the younger generation. One such culture is the Negbuyu tradition. The Ngebuyu tradition is a tradition carried out by the people of Coastal Lampung in the Kalianda area, South Lampung Regency. The Lampung Coastal community or commonly referred to in the local language as 'Ulun Lampung Saibatin' has a ritual in welcoming the birth of a baby, the ritual or tradition is called Ngebuyu. The conclusion of the research on the character education of the ngebuyu tradition by internalizing cultural values ​​in history learning can attract students' interest in learning history and make history learning more meaningful. Keywords: Character Education, Ngebuyu Tradition, Local Wisdom
RUMAH BELAJAR LANSIA: PUSAT PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN POTENSI LANJUT USIA DI KELURAHAN BUMI WARAS KOTA BANDAR LAMPUNG Aristoteles Aristoteles; Rinaldo Adi Pratama; Tiyara Saghira; Syangap Diningrat Sitompul; Ahyarudin; Jihan Aferiansyah; Aulia Putri Ariqa; Aflaha Asri; Admi Syarif; Kurnia Muludi; Favorisen R. Lumbanraja
BUGUH: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 2 No. 2 (2022)
Publisher : Badan Pelaksana Kuliah Kerja Nyata Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.044 KB) | DOI: 10.23960/buguh.v2n2.749

Abstract

The neglected elderly is one of the impacts of the existing poverty problem, where poverty is not only limited to economic inability, but also the failure to fulfill basic rights and differences in treatment of a person or group of people in living a decent and dignified life. The method of writing this article uses a qualitative-descriptive approach to provide an overview as well as a description of the implementation of the team-based project “Rumah Belajar Lansia”. The implementation project of Rumah Belajar Lansia is focuses on providing benefits for all elderly residents on Jalan Skip Rahayu, Bumi Waras Village, which was welcomed and enthusiastically by involving the role of institutions and the community in its implementation which consists of several programs, namely, re-establishing the Posyandu for the Elderly, implementing ergonomic gymnastics for the elderly, and providing socialization or counseling on physical and psychological health of the elderly. This article is limited to the implementation of the Pejuang Muda Bandar Lampung City program in 2021.
LUKISAN MURAL PENCEGAHAN COVID-19 SEBAGAI BENTUK EDUKASI KEPADA MASYARAKAT DESA RANTAU MINYAK Yusuf Perdana; Rinaldo Adi Pratama; Subian Saidi; Febi Eka Febriansyah; Muhammad Ridho Pratama; Dea Kusniar; Azzahra Zatil Irfani; Ayu Febriani; Anisa Mulyani; Zatti Alikum; Muhamad Yoga; Ferdinandus Ivanelian Jodie Tori
BUGUH: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 2 No. 2 (2022)
Publisher : Badan Pelaksana Kuliah Kerja Nyata Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2274.711 KB) | DOI: 10.23960/buguh.v2n2.1050

Abstract

Dalam dunia seni visual, tentunya sudah tak asing lagi dengan yang namanya seni mural. Mural adalah salah satu karya seni yang cukup populer di Indonesia, terutama pada kalangan remaja. Seni mural juga seolah memberikan kebebasan bagi pembuatnya untuk mengeksplorasi kreatifitas yang dimilikinya lalu dicurahkan pada media yang permanen seperti dinding. Seni mural juga dapat dijadikan sebagai penunjuk tempat, history suatu tempat, atau bahkan media edukasi bagi masyarakat. Dengan masih adanya wabah Covid-19 terutama varian terbaru yaitu Omicron yang merajalela pada saat ini, mural menjadi andalan bagi mahasiswa sebagai media edukasi untuk pencegahan penularan wabah Covid-19 bagi masyarakat di salah satu desa Kabupaten Lampung Selatan yaitu Desa Rantau Minyak Kecamatan Candipuro. Oleh karena itu, kajian melalui penulisan ini dapat menjelaskan dengan lebih terperinci mengenai seni mural sebagai media edukasi bagi masyarakat di desa Rantau Minyak, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan.
PENERAPAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MEMETAKAN ADMINISTRASI DAN POTENSI BANJIR DI KELURAHAN GUNUNG MAS Rinaldo Adi Pratama; Ahmad Al farizi; Muhammad Nurul; Novia Rahmadiana Putri; Cahya Hidayatulloh; Windy Desty Ariny; Ulfah Astriani; Febriyan Ananda; M. Budzar Alghifari; Arnas Hardianto; Rika Okta Nabila
BUGUH: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 2 No. 3 (2022)
Publisher : Badan Pelaksana Kuliah Kerja Nyata Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.394 KB)

Abstract

Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang terdapat pada bidang datar pada skala tertentu melalui sebuah sistem proyeksi. Suatu wilayah administratif sangat membutuhkan batas definitif yang termuat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), sehingga dikemudian hari tidak menimbulkan perselisihan tumpang tindih lahan, izin birokrasi, atau mekanisme dalam mengatur pemerintahan. Bencana banjir merupakan kejadian alam yang sulit diduga karena datang secara tiba-tiba dengan perioditas yang tidak menentu, kecuali daerah-daerah yang sudah menjadi langganan terjadinya banjir. Metode pelaksanaan program kerja ini meliputi diskusi dengan kepala seksi pemerintahan mengenai data batas kelurahan dan batas RT. Kemudian diskusi dilanjutkan dengan diskusi dengan ketua lingkungan dan beberapa RT untuk mendapatkan batas yang akurat dari setiap RT di Kelurahan Gunung Mas. Informasi yang didapatkan disajikan dalam bentuk peta yang diolah oleh tim. Berikut hasil peta administrasi dan peta rawan bencana banjir Kelurahan Gunung Mas. Dengan adanya peta administrasi diharapkan dapat mengetahui batas wilayah kelurahan, mengidentifikasi dan inventarisasi potensi atau aset kelurahan sebagai langkah awal untuk perencanaan pemberdayaan potensi yang dimiliki kelurahan. Keberaan peta rawan bencana banjir dapat memberi gambaran daerah-daerah yang berpotensi terjadinya banjir ketika hujan datang.
Revolusi Indonesia Dalam Perspektif Pro Dan Kontra Pers Nasional Periode Pasca Proklamasi Hingga Tercapainya Pengakuan Kedaulatan Puspita Dewi Anggraeini; Henry Susanto; Rinaldo Adi Pratama
Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 11 No 1 (2022): JPS - Jurnal Pendidikan Sejarah, Volume 11 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Pascasarjana UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

During the Indonesian revolution, newspapers have an important role because newspapers were able to express their views, attitudes, and positions in a firm and frontal manner. At this time, the Indonesian national press could be categorized into two groups, namely the revolutionary national press and the contra-revolutionary national press. The purpose of this research is to examine the pro and contra of the national press in maintaining independence during the Indonesian revolution. The research used historical method, data collection techniques using documentation techniques and literature techniques. The results showed that the revolutionary national press wanted to defend Indonesia's independence was carried out by means of fighting and the contra revolutionary national press wanted to defend Indonesia's independence was carried out by means of negotiations. The two presses competed with each other to gather public opinion in making decisions to defend Indonesia's independence. In the end, efforts to defend Indonesia's independence were carried out by negotiating/diplomacy.
Nilai- Nilai Kampung Transmigrasi di Pringsewu sebagai Sumber Belajar Sejarah Sumargono; Aprilia Triaristina; Rinaldo Adi Pratama; Yusuf Perdana; Nur Indah Lestari
Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 11 No 2 (2022): JPS - Jurnal Pendidikan Sejarah, Volume 11 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Pascasarjana UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JPS.112.02

Abstract

The toponymy of the villages in Pringsewu is a memory that holds about past experiences. Toponymy brings a distinctive uniqueness about the names of villages, especially the names of villages that come from various aspects including physical aspects or embodiment aspects, hydrological aspects, geomorphological aspects, and biological-ecological aspects, thus changing the name of the village into an object of knowledge that can be explored and read. This research is qualitative research with a descriptive approach. Data collection techniques through observation, literature studies, and documentation. The data validity technique uses source triangulation. Furthermore, the method used in analysing the data is a qualitative method, which describes the uniqueness of the toponymy of transmigration villages in Pringsewu and their potential as a source of historical learning based on data that has been collected through literature studies, field studies and documentation. The toponymic values of village names have the potential to be integrated in history learning, as an effort to humanize the narrative (the humanizing narrative) that reveals the nuances of history, as well as to appreciate the previous communities in their struggle to open land in the form of forests to be turned into a village and empathize through lens observations from human life experiences. This shows that the local people are very instrumental in providing the names of the villages in accordance with the expectations for future progress, to create a safe, prosperous, happy village, and a beautiful village according to the name embedded in its name. Toponimi nama-nama kampung di Pringsewu merupakan sebuah memori yang menyimpan tentang pengalaman masa lalu. Toponimi membawa keunikan yang khas tentang nama-nama kampung, terutama nama-nama kampung yang berasal dari berbagai aspek antara lain aspek fisik atau aspek perwujudan, aspek hidrologi, aspek geomorfologi, serta aspek biologis-ekologis, sehingga mengubah nama kampung tersebut menjadi suatu objek pengetahuan yang dapat dieksplorasi dan dibaca. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui obsevarsi, studi pustaka, dan dokumentasi. Teknik keahsahan data menggunakan trianggulasi sumber. Selanjutnya metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode kualitatif, yaitu mendeskripsikan keunikan toponimi kampung-kampung transmigrasi di Pringsewu dan potensinya sebagai sumber belajar sejarah berdasarkan data yang telah dikumpulkan melalui studi pustaka, studi lapangan dan dokumentasi. Nilai-nilai toponimi nama-nama kampung memiliki potensi untuk diintegrasikan dalam pembelajaran sejarah, sebagai upaya untuk memanusiakan narasi (the humanizing narrative) yang mengungkap nuansa sejarah, serta menghargai para masyarakat terdahulu dalam perjuangannya untuk membuka lahan yang berupa hutan untuk diubah menjadi sebuah perkampungan, dan berempati melalui pengamatan lensa dari pengalaman hidup manusia. Hal ini menunjukkan bahwa para masyarakat lokal sangat berjasa untuk memberikan nama-nama perkampungan sesuai dengan harapan untuk kemajuan dimasa yang akan datang, sehingga tercipta sebuah perkampungan yang aman, sejahtera, bahagia, serta perkampungan yang indah sesuai dengan nama yang disematkan dalam namanya.
Media Pembelajaran Digital sebagai Sumber Belajar Mahasiswa Pendidikan Sejarah Suparman Arif; Valensy Rachmedia; Rinaldo Adi Pratama
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 5, No 1 (2023): February
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v5i1.4685

Abstract

Kegiatan pembelajaran siswa SMA dan SMK mutlak perlu memanfaatkan penggunaan media pembelajaran sejarah digital. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat dari pelibatan media pembelajaran berbasis digital sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa pelatihan sejarah. Dalam kegiatan pembelajaran, pendidik khususnya guru atau dosen dapat menggunakan media pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam memahami konten yang disajikan. Pembelajaran sejarah melalui materi pembelajaran sejarah pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya. Temuan penelitian menunjukkan bahwa siswa dalam pendidikan sejarah memanfaatkan media pembelajaran sejarah digital dengan baik sebagai sumber belajar. Menurut tanggapan angket siswa 57,1 % sangat setuju dan 34,7% setuju. Artinya, mayoritas siswa berpendapat bahwa media pembelajaran sejarah berbasis digital merupakan sumber belajar yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dimaksud.
Co-Authors *Yusuf Perdana Adelia Tamara Aflaha Asri Ahmad Al farizi Ahyarudin Ali Imron Ali Imron Andini Shira Putri Anisa Mulyani Anny Wahyuni Aprilia Triaristina Aprilia Triaristina Arif Ramadhan Aristoteles, Aristoteles Arnas Hardianto Aulia Putri Ariqa Ayu Febriani Azzahra Zatil Irfani Cahya Hidayatulloh Dea Kusniar Dea Nuci Adelia Dedy Miswar Diana Martha Irawan Dimas Aditia Dwi Agus Adi Putra Dwi Susi Anggraini Ega Dwi Anggraini Ema Agustina Eva Elista Favorisen R. Lumbanraja Febi Eka Febriansyah Febriyan Ananda Ferdinandus Ivanelian Jodie Tori Gusti Lutfi Fikri Henry Susanto Henry Susanto Henry Susanto Hikmawaty, Lisna Ibrahim, Nurzengky Irma Yuwita Jihan Aferiansyah Juliantoro, Rizky Kamsori, Moch Eryk Khomsatun Muchlisoh Kurnia Muludi Kurnia Muludi Lisna Apriani Luluq Istiqomah M. Budzar Alghifari Marzius Insani Maskun Maskun Maskun Maskun MAULANA, AFFAN Maulidia, Nabila Meta Iskarina Muhamad Sidik Alfandi Muhamad Yoga Muhammad Adi Saputra Muhammad Adi Saputra Muhammad Basri Muhammad Nurul Muhammad Ridho Pratama Nisa Istiqomah Novia Rahmadiana Putri Novitasari, Ulfa Nunung Yuliana Yuliana Nur Afifah Nur Indah Lestari Nur Indah Lestari Nurmalia Annisa Nurzengky Ibrahim Perdana, *Yusuf Pratiwi, Inne Marthyane Purya Lesta Puspita Dewi Anggraeini Rafif Afriansyah Reyzal Effendy Nur Ardiansyah Rika Okta Nabila Risma Margaretha Sinaga Rizka Sifaul Qolbi Ronaldo Rizki Dermawan Royani, Reni Saidi, Subian Sarkadi, Sarkadi Silvany Claudya Manurung Siska Siska Siti Nur Hasanah Sumargono Suparman Arif Suroto Suroto Suroto Suroto Syaiful M. Syangap Diningrat Sitompul Tarkono Tarkono Tina Wulandari Tiyara Saghira Ulfah Astriani Valensy Rachmedia Valensy Rachmedita Valensy Rachmedita Wahyu Agil Permana Windy Desty Ariny Wiwit Wulandari Yustina Sri Ekwandari Yusuf Perdana Zatti Alikum