Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Uji Fitokimia, Kapasitas Total Antioksidan, Bslt Serta Kadar Total Fenolik pada Ekstrak Daun Meniran (Phyllanthus Niruri L.) Ajeng Retno Setiawati; Shirly Gunawan
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.193 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v8i6.12742

Abstract

Indonesians believe in a tradition passed from generation to generation about the properties of herbal medicine. Meniran leaf is one of the ber grown in Asia and found in many parts of Indonesia. It contains flavonoids and alkaloid able to stimulate the immune system and antioxidants to combat ROS. Antioxidant can neutralize the effects caused by oxidative stress (a conndition where the is an imbbalance between oxidants and antioxidants in the body). Antioxidants can prevent degenerative diseases and malignancies caused by prolonged oxidative stress. Because of its ability to prevent oxidation, this study uses meniran leaves to further investigate its uses. This study aims to look into meniran leaves’ phytochemical constituents, antioxidant capacity, and toxicity. Meniran leaves extract was made by maseration using methanol, phytochemical screening used Harborne’s method, antioxidant capacity used Blois’ DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil) method, total phenolic content used Singleton’s method, and toxicity with BSLT. Phytochemical screening of meniran leaf extract determined that it contains alkaloids, flavonoids, cardioglycosides, glycosides, saponins, coumarins, phenolics, quinones, betacyanins, steroids, terpenoids, and tannins. Its antoxidant capacity ((IC50 =81.585µg/mL), total phenolic content (10,295µg/mL), total alkaloid content (13.788 µg/mL), and toxicity (LC50 =170.308 μg/mL) which can be considered to have a cytotoxic effect and categorized as moderate (100 ppm ≤ LC50 ≤ 1000 ppm). In summary, meniran leaf extract has the potential to be an antioxidant with an antimitotic effect
PERAN VARENICLINE TERHADAP UPAYA BERHENTI MEROKOK Shirly Gunawan
Ebers Papyrus Vol. 18 No. 1 (2012): EBERS PAPYRUS
Publisher : Medical Faculty Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah rokok hingga kini masih menjadi ancaman besar terhadap kesehatan manusia di seluruh dunia. Indonesia merupakan negara urutan kelima dengan tingkat agregat kon­ sumsi tembakau tertinggi di dunia.   Berbagai upaya telah dilakukan untuk  memfasilitasi upaya berhenti merokok (smoking cessation). Saat ini tampaknya tatalaksana paling efektif adalah kombinasi antara pendekatan nonfarmakologi dan intervensi farmakoterapi. Salah satu terapi farmakologi terbaru dalam upaya ini adalah varenicline,  suatu agonis parsial reseptor asetilkolin nikotinik.
PROFIL KETEPATAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA KARYAWAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA Bernadetha Vania Eveliani; Shirly Gunawan
Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmmpk.v1i1.12060

Abstract

Antibiotik merupakan salah satu golongan obat yang banyak digunakan di Indonesia. Data Riskesdas menunjukkan cukup banyak masyarakat yang menyimpan antibiotik di rumah tangga dimana sebagian besar diperoleh tanpa resep dokter. Banyak masyarakat yang melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi).  Tingginya angka penggunaan antibiotik tanpa resep dokter membuat penggunaannya menjadi irasional dan berdampak pada  timbulnya resistensi obat. Salah satu faktor penyebabnya ialah kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan obat, khususnya antibiotik. Studi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ketepatan penggunaan dan tingkat pengetahuan mengenai antibiotik pada karyawan Universitas Tarumanagara. Studi ini bersifat deskriptif, dilakukan dengan desain cross sectional survey. Pengumpulan data dilakukan melalui pemberian kuesioner terhadap 114 orang responden. Dari hasil penelitian ini diketahui sebagian besar responden yaitu sebanyak 104 orang (91,2%) mengonsumsi antibiotik amoxycillin. Ketepatan dalam penggunaan antibiotik dinilai dari ketepatan dosis, frekuensi minum obat dan lama pemberian obat. Hasil studi  menunjukkan sebanyak 100% responden telah mengonsumsi antibiotik dengan dosis tepat.  Sebagian besar responden tepat mengonsumsi obat sesuai frekuensi yang dianjurkan (88,6%), dan 93,9% tepat mengonsumsi antibiotik sesuai dengan lama waktu yang seharusnya. Secara umum dapat dinilai sebanyak 70,2% responden telah menggunakan antibiotik dengan tepat dan 47,4% responden memiliki pengetahuan “baik” mengenai antibiotik. Masih ada sebagian responden yang menggunakan antibiotik dengan tidak tepat sehingga perlu ditingkatkan pengetahuan mengenai antibiotik supaya tidak terjadi resistensi antibiotik. Antibiotics are widely used in Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) shows that some people store antibiotics at home, most of which are obtained without a doctor's prescription. Many people do self-medication. The high rate of use of antibiotics without a doctor's prescription makes their use irrational and impacts the emergence of drug resistance. One of the contributing factors is the lack of public knowledge about the use of drugs, especially antibiotics. This study aims to describe the accuracy of the use and level of knowledge about antibiotics in Tarumanagara University employees. This study is descriptive, conducted with a cross-sectional survey design. Data was collected through the provision of questionnaires to 114 respondents. This study showed that most of the respondents, as many as 104 people (91.2%), took amoxicillin antibiotics. The accuracy of antibiotics-using is assessed by determining the accuracy of the dose, frequency of drug-taking, and duration of drug administration. The study results showed that as many as 100% of the respondents had taken the correct dose of antibiotics. Most of the respondents took the right medicine according to the recommended frequency (88.6%) and duration (93.9%). The study showed that 70.2% of respondents had used antibiotics correctly, and 47.4% of respondents have "good" knowledge about antibiotics. Some respondents still misuse antibiotics, so that knowledge about antibiotics needs to be increased so that antibiotic resistance does not occur.
Gambaran Ketepatan Penggunaan Antibiotika pada Kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut di Poli Anak RSUD Batara Siang Sulawesi Selatan Sintia Seftiya Ningrum; Shirly Gunawan
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 9 (2023): Volume 5 Nomor 9 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i9.11109

Abstract

ABSTRACT  Acute Respiratory Infection (ARI) is the most common disease in children caused by viruses or bacteria. The high-intensity use of inappropriate antibiotics in the management of ARI and the lack of supervision in the use of antibiotics, especially in children, can increase antibiotic resistance.The purpose of this study was to describe the appropriateness of the use of antibiotics in the case of ARI in children's polyclinics at Batara Siang Hospital, South Sulawesi, to prevent antibiotic resistance. This research is a descriptive study with a cross-sectional design. The data used is secondary data from the medical records of ARI patients in the children's polyclinic at Batara Siang Hospital, South Sulawesi, in 2021-2022. There were 106 pediatric ARI patients receiving antibiotic treatment. The most commonly used antibiotic for upper ARI is amoxicillin, while for lower ARI are amoxicillin and cotrimoxazole. All pediatric patients have been given antibiotics with the proper indication, the right choice of drug, the correct dose, and the proper method of administration. For the duration of administration, there were 36 pediatric ARI patients (34%) who had it right, 23 patients (21.7%) who were not correct, and 47 patients (44.3%) who had no information on the duration of administration. The use of antibiotics in all pediatric ARI patients at Batara Siang Hospital, South Sulawesi, has the proper indication, the right drug selection, the correct dosage, and the proper method of administration; and only 34% has the appropriate duration of administration. Keywords: Acute Respiratory Infection, Children, Antibiotics, Appropriate  ABSTRAK  Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit tersering pada anak yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Tingginya intensitas penggunaan antibiotik yang tidak bijak dalam penatalaksanaan kasus ISPA dan kurangnya pengawasan dalam penggunaan antibiotik, khususnya pada kelompok anak dapat berdampak terhadap peningkatan resistensi antibiotik.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran ketepatan penggunaan antibiotik pada kasus ISPA dipoli anak RSUD Batara Siang, Sulawesi Selatan sehingga dapat mencegah terjadinya resistensi antibiotik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain potong lintang (cross sectional). Data yang digunakan berupa data sekunder dari rekam medis pasien ISPA di poli anak RSUD Batara Siang, Sulawesi Selatan tahun 2021-2022. Terdapat sejumlah 106 pasien ISPA anak menerima pengobatan antibiotik. Untuk ISPA atas, antibiotik yang paling sering digunakan adalah amoxicillin, sedangkan untuk ISPA bawah adalah amoxicillin dan cotrimoxazole. Semua pasien anak telah diberikan antibiotik secara tepat indikasi, tepat pemilihan obat, tepat dosis, dan tepat cara pemberian. Untuk lama pemberian, ada 36 pasien ISPA anak (34%) yang sudah tepat, 23 pasien (21,7%) tidak tepat dan 47 pasien (44,3%) yang tidak ada keterangan lama pemberian. Penggunaan antibiotik pada seluruh pasien ISPA anak di RSUD Batara Siang, Sulawesi Selatan, telah tepat indikasi, tepat pemilihan obat, tepat dosis dan tepat cara pemberian, serta hanya diketahui 34% yang tepat lama pemberian.  Kata Kunci: Infeksi Pernafasan Akut, Anak, Antibiotik, Ketepatan
Kegiatan Pengabdian Masyarakat dalam Rangka Peningkatan Pemahaman Masyarakat Tentang Penyakit Perlemakan Hati dan Deteksi Dini Penyakit Liver Shirly Gunawan; Alicia Sarjuwita; Vini Claudya Agustine Rajagukguk; Yohanes Firmansyah
Jurnal Pengabdian Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 2 (2023): Juli : Jurnal Pengabdian Ilmu Kesehatan
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jpikes.v3i2.1819

Abstract

Non-alcoholic fatty liver disease has become a health problem increasing worldwide. This disease is characterized by excessive fat accumulation in the liver cells unrelated to alcohol consumption. Education and risk factor detection are essential in identifying and preventing the development of this disease. This community service involved 52 respondents at Kalam Kudus II Jakarta High School in May 2023. All participants participated in a series of activities starting from community counseling, disease detection, and education. The results of the medical examination revealed that there were 2 (3.8%) respondents who had increased serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT)/ serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) levels and 6 (11.5%) had hypercholesterolemia. Education about fatty liver disease can increase public awareness of this condition and promote a healthy lifestyle and good eating habits. Detection of risk factors through laboratory tests such as SGOT, SGPT, bilirubin, and cholesterol is also important in early identification of this disease. In effective fatty liver disease management, it is important to increase awareness of counseling and risk factor detection. Collaborative efforts between medical personnel, health educators, and communities can help reduce the burden of this disease and improve the quality of life of affected individuals.
Pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pasien BPJS di unit rawat inap dan rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Jawa Tengah Kamalo, Angelica Joanna Charity; Cokki, Cokki; Gunawan, Shirly
Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan Vol 8 No 3 (2024): Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmbk.v8i3.30217

Abstract

This study aims to analyze the impact of service quality on inpatient and outpatient satisfaction at the Central Java Regional General Hospital. This study uses descriptive research methods with a cross-sectional approach. The sample size was 193, taken using convenience sampling technique, and then analyzed using PLS-SEM. The results showed that service quality affects patient satisfaction in the inpatient and outpatient service unit, these findings imply that the hospital must constantly maintain and even improve the quality of service to all patients. So that patients who come to the hospital feel satisfied with the services they receive from the administration, nurses, and doctors. Apart from services, hospitals must also pay attention to the facilities in the hospital. The facilities should always be kept the facilities in good condition and clean, so they are comfortable for patients who come to the hospital. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pasien rawat inap dan rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel, yaitu 193 yang diambil dengan menggunakan teknik convenience sampling kemudian dianalisis menggunakan PLS-SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas layanan memengaruhi kepuasan pasien pada unit layanan rawat inap dan rawat jalan, temuan ini menyiratkan bahwa pihak rumah sakit harus selalu menjaga bahkan meningkatkan kualitas layanan kepada seluruh pasien yang datang, sehingga pasien yang datang ke rumah sakit merasa puas dengan layanan yang diterimanya, baik dari bagian administrasi, perawat dan dokter. Selain dari layanan, rumah sakit juga harus memperhatikan fasilitas yang ada di rumah sakit tersebut tetap dalam keadaan baik dan bersih sehingga nyaman untuk digunakan oleh pasien yang datang ke rumah sakit.
SKRINING DAN EDUKASI DISLIPIDEMIA SERTA PERLEMAKAN HATI PADA KOMUNITAS LANJUT USIA Gunawan, Shirly; Santoso, Alexander Halim; Nathaniel, Fernando; Satyanegara, William Gilbert; Kurniawan, Joshua; Tiranda, Wisasti Gladys Chantika; Teguh, Stanislas Kotska Marvel Mayello
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 6 (2023): Volume 4 Nomor 6 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i6.22180

Abstract

Perlemakan hati atau Nonalcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) adalah kondisi akumulasi lemak di hati yang bukan disebabkan oleh alkohol. Prevalensinya terus meningkat secara global, mencapai sekitar 24% pada orang dewasa. Kondisi ini mengalami puncak prevalensi pada kelompok usia tertentu, yaitu sekitar usia 60-69 tahun untuk perempuan dan usia 40-50 tahun untuk laki-laki. NAFLD yang tidak diatasi, dapat berlanjut menjadi kerusakan organ hati. NAFLD merupakan masalah metabolik yang kompleks, dengan faktor risiko pada lanjut usia termasuk hipertensi, diabetes, hiperlipidemia, dan obesitas. Kadar lemak dalam darah yang tidak normal serta peningkatan enzim hati mempunyai keterkaitan dengan insiden NAFLD. Peningkatan prevalensi NAFLD terkait dengan gaya hidup modern yang tidak sehat, seperti pola makan buruk dan kurangnya aktivitas fisik. Kegiatan dilakukan di Panti Lanjut Usia Santa Anna yang diikuti 50 peserta dengan rerata usia 75,92 tahun. Terdapat peningkatan kadar enzim hati SGOT dan SGPT masing-masing sebesar 11 (22%) dan 8 (16%) responden. Sebanyak 21 responden (42%) memiliki kadar trigliserida yang tinggi. Melalui kegiatan ini, peserta dapat memahami faktor risiko dan langkah pencegahan, serta dampaknya lebih lanjut terhadap kerusakan hati. Selain itu, dilakukan pemantauan untuk mendeteksi masalah secara dini dan memberikan rekomendasi perawatan. Diharapkan dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman, peserta dapat mengadopsi praktik perawatan yang tepat dan berkontribusi secara signifikan terhadap kesehatan secara umum dan kualitas hidup.
KEGIATAN SKRINING GULA DARAH DAN KOLESTEROL DALAM MENCEGAH SINDROM METABOLIK PADA LANJUT USIA Shirly Gunawan; Alicia Herdiman; Kasvana Kasvana
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2024): Volume 5 No. 4 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i4.31152

Abstract

Sindrom metabolik adalah kondisi dimana seseorang mengalami sekelompok masalah kesehatan secara bersamaan yang meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, stroke, diabetes, dan serangan jantung. Pada lansia, sindrom metabolik menyebabkan penurunan kualitas hidup dan meningkatkan morbiditas serta mortalitas. Penatalaksanaan sindrom metabolik pada kelompok lanjut usia memerlukan pendekatan holistik, melibatkan skrining parameter metabolik seperti kadar glukosa dan profil lipid darah, serta edukasi kesehatan mengenai pola makan dan aktivitas fisik. Metode Plan-Do-Check-Act (PDCA) digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindakan perbaikan. Hasil skrining menunjukkan sebagian lansia memiliki risiko tinggi terhadap hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, dan hiperglikemia. Edukasi kesehatan dapat mendorong lansia untuk memahami serta berperan aktif dalam mengurangi risiko terjadinya sindrom metabolik melalui gaya hidup sehat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan langkah penting dalam perawatan kesehatan lansia. Skrining rutin dapat dilakukan untuk deteksi dini terjadinya sindrom metabolik sehingga dapat membantu mencegah komplikasi serius, serta meningkatkan kualitas hidup lansia.
THE VISCERAL FAT SIGNIFICANTLY ASSOCIATED WITH URIC ACID LEVELS AMONG THE ELDERLY AT HANA NURSING HOME Jap, Ayleen Nathalie; Gunawan, Shirly; Firmansyah, Yohanes; Santoso, Alexander Halim
Prosiding Seminar Nasional COSMIC Kedokteran Vol 3 (2025): Edisi 2025
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Visceral fat has a significant impact on metabolic health. Elevated visceral fat area could increase the risk of hyperuricemia, which may lead to further metabolic complications. The study aims to assess the relationship between uric acid levels and visceral fat accumulation and the subsequent effect on subcutaneous fat distribution in the trunk, arms, and legs among the elderly population. This study involved 61 elderly participants at Hana Nursing Home. Serum uric acid levels were measured using point-of-care testing (POCT). Body composition, including visceral and subcutaneous fat, was assessed using the Omron body composition monitor. Spearman correlation analysis evaluated the relationship between uric acid levels, visceral fat, and subcutaneous fat in different body regions, including the trunk, arms, and legs. This study has demonstrated a positive correlation between uric acid levels and visceral fat accumulation (r = 0.285, p = 0.026), subcutaneous fat in the trunk (r = 0.804, p < 0.001), arms (r = 0.752, p < 0.001), and legs (r = 0.827, p < 0.001), suggesting that having a high amount of visceral fat can be an indicator of having more subcutaneous fat as well.
Corticophobia pada Pasien Psoriasis di Indonesia: Studi Berbasis TOPICOP Halim, Kenley; Gunawan, Shirly
Bahasa Indonesia Vol 23 No 3 (2024): Damianus Journal of Medicine
Publisher : Atma Jaya Catholic University of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/djm.v23i3.5639

Abstract

Pendahuluan: Corticophobia adalah kekakutan atau kekhawatiran terhadap kortikosteroid topikal (topical corticosteroids, TCS), terutama terhadap efek sampingnya, seperti penipisan kulit. Dampak yang paling dikhawatirkan dengan corticophobia adalah ketidakpatuhan terhadap pengobatan TCS. Penelitian ini bertujuan untuk mencari gambaran corticophobia di Indonesia yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Metode: Sebuah kuesioner disebar pada story Instagram pada akun Instagram dari organisasi Psoriasis Indonesia @psoriasis_id. Kuesionernya berisi identitas pasien, diagnosis kualitatif corticophobia, riwayat penggunaan TCS, dan kuesioner TOPICOP yang telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Kriteria inklusi adalah pasien atau orang tua pasien psoriasis. Hasil: Sebanyak 204 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi diminta untuk mengisi kuesioner. Prevalensi corticophobia adalah 76% dengan nilai rerata TOPICOP 68,3%, keduanya relatif tinggi dibanding negara lainnya. Domain dengan nilai TOPICOP tertinggi adalah domain kekhawatiran, sedangkan item dengan nilai TOPICOP tertinggi adalah “Saya memerlukan kepastian keamanan penggunaan TCS.” Pada penelitian ini, perempuan juga secara konsisten memiliki prevalensi corticophobia dan nilai TOPICOP lebih tinggi pada setiap populasi. Simpulan: Intervensi yang sesuai terdiri dari edukasi yang tepat dan menjaga hubungan dokter-pasien harus dilakukan pada pasien dengan atau berisiko mengalami corticophobia, dan penelitian corticophobia di Indonesia yang lebih luas dengan jumlah sampel lebih besar dan pada populasi lain masih dibutuhkan. Kata Kunci: corticophobia, kortikosteroid topikal, TOPICOP
Co-Authors Agatha Gracecia Nindra Clarissa Agus Limarta Ajeng Retno Setiawati Alexa Griffith Jaya Leslie Alexander Halim Santoso Alfarisi, Mohamad Daffa Alicia Herdiman Alicia Sarjuwita Amin, Mohamad Shodiqul Averina, Frilliesa Belva Zefanya Bernadetha Vania Eveliani Celline Angel Sinaja Chaidir Cokki, Cokki Drew, Clement Dzahabiyyah, Tania Yumna Farihin Fadhilah Syarif Fia Fia Lie Gunaidi, Farell Christian Halim, Kenley Harsisnowo, Raden Henyta, Henyta Husada, Miftah Irawati Hawari Jap, Ayleen Nathalie Johan Johan Kamalo, Angelica Joanna Charity Kasvana Kasvana Keni Keni Kurniawan, Joshua Lerbin R. Aritonang R Liemitang, Gregorius Edward Listiono, Kevin Sanjaya Lucius, Steven Hizkia Luthfi Handayanti Marcella E. Rumawas Marcella Erwina Rumawas Marcella Erwina Rumawas Marshanda, Santy Massie, Andrew Christian Nathaniel, Fernando Nindi R, Desintha Cristy Noer Saelan Tadjuddin Noer Saelan Tadjudin Novendy Novendy Oentarini Tjandra Pandean, Felicia Paskalis Gunawan Pratama, Raka Yoga Prematellie Jaya Leslie Putri, Hadyan Prasetyaningtyas R. Aritonang R., Lerbin Risnawaty, Widya Rumbay, Vaya Talenta Santoso, Alexander Halim Sari, Dwita Linda Sari, Karen Permata Satyanegara, William Gilbert Silaban, Hertina Silvia Dwi Mustika Sintia Seftiya Ningrum Sobiyanto, Mohammad Nuh Sugiarto, Hans Susilodinata Halim Tanuhariono, Ardhita Felicia Teguh, Stanislas Kotska Marvel Mayello Tiranda, Wisasti Gladys Chantika Tjongarta, Winny Triyana Sari Vamelda Agustin Vini Claudya Agustine Rajagukguk Widya Risnawaty Wijaya, Bryan Anna Yana Sylvana Yohanes Firmansyah Yunita, Fenny Zita Atzmardina Zita Atzmardina