Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Profil kebiasaan merokok pada siswa SMKN 1 Bayah Kabupaten Lebak Propinsi Banten tahun 2014 Silvia Dwi Mustika; Shirly Gunawan
Tarumanagara Medical Journal Vol. 1 No. 1 (2018): TARUMANAGARA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tmj.v1i1.2540

Abstract

Merokok merupakan perilaku yang dapat membahayakan kesehatan. WHO menyatakan hampir 6 juta orang meninggal akibat rokok. Banyak remaja Indonesia yang memiliki kebiasaan merokok. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui profil kebiasaan merokok di SMKN 1 Bayah. Penelitian bersifat deskriptif dengan desain studi cross sectional menggunakan kuesioner dengan teknik consecutive non random sampling pada 284 responden. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi perokok di SMKN 1 Bayah sebanyak 41,5% dan 65,3% merokok rata-rata 1-10 batang per hari dengan berbagai faktor yang mempengaruhi untuk merokok. Sebanyak 50% responden mengalami batuk selama menjadi perokok. Untuk mengurangi kebiasaan merokok siswa, diharapkan pihak sekolah melakukan pengawasan ketat di sekolah mengenai rokok dan pemberian informasi tentang bahaya rokok.
Uji fitokimia dan perbandingan efek antioksidan pada daun teh hijau, teh hitam, dan teh putih (Camellia sinensis) dengan metode DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil) Prematellie Jaya Leslie; Shirly Gunawan
Tarumanagara Medical Journal Vol. 1 No. 2 (2019): TARUMANAGARA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tmj.v1i2.3841

Abstract

Teh merupakan salah satu minuman yang sangat sering dikonsumsi di seluruh dunia. Teh berasal dari tanaman Camellia sinensis dan dapat dibagi dalam beberapa kelompok, seperti teh hijau, teh hitam dan the putih. Perbedaan ketiga teh tersebut adalah dari cara pemerosesannya. Salah satu senyawa pada daun teh yang memiliki efek antioksidan adalah EGCG (epigallocatechin-3-gallate). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dan efek antioksidan pada daun teh hijau, hitam dan putih. Penilaian kandungan metabolit sekunder dilakukan dengan uji fitokimia sedangkan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (2,2-Difenil-1- Pikrilhidrazil). Berdasarkan penelitian yang dilakukan senyawa metabolit sekunder terbanyak pada sampel segar dan ekstrak dengan pelarut metanol adalah golongan steroid dan fenolik. Aktivitas antioksidan dilihat dari nilai IC 50 (half maximal inhibitory concentration) pada setiap sampel uji. Berdasarkan hasil penelitian nilai IC 50 pada daun teh hijau sebesar 58,61 ?g/ml, daun teh putih 74,75 ?g/ml dan yang terendah adalah daun teh hitam sebesar 137,60 ?g/ml, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel yang memiliki efek antioksidan terkuat adalah daun teh hijau.
Uji fitokimia dan aktivitas antioksidan ekstrak mentimun (Cucumis sativus) Vamelda Agustin; Shirly Gunawan
Tarumanagara Medical Journal Vol. 1 No. 3 (2019): TARUMANAGARA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tmj.v2i1.5844

Abstract

Mentimun (Cucumis Sativus L) merupakan salah satu tumbuhan di Indonesia yang memiliki potensi sebagai antioksidan. Dalam uji fitokimia, mentimun terdapat macam-macam senyawa aktif yaitu: steroid, terpenoid, alkaloid, fenolik, flavonoid, dan saponin. Senyawa aktif yang mungkin berperan dalam aktivitas antioksidan adalah flavonoid dan fenolik. Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan medote DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl). hasil uji aktivitas antioksidan dengan konsentrasi 10, 30, 50, 70, 90 µg/mL mendapatkan IC50 sebesar 189,261 µg/mL. Berdasarkan hasil tersebut mentimun merupakan antioksidan, sehingga mentimun bagus digunakan dalam bentuk topikal yaitu krim untuk memutihkan kulit dan menghambat timbulnya jerawat.
Polifarmasi pada lansia di Panti Wreda: Fokus pada penggunaan obat kardiovaskular Celline Angel Sinaja; Shirly Gunawan
Tarumanagara Medical Journal Vol. 2 No. 2 (2020): TARUMANAGARA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tmj.v3i1.9755

Abstract

Polifarmasi merupakan pemberian lebih besar atau sama dengan 5 jenis obat dan sering dijumpai pada populasi lansia.Proses penuaan yang melibatkan penurunan proses metabolisme dan ekskresi obat, serta peningkatan jumlah komorbiditas penyakit kronis mendorong terjadinya polifarmasi. Studi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran polifarmasi pada lansia dengan fokus pada penggunaan obat-obat kardiovaskular. Studi ini merupakan studi deskriptif potong lintang dengan sampel studi berjumlah 106 orang lansia penghuni Panti Wreda Ria Pembangunan Cibubur dan Panti Wreda Hana Pamulang. Pengambilan subyek menggunakan teknik simple random sampling. Data studi berupa diagnosis penyakit dan obat-obatan diperoleh melalui rekam medis. Hasil studi menunjukkan sebanyak 55 (51,89%) lansia di panti wreda mengalami polifarmasi dimana obat yang paling sering dikonsumsi adalah obat kardiovaskular sebanyak 32,63%. Ketepatan indikasi penggunaan obat kardiovaskular sebanyak 93,18% dengan ketepatan dosis pemberian obat kardiovaskular mencapai 86,36%. Angka kejadian interaksi obat kardiovaskular yang ditemukan pada lansia di panti wreda sebanyak 11,36%. Efek samping obat kardiovaskular yang terjadi pada lansia di panti wreda sebanyak 7 lansia dari 88 lansia yang meminum obat kardiovaskular, yaitu berupa edem tungkai, konstipasi, BAB hitam, dan bradikardi.
Hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan dalam penggunaan antibiotika di lingkungan SMA/SMK Kecamatan Tambelang Kabupaten Bekasi Luthfi Handayanti; Shirly Gunawan
Tarumanagara Medical Journal Vol. 3 No. 1 (2021): TARUMANAGARA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tmj.v3i2.11750

Abstract

Peningkatan jumlah penyakit infeksi membuat penggunaan antibiotik juga meningkat. Tingginya penggunaan antibiotik serta penggunaan antibiotik yang tidak rasional menimbulkan terjadinya resistensi. Salah satu faktor yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat terkait penggunaan antibiotik. Pengetahuan memiliki peran penting dalam membentuk kepercayaan dan sikap mengenai perilaku tertentu. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin baik pengetahuan terhadap penggunaan antibiotik. Studi ini bertujuan agar dapat mengetahui adanya hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan dalam penggunaan antibiotik. Studi analitik cross sectional dilakukan pada 187 responden di dua SMA/SMK Kecamatan Tambelang Kabupaten Bekasi pada tahun 2020. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling  dengan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Data yang terkumpul dianalisa menggunakan metode chi square. Hasil studi didapatkan sebanyak 49,7% responden dengan tingkat pendidikan SMP, 36,4% perguruan tinggi dan 13,9% SMA. Mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan buruk (52,4%) dalam penggunaan antibiotik. Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan pengeahuan dalam penggunaan antibiotik di lingkungan SMA/SMK Kecamatan Tambelang Kabupaten Bekasi (p value = 0,004).
PENERAPAN KRITERIA SINDROM KERENTAAN PADA LANSIA DI SENTRA VAKSINASI COVID-19 DOSIS LANJUTAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA Marcella Erwina Rumawas; Noer Saelan Tadjuddin; Shirly Gunawan; Zita Atzmardina
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 3 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i3.20393

Abstract

The advanced dose of COVID-19 vaccination aims to maintain the level of immunity and extend the period of protection against SARS-CoV-2 virus infection, given especially to vulnerable groups of people, one of which is the elderly. Currently, the number of elderly people receiving COVID-19 vaccination is still inadequate, partly due to public misinformation regarding the side effects of post-vaccination in the elderly. It has been known that vaccination in the elderly must be carried out with extra care because of the frailty of the elderly.  Therefore, to ensure that vaccination for the elderly is effective and optimal, the feasibility of receiving a COVID-19 vaccination needs to be determined through screening for frailty syndromes. The advanced-dose COVID-19 Vaccination Center at Tarumanagara University, in partnership with the Grogol Petamburan District Health Center, West Jakarta, was held on February 2-4, 2022. Besides the general criteria for vaccination, which included history of diseases and the results of measuring body temperature and blood pressure, the medical team from the Faculty of Medicine Tarumanagara University applied the criteria for frailty syndrome to the elderly, namely difficulty climbing 10 stairs or walking 100-200 meters, often feeling tired, have at least 5 of 11 chronic diseases and experienced significant weight loss in the past year. Elderly was not eligible to receive COVID-19 vaccine if there were >2 conditions of vulnerability were found.  Of the 45 elderly who took part in the activity, none had a frailty condition >2, so a further dose of COVID-19 vaccination could be given. ABSTRAK: Vaksinasi COVID-19 dosis lanjutan bertujuan untuk mempertahankan tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan terhadap infeksi virus SARS-CoV-2, diberikan terutama pada kelompok masyarakat rentan, salah satunya adalah lansia. Saat ini jumlah lansia yang menerima vaksinasi COVID-19 belum memadai, diantaranya disebabkan media informasi publik mengenai efek samping pasca vaksinasi pada lansia.  Telah diketahui bahwa vaksinasi pada lansia harus dilakukan dengan ekstra hati-hati karena adanya kondisi kerentaan (frailty) pada lansia.  Sebab itu, untuk memastikan pemberian vaksinasi pada lansia efektif dan optimal, kelayakan menerima vaksinasi COVID-19 perlu ditentukan melalui penapisan sindrom kerentaan.  Sentra Vaksinasi   COVID-19 dosis lanjutan di Universitas Tarumanagara, bermitra dengan Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat, diselenggarakan pada tanggal 2-4 Februari 2022. Selain kriteria umum layak vaksinasi yang mencakup hasil pengukuran suhu tubuh dan tekanan darah serta riwayat penyakit, tim medis dari Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara menerapkan kriteria sindrom kerentaan pada sasaran lansia, yaitu kesulitan naik 10 anak tangga, kesulitan berjalan 100-200 meter, sering merasa kelelahan, memiliki minimal 5 dari 11 penyakit kronik dan mengalami penurunan berat badan yang bermakna dalam setahun terakhir.  Jika didapatkan >2 kondisi kerentaan, maka lansia belum layak divaksinasi COVID-19. Dari 45 lansia yang menghadiri kegiatan tersebut, tidak didapatkan lansia dengan kondisi renta >2 sehingga dinyatakan layak diberikan vaksinasi COVID-19 dosis lanjutan.  
The students knowledge on the benefits of traditional medicine for health Farihin Fadhilah Syarif; Shirly Gunawan
Science Midwifery Vol 10 No 6 (2023): February: Midwifery and Health Sciences
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/midwifery.v10i6.1103

Abstract

This research aims to recognize the knowledge level about the benefits of traditional medicine for health in students batch 2019, Faculty of Medicine, Tarumanagara University. This research is a descriptive study with a cross-sectional design of 106 students batch 2019, Faculty of Medicine, Tarumanagara University. The data was collected using validated questionnaires. The knowledge of students batch 2019, Faculty of Medicine, Tarumanagara University regarding self-medication is categorized into a good level of knowledge (76.41%), knowledge of traditional medicine and its classification in the category of sufficient knowledge (69.83%), as well as knowledge about natural ingredients and their benefits in the category of less knowledge (26.16%). The knowledge levels of students batch 2019 of the Faculty of Medicine, Tarumanagara University regarding the definition of traditional medicine and its classification is categorized as sufficient level of knowledge, and the level of knowledge regarding natural ingredients and their benefits is categorized as lack of knowledge.
Efficacy and Safety of Undenatured Type II Collagen in The Treatment of Osteoarthritis of The Knee: A Randomized, Double-blind, Placebo-controlled Trial Oentarini Tjandra; Shirly Gunawan; Johan Johan; Fia Fia Lie; Marcella Erwina Rumawas; Agus Limarta
The Indonesian Biomedical Journal Vol 15, No 3 (2023)
Publisher : The Prodia Education and Research Institute (PERI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18585/inabj.v15i3.2348

Abstract

BACKGROUND: Available medication for pain and joint stiffness release in osteoarthritis (OA) often gives considerable side effects. Undenatured type II collagen (UC-II) has been considered as a treatment for OA for its ability to prevent the progress of articular cartilage damage. Hence, this study aimed to evaluate the efficacy and safety of UC-II in modulating knee joint function.METHODS: This was a randomized, double-blind, placebo-controlled study involving 102 OA subjects. Subjects were randomized into two groups: receiving an oral daily dose of 40 mg/day UC-II or placebo containing microcrystalline cellulose for 90 days. Efficacy was evaluated by using the Western Ontario McMaster Osteoarthritis Index (WOMAC), Lequesne’s Functional Index (LFI), and Visual Analogue Scale (VAS) score on day-1, -7, -30, -60, and -90. Safety was evaluated by assessing the adverse events (AEs) and abnormal laboratory findings.RESULTS: The WOMAC total score showed a significant difference between the UC-II group vs. the placebo group from day-7 (p<0.05) to day-90 (p<0.01). UC-II was more effective in reducing the WOMAC total scores by 81.6% compared to 19.2% in the placebo group after 90 days. The total LFI and VAS score was significantly reduced in subjects supplemented with UC-II compared to the placebo group (75.8% vs. 7.8%; 67.9% vs. 12.2%, respectively). No significant changes were observed in vital signs and clinical laboratory tests compared to the placebo. The UC-II had a good safety profile with no serious adverse events among participants.CONCLUSION: UC-II significantly improved the knee pain, stiffness, and functional mobility of OA patients and was well-tolerated.KEYWORDS: osteoarthritis, undenatured type II collagen, WOMAC, VAS, LFI
EKSTRAK JAHE MERAH (ZINGIBER OFFICINALE VAR. RUBRUM): UJI FITOKIMIA, ANALISA SIDIK JARI, KAPASITAS TOTAL ANTIOKSIDAN, DAN PENENTUAN KADAR FENOLIK Alexa Griffith Jaya Leslie; Shirly Gunawan
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 2 (2023): JUNI 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i2.15922

Abstract

Stres oksidatif terjadi karena adanya ketidakeimbangan antara produksi Reactive Oxygen Species (ROS) dalam sel dengan kemampuan sistem biologis untuk mendetoksifikasi ROS. Proses oksidasi yang terjadi di bawah pengaruh ROS dapat dihambat dengan antioksidan, dimana antioksidan berperan dalam mekanisme pertahanan organisme terhadap patologi yang berhubungan dengan serangan radikal bebas. Jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) merupakan salah satu tanaman yang mengandung antioksidan alami. Jahe merah telah digunakan turun temurun oleh masyarakat Indonesia untuk mengobati nyeri tenggorokan, gatal, masuk angin, muntah, maupun diare. Selain itu, beberapa penelitian terbaru mengungkapkan bahwa jahe merah juga memiliki efek farmakologis seperti antiinflamasi, antidiabetes, antimikroba, antidepresan, antikanker dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menemukan kandungan fitokimia, kadar antioksidan, kadar fenolik, serta kadar senyawa terpenoid pada ekstrak jahe. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental in vitro, dengan sampel ekstrak jahe merah yang didapatkan dari metode ekstraksi maserasi dengan pelarut methanol. Skrining fitokimia dilakukan dengan metode Harborne, uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode Blois menggunakan DPPH, kadar total fenolik dilakukan dengan metode Singelton, serta skrining High-Performance Thin-Layer Chromatography (HPTLC) untuk menganalisa profil sidik jari senyawa terpenoid pada ekstrak jahe merah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak jahe merah memiliki kandungan fitokimia seperti alkaloid, flavonoid, kardioglikosida, glikosida, saponin, kumarin, fenolik, kuinon, betasianin, steroid, terpenoid; kapasitas total antioksidan dengan IC50 sebesar 125,437 µg/mL, yang mengindikasikan antioksidan dengan aktivitas sedang; kadar total fenolik sebesar 4.065,7 ?g/mL; serta profil HPTLC dengan spray reagent vanilin sulfat menunjukkan nilai Rf 0,11 pada terpenoid 1, Rf 0,29 pada terpenoid 2, Rf 0,46 pada terpenoid 3, dan Rf 0,77 pada terpenoid 4 yang mengindikasikan bahwa jahe merah mengandung terpenoid.
Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Denpasar Bali Mengenai Pencegahan dan Tatalaksana Rabies Agatha Gracecia Nindra Clarissa; Shirly Gunawan
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.064 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v8i5.11914

Abstract

Rabies merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, terutama di Bali. Menurut sebuah studi pada tahun 2019 oleh Kemenkes RI menunjukan bahwa Bali mendapatkan peringkat pertama sebagai wilayah dengan kasus GHPR (Gigitan Hewan Penular Rabies) tertinggi dengan Kabupaten Denpasar dan Badung sebagai kabupaten dengan insiden tertinggi. Kurangnya pengetahuan masyarakat Denpasar Bali terhadap bahaya rabies menjadi penyebab tinggi-nya kasus GHPR di Bali. Dengan peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pencegahan dan tatalaksana rabies di harapkan dapat mengatasi masalah rabies. Untuk itu, penelitian ini ber-tujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan masyarakat Denpasar Bali mengenai pencegahan dan tatalaksana rabies untuk mewujudkan tercapainya Indonesia bebas rabies 2030. Penelitian kemudian dilakukan dengan pengambilan data berbentuk kuisioner secara daring dengan jumlah responden sebanyak 120 orang. Hasil dari penelitian pada 120 responden didapatkan responden dengan tingkat pengetahuan kategorik baik 17 orang, kategorik cukup 71 orang, dan kategorik pengetahuan kurang sebanyak 32 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat Denpasar Bali masih harus lebih ditingkatkan. Kata kunci : Rabies; Denpasar; GHPR; Pengetahuan; Tatalaksana
Co-Authors Agatha Gracecia Nindra Clarissa Agus Limarta Ajeng Retno Setiawati Alexa Griffith Jaya Leslie Alexander Halim Santoso Alfarisi, Mohamad Daffa Alicia Herdiman Alicia Sarjuwita Amin, Mohamad Shodiqul Averina, Frilliesa Belva Zefanya Bernadetha Vania Eveliani Celline Angel Sinaja Chaidir Cokki, Cokki Drew, Clement Dzahabiyyah, Tania Yumna Farihin Fadhilah Syarif Fia Fia Lie Gunaidi, Farell Christian Halim, Kenley Harsisnowo, Raden Henyta, Henyta Husada, Miftah Irawati Hawari Jap, Ayleen Nathalie Johan Johan Kamalo, Angelica Joanna Charity Kasvana Kasvana Keni Keni Kurniawan, Joshua Lerbin R. Aritonang R Liemitang, Gregorius Edward Listiono, Kevin Sanjaya Lucius, Steven Hizkia Luthfi Handayanti Marcella E. Rumawas Marcella Erwina Rumawas Marcella Erwina Rumawas Marshanda, Santy Massie, Andrew Christian Nathaniel, Fernando Nindi R, Desintha Cristy Noer Saelan Tadjuddin Noer Saelan Tadjudin Novendy Novendy Oentarini Tjandra Pandean, Felicia Paskalis Gunawan Pratama, Raka Yoga Prematellie Jaya Leslie Putri, Hadyan Prasetyaningtyas R. Aritonang R., Lerbin Risnawaty, Widya Rumbay, Vaya Talenta Santoso, Alexander Halim Sari, Dwita Linda Sari, Karen Permata Satyanegara, William Gilbert Silaban, Hertina Silvia Dwi Mustika Sintia Seftiya Ningrum Sobiyanto, Mohammad Nuh Sugiarto, Hans Susilodinata Halim Tanuhariono, Ardhita Felicia Teguh, Stanislas Kotska Marvel Mayello Tiranda, Wisasti Gladys Chantika Tjongarta, Winny Triyana Sari Vamelda Agustin Vini Claudya Agustine Rajagukguk Widya Risnawaty Wijaya, Bryan Anna Yana Sylvana Yohanes Firmansyah Yunita, Fenny Zita Atzmardina Zita Atzmardina