Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Faktor penentu keputusan pasien dalam pemilihan rumah sakit swasta di Jakarta Massie, Andrew Christian; Keni, Keni; Gunawan, Shirly
Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan Vol 8 No 6 (2024): Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmbk.v8i6.32329

Abstract

As competition among hospitals intensifies to become patients' primary choice, hospitals need to understand the factors influencing patients' decisions in selecting them to gain advantages that can be utilized to enhance their ability in patient care. This study aims to analyze the impact of service quality, word of mouth, location, and price perception on patients' decisions in choosing hospitals in Jakarta. Conducted from March 2024 to May 2024, this research adopts a descriptive approach with a cross-sectional design, utilizing 32 indicators with a sample comprising individuals who have visited type B private hospitals in West Jakarta. One hundred seventy-eight respondents were collected through Google Forms and analyzed using the PLS-SEM method, covering inner model and outer model analyses, and hypothesis testing using SmartPLS 4.0 software. The research findings reveal a significant and positive influence of service quality, word of mouth, location, and price perception on patients' decisions in selecting hospitals. Seiring meningkatnya persaingan diantara rumah sakit untuk menjadi pilihan pertama pasien, rumah sakit perlu mengetahui faktor-faktor yang dapat memengaruhi keputusan pasien dalam memilih rumah sakit agar dapat memperoleh keuntungan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuannya dalam melayani pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh kualitas layanan, word of mouth, lokasi dan persepsi harga terhadap keputusan pasien dalam memilih rumah sakit di Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2024 sampai dengan bulan Mei 2024, menggunakan 32 indikator dengan sampel masyarakat yang pernah melakukan kunjungan ke rumah sakit swasta tipe B di Jakarta Barat. Sampel yang dikumpulkan dari 178 responden, diperoleh dengan Google Form dan diolah menggunakan metode PLS-SEM yang terdiri atas analisis inner model & outer model dan uji hipotesis dengan aplikasi SmartPLS 4.0. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan adanya pengaruh signifikan dan positif antara kualitas layanan, word of mouth, lokasi dan persepsi harga terhadap keputusan pasien dalam memilih rumah sakit.
The journey of Indonesian traditional medicine Yunita, Fenny; Gunawan, Shirly; Silaban, Hertina; Chaidir
Tarumanagara Medical Journal Vol. 6 No. 2 (2024): TARUMANAGARA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tmj.v6i2.33351

Abstract

Indonesia is the second mega biodiversity country in the world, with more than 17.000 islands and 1.340 tribes with abundant potency in traditional medicine. Traditional medicine in Indonesia has a long history. It has been greatly influenced by foreign cultures, such as India (Ayurveda), China (Traditional Chinese Medicine), and the Middle East (Arabic/Islamic/Thibbun Nabawi). Traditional Indonesian medicine is also known as Jamu, which refers to prayer, physical and non-physical techniques, and herbal medicine that aims to maintain and improve health. Many national surveys have shown that Indonesian people strongly believe in traditional medicine and still use it daily. The development of traditional medicine in Indonesia started early in the 8th century, as shown in the reliefs of Borobudur and many other temples. The development of traditional medicine in Indonesia also refers to the WHO's traditional medicine strategy, which focuses on the 3Ps (Products, practices, practitioners). World Health Organization (WHO) recommends using traditional medicines to maintain public health, preventing and treating diseases, especially chronic and degenerative diseases. WHO also supports efforts to improve the safety and efficacy of traditional medicines. Traditional Indonesian medicine has great potential to help improve the community's health. Cross-sectoral cooperation from all sectors, such as academics, business, government, and the community, is needed to develop traditional Indonesian medicine and support its use in health service facilities towards independence in the health sector.
Implementasi “Lima Prinsip Tepat” terapi anti hipertensi pada lansia di panti wreda Tiranda, Wisasti Gladys Chantika; Gunawan, Shirly
Tarumanagara Medical Journal Vol. 6 No. 2 (2024): TARUMANAGARA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tmj.v6i2.33363

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas di Indonesia. Prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia. Pengobatan yang tepat akan mendukung keberhasilan pengelolaan hipertensi, terutama pada lansia. Pengobatan yang tepat melibatkan lima prinsip tepat: tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu, dan tepat rute pemberian. Penelitian ini akan menggambarkan ketepatan penggunaan obat antihipertensi pada lansia di panti werda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif dengan desain cross-sectional. Data diperoleh dari kuesioner dengan pemilihan sampel menggunakan teknik non-random sampling sesuai dengan kriteria inklusi. Subjek studi ini ialah lansia yang tinggal di panti werda di Tangerang dan Cibubur. Hasil studi menunjukkan bahwa 62 lansia di panti jompo menderita hipertensi, yang didominasi oleh perempuan (71%). Sebagian besar dari mereka menderita hipertensi derajat I (87,1%), hipertensi sistolik terisolasi (11,3%), dan hipertensi derajat II (1,6%). Amlodipin merupakan obat yang paling banyak digunakan sebagai monoterapi, sedangkan untuk kombinasi, amlodipin dan candesartan merupakan terapi kombinasi hipertensi yang paling banyak digunakan. Lima prinsip tepat dalam pengobatan (tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu, dan tepat rute) telah diimplementasikan dengan cukup baik pada lansia yang mengonsumsi obat antihipertensi di panti werda.
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI LANSIA PENDERITA OSTEOARTHRITIS DI PANTI WERDHA KRISTEN HANA Dzahabiyyah, Tania Yumna; Gunawan, Shirly; Alfarisi, Mohamad Daffa; Tjongarta, Winny; Husada, Miftah; Listiono, Kevin Sanjaya; Putri, Hadyan Prasetyaningtyas; Sobiyanto, Mohammad Nuh; Marshanda, Santy; Harsisnowo, Raden; Amin, Mohamad Shodiqul; Rumbay, Vaya Talenta
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.42133

Abstract

Osteoartritis (OA) menempati peringkat ketujuh sebagai penyebab years lived disability (YLD) pada lansia usia 70 tahun ke atas. Osteoartritis merupakan kondisi kronis yang ditandai dengan rusaknya tulang rawan yang melapisi ujung tulang sendi, dan biasanya semakin memburuk seiring waktu. Penyakit ini sebagian besar menyerang lutut, tangan, dan pinggul, serta dapat sendi lainnya. Beberapa faktor risiko meliputi usia tua, jenis kelamin perempuan, obesitas, dan komorbid berupa hipertensi berperan besar dalam peningkatan kejadian OA. Mengetahui faktor risiko yang dapat dimodifikasi sangat penting untuk mencegah kecacatan dan meningkatkan kualitas hidup lansia. Studi ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik serta faktor risiko lansia penderita OA. Penelitian dilakukan secara cross-sectional pada lansia penderita OA di Panti Werda Hana periode Oktober – November 2024 dengan teknik total sampling. Analisis data dilakukan dengan melakukan uji chi-square. Hasil studi menunjukkan, dari total 90 lansia yang tinggal di Panti Werda Hana, terdapat 26 lansia (28,9%) yang menderita OA. Pasien OA didominasi oleh perempuan (73,1%). Lansia penderita OA paling banyak berada dalam rentang usia 70-79 tahun (46,2%). Sebagian besar lansia (92,3%) mengalami OA di bagian lutut. Sebanyak 76,9% lansia penderita OA memiliki faktor risiko obesitas dan 76,9% memiliki komorbid berupa hipertensi. Pentingnya mengetahui faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti IMT yang tinggi dan pencegahan ataupun penanganan terhadap komorbid yang dialami untuk menurunkan kejadian OA dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
HUBUNGAN PENCEGAHAN PRIMER DEMENSIA DENGAN KEJADIAN DEMENSIA PADA LANSIA Alfarisi, Mohamad Daffa; Gunawan, Shirly; Dzahabiyyah, Tania Yumna; Tjongarta, Winny; Husada, Miftah; Listiono, Kevin Sanjaya; Putri, Hadyan Prasetyaningtyas; Sobiyanto, Mohammad Nuh; Marshanda, Santy; Harsisnowo, Raden; Amin, Mohamad Shodiqul; Rumbay, Vaya Talenta
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.42134

Abstract

Demensia merupakan penyakit neurodegeneratif yang menjadi penyebab kematian nomor 7 di dunia. Berdasarkan World Health Organization (WHO) lebih dari 55 juta orang di dunia mengalami demensia. Penyakit ini menyebabkan kerusakan progresif yang berkaitan dengan memori, pengenalan, orientasi spasial dan temporal, serta komunikasi. Patofisiologi demensia belum sepenuhnya dimengerti. Pencegahan demensia pada lansia dapat dilakukan melalui upaya pencegahan primer, yaitu dengan menghilangkan faktor risiko tertentu. Salah satu pendekatan upaya ini adalah dengan tetap aktif secara kognitif, fisik dan sosial di usia paruh baya serta usia lanjut. Literatur ini merupakan hasil dari pencarian di Google Scholar, PubMed, Science Direct, Hindawi, Medline, dan Cochrane. Berikutnya dilakukan seleksi untuk memilih literatur yang sesuai. Peninjauan isi literatur yang telah memenuhi kriteria dilakukan untuk memulai penulisan kemudian diskusi disusun secara sistematis. Ada bukti observasional yang menunjukkan bahwa perkembangan demensia dapat ditunda dengan intervensi seperti modifikasi gaya hidup yaitu mendorong pasien untuk aktif secara fisik dan kognitif, menjaga pola makan yang sehat, serta mengelola gangguan pendengaran dan faktor risiko kardiovaskular, khususnya hipertensi. Patogenesis demensia belum sepenuhnya dimengerti, namun pencegahan primer dapat dipertimbangkan untuk dilakukan karena sebagian besar faktor yang terlibat dalam timbul dan berkembangnya demensia dapat diatasi, sehingga tujuan pencegahan ini dapat menunda timbulnya sindrom demensia pada lansia.
Evaluating HbA1c as a Predictive Biomarker for Depression in the Elderly: A Cross-Sectional Analysis Wijaya, Bryan Anna; Gunawan, Shirly; Firmansyah, Yohanes
Jambi Medical Journal : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol. 13 No. 1 (2025): JAMBI MEDICAL JOURNAL: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jmj.v13i1.38783

Abstract

Introduction: Depression in the elderly is a significant public health concern and is linked to elevated HbA1c, a marker of long-term glucose control. Persistent hyperglycemia may impair neurogenesis, disrupt brain networks, and reduce neurotransmitter activity, making HbA1c a potential biomarker for depression. Purpose: This study aims to explore the potential of HbA1c as a biomarker for predicting depression severity in the elderly. Methods: This cross-sectional study examined 93 elderly residents at Bina Bhakti Nursing Home, who exhibited varying levels of depression severity. Depression was assessed using the Geriatric Depression Scale (GDS), and HbA1c levels were analyzed using an automated clinical analyzer. To evaluate the predictive ability of HbA1c for depression severity, we used the area under the curve (AUC) from a receiver operating characteristic (ROC) analysis. A GDS score of 4 or higher was used to indicate severe depression. Results: The AUC for HbA1c was 0.692, with a p-value of 0.049, indicating a statistically significant relationship between HbA1c levels and depression severity. Conclusion: Elevated HbA1c levels may serve as a potential biomarker for depression risk in the elderly. Routine HbA1c monitoring could support early detection and timely intervention. Further research is needed to clarify its clinical relevance.
Pendekatan Preventif : Edukasi dan Penapisan Asam Urat pada Populasi Lanjut Usia di Panti Werdha Hana Gunawan, Shirly; Santoso, Alexander Halim; Averina, Frilliesa; Sugiarto, Hans
SAFARI :Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 2 (2025): April: Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia
Publisher : BADAN PENERBIT STIEPARI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56910/safari.v5i2.2354

Abstract

Hyperuricemia is a medical condition characterized by an increase in uric acid levels in the blood above normal limits, which is more than 7 mg/dL in men and more than 6 mg/dL in women. This condition is often found in the elderly due to decreased kidney function that occurs with the aging process. Hyperuricemia can increase the risk of gouty arthritis, kidney disorders, and cardiometabolic diseases such as hypertension and dyslipidemia. Community Service Activities (PKM) at Panti Werdha Hana aim to increase awareness among the elderly about the importance of early detection of uric acid levels and education on their prevention and management. This activity utilizies the Plan-Do-Check-Act (PDCA) method, where uric acid levels are measured, and educational materials are provided on uric acid and its associated risk factors. Participants with have uric acid levels above the normal threshold are provided with additional education and recommendations for medical follow-up. The results showed that of the 76 elderly who participated in the activity, 12 people (15.79%) experienced hyperuricemia, while 64 people (84.21%) had uric acid levels within the normal range. Early detection of uric acid levels is a crucial step in preventive efforts against more serious complications, as well as a key basis for planning sustainable health interventions to enhance the quality of life for the elderly.
Edukasi Latihan Fisik Aktivitas Motorik Kasar untuk Mencegah Kelemahan Otot Lansia Penghuni Panti Werda: Physical Exercise Education on Gross Motor Activities to Prevent Muscle Deterioration of Elderly in Nursing Home Gunawan, Shirly; Tadjudin, Noer Saelan; Yunita, Fenny; Pratama, Raka Yoga; Tanuhariono, Ardhita Felicia; Pandean, Felicia; Liemitang, Gregorius Edward; Sari, Dwita Linda
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 10 No. 7 (2025): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v10i7.9427

Abstract

Indonesia has entered an aging population structure where the percentage of the elderly population has reached more than 10% since 2021. According to WHO data, the elderly population in Indonesia was 9.92% in 2020 and will increase to 20% in 2045. One of the health problems faced by the elderly is muscle weakness. Community service activities are carried out to prevent this disorder from becoming more progressive. These activities, which aim to train several physical exercise movements for gross motor activities, have significantly improved muscle strength, balance, and overall physical health in older people. Education is delivered through video screenings, live demonstrations, and socialization through banner media. The physical exercises taught can be done individually or in groups through games. This PKM activity was attended by 61 residents of nursing homes, most of whom were in the 71-80 year age group (39.34%) and over 80 years (39.34%), with an average age of 77.98 years. All participants agreed that the PKM activities held were interesting and valuable. Most elderly are interested in participating in other physical exercise activities in the future (97.87%). And after participating in this educational activity, 70.21% of older people became more motivated to do it routinely. The type of gross motor activity physical exercise preferred by older people is individual physical exercise, namely, tiptoe exercises (72.34%), raising and lowering the ball (68.09%), and bending the legs backward (65.96%).
Wearing Off pada Pasien Wanita 65 Tahun dengan Parkinson’s Diease dan Post Stroke CVD SNH: Sebuah Laporan Kasus Belva Zefanya; Irawati Hawari; Shirly Gunawan
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v10i4.58181

Abstract

Parkinson's disease adalah penyakit neurodegeneratif yang ditandai oleh degenerasi neuron dopaminergic di substansia nigra dan gejala parkinsonisme, seperti tremor, stiffness, postural instability dan bradikinesia. Penatalaksanaan Parkinson’s berfokus pada pengendalian gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Dalam kasus ini, seorang wanita 65 tahun dengan Parkinson yang dirawat dengan levodopa mengalami fenomena wearing off setelah 5 tahun pengobatan dengan levodopa. Fenomena wearing off menyebabkan gejala seperti tremor, kaku dan bradikinesia kembali muncul sebelum dosis pengobatan berikutnya.Berbagai strategi telah dilakukan untuk mengelola fenomena ini, termasuk pengaturan dosis dan tambahan obat, namun efeknya bersifat sementara. Kata Kunci: Parkinson's disease, Tatalaksana Parkinson’s, Fenomena wearing off.
KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PENAPISAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KELURAHAN KRENDANG Gunawan, Shirly; Jap, Ayleen Nathalie; Lucius, Steven Hizkia; Santoso, Alexander Halim; Gunaidi, Farell Christian
Jurnal Widya Laksmi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal WIDYA LAKSMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) - Inpress
Publisher : Yayasan Lavandaia Dharma Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59458/jwl.v5i1.122

Abstract

Diabetes melitus Tipe 2 (DMT2) merupakan masalah kesehatan global yang ditandai dengan resistensi insulin, sehingga menyebabkan hiperglikemia kronis. DMT2 memengaruhi 422 juta orang di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, serta merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan di wilayah Kelurahan Krendang, sebuah area perkotaan padat penduduk di Jakarta, dengan tujuan untuk melakukan penapisan DMT2 melalui pemeriksaan gula darah plasma 2 jam post prandial (G2PP). Kegiatan ini menggunakan metode Plan-Do-Check-Act (PDCA), dimana dilakukan pengukuran kadar gula darah 2 jam post prandial, dan penyampaian materi edukasi mengenai DMT2 serta faktor risikonya. Responden yang memiliki kadar gula darah di atas normal disarankan untuk melakukan konsultasi medis lebih lanjut. Hasil menunjukkan bahwa 3 peserta (2,33%) memiliki diabetes melitus tipe 2, 3 peserta (2,33%) mengalami peningkatan kadar GD2PP, sementara 123 peserta (97,67%) memiliki kadar normal. Deteksi dini DMT2 melalui skrining dan edukasi tentang DMT2 sangat penting untuk mencegah komplikasi serta mendorong gaya hidup sehat, terutama di area perkotaan yang memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita penyakit ini.
Co-Authors Agatha Gracecia Nindra Clarissa Agus Limarta Ajeng Retno Setiawati Alexa Griffith Jaya Leslie Alexander Halim Santoso Alfarisi, Mohamad Daffa Alicia Herdiman Alicia Sarjuwita Amin, Mohamad Shodiqul Averina, Frilliesa Belva Zefanya Bernadetha Vania Eveliani Celline Angel Sinaja Chaidir Cokki, Cokki Drew, Clement Dzahabiyyah, Tania Yumna Farihin Fadhilah Syarif Fia Fia Lie Gunaidi, Farell Christian Halim, Kenley Harsisnowo, Raden Henyta, Henyta Husada, Miftah Irawati Hawari Jap, Ayleen Nathalie Johan Johan Kamalo, Angelica Joanna Charity Kasvana Kasvana Keni Keni Kurniawan, Joshua Lerbin R. Aritonang R Liemitang, Gregorius Edward Listiono, Kevin Sanjaya Lucius, Steven Hizkia Luthfi Handayanti Marcella E. Rumawas Marcella Erwina Rumawas Marcella Erwina Rumawas Marshanda, Santy Massie, Andrew Christian Nathaniel, Fernando Nindi R, Desintha Cristy Noer Saelan Tadjuddin Noer Saelan Tadjudin Novendy Novendy Oentarini Tjandra Pandean, Felicia Paskalis Gunawan Pratama, Raka Yoga Prematellie Jaya Leslie Putri, Hadyan Prasetyaningtyas R. Aritonang R., Lerbin Risnawaty, Widya Rumbay, Vaya Talenta Santoso, Alexander Halim Sari, Dwita Linda Sari, Karen Permata Satyanegara, William Gilbert Silaban, Hertina Silvia Dwi Mustika Sintia Seftiya Ningrum Sobiyanto, Mohammad Nuh Sugiarto, Hans Susilodinata Halim Tanuhariono, Ardhita Felicia Teguh, Stanislas Kotska Marvel Mayello Tiranda, Wisasti Gladys Chantika Tjongarta, Winny Triyana Sari Vamelda Agustin Vini Claudya Agustine Rajagukguk Widya Risnawaty Wijaya, Bryan Anna Yana Sylvana Yohanes Firmansyah Yunita, Fenny Zita Atzmardina Zita Atzmardina