Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Analisis Proses Berpikir Siswa dalam Menyelesaikan Soal HOTS Ditinjau dari Gaya Kognitif Arnindia Via Mawardi; Aning Wida Yanti; Yuni Arrifadah
JRPM (Jurnal Review Pembelajaran Matematika) Vol. 5 No. 1 (2020)
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.386 KB) | DOI: 10.15642/jrpm.2020.5.1.40-52

Abstract

The students’ thinking process when solving HOTS questions in mathematics National Examinations very necessary to know. There are three types of students’ thinking processes used in this study, namely conceptual thinking, semi-conceptual thinking, and computational thinking. This study aims to describe in detail about field-independent and field-dependent students' thinking process when solving HOTS questions in the 2018 Mathematics National Examination. The research subjects were six 8th grade students, consisting of 3 students on each cognitive style. Data collection techniques are written test and interview. The written test and interview results data are analyzed according to indicators of the thinking process. The results of this study indicate that the field independent students' thinking process is conceptual while dependent students are computational.
Analisis Keterampilan Berpikir Siswa dengan Tipe Kepribadian Extrovert dan Introvert dalam Memecahkan Masalah Matematika Berdasarkan Kerangka Kerja Quellmalz Aning Wida Yanti; Mu’arrifati Qodriyyah
Jurnal Inspirasi Pendidikan Vol 11 No 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.456 KB) | DOI: 10.21067/jip.v11i2.5924

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis keterampilan berpikir siswa berdasarkan kerangka kerja Quellmalz dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari tipe kepribadian extrovert dan tipe kepribadian introvert. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan desaian studi kasus. Pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan tes Eysenck Personality Inventory (EPI) untuk menentukan dua siswa bertipe kepribadian extrovert dan dua siswa berkepribadian introvert kelas IX G MTsN 7 Kediri. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara berbasis tes. Analisis data dilakukan melalui tahapan reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang berkepribadian ekstrovert dan introvert dalam menyelesaikan masalah matematika belum memenuhi kelima kategori keterampilan berpikir Quellmalz. Siswa yang berkepribadian ekstrovert memenuhi dua kategori, yaitu mengingat dan analisis. Sedangkan siswa yang berkepribadian introvert memenuhi tiga kategori, yaitu mengingat, analisis, dan penarikan kesimpulan. Hal ini berarti dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan kerangka kerja Quellmalz siswa yang berkepribadian introvert lebih baik daripada siswa yang berkepribadian ekstrovert.
DEVELOPING BLENDED LEARNING MODEL USING SCHOOLOGY-BASED FLIPPED CLASSROOM ROTATION FOR PRACTICING SELF-REGULATED LEARNING ABILITY Alvin Nadiroh; Ahmad Lubab; Aning Wida Yanti
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (22.521 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v11i1.4660

Abstract

This research is aimed to develop lesson plan (RPP) with a blended learning model in rotation of flipped classrooms and teaching materials packed into schoology to practice self-regulated learning skills in a valid and practical application. The form of the lesson plan integrates self-regulated learning aspects into learning activities to practice the students’ self-regulated learning skills. The learning material is arranged into two types: interesting reading books in PDF and animated PPT (Ms.PowerPoint) slides. The whole of the materials, discussions, and exercises are included in schoology. The topics discussed in this research are sine and cosine rules. The research applies the 4D (Define, Design, Develop, Disseminate) model of research and development. The subjects of the research are 38 students of X Science 5 of MAN 2 Gresik. The data of the research is collected by field-note and validation sheets, then analyzed with the field-note data analysis techniques, validity, and practicality of the learning media. The result of the research shows that the developed lesson plan is reached the eligibility standard based on the validity and practicality of the learning media. The validity score of the lesson plan is 4,52 on average with the highly valid category, and the validity score of learning materials in schoology is 4,48 with the highly valid category. The experts stated that the lesson plans and teaching materials in schoology that were developed were feasible with an average value of "A" which means that the learning tools developed are practical and can be applied without revision.Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan RPP model pembelajaran blended learning dengan rotasi flipped classroom dan bahan ajar yang dikemas dalam schoology guna melatih kemampuan self-regulated learning yang valid dan praktis digunakan. RPP disusun dengan mengintegrasikan aspek-aspek self-regulated learning dalam kegiatan pembelajaran agar dapat melatih kemampuan self-regulated learning siswa. Bahan ajar disusun dalam dua bentuk yaitu buku bacaan menarik berupa PDF dan animasi PPT. Seluruh materi pada bahan ajar, diskusi, dan latihan soal dimuat di dalam media schoology. Materi yang digunakan dalam perangkat pembelajaran adalah aturan sinus dan cosinus. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan model pengembangan 4D (Define, Design, Develop, Disseminate). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 5 MAN 2 Gresik berjumlah 38 siswa. Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini adalah lembar field note (catatan lapangan) dan lembar validasi. Data penelitian ini kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data field note, kevalidan perangkat pembelajaran, dan kepraktisan perangkat pembelajaran. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi standar kelayakan. Hal ini berdasarkan hasil kevalidan dan kepraktisan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Hasil kevalidan RPP diperoleh rata-rata 4,52 dengan kriteria sangat valid, dan hasil kevalidan bahan ajar dalam schoology diperoleh rata-rata 4,48 dengan kriteria sangat valid. Para ahli menyatakan bahwa RPP dan bahan ajar dalam schoology yang dikembangkan layak untuk digunakan dengan rata-rata nilai “A” yang artinya perangkat pembelajaran yang dikembangkan praktis dan dapat digunakan tanpa revisi.
Profil Penalaran Logis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berdasarkan Gaya Berpikir Aning Wida Yanti; Leny Amelia
Jurnal Pendidikan Matematika Vol 13, No 1 (2022): Edisi Januari 2022
Publisher : Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Halu Oleo,

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jpm.v13i1.24204

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan profil penalaran logis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari gaya berpikir sekuensial konkrit (SK) dan acak konkrit (AK). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah dua siswa dengan gaya berpikir SK dan dua siswa dengan gaya berpikir AK. Teknik pengumpulan data menggunakan tes tertulis dan wawancara serta dianalisis berdasarkan indikator penalaran logis. Selain itu, kami juga melakukan pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi waktu. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang memiliki gaya berpikir SK berhasil memenuhi indikator mengumpulkan fakta (1), menilai dan menguji asumsi (3), menetapkan generalisasi (4), dan menetapkan kesimpulan (7), namun kurang berhasil dalam memenuhi indikator membangun dan menetapkan asumsi (2), dan gagal memenuhi indikator membangun argumen pendukung (5) dan memeriksa/menguji kebenaran argumen (6). Sedangkan siswa yang memiliki gaya berpikir AK berhasil memenuhi indikator mengumpulkan fakta (1), menilai dan menguji asumsi (3), dan menetapkan generalisasi (4), namun kurang berhasil memenuhi indikator membangun dan menetapkan asumsi ( 2), dan menetapkan kesimpulan (7), serta tidak memenuhi indikator membangun argumen pendukung (5) dan memeriksa/menguji kebenaran argumen (6)
Profile of Cybernetic Thinking of Students in Mathematical Problem Solving Based on Serialist and Holist Thinking Style Aning Wida Yanti; Kusaeri Kusaeri; Mia Kustianingsih
JTAM (Jurnal Teori dan Aplikasi Matematika) Vol 4, No 2 (2020): October
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jtam.v4i2.2403

Abstract

This research aim to describe the profile of cybernetic thinking of students in solving algebra problems. This research is a descriptive study with a qualitative approach using questionnaires, written tests, and interview guidelines. Intake of subjects who have Serialist and Holist thinking styles have done using purposive sampling. The results showed students who have the Serialist thinking style at the time of the Sensory Register's attention and good perception so that information stored in Short Term Memory. Retrieval done well even when rehearsal has difficulty because of forgetting certain concepts, but information has been stored well in Long Term Memory. The encoding done well. While students who have Holist style of thinking lack attention and perceptions are not structured so that information is not stored correctly in Short Term Memory. So that retrieval can not be done correctly. Therefore during rehearsal, they have difficulty in applying the settlement method because the information is not stored correctly in Long Term Memory.
Adaptive Reasoning, Mathematical Problem Solving and Cognitive Styles Aning Wida Yanti; I Ketut Budayasa; Raden Sulaiman
JTAM (Jurnal Teori dan Aplikasi Matematika) Vol 5, No 2 (2021): October
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jtam.v5i2.4652

Abstract

The purpose of this research finds a link between adaptive reasoning, mathematical problem solving, and cognitive style. This research is a literature study. This paper showed the relationship between adaptive reasoning, mathematical problem solving, and cognitive styles. In particular, field-independent (FI) and field-dependent (FD) cognitive styles. Adaptive reasoning in mathematical problems is the legitimacy of problem strategies. Whereas the cognitive style provides opportunities for students to give reasonable arguments according to the tendency of the cognitive style. Mathematical problem-solving in the FI and the FD can vary according to students' cognitive styles. It was found that adaptive reasoning, mathematical problems, cognitive styles (FI, FD) have a strong stylistic relationship where adaptive reasoning will be able to give direction to students in solving math problems. Therefore, the basis for researching the adaptive reasoning profile of students in solving mathematical problems in terms of FI and FD cognitive styles is our understanding of the relationship between adaptive reasoning, mathematical problem solving, and cognitive style
Penggunaan Jurnal Reflektif pada Pembelajaran Matematika untuk Melatih Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Aning Wida Yanti; Nabella Ayu Novitasari
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.674 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v10i2.891

Abstract

AbstrakBanyak siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika, namun guru tidak mempunyai banyak informasi, sehingga guru tidak dapat memberikan solusi yang terbaik. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan respon siswa, hasil belajar siswa, serta mndeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa pada pembelajaran matematika dengan menggunakan jurnal reflektif. Metode Penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan subjek siswa kelas VII-E di SMPN 6 Sidoarjo. Instrumen yang digunakan meliputi angket respon siswa, tes hasil belajar, dan wawancara. Analisis data kemampuan komunikasi (tulis, lisan) diperoleh dari skor yang diperoleh masing-masing subjek berdasarkan rubrik komunikasi matematis tulis dan lisan, kemudian ditentukan level kemampuan komunikasi matematis siswa. Berdasarkan hasil dan pembahasan didapat bahwa ketuntasan hasil belajar siswa 75% (rerata 78,6), respon siswa baik (3,36), kemampuan komunikasi matematis siswa rendah, sedang dan tinggi masing-masing pada tingkat 3, 4 dan 5.  Penggunaan jurnal reflektif dalam pembelajaran matematika dapat melatih kemampuan komunikasi matematis dan hasil belajar siswa. AbstractMany students have difficulty learning mathematics, but the teacher does not have much information, so the teacher cannot provide the best solution. The purpose of this study was to describe student responses, student learning outcomes, and to describe students' mathematical communication skills in mathematics learning using reflective journals. The research method used is descriptive with a qualitative and quantitative approach with the subject of class VII-E students at SMPN 6 Sidoarjo. The instruments used include student response questionnaires, learning outcomes tests, and interviews. Data analysis on communication skills (written, oral) was obtained from the scores obtained by each subject based on written and oral mathematical communication rubrics, then determined the level of students' mathematical communication skills. Based on the results and discussion, it was found that the completeness of student learning outcomes was 75% (mean 78.6), student responses were good (3.36), students' mathematical communication skills were low, medium, and high at levels 3, 4 and 5 respectively. reflective in mathematics learning can train mathematical communication skills and student learning outcomes.
Profil Tingkat Kemampuan Metakognitif Siswa Berdasarkan Teori Swartz Dan Perkinz Dalam Memecahkan Masalah Matematika Dibedakan Dari Gaya Kognitif Aning Wida Yanti; Kiki Yosi Fatmah Wati
SNHRP Vol. 4 (2022): Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian (SNHRP) Ke 4 Tahun 2022
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tingkat kemampuan metakognitif siswa berdasarkan teori Swartz dan Perkinz merupakan tingkat kemampuan siswa terkait kesadarannya tentang proses dan hasil berpikirnya sendiri yang meliputi tacit use, aware use, strategic use, reflective use. Perbedaan gaya kognitif dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan metakognitif siswa berdasarkan teori Swartz dan Perkinz yang bergaya kognitif field independent (FI) dan field dependent (FD) dalam memecahkan masalah matematika. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari dua siswa bergaya kognitif FI dan dua siswa bergaya kognitif FD dari kelas VIII-C SMP Negeri 1 Beji Pasuruan berdasarkan hasil tes GEFT (Group Embedded Figures Test). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis dan wawancara. Data tugas pemecahan masalah dan wawancara tersebut selanjutnya dipaparkan dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian diperoleh bahwa siswa yang memiliki gaya kognitif FI berada pada tingkat kemampuan metakognitif strategic use, sedangkan siswa yang memiliki gaya kognitif FD berada pada tingkat kemampuan metakognitif strategic use dan aware use.
Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Koordinat Cartesius Menurut Teori Kastolan Ihda Mutimmatul Fitriyah; Lilin Endah Pristiwati; Rofi Qoh Sa'adah; Nikmarocha Nikmarocha; Aning Wida Yanti
Al-Khwarizmi : Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 8, No 2 (2020): Al-Khwarizmi: Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam had Accredi
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika FTIK IAIN Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (656.555 KB) | DOI: 10.24256/jpmipa.v8i2.1002

Abstract

Abstract:Kastolan's theory divides 3 types of errors, namely conceptual, computational, and procedural errors. This study aims to analyze students' errors in solving Cartesian coordinate problems according to Kastolan's theory based on mathematical abilities. The subjects were 9 students of class 8E in a school in Surabaya. The method is descriptive qualitative with a test instrument and interviews. The results showed that conceptual errors were the most common mistakes with 12 answers or 54.5%. The remaining 6 answers or 27.3% procedural errors and 4 answers or 18.2% calculation errors. The conceptual errors of subjects with high, medium, and low mathematical abilities are wrong in determining formulas, theorems, or definitions to answer a problem, errors in using formulas and theorems, or inappropriate definitions. In the calculation error, the subject made an error in calculating the value of arithmetic operation and the placement of the constants-variables. Whereas for procedural errors the subject did not work on the problem in systematic steps.Abstrak:Teori Kastolan membagi 3 jenis kesalahan yaitu kesalahan konseptual, hitung dan prosedural. Penelitian ini bertujuan menganalisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita koordinat Cartesius menurut teori Kastolan berdasarkan kemampuan matematika. Subjek penelitian ini adalah 9 orang siswa kelas 8E pada salah satu Sekolah di Surabaya. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan instrumen tes dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan konseptual merupakan kesalahan yang paling banyak dilakukan yaitu sebanyak 12 jawaban atau 54,5%. Sisanya 6 jawaban atau 27,3% kesalahan prosedur dan 4 jawaban atau 18,2% kesalahan hitung. Pada kesalahan konseptual subjek dengan berkemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah, salah dalam menentukan rumus, teorema atau definisi. Untuk menjawab suatu masalah, kesalahan penggunaan rumus dan teorema atau definisi yang tidak sesuai. Pada kesalahan hitung subjek melakukan kesalahan dalam menghitung nilai suatu operasi hitung dan penempatan konstanta-variabel. Sedangkan untuk kesalahan prosedural subjek tidak mengerjakan soal dengan langkah-langkah yang sistematis.
STUDENTS' REFLECTIVE ABSTRACTION LEVEL IN SOLVING MATHEMATICS PROBLEMS BASED ON COGNITIVE STYLES FIELD INDEPENDENT (FI) AND FIELD INDEPENDENT (FD) Aning Wida Yanti; Yuni Arrifadah; Adelia Ayu Mustikarini
MATEMATIKA DAN PEMBELAJARAN Vol 10, No 2 (2022): MATEMATIKA DAN PEMBELAJARAN: ETHNOMATEMATICS AND TEACHING PROCESS
Publisher : IAIN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33477/mp.v10i2.2968

Abstract

Reflective abstraction is an activity to construct mathematical concepts through similarities and combinations of existing structures and reorganized into four levels: (1) recognition, (2) representation, (3) structural abstraction, and (4) structural awareness. Each individual has different characteristics of cognitive style in processing information. Differences in cognitive style affect the individual's ability to understand the problem. This study aims to describe students' level of reflective abstraction in solving mathematical problems in terms of field-independent (FI) and field-dependent (FD) cognitive styles. This research is a qualitative descriptive study. Task-based interviews carried out the data collection technique. The results are that field-independent (FI) students can correctly perform all levels of reflective abstraction in the stages of solving mathematical problems, but field-dependent (FD) students can only do abstraction on the introduction and representation.