Claim Missing Document
Check
Articles

SKRINING FITOKIMIA DAN ANALISIS KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS EKSTRAK TANAMAN PATIKAN KEBO (Euphorbia hirta L.) Putu Era Sandhi Kusuma Yuda; Erna Cahyaningsih; Ni Putu Yuni Winariyanthi
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v3i2.891

Abstract

Tanaman obat mengandung berbagai macam kandungan fitokimia yang berperan dalam pengembangan obat. Herba Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.) adalah salah satu tanaman obat yang tergolong dalam Famili Euphorbiaceae. Penggunaan E.hirta sebagai obat tradisional telah dilaporkan di beberapa daerah termasuk di Bali. Secara tradisional tanaman ini diketahui dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit, seperti radang tenggorokan, disentri, diare, asma dan bronchitis sehingga berpotensi sebagai alternatif bahan baku obat tradisional. Untuk dapat dikembangkan sebagai bahan obat tradisional, perlu diketahui kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada herba Patikan Kebo baik secara kualitatif maupun kuantitatif sebagai salah satu parameter standarisasi. Namun, saat ini data mengenai karakteristik metabolit sekunder herba Patikan Kebo yang tumbuh di Bali masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada herba Patikan Kebo melalui skrining fitokimia dan analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Ekstraksi dilakukan menggunakan pelarut etanol 75% dengan cara maserasi, dan diperoleh rendemen ekstrak sebanyak 6,87%. Pengujian kandungan metabolit sekunder pada ekstrak herba patikan kebo dilakukan secara skrining fitokimia. Selanjutnya uji KLT dilakukan untuk mempertegas keberadaan golongan senyawa yang positif pada skrining fitokimia, dan mengetahui profil kromatografi dari ekstrak tersebut. Setelah diuji secara skrining fitokimia dan analisis KLT, diperoleh hasil herba Patikan Kebo yang digunakan dalam penelitian ini mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder diantaranya flavonoid, tanin, steroid dan antrakuinon. Sistem KLT yang digunakan dalam penelitian ini dapat memisahkan kandungan fitokimia tersebut dan memberikan hasil positif yang mempertegas hasil skrining fitokimia.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN MIMBA (Azadirachta indica A. Juss) SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI BUAH TOMAT Erna Cahyaningsih; Putu Era Sandhi Kusuma Yuda
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 6 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v6i2.1108

Abstract

Penambahan bahan pengawet pada makanan merupakan hal yang lumrah saat ini. Selain berdampak buruk terhadap pencemaran lingkungan, bahan pengawet anorganik juga dapat menyebabkan penyakit kanker apabila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Untuk itu adanya pengawet alami yang bersumber dari bahan alam dapat menjadi pilihan bagi masyarakat. Salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai pengawet alami dan ramah lingkungan yaitu tanaman mimba (Azadirachta indica A. Juss) yang berasal dari keluarga Meliaceae. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan konsentrasi efektif ekstrak daun mimba sebagai pengawet alami pada buah tomat serta menganalisis kandungan fitokimia pada daun tanaman mimba. Pengujian secara reaksi tabung dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa yang terkandung dalam daun mimba .Pengujian aktivitas daun mimba sebagai pengawet alami buah tomat dilakukan secara organoleptis. Berdasarkan hasil penelitian kandungan fitokimia ekstrak etanol daun mimba mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan steroid. Hasil pengamatan organoleptis menunjukan ekstrak daun mimba efektif sebagai pengawet alami pada konsentrasi 8% dengan lama waktu pengawetan 15 hari.
Medication Error pada Tahapan Prescribing dan Dispensing di Apotek “X” Denpasar Periode Januari-Desember 2019 Fitria Megawati; I Putu Tangkas Suwantara; Erna Cahyaningsih
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v7i1.1545

Abstract

Medication error menurut National Coordination Council forMedication Error Reporting and Prevention (2017) adalah setiap kejadian yang dapat dihindari yang dapat menyebabkan atau berakibat pada pelayanan obat yang tidak tepat atau membahayakan pasien. Penting sebagai petugas kefarmasian dalam menidentifikasi Medication error yang terjadi terkait kemanan dalam pemberian pelayanan kefarmasian di Apotek “X” Denpasar. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui medication error yang terjadi pada tahap prescribing dan dispensing Apotek “X” Denpasar dan Persentase Medication error pada proses pelayanan resep di Apotek “X” Denpasar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode observasi dengan desain retrospektif. Metode sampling yang digunakan yaitu purposive sampling sesuai inklusi dan eksklusi. Instrumen penelitian berupa resep yang diterima oleh Apotek “X” Denpasar dan tabel observasi pada prescribing error dan dispensing error. Resep yang dianalisis sejumlah 910 resep dari tanggal 02 Januari 2019 sampai 31 Desember 2019. Persentase prescribing error yaitu 14,06 % dan persentase dispensing error dari total 910 resep yaitu 2,41 %. Dengan rata-rata kategori index medication error NCCMERP adalah kategori B yaitu kesalahan sudah terjadi namun dapat diperbaiki oleh farmasi sebelum obat sampai ke pasien. Dengan Medication error pada fase prescribing error di Apotek “X” Denpasar yang paling banyak yaitu tidak ada umur pasien (39,84%), tidak ada dosis sediaan (10,16%), resep tidak lengkap ( tidak ada tanggal resep dan nama dokter) (19,53%). Pada fase dispensing error di Apotek “X” Denpasar yang terjadi yaitu kesalahan etiket/label (18,18%), kejadian salah peracikan (40,91%).
Uji Efektivitas Ekstrak Daun Pare (Momordica charantia L.) sebagai Bahan Pengawet Alami Buah Tomat Erna Cahyaningsih; Fitria Megawati; Ni Putu Eka Artini
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v7i1.1558

Abstract

Pare (Momordica charantia L.) merupakan tanaman dari suku Cucurbitaceae yang banyak terdapat di daerah tropis, berupa tumbuhan liar atau sengaja ditanam. Secara empiris masyarakat Indonesia menggunakan daun Pare untuk meningkatkan nafsu makan, sakit kuning, pencahar dan cacingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas daun Pare sebagai bahan pengawet alami buah tomat dengan menggunakan 5 konsentrasi yaitu konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6%, dan 8%. Pembuatan ekstrak etanol daun Pare dilakukan dengan metode maserasi sebanyak 200 gram serbuk daun Pare kemudian diekstraksi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak yang dihasilkan diuji pendahuluan dengan skining fitokimia. Pengujian efektivitas daun Pare sebagai bahan pengawet dilakukan selama 16 hari. Selanjutnya untuk melihat pengaruh ekstrak daun Pare sebagai pengawet terhadap buah tomat maka dilakukan analisis data secara statistika dengan program SPSS 22 for windows. Hasil menunjukan ekstrak daun Pare (Momordica charantia L.) positif mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan steroid serta dapat digunakan sebagai bahan pengawet alami buah tomat pada konsentrasi 6 % dan 8 % dilihat dari analisis statistik yang telah dilakukan dengan lama waktu pengawetan selama 12 hari untuk konsentrasi 6% dan selama 16 hari untuk konsentrasi 8%.
Evaluasi Efek Samping Penggunaan Kombinasi Insulin pada Pasien Rawat Jalan Diabetes Melitus Tipe 2 di Salah Satu Rumah Sakit Kota Denpasar Ni Nyoman Wahyu Udayani; Ni Luh Ayu Mega Ratnasari; Erna Cahyaningsih; I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v7i2.2178

Abstract

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang meningkat secara signifikan setiap tahun di Indonesia. Banyaknya kasus DM di Indonesia serta penggunaan obat anti diabetes yang mengalami peningkatan dapat berpengaruh pada prevalensi terjadinya efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek samping pemberian kombinasi insulin pada pasien DM tipe 2 rawat jalan di salah satu Rumah Sakit di Denpasar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan desain cross sectional secara retrospektif pada pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di salah satu Rumah Sakit di Denpasar. Pengambilan data dilakukan dengan penelusuran data rekam medik. Jumlah subjek yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 65 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menujukkan bahwa jumlah laki-laki (58,5%) lebih banyak menderita DM tipe 2 dibandingkan perempuan (41,5%). Usia terbanyak yang menderita DM tipe 2, yaitu pada rentang 55-65 tahun (40%). Persentase tertinggi penderita DM tipe 2 pada tingkat pendidikan menengah (SMA) (38,5%). Efek samping yang diperoleh pada pemberian kombinasi insulin pada pasien DM tipe 2 di salah satu Rumah Sakit di Denpasar yaitu pusing (38,5%), lemas (32,3%), berdebar (12,4%), berkeringat (4,6%), gemetar dan hipoglikemia masing-masing (6,15%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa keluhan yang dialami disebabkan oleh timbulnya gejala serta tanda dari adanya efek samping penggunaan insulin yaitu hipoglikemia.
Aktivitas Analgesik Ekstrak Daun Liligundi (Vitex trifolia L.) Pada Mencit Putu Era Sandhi Kusuma Yuda; Ni Made Wiwik Setiawati; Ni Luh Kade Arman Anita Dewi; Dwi Arymbhi Sanjaya; Erna Cahyaningsih
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol. 6 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.48 KB) | DOI: 10.22236/farmasains.v6i2.5135

Abstract

Penggunaan obat antiinflamasi non steroid (AINS) pada nyeri kronis dalam jangka waktu panjang dapat menimbulkan efek samping terutama gangguan pada saluran pencernaan sehingga diperlukan agen alternatif yang lebih aman terutama dari herbal. Dalam Usada Bali, salah satu tanaman yang digunakan untuk mengurangi nyeri adalah Liligundi (Vitex trifolia L.) famili Lamiaceae. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan aktivitas analgesik ekstrak daun Liligundi pada mencit. Daun Liligundi diekstraksi menggunakan pelarut alkohol 70% dilanjutkan dengan skrining fitokimia dan uji aktivitas analgesik menggunakan metode induksi panas (hot plate) suhu 55°C pada 20 ekor mencit yang terbagi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif diberikan Tween 80, kelompok kontrol positif diberikan Ibuprofen 52 mg/kg BB, dan perlakuan Ekstrak Daun Liligundi (EDL) dosis 250 mg/kg BB dan 500 mg/kg BB. Waktu respon nyeri pada mencit diukur pada menit ke-30 ditandai dengan gerakan melompat ataupun menjilat kaki setelah diletakkan diatas hot plate. Data dianalisis secaraOne Way ANOVA dilanjutkan dengan uji Tukey.Dari hasil penelitian diperoleh bahwa EDL mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan terpenoid. EDL dosis 250 mg/kgBB dan 500 mg/kgBB mampu memperpanjang respon nyeri secara bermakna dibandingkan kontrol negatif dan menghasilkan waktu respon nyeri yang lebih panjang secara bermakna dibandingkan Ibuprofen (p<0.05).
Pendampingan Pembuatan Natural Hand Sanitizer Warga Binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar NI LUH KADE ARMAN ANITA DEWI; Puguh Santoso; Putu Era Sandhi K.Yuda; Erna Cahyaningsih; Ni Nyoman Wahyu Udayani; I Made Agus Sunadi Putra; Fitria Megawati; Ni Putu Dewi Agustini
WIDYABHAKTI Jurnal Ilmiah Populer Vol. 4 No. 1 (2021): Nopember
Publisher : STIKOM Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30864/widyabhakti.v4i1.280

Abstract

Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar adalah Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Denpasar, dengan kapasitas hunian 120 orang dan saat ini dihuni oleh 168 warga binaan pemasyarakatan. Warga binaan permasyarakatan tersebut adalah narapidana perempuan yang menghuni LAPAS Perempuan Kelas IIA Denpasar. Data yang teregistrasi saat ini warga binaan merupakan narapidana dari kasus narkotika, korupsi, kriminal, dan perlindungan anak. Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar dengan total warga binaan sebesar 168 narapidana memiliki potensi yang tinggi untuk pemberdayaan sumber daya manusia menjadi sumber daya manusia yang unggul, kreatif sehingga terwujud usaha mandiri dan ekonomi kreatif. Pelaksanaan kegiatan pembinaan pembuatan produk hand sanitizer dari bahan alam kepada warga binaan dilakukan dengan tujuan meningkatkan keterampilan usaha mandiri dan ekonomi kreatif warga binaan, merubah persepsi negatif masyarakat menjadi positif terhadap warga binaan.Tim pelaksana memfasilitasi terkait pelatihan dan pendampingan berkelanjutan selain di bidang produksi , juga dilanjutkan dengan pelatihan dan pendampingan berkelanjutan di bidang kewirausahaan
Antioxidant Potential of Telang Flower (Clitoria ternatea L.) As an Inhibitor of Hyperpigmentation Ultraviolet Exposure. Potensi Antioksidan Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) Sebagai Penghambat Hiperpigmentasi Akibat Paparan Sinar Ultraviolet Ni Putu Anggun Cipta Rosalita Jelantik; Erna Cahyaningsih
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 18 No. 1 (2022): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.vol18.iss1.art5

Abstract

Background: Hyperpigmentation is a condition in which increased melanin production causes the formation of dark spots and lesions on the face. Antioxidants are used to reduce melanin production. Telang flowers have an antioxidant potential because it contains anthocyanins and other flavonoids. The potential of telang flowers is important to be recognized as a source of natural antioxidants that inhibit hyper-pigmentation on the skin due to UV exposure. Objective: To learn about the potential of telang flowers (Clitoria ternatea L.) as an inhibitor of skin hyperpigmentation due to UV exposureMethods: Data was collected using a systematic review method. The data was obtained from Google Scholar, ScienceDirect, and PubMed databases with the keywords “Clitoria ternatea L. antioxidant activity”; “phytochemical analysis of Clitoria ternatea”; “traditional use of Clitoria ternatea L”; “protective UV effect of Clitoria ternatea L.Results: Flavonol glycosides are the most common flavonoids found in telang flowers. Flavonoids exhibit antioxidant properties by counteracting the formation of free radicals caused by UV radiation in the melanin biosynthetic pathway. In addition, flavonoids act as metal chelators on tyrosinase, thereby inactivating tyrosinase during melanogenesis. Telang flowers also have the ability to absorb UV-B and UV-C, playing a role in modulating the protective effect against UVR exposure on the skin.Conclusion: Telang flowers have the potential as an inhibitor of skin hyper-pigmentation due to UV exposure.Keywords: Antioxidant, telang flower, hyper-pigmentation, ultraviolet IntisariLatar belakang: Hiperpigmentasi merupakan keadaan bertambahnya produksi melanin yang menyebabkan terbentuknya lesi dan noda hitam pada wajah. Antioksidan diketahui dapat digunakan untuk mengurangi produksi melanin. Bunga telang memiliki potensi antioksidan, karena terdapat antosianin dan flavonoid lainnya. Potensi bunga telang penting diketahui sebagai sumber antioksidan alami penghambat hiperpigmentasi pada kulit akibat paparan sinar UV.Tujuan: Untuk mempelajari mengenai potensi bunga telang (Clitoria ternatea L.) sebagai penghambat hiperpigmentasi kulit akibat paparan sinar UVMetode: Pengumpulan data dilakukan menggunakan basis data Google Scholar, Science Direct dan PubMed dengan kata kunci “Clitoria ternatea L. antioxidant activity”; “phytochemical analysis of Clitoria ternatea”; “traditional use of Clitoria ternatea L”; “protective UV effect of Clitoria ternatea L.Hasil: Flavonol glikosida merupakan flavonoid yang paling banyak dijumpai pada bunga telang. Flavonoid menunjukkan sifat antioksidan dengan menangkal pembentukan radikal bebas yang disebabkan oleh radiasi UV pada jalur biosintesis melanin. Selain itu, flavonoid bertindak sebagai pengkelat logam pada tirosinase, sehingga menonaktifkan aktivitas tirosinase selama melanogenesis. Bunga telang juga memiliki kemampuan dalam menyerap UV-B dan UV-C yang berperan dalam memodulasi efek perlindungan terhadap paparan UVR pada kulit.Kesimpulan: Bunga telang memiliki potensi sebagai penghambat hiperpigmentasi kulit akibat paparan sinar UV.Kata kunci: Antioksidan, bunga telang, hiperpigmentasi, sinar ultraviolet
Aktivitas Anti-inflamasi Parem Instant Tradisional dari Bahan Usada Bali pada Mencit Inflamasi yang Diinduksi Karagenan Putu Era Sandhi Kusuma Yuda; Gusti Ayu Putu Yosinta Sasmita; Erna Cahyaningsih
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 20 No 2 (2022): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/jifi.v20i2.1076

Abstract

The increase of adverse reactions from anti-inflammatory drugs that are used in the long term by rheumatic patients requires a relatively safer alternative therapy. This research was aimed to evaluate the effectiveness of Usada Bali's instant parem (BIO-PAREM) as an anti-inflammatory agent against carrageenan-induced inflammatory mice. The method used was randomized pre-test and post-test with control group design using 24 mice which were divided into 4 treatment groups. The negative control group was given a vehicle, the positive control group was given anti-inflammatory gel of diclofenac sodium, group 3 (P1) was given BIO-PAREM with a concentration of 12.5% and group 4 (P2) was given BIO-PAREM with a concentration of 25%. All groups were induced with 1% carrageenan, then the mice's paw edema volume was calculated using a plethysmometer at 0, 1, 2, 3, and 4 hours. The Kruskal Wallis and Mann Whitney test were used to analyse the relative change of inflammation volume. The BIO-PAREM phytochemical screening assay showed the presence of alkaloids, flavonoids, tannins, steroids and triterpenoids. BIO-PAREM showed significant inhibition of mice's paw edema at concentrations of 12.5% and 25% (p <0.05) indicating its potential as a candidate for topical alternative treatment for rheumatism.
Efektivitas Sediaan Krim dari Ekstrak Daun Dadap Serep (Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr.) sebagai Antiinflamasi I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani; Ni Nyoman Wahyu Udayani; Erna Cahyaningsih; Maria Daniela Tupa Hokor; Ni Made Dharma Shantini Suena
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 9 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v9i1.5257

Abstract

Inflammation is the mechanism of the body's defense by secreting inflammatory mediators, including bradykinin, prostaglandins, serotonin, and histamine, due to physical or chemical stimuli. Generally, inflammation initiates the body's response to the effect of damaged tissue, for example, in the wound healing process. In Usada Bali, dadap serep leaves were used for wound healing. The design of this study was a randomized control group pretest-posttest design. The anti-inflammatory test of dadap serep leave extract cream used four groups, including KN (negative control), KP (positive control), KF1 (Formula 1 group), and KF2 (Formula 2 group), with a total of 24 rats. Tukey’s analysis showed a significant difference between KN and KP, KF1, and KF2 with significant values (0.031; 0.000; 0.000), respectively. There are significant differences in KP with KF1 and KF2 with significant values (0.050 and 0.021), respectively. In KF1 with KF2, there is no significant difference with the sig value. 0.975. From the research, it can be concluded that the cream of ethanol extract of dadap serep leaves with a concentration of 20% could provide an anti-inflammatory effect in carrageenan-induced rat models.
Co-Authors Agrippina Wiraningtyas, Agrippina Agustini, Ni Putu Dewi Anak Agung Putu Gede Bagus Arie Susandya Anita Dewi, Ni Luh Kade Arman Apriliani, Ni Luh Putri Artini, Ni Putu Eka Darmawan, I Wayan Agus Darmayanti, Gusti Ayu Putu Eka Debby Juliadi Dewi, Ni Kadek Dwi Purnama Dwi Arymbhi Sanjaya Dwi Widyastrini, Desak Made Dwipayanti, Ni Kadek Sari Elis Suwarni Fitria Megawati Gusti Ayu Made Indah Siantari Gusti Ayu Putu Eka Darmayanti Gusti Ayu Putu Yosinta Sasmita Handani, Dewa Ayu Sri I Made Agus Sunadi Putra I Putu Tangkas Suwantara I Putu Tangkas Suwantara Indah Muthia Susanthi Indriani, Felia Riska Irma Rubianti Kusuma Yuda, I Putu Era Sandhi Kusuma Yuda, Putu Era Sandhi Luh Risma Putri Rahayu Made Agus Deny Mahendra Putra Maria Daniela Tupa Hokor Maria Dewi, Ni Putu Maria Malida Vernandes Sasadara Megawati, Fitria Ni Luh Ayu Mega Ratnasari Ni Luh Kade Arman Anita Dewi Ni Luh Kade Arman Anita Dewi Ni Luh Sintya Ni Made Dharma Shantini Suena Ni Made Dwi Mara Widyani Nayaka Ni Made Wiwik Setiawati Ni Nyoman Wahyu Udayani Ni Putu Anggun Cipta Rosalita Jelantik Ni Putu Dewi Agustini Ni Putu Eka Artini Ni Putu Udayana Antari Ni Putu Yuni Winariyanthi Olahairullah, Olahairullah Perayanthi, Reni Pramesti , Luh Ratih Widhia Prameswari, Putu Nimas Diyah Puguh Santoso Puguh Santoso Puguh Santoso puguh santoso, puguh Puspita Wati, Ni Putu Putra Hilmi Prayitno Putra, I Made Agus Sunadi Putri, Leoni Putri, Ni Kadek Dila Pratiwi Putri, Ni Kadek Nisa Leoni Putu Eka Pasmidi Ariati Putu Era Sandhi K.Yuda Putu Era Sandhi Kusuma Yuda Sandhi Kusuma Yuda, Putu Era Sasadara, Maria Malida Vernandes Sugiyanto, Milyadi Suradnyana, I Gede Made Surya Rahadi, I Wayan Susanthi, Indah Muthia Suwantara, I Putu Tangkas Suwarni, Elis Tirtayasa, Gede Agus Ari Vernandes Sasadara, Maria Malida Wardani, I Gusti Agung Ayu Kusuma Widyani Nayaka , Ni Made Dwi Mara Wiguna, Putu Dony Saputra Winariyanthi, Ni Putu Yuni Yanti, Ni Kadek Pradnya