Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) pada Ny W Umur 24 Tahun G1P0A0 di Puskesmas Wedomu Helena Petra Bui; Cahyaningrum
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 3 No. 1 (2024): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Continuity of care in midwifery is a series of continuous and comprehensive service activities starting from pregnancy, delivery, postpartum, newborn care and family planning services that connect needs women's health in particular and the personal circumstances of each individual. Comprehensive care is an examination that is carried out completely with simple laboratory tests and counseling. Comprehensive midwifery care includes places for continuous examination activities including midwifery care for pregnancy, midwifery care for childbirth, midwifery care for the postpartum period and midwifery care for newborns and family planning acceptors. Pregnancy care prioritizes continuity of care. It is very important for women to get services from the same professional or from a small team of professionals, because that way the development of their condition at all times will be well monitored and they will also be trusting and open. because they feel like they already know the caregiver. Descriptive and the type of descriptive research used is a case study, namely by examining a problem through a case consisting of a single unit. A single unit here can contain one person, a group of residents who are affected by a problem. After providing care, they have provided comprehensive midwifery care starting from Pregnancy, Childbirth, Postpartum, Babies and the results are normal pregnancies, births with Caesarean section, normal babies, No There is a gap between theory and cases in Comprehensive Midwifery Care at Ny.W and By.Ny.W at the Wedomu Community Health Center.   Abstrak Continuity of care dalam kebidanan adalah serangkaian kegiatan pelayanan yang berkelanjutan dan menyeluruh mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, pelayanan bayi baru lahir serta pelayanan keluarga berencana yang menghubungkan kebutuhan kesehatan perempuan khususnya dan keadaan pribadi setiap individu. Asuhan komprehensif merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium sederhana dan konseling. Asuhan kebidanan komprehensif mencakup tempat kegiatan pemeriksaan berkesinambungan diantaranya adalah asuhan kebidanan kehamilan, asuhan kebidanan persalinan, asuhan kebidanan masa nifas dan asuhan kebidanan bayi baru lahir serta akseptor KB. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of care) sangat penting buat wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga mereka menjadi percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan. Deskriptif dan jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah studi penelaahan kasus (Case Study), yakni dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal disini dapat berisi satu orang, sekelompok penduduk yang terkena suatu masalah.Setelah melakukan asuhan telah memberikan asuhan kebidanan secara Komprehensif mulai dari Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi dan hasilnya hamil dengan normal, bersalin dengan section Caesarea, bayi dengan normal, Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus pada Asuhan Komprehensif kebidanan pada Ny.W dan By.NyDi Puskesmas Wedomu
Usia Menopouse Berhubungan dengan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal di Desa Sei Tatas: Menopause Age is Associated with the Use of Hormonal Contraception in Sei Tatas Village Yusa Indah Wahyuni; Cahyaningrum
Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) Vol. 6 No. 1 (2024): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), Maret
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v6i1.397

Abstract

Hormonal contraceptives work by suppressing the function of the ovaries so that they do not produce ovum. Using hormonal contraception will cause women to enter menopause longer or older. One of the reasons for women who experience early menopause is due to the use of non-hormonal contraceptives. This study aims to determine the relationship between the use of hormonal family planning and menopause age in Sei Tatas Village.This type of research is an observational an correlational analytics alytic study with a cross sectional method. The population in this study were all elderly women aged 45-60 years with a total of 141 people, taking samples using the Acidental sampling technique with a sample size of 59 people. Methods of data collection using a questionnaire. Univariate analysis using frequency distribution and bivariate analysis using Chi Square test. 39 respondents (66.1%) using hormonal contraceptives and 20 nonhormonal users (33.9%). There were 17 people (28.8%) experiencing early menopause, 32 people (53.2 %) normal menopause and 10 people (16.9%) late menopause. The results of the chi square test analysis showed the P value = 0.036 < = 0.05. There is a relationship between the history of the use of hormonal contraception and the age of menopause in elderly women in Sei Tatas Village.   ABSTRAK Kontrasepsi hormonal bekerja dengan menekan fungsi indung telur sehingga tidak memproduksi sel telur. Menggunakan kontrasepsi hormonal akan menyebabkan wanita lebih lama atau lebih tua memasuki usia menopause. Wanita yang mengalami menopause dini salah satunya disebakan karena penggunan kb non hormonal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan kb hormonal terhadap usia menopause di Desa Sei Tatas. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik korelasional dengan metode cross sectional. Populasi pada penelitian ini semua wanita lanjut usia 45-60 tahun yang ada di dengan jumlah 141 orang, pengambilan sampel menggunakan teknik Acidental sampling dengan besar sampel 59 orang. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji Chi Square. Didapatkan responden pengguna Kb hormonal sebanyak 39 orang (66.1%) dan non hormonal sebanyak 20 orang (33.9%). Terdapat 17 orang (28.8 %) mengalami menopause dini, 32 orang (53.2 %) menopause normal dan 10 orang (16.9%) menopause terlambat. Hasil analisis uji chi square menunjukkan nilai P value = 0.036 < α = 0.05. Adanya hubungan antara riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal dengan usia menopause pada wanita usia lanjut di Desa Sei Tatas.
Pemberian Informasi Tentang Nyeri Haid dan Yoga untuk Mengurangi Nyeri Haid Primer di SMK Swadaya Temanggung Widayati; Windayanti, Hapsari; Masruroh; Cahyaningrum
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 5 No. 2 (2023): Indonesian Journal of Community Empowerment November 2023
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v5i2.2631

Abstract

Menstruation/menstruation is the process of expelling blood from the uterus accompanied by fragments of the lining of the uterine wall in women. Dysmenorrhea is menstrual/menstrual pain in the lower abdomen caused by an increase in the hormone prostaglandin, which causes increased blood uterine contractions and vasoconstriction of blood vessels. Blood flow to the uterus increases, but oxygen is not sufficient, which ultimately causes pain. Menstrual pain can be treated either pharmacologically or non-pharmacologically. One non-pharmacological treatment is doing yoga. Women who experience diminorrhoea tend to have their activities disrupted because they experience discomfort, which will inhibit the production of endorphins. There are several young women at SMK Swadaya Temanggung who don't really know about yoga to help overcome primary menstrual pain. Therefore, the team is interested in providing counseling about yoga to reduce primary menstrual pain at SMK Swadaya Temanggung. The aim of this community service is to increase teenagers' knowledge that menstrual pain can be overcome using yoga. The stages carried out in this community service activity include five stages. In the first stage the team determined the respondents, in the second stage the team stated the time for carrying out community service activities, in the third stage the team conducted a pretest about menstrual pain, in the fourth stage the team provided counseling about menstrual pain and yoga to reduce primary menstrual pain, in the fifth stage there was an evaluation by conducting a posttest. The results obtained were that the knowledge of teenagers before the activity was carried out, namely that none of the teenagers had good knowledge, whereas after the counseling was carried out, there were 29 teenagers who had good knowledge. This shows that there is an increase in teenagers' knowledge about yoga to reduce primary hair pain.   ABSTRAK                 Menstruasi/haid merupakan proses pengeluaran darah dari uterus disertai serpihan  selaput dinding uterus pada wanita. Dismenore adalah menstruasi/haid yang mengalami nyeri di perut bagian bawah yang disebabkan oleh peningkatan  hormon prostaglandin, sehingga menyebabkan peningkatan kontraksi uterus dan vasokonstriksi pembuluh darah. Darah yang menuju uterus mengalami peningkatan, tetapi kecukupan oksigen tidak terpenuhi yang akhirnya menyebabkan nyeri. Nyeri haid dapat ditangani baik secara farmakologi ataupun non farmakologi. Salah satu pengobatan non farmakologi yaitu dengan melakukan yoga. Perempuan yang mengalami disminore cenderung aktivitasnya akan terganggu karena mengalami ketidaknyamanan, sehingga akan menghambat produksi hormon endorphin. Remaja putri di SMK Swadaya Temanggung ini ada beberapa siswi yang belum mengetahui dengan benar terkait yoga untuk membantu mengatasi nyeri haid primer. Oleh karena itu, tim tertarik untuk memberikan pemyuluhan tentang yoga untuk mengurasi nyeri haid primer di SMK Swadaya Temanggung. Tujuan dilakukan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan remaja bahwa nyeri haid dapat diatasi dengan menggunakan yoga. Tahapan yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian Masyarakat ini meliputi lima tahapan. Tahap satu tim menentukan respondennya, tahap kedua tim menentuka waktu pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat, tahap ketiga tim melakukan pretest tentang nyeri haid, tahap keempat tim memberikan penyuluhan tentang nyeri haid dan yoga untuk mengurangi nyeri haid primer, tahap kelima yaitu evaluasi dengan melakukan posttest. Hasil yang didapatkan bahwa pengetahuan remaja sebelum dilakukan kegiatan yaitu pengetahuan remaja tidak ada yang berpengatuan baik sedangkan setelah dilakukan penyuluhan, remaja yang berpengatahuan baik sejumlah 29 responden. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan pengetahuan remaja tentang yoga untuk mengurangi nyeri haid primer.
Optimalisasi Tumbuh Kembang Bayi dengan Stimulasi melalui Pijat Bayi Cahyaningrum; Hardyani
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 6 No. 1 (2024): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei 2024
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v6i1.3176

Abstract

Infancy is a golden period of growth and development, so optimal quality of growth and development is very important. Baby massage has various benefits such as increasing the frequency of breastfeeding, increasing the baby's weight, making the baby more relaxed, making sleep deeper and longer and can even increase immunity. baby's body. Furthermore, when parents massage their babies independently, at the same time the parents also provide auditory stimulation (hearing, by inviting the baby to talk while being massaged), visual stimulation (sight, by making eye contact while massaging) and so on. so that the bond between parent and baby becomes stronger. Based on this situation, we carried out community service activities about the importance of knowing baby massage and its various benefits, targeting parents who have babies aged 0-12 months. It is hoped that this activity can become a forum. in increasing parents' knowledge and skills in carrying out baby massage independently at home. After the service was carried out, all respondents or 10 (100%) answered correctly about the meaning of baby massage, the benefits of baby massage and when is the right time to do a baby massage, 10 respondents (100%) answered correctly about when massage can be done, 9 respondents (85.7%) answered correctly about contraindications for infant massage. Respondents understood baby massage techniques and began to do and practice them independently at home with video guidance on baby massage techniques provided by the community service team.   ABSTRAK                 Masa bayi adalah masa keemasan dalam pertumbuhan dan perkembangan, sehingga kualitas tumbuh kembang yang optimal sangatlah penting.. Pijat bayi memiliki berbagai manfaat seperti meningkatkan frekuensi menyusu, meningkatkan berat badan bayi, membuat bayi lebih relaks, membuat tidur lebih lelap dan lama bahkan dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi. Lebih jauh lagi, ketika orang tua memijat bayinya secara mandiri, pada saat yang sama orang tua juga melakukan stimulasi auditory (pendengaran, dengan mengajak bayi bicara saat dipijat), stimulasi visual (penglihatan, dengan mengadakan kontak mata saat memijat) dan lain-lain, sehingga ikatan (bonding) antara orang tua dan bayi semakin erat. Berdasarkan situasi tersebut, maka kami melakukan kegiatan pengabdian masyarakat tentang pentingnya mengenal pijat bayi beserta beragam manfaatnya dengan sasaran orang tua yang memiliki bayi usia 0-12 bulan. Diharapkan dengan kegiatan ini dapat menjadi wadah. dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam melakukan pijat bayi secara mandiri di rumah. Setelah di lakukan pengabdian, Seluruh responden atau  10 (100%) menjawab dengan benar tentang pengertian pijat bayi manfaat pijat bayidan  kapan waktu yang tepat untuk dilakukan pijat bayi sebanyak 10 responden (100%) menjawab dengan benar tentang kapan pemijatan dapat dilakukan, sebanyak 9 responden (85,7%) menjawab dengan benar tentang kontraindikasi dari pijat bayi. Respasponden memahami teknik pijat bayi dan mulai melakukan dan mempraktekkan secara mandiri di rumah dengan panduan video teknik pijat bayi yang diberikan tim pengabdian
Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. S Usia 25 Tahun G2P0A1 Banne Ringgi, Rina; Cahyaningrum
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 3 No. 2 (2024): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Comprehensive obstetric care with a Continuity of Care (CoC) approach is very important in an effort to reduce the Maternal Mortality Rate (AKI) and Infant Mortality Rate (AKB). This report reviews the implementation of obstetric care for Mrs. S, a 25-year-old mother, G2P0A1, at Balikpapan Baru Hospital, as part of an effort to improve the quality of maternal and infant health care. The maternal mortality rate in Indonesia in 2024 shows an increase to 4,482 cases, which are mostly caused by complications such as bleeding and hypertension in pregnancy. Data from East Kalimantan Province also shows an increase in AKI from 79 to 168 people between 2019-2021. Therefore, the implementation of CoC as a form of continuous care starting from pregnancy, childbirth, postpartum, newborn, contraceptive to  care is considered crucial. This report method uses an observational descriptive approach through case studies that include subjective and objective data collection, diagnosis enforcement, intervention planning and implementation, and evaluation and documentation in the form of SOAP. The authors were able to identify complications that may occur during pregnancy and make appropriate interventions to avoid serious consequences. The results of the report show that the implementation of CoC care is effective in reducing the risk of complications and improving the health of mothers and babies. Mrs. S received antenatal care in accordance with WHO standards, safe delivery, close monitoring during the postpartum period to prevent complications, and education about breastfeeding and the use of postpartum contraceptives. With this approach, complications can be prevented early, and positive outcomes can be achieved. This report underscores the importance of the CoC approach as part of modern midwifery practice to improve AKI and AKB numbers. The implementation of this model requires close collaboration between midwives, mothers, and health facilities to ensure optimal service sustainability. It is hoped that this report can be a reference for midwives in implementing continuous care and improving the quality of midwifery care in Indonesia.   Abstrak Asuhan kebidanan komprehensif dengan pendekatan Continuity of Care (CoC) sangat penting dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Laporan ini mengulas pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. S, seorang ibu berusia 25 tahun, G2P0A1, di Rumah Sakit Balikpapan Baru, sebagai bagian dari upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2024 menunjukkan peningkatan menjadi 4.482 kasus, yang sebagian besar disebabkan oleh komplikasi seperti perdarahan dan hipertensi dalam kehamilan. Data dari Provinsi Kalimantan Timur juga menunjukkan peningkatan AKI dari 79 menjadi 168 jiwa antara tahun 2019-2021. Oleh karena itu, implementasi CoC sebagai bentuk asuhan berkesinambungan mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, hingga pelayanan keluarga berencana dianggap krusial. Metode laporan ini menggunakan pendekatan deskriptif observasional melalui studi kasus yang mencakup pengumpulan data subjektif dan objektif, penegakan diagnosis, perencanaan dan pelaksanaan intervensi, serta evaluasi dan dokumentasi dalam bentuk SOAP. Penulis mampu mengidentifikasi komplikasi yang mungkin terjadi pada masa kehamilan dan melakukan intervensi yang tepat untuk menghindari dampak serius. Hasil laporan menunjukkan bahwa pelaksanaan asuhan CoC efektif dalam mengurangi risiko komplikasi dan meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Ny. S menerima perawatan antenatal yang sesuai dengan standar WHO, persalinan aman, pemantauan ketat pada masa nifas untuk mencegah komplikasi, dan edukasi mengenai pemberian ASI serta penggunaan kontrasepsi pascapersalinan. Dengan pendekatan ini, komplikasi dapat dicegah lebih dini, dan hasil positif dapat dicapai. Laporan ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan CoC sebagai bagian dari praktik kebidanan modern untuk memperbaiki angka AKI dan AKB. Penerapan model ini memerlukan kolaborasi erat antara bidan, ibu, dan fasilitas kesehatan untuk memastikan keberlanjutan pelayanan yang optimal. Diharapkan laporan ini dapat menjadi referensi bagi bidan dalam mengimplementasikan asuhan berkesinambungan dan meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan di Indonesia.
Asuhan Kebidanan Komplementer Model Continuity of Care (COC) pada Ibu T Umur 36 Tahun G3P2A0 di Balikpapan Lumbantoruan, Astuty; Cahyaningrum
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 3 No. 2 (2024): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Comprehensive obstetric care with a Continuity of Care (CoC) approach is very important in an effort to reduce the Maternal Mortality Rate (AKI) and Infant Mortality Rate (AKB). Mrs. T is a multi-stage where this pregnancy is at risk for malpopulation of the fetal position, postpartum hemorrhage. Mrs. T, a 36-year-old mother, G3P2A0, in Balikpapan, as part of efforts to improve the quality of maternal and infant health services. The maternal mortality rate in Indonesia in 2024 shows an increase to 4,482 cases, which are mostly caused by complications such as bleeding and hypertension in pregnancy. Data from East Kalimantan Province also shows an increase in AKI from 79 to 168 people between 2019-2021. Therefore, the implementation of CoC as a form of continuous care starting from pregnancy, childbirth, postpartum, to family planning services is considered crucial. This report method uses an observational descriptive approach through case studies that include subjective and objective data collection, diagnosis enforcement, intervention planning and implementation, and evaluation and documentation in the form of SOAP. The authors were able to identify complications that may occur during pregnancy and make appropriate interventions to avoid serious consequences. The results of the report show that the implementation of CoC care is effective in reducing the risk of complications and improving the health of mothers and babies. Mrs. T received antenatal care in accordance with WHO standards, safe delivery, close monitoring during the postpartum period to prevent complications, and education about breastfeeding and the use of postpartum contraceptives. With this approach, complications can be prevented early, and positive outcomes can be achieved. This report underscores the importance of the CoC approach as part of modern midwifery practice to improve AKI and AKB numbers. The implementation of this model requires close collaboration between midwives, mothers, and health facilities to ensure optimal service sustainability. It is hoped that this report can be a reference for midwives in implementing continuous care and improving the quality of midwifery services in Indonesia.   Abstrak Asuhan kebidanan komprehensif dengan pendekatan Continuity of Care (CoC) sangat penting dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Ny T merupakan  Multipara dimana kehamilan ini beresiko untuk terjadinya malpormasi posisi janin, perdarahan  pasca lahiran. Ny. T, seorang ibu berusia 36 tahun, G3P2A0, di Balikpapan, sebagai bagian dari upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2024 menunjukkan peningkatan menjadi 4.482 kasus, yang sebagian besar disebabkan oleh komplikasi seperti perdarahan dan hipertensi dalam kehamilan. Data dari Provinsi Kalimantan Timur juga menunjukkan peningkatan AKI dari 79 menjadi 168 jiwa antara tahun 2019-2021. Oleh karena itu, implementasi CoC sebagai bentuk asuhan berkesinambungan mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, hingga pelayanan keluarga berencana dianggap krusial. Metode laporan ini menggunakan pendekatan deskriptif observasional melalui studi kasus yang mencakup pengumpulan data subjektif dan objektif, penegakan diagnosis, perencanaan dan pelaksanaan intervensi, serta evaluasi dan dokumentasi dalam bentuk SOAP. Penulis mampu mengidentifikasi komplikasi yang mungkin terjadi pada masa kehamilan dan melakukan intervensi yang tepat untuk menghindari dampak serius. Hasil laporan menunjukkan bahwa pelaksanaan asuhan CoC efektif dalam mengurangi risiko komplikasi dan meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Ny. T menerima perawatan antenatal yang sesuai dengan standar WHO, persalinan aman, pemantauan ketat pada masa nifas untuk mencegah komplikasi, dan edukasi mengenai pemberian ASI serta penggunaan kontrasepsi pascapersalinan. Dengan pendekatan ini, komplikasi dapat dicegah lebih dini, dan hasil positif dapat dicapai. Laporan ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan CoC sebagai bagian dari praktik kebidanan modern untuk memperbaiki angka AKI dan AKB. Penerapan model ini memerlukan kolaborasi erat antara bidan, ibu, dan fasilitas kesehatan untuk memastikan keberlanjutan pelayanan yang optimal. Diharapkan laporan ini dapat menjadi referensi bagi bidan dalam mengimplementasikan asuhan berkesinambungan dan meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan di Indonesia.
Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. E Usia 24 Tahun G2P1A0 Nur Chasanah; Cahyaningrum
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 3 No. 2 (2024): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The high maternal and infant mortality rate requires Continuity of Care (COC)-based midwifery care starting from pregnant women, maternity, postpartum, neonatals, and family planning. Continuity of Care (COC) is a service that is achieved when there is a continuous relationship between a woman and a midwife. COC is a process in which patients and health workers are cooperatively involved in the management of health services continuously towards high-quality, cost-effective medical care. This care aims to provide comprehensive obstetric care as an effort to help, monitor, and detect the possibility of complications that  examinations and secondary data through the KIA Book, and this research starts from June – September 2024 research instruments using SOAP documentation. Based on the results of a comprehensive case study (Continuity Of Care) on Mrs. E from the third trimester of pregnancy, childbirth, postpartum period, newborn and neonates. Mrs. E is 28 years old G2P1A0. The delivery of Mrs. E took place at the Ibnu Sina Clinic, the postpartum period was normal, there was no abnormal bleeding, uterine contractions were good. In newborns, the results of anthropometric examinations were normal, and Mrs. E decided to use a birth control implant. It is hoped that the midwife profession in providing continuous midwifery care (continuity of care) will always implement midwifery management, maintain and improve competence in providing care in accordance with midwifery service standards.   Abstrak Masih tingginya angka kematian ibu dan bayi maka diperlukan asuhan kebidanan berbasis Continuity of Care ( COC) mulai dari ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan keluarga berencana. Continuity of Care (COC) adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan terus-menerus antara seorang wanita dengan bidan. COC adalah suatu proses dimana pasien dan tenaga kesehatan yang kooperatif terlibat dalam manageman pelayanan kesehatan secara terus menerus menuju pelayanan yang berkualitas tinggi, biaya perawatan medis yang efekfif. Asuhan ini bertujuan emberikan asuhan kebidanan secara komprehensif sebagai upaya untuk membantu, memantau, dan mendeteksi adanya kemungkinan timbulnya komplikasi yang menyertai ibu dan bayi pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus dan KB. Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. E dilakukan melalui kunjungan langsung dengan frekuensi kunjungan ANC 1 kali, kunjungan nifas 4 kali, kunjungan BBl 3 kali, serta kunjungan KB 1 kali. Metode dalam penelitian inimenggunakan metode pengumpulan data yaitumenggunakan  data primer melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan data sekunder melalui Buku KIA,  sertapenelitian ini dimulai dari bulan Juni – September 2024 instrumen penelitian menggunakan dokumentasi SOAP. Berdasarkan hasil studi kasus secaraKomprehensif (Continuity Of Care) pada Ny. E darikehamilan trimester III, persalinan, masa nifas, bayi barulahir dan neonates. Didapatkan Ny. E umur 28 Tahun G2P1A0. Persalinan pada Ny. E berlangsung di Klinik Ibnu Sina, masa nifas berlangsung normal tidak ada perdarahan yang abnormal, kontraksi uterus baik. Pada bayi baru lahir hasil pemeriksaan antropometri normal, dan Ny. E memutuskan untuk menggunakan KB Implant. Diharapkan profesi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care) selanjutnya selalu menerapkan manajemen kebidanan, mempertahankan dan meningkatkan kompetensi dalam memberikan asuhan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.
TANTANGAN MAHASISWA BARU DALAM MENYESUAIKAN DIRI DI LINGKUNGAN PERTEMANAN PROGRAM STUDI PGSD UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Qurrotu Aini; Cahyaningrum; Maulida Apriliska; Andika Adinanda Siswoyo
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 2 No. 12 (2024): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Desember
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/pnfykt11

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa baru Program Studi PGSD Universitas Trunojoyo Madura angkatan 2024 dalam proses adaptasi sosial. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan yang mereka hadapi serta menyusun strategi efektif untuk membantu proses adaptasi tersebut. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini melibatkan 29 responden yang dipilih melalui angket. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik reduksi, penyajian, dan verifikasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 69% mahasiswa mengalami kesulitan dalam adaptasi sosial, dengan faktor utama berupa keterbatasan komunikasi dan rasa tidak percaya diri yang cukup tinggi. Meskipun demikian, 82% responden berhasil membangun hubungan pertemanan yang dekat, dan 89,7% merasa bahwa keterampilan sosial mereka mengalami peningkatan sejak memasuki lingkungan kampus. Peran dosen, staf kampus, dan dukungan dari teman-teman SMA terbukti menjadi faktor pendukung yang signifikan dalam membantu adaptasi mahasiswa baru.Penelitian ini menekankan pentingnya dukungan dari institusi pendidikan, termasuk penyelenggaraan program orientasi yang efektif, sebagai langkah strategis untuk membantu mahasiswa baru mengatasi hambatan dalam adaptasi sosial dan memperkuat keterampilan interpersonal mereka.
Spotting dan Amenorea pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan: Spotting and Amenorrhea in Acceptors of 3 Monthly Injectable Birth Control Ana Riandari; Cahyaningrum; Masruroh
Journal of Holistics and Health Sciences Vol. 6 No. 2 (2024): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v6i2.442

Abstract

Injectable contraception is the contraception most frequently used by family planning acceptors. Injectable birth control contraception, especially the 3 month injection contraceptive, has side effects, including spotting and amenorrhea. Based on the results of a preliminary survey conducted at TPMB Ari Budiyanti Ciberem, Banyumas. The majority use 3-month injectable contraceptives. Based on the results of initial interviews with 5 acceptors of 3-month injections at TPMB Ari Budiyanti, 4 acceptors said they had used 3-month injection contraception for more than 1 year and had not experienced menstruation. But there is 1 The acceptor said that in the first month of use the acceptor experienced menstrual disorders in the form of spotting bleeding, then in the following month he did not experience menstruation. The aim of the research was to find out the description of menstrual disorders in 3-month injection contraceptive acceptors at PMB Ari Budiyanti Ciberem Banyumas. Quantitative descriptive research design. The population in this study were mothers who were acceptors of 3-month contraceptive injections at PMB Ari Budiyanti, totaling 206 acceptors. The sampling technique uses purposive sampling technique so that the number of samples is 198 acceptors at PMB Ari Budiyanti. The research instrument uses a master table. Data analysis uses univarate analysis in the form of frequency distribution. The research results showed that the majority of 3-month injectable contraceptive users experienced the side effect of amenorrhea as many as 169 respondents (85.4%) and experienced the side effect of spotting as many as 29 respondents (14.6%). From this research, the majority of respondents experienced amenorrhea, 169 respondents (85.4%) and 29 respondents experienced spotting (14.6%). Suggestions for health workers are to add to and develop existing knowledge, especially regarding the characteristics of 3-month contraceptive injection acceptors with spotting and amenorrhea.   ABSTRAK Kontrasepsi Suntik merupakan kontrasepsi yang paling sering digunakan oleh Akseptor KB. Kontrasepsi KB suntik khusunya KB Suntik 3 Bulan memiliki efek sampingantara lain  spotting dan Amenorea.  Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan di TPMB Ari Budiyanti Ciberem, Banyumas,  Berdasarkan hasil wawancara awal dengan 5 akseptor suntik 3 bulan di TPMB Ari Budiyanti, 4 akseptor mengatakan lebih dari 1 tahun menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan tidak mengalami menstruasi. Tetapi ada 1 akseptor mengatakan pada penggunaan bulan pertama akseptor mengalami gangguan menstruasi berupa perdarahan bercak, kemudian pada bulan berikutnya tidak mengalami menstruasi.tujuan penelitian adalah  Untuk mengetahui gambaran gangguan menstruasi pada akseptor KB suntik 3 bulan di PMB Ari Budiyanti Ciberem Banyumas. Desain penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang menjadi akseptor KB suntik 3 bulan di PMB Ari Budiyanti yang berjumlah 206 Akseptor. Teknik sampling menggunakan Teknik purposive sampling sehingga jumlah sampel adalah 198 Akseptor di PMB Ari Budiyanti. Instrumen penelitian menggunakan master table. Analisa data menggunakan Analisa univarat dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Sebagian besar pengguna KB suntik 3 bulan mengalami efek samping amenorea sebanyak 169 respoden (85,4%) dan mengalami efek samping spotting sebanyak 29 responden (14,6%). dari penelitian ini adalah sebagian besar responden mengalami amenorea sebanyak 169 responden (85,4%) dan yang mengalami spotting sebanyak 29 responden (14,6%). Saran untuk tenaga kesehatan yaitu dapat menambah dan mengembangkan ilmu yang sudah ada terutama mengenai karakteristik akseptor KB suntik 3 bulan dengan Spotting dan Amenorea.
Pendidikan Kesehatan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) bagi Ibu Nifas di RS PKU Muhammadiyah Temanggung Ucia Rorin; Ilya Wanawati; Ulya Sesa Febriani; Windayanti, Hapsari; Salafas, Eti; Cahyaningrum
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 6 No. 2 (2024): Indonesian Journal of Community Empowerment November 2024
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v6i2.3309

Abstract

Congenital hypothyroidism is a deficiency of thyroid hormones in the womb. The incidence of hypothyroidism worldwide is close to 1:3,000. The prevalence in East Asia currently varies from 1:1,000 to 1:6,467, so when viewed from the population, the number of babies with congenital hypothyroidism born each year is close to 40,000. The incidence of congenital hypothyroidism in Indonesia with a birth rate of around 5 million per year, is estimated at 1,765 to 3,200 babies with congenital hypothyroidism and 966 to 3,200 babies with transient congenital hypothyroidism due to iodine deficiency, born every year. Based on interviews conducted with postpartum mothers in the Shofa 1 Room at PKU Muhammadiyah Temangung Hospital, it was found that most postpartum mothers did not know about Congenital Hypoteroid Screening (SHK). The method of community service carried out is health education on Congenital Hypothyroidism (SHK) Screening with leaflet media and filling out pre and post-test questionnaires for postpartum mothers' knowledge about SHK, conducted from March 7-14, 2024 with a total of 25 respondents in the Shofa 1 Room. From this community service, it was found that most of the postpartum mothers had good knowledge as many as 22 people (95%), postpartum mothers with sufficient knowledge as many as 3 people (5%), and postpartum mothers with less knowledge as many as 0 people (0%).   ABSTRAK Hipotiroid kongenital merupakan kekurangan hormon tiroid sejak dalam kandungan. Kejadian hipotiroid di seluruh dunia prevalensinya mendekati 1 : 3.000. Prevalensi di Asia Timur saat ini bervariasi dari 1 : 1.000 sampai 1 : 6.467, sehingga bila dilihat dari jumlah penduduk maka bayi dengan hipotiroid kongenital yang lahir tiap tahun mendekati 40.000. Angka kejadian hipotiroid kongenital di Indonesia dengan angka kelahiran sekitar 5 juta per tahun, diperkirakan sebanyak 1.765 sampai 3.200 bayi dengan hipotiroid kongenital dan 966 sampai 3.200 bayi dengan hipotiroid kongenital transien karena kekurangan iodium, lahir setiap tahunnya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan  ibu nifas di Ruang Shofa 1 di RS PKU Muhammadiyah Temangung, didapatkan sebagian besar ibu nifas tidak mengetahui tentang  Skrining Hipoteroid Kongenital (SHK). Metode pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan adalah pendidikan kesehatan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) dengan media leaflet dan melakukan pengisian kuesioner  pre dan post test pengetahuan ibu nifas tentang SHK, dilakukan dari tanggal 7–14 maret 2024 dengan jumlah 25 responden di Ruang Shofa 1. Dari pengabdian masyarakat ini didapatkan sebagian besar ibu nifas memilki pengetahuan yang baik sebanyak 22 orang (95%), ibu nifas dengan pengetahuan yang cukup sebanyak 3 orang (5%) dan ibu nifas dengan pengetahuan kurang sebanyak 0 orang (0%).