Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Portraits of Graduates in Becoming Multilingual and Multicultural Citizens in the Context of Internationalization Abduh, Amirullah; Jayadi, Karta; Dunakhir, Samirah
International Journal of Language Education Vol. 5, No. 2, 2021
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/ijole.v5i2.21937

Abstract

The purpose of this paper was to investigate the portraits of graduates who have learned English as a foreign language on one hand, while maintaining Indonesian and local languages on the other. This study draws on poststructuralist notions of identity and language learning and uses a portraiture lens emphasising contexts and voice. This paper draws on data from semi-structured interviews and focus group interviews of five key participants relating their contextual backgrounds and their efforts to be bilinguals. Learning an additional language requires systemic and multifaceted overarching approaches over relatively long periods of time rather than a single strategy within a short period. These efforts have contributed them to beome multilingual and multicultural individuals.  Empirical evidence shows that situational factors such as language exposure and motivation play dominant roles to assists learners to be bilingual and biliterate individuals. The situational factors link closely to the exposure in terms of quantity and quality of experiences to the target language.  They are, nevertheless, valuable as portraits of learners.
Iyabelale as an Accompaniment to Magical Sleeping for Children in the Bugis Ethnic Groups of South Sulawesi Manggau, Arifin; Jayadi, Karta
The Journal of Educational Development Vol 6 No 3 (2018): October 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jed.v6i3.24243

Abstract

Lyabelale is a lullaby for children in Bugis community and is an activity that has been integrated into the community as a tradition to put children to bed. Lyabelale has a magical function for Bugis community in South Sulawesi because it contains cultural values in their life. For the Bugis ethnic groups, Lyabelale is a child's lullaby that serves as a means of magical ritual in the supporting community. This study aims to examine the magical rituals contained in Lyabelale. This research employed a qualitative method based on an interdisciplinary approach. The study was conducted in three areas where the people were from the Bugis, Bone, Soppeng, and Wajo ethnic groups in South Sulawesi. The results of this study indicate the following. Lyabelale consists of three elements of a magical ritual, namely (1) as a prayer consisting of a) an appeal to God Almighty that the child will be happy and successful in his/her life; b) a hope that the child is filial; c) mother's longing for the family member who is away from home; (2) as a treatment or therapeutic to reduce pain suffered by the child during his/her illness and to relieve the mother/grandmother’s longing for the member of the family who is away from home; (3) as a rejection of evil spirits that can disturb the child in doing his/her activities.
Kolase Barang Bekas untuk Kreativitas Anak (Taman Kanak-kanak Nurul Taqwa Makassar) Anwar, Citra Rosalyn; Jayadi, Karta; Manggau, Arifin
PEMBELAJAR: Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 1 April 2018
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.913 KB) | DOI: 10.26858/pembelajar.v2i1.5520

Abstract

Kreativitas sangat dibutuhkan karena banyak permasalahan serta tantangan hidup yang menuntut kemampuan adaptasi secara kreatif dan kepiawaian dalam mencari pemecahan masalah yang imajinatif.Anak kreatif dan cerdas tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan perlu pengarahan salah satunya dengan memberi kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas anak.Kemampuan kreativitas anak menjadi salah satu hal yang dikembangkan di pendidikan usia dini. Salah satu kegiatan yang menarik dan dapat mengembangkan kreativitas anak yaitu melalui pembuatan kolase dari barang bekasKegiatan kolase yang merupakan kegiatan berseni rupa  yang  diwujudkan  dengan  teknik  menempel  dan  menyusun  bahan  yang  disediakan. Pemilihan kegiatan  kolase  untuk  meningkatkan  kreativitas  anak  karena  dengan kegiatan  ini  anak dapat berkreasi sesuai dengan minat  masing-masing dan    menarik  bagi  anak, selain itu murah dan mudah  karena bahan-bahan tidak membutuhkan banyak  biaya, sebab  menggunakan  barang-barang  bekas yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar.  Tulisan ini merupakan sebuah hasil penelitian yang dilakukan di salah satu taman kanak-kanak di kota Makassar juga mengacu pada kajian terhadap berbagai literature, hasil penelitian yang berupa data-data serta berbagai teori  yang dihimpun. Data yang dihimpun dalam artikel ini berasal dari penelitian dan berbagai sumber yang ditelusuri dengan metode ilmiah kualitatifKata Kunci:         Kolase,Pendidikan anak usia dini,kreativitas,barang bekas
RITUAL MAPPACCI PADA UPACARA PERNIKAHAN DI KABUPATEN PINRANG Usman, Alwi Usra; Jayadi, Karta; A. Sakka, Abdul Rahman; Najamuddin, Najamuddin
Pepatudzu : Media Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan Vol 20, No 1 (2024): Volume 20, Nomor 1, Mei 2024
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univ. Al Asyariah Mandar Sulbar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/fkip.v20i1.4982

Abstract

This research aims to find out: (1) the procession of implementing mappacci in the Bugis tribe community, Pinrang Regency. (2) the symbolic meaning of the equipment used in the mappacci procession in the Bugis tribe community, Pinrang Regency. To achieve this goal, researchers used data collection techniques through observation, interviews and documentation. The data obtained from the research results were processed using qualitative analysis with a phenomenological approach to the Mappacci implementation procession in the Bugis Tribe community in Pinrang Regency and the symbolic meaning of the equipment used during the Mappacci implementation procession in the Bugis Tribe community in Pinrang Regency. Based on the results of this research, it shows that, (1) There are three stages in the process of implementing mappacci in the Bugis community of Pinrang Regency, the first stage is dio majeng and assa' demmeang, the second stage is barasanji and the last stage is mappacci. (2) There are nine pieces of equipment used during the mappacci procession in the Bugis community of Pinrang Regency, the first piece of equipment is henna leaves which symbolize purity, the second piece of equipment is a pillow which symbolizes comfort, the third piece of equipment is a silk sarong which symbolizes moral values, the fourth piece of equipment is banana leaves which symbolize continuity, the fifth equipment is rice which symbolizes development, the sixth equipment is candles which symbolize wisdom, the seventh equipment is jackfruit leaves which symbolize straightness, the eighth equipment is a pacci container which symbolizes unity and the last equipment is brown sugar and coconut which symbolize loyalty
KAJIAN BENTUK, MAKNA DAN FUNGSI KERIS TATARAPANG KESULTANAN BIMA SERTA SISTEM PEWARISANNYA Hadikusuma, Risman; Jayadi, Karta; Syahrir, Nurlina
Nuansa Journal of Arts and Design Vol 8, No 1 (2024): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/njad.v8i1.59157

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, makna, dan fungsi keris tatarapang Kesultanan Bima serta sistem pewarisannya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan survei deskriptif, yakni penelitian yang secara utuh terfokus pada objek yang diteliti dan menggambarkannya secara detail. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk utuh keris tatarapang Kesultanan Bima yaitu terdiri dari tiga rangkaian komponen utama yaitu uru (gagang), lapi (sarung) dan bila (bilah). Keseluruhan bilah keris tatarapang semuanya bergelombang, ada sebagian yang berpamor dan sebagian juga tidak berpamor. Makna simbolik keris tatarapang dapat ditinjau dari aspek bentuk, aspek warna material dan aspek penempatan. Makna yang terkonfirmasi dalam aspek bentuk meliputi bentuk ragam hias, bentuk bilah berluk dan bentuk pamor. Sedangkan makna keris tatarapang pada aspek warna material meliputi material emas dan material batu permata. Kemudian dari aspek penempatan meliputi posisi penempatan motif hias sang Bima pada gagang keris. Segala aspek yang disebutkan tersebut memiliki makna dan simbol perlambangan tertentu.. Disamping itu terkait fungsi keris tatarapang secara garis besar dikelompokkan menjadi tiga fungsi dasar yaitu fungsi teknomik, fungsi sosial dan fungsi religius. Fungsi teknomik digunakan sebagai senjata tikam, fungsi sosial keris tatarapang dijadikan sebagai penanda status jabatan pada kalangan pejabat kesultanan, kemudian untuk fungsi religus keris tatarapang lebih condong digunakan sebagai alat upacara keagaaman. Teruntuk sistem pewarisan bahwasannya keris tatarapang menggunakan tiga jenis sistem pewarisan yaitu sistem pewarisan tertutup melalui pertalian darah, sistem pewarisan terbuka melalui jalur rekomendasi dan sistem pewarisan kolektif. ABSTRACTThis research aims to describe the form, meaning and function of the Bima Sultanate keris tatarapang and its inheritance system. This research uses a type of qualitative research with a descriptive survey approach, namely research that is completely focused on the object being studied and describes it in detail. The results of this research show that the complete form of the Bima Sultanate keris tatarapang consists of three main components, namely uru (hilt), lapi (sheath) and bila (blade). The entire blade of the Tatarapang keris is all wavy, some have pamor and some also have no pamor. The symbolic meaning of the Tatarapang keris can be viewed from the shape aspect, material color aspect and placement aspect. Confirmed meanings in the form aspect include decorative shapes, curved blade shapes and prestige shapes. Meanwhile, the meaning of the Tatarapang keris in terms of material color includes gold material and gemstone material. Then, from the placement aspect, it includes the position of the Bima ornamental motif on the keris handle. All the aspects mentioned have certain meanings and symbols. Apart from that, the function of the Tatarapang keris is broadly grouped into three basic functions, namely technical function, social function and religious function. The technical function was used as a stabbing weapon, the social function of the Tatarapang keris was used as a marker of position status among Sultanate officials, then for the religious function the Tatarapang keris was more likely to be used as a religious ceremonial tool. Regarding the inheritance system, the Tatarapang keris uses three types of inheritance systems, namely a closed inheritance system through blood ties, an open inheritance system through the recommendation route and a collective inheritance system.
Transformasi Motif Ragam Hias Pada Rumah Tradisional Bugis di Kabupaten Bone, Soppeng dan Wajo Jayadi, Karta; Suyudi, Muhammad; Akmal, Muhammad Syafruddin
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 6 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i6.16400

Abstract

This study can be seen as an effort to preserve cultural heritage, particularly the various decorative motifs found in traditional Bugis houses in Bone, Soppeng, and Wajo regencies. Various decorative motifs can be found in different parts of traditional Bugis houses, each with its own meaning and significance. The aim of this research is to identify the various decorative motifs present in traditional Bugis houses in Bone, Soppeng, and Wajo regencies. It is also hoped that this research will clarify the philosophical meanings associated with these motifs, as well as their positions and placements. Additionally, understanding the transformation of the functions and positions of these decorative motifs in traditional Bugis houses is crucial. This understanding serves as a factor for stakeholders to identify these issues, so that these traditions can be better preserved and serve as a reminder to the social community. This research is a qualitative study, utilizing data collection techniques such as interviews, documentation, transcription, and literature study.
Analisis Semiotik Karikatur Mahmoud Abbas: Kritik Visual terhadap Hubungan Konsumerisme Global dan Konflik di Gaza melalui Representasi Coca-Cola Jayadi, Karta; Cahyadi, Dian
Tanra: Jurnal Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Dan Desain Universitas Negeri Makassar Vol 11, No 3 (2024): September - Desember
Publisher : Universitas Negeri makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/tanra.v11i3.64166

Abstract

Penelitian ini menganalisis karikatur karya Mahmoud Abbas yang menampilkan botol Coca-Cola dengan bayangan berbentuk peluru, menggunakan pendekatan semiotika. Melalui analisis ikonik, indeksial, simbolis, denotasi-konotasi, dan metafora visual, studi ini mengungkapkan bagaimana karikatur tersebut mengkritik hubungan kompleks antara konsumerisme global, kapitalisme, dan konflik regional. Botol Coca-Cola berfungsi sebagai ikon dan simbol kapitalisme global, sementara bayangan peluru menjadi indeks dan metafora visual untuk kekerasan. Interaksi antara elemen-elemen ini menciptakan narasi visual yang kuat tentang dampak tidak langsung dari konsumsi global terhadap konflik lokal. Penelitian ini mendemonstrasikan bagaimana analisis semiotik dapat mengungkap lapisan makna dalam karya visual, memungkinkan pemahaman yang lebih dalam tentang kritik sosial-politik yang disampaikan melalui karikatur.
PELATIHAN PENDALAMAN KEAKTORAN DENGAN METODE PERMAINAN TRADISIONAL BAGI SISWA UPT SPF SMPN 27 MAKASSAR Saputra, Andi Taslim; Ramli, Asia; Yatim, Heriyati; Jayadi, Karta; Baetal Mukadas, Andi
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 3, No 2 (2024): Juli-Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/srq.v3i2.66356

Abstract

UPT SPF SMPN 27 Makassar merupakan sekolah menengah pertama yang terletak di Kota Makassar Sulawesi Selatan. Sekolah ini memiliki aktivitas kesenian yang berkembang dan tumbuh secara signifikan setiap tahunnya. Ekositem kesenian yang dibangun mengadopsi segala bentuk atau jenis kesenian. Sehingga orientasi kesenian baik dalam konteks seni rupa, seni tari, seni musik, dan seni teater tidak memiliki dasar yang mendalam terhadap nilai-nilai lokalitas, hal yang paling ditinjau adalah fenomena pembelajaran teater. Tujuan pengabdian adalah untuk melatih pendalaman karakter dengan menggunakan permainan tradisional. Metode yang digunakan adalah analisis, perancangan, pengenalan dan implementasi, dan evaluasi. Pelatihan ini dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran, sarana refleksi, perubahan dan pengajaran berharga bagi peserta didik UPT SPF SMPN 27 Makassar. Pelaksanaan pelatihan dengan model pendampingan bagi peserta atau mitra agar pelatihan lebih aktif, kreatif dan menyenangkan. Pelaksanaan kegiatan tersebut adalah: (1) Merancang pelatihan teater melalui metode permainan tradisional Ma’benteng yang diperuntukkan materi pendalaman karakter, (2) laboratorium permainan tradisional pada pembelajaran teater dengan mengadopsi bentuk permainan tradisional ma’benteng, dan (3) melaksanakan kegiatan games berbasis permainan tradisional. Selain itu, pelatihan ini menghasilkan luaran sebagai berikut: (1) Mengurai persoalan dengan pendekatan teater yang menjadi patron serta meningkatkan nilai tradisional melalui pembelajaran teater berbasis seni teater (2) Video dokumentasi kegiatan (3): Menerbitkan artikel di Jurnal Sureq: Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain.
REKONSTRUKSI KARYA TARI PAKINANGAN SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN TRADISI ACEH Sukman, Fifie Febryanti; Airiansyah, Fitra; Saputra, Andi Taslim; Arifin, Irfan; Jayadi, Karta
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 3, No 2 (2024): Juli-Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/srq.v3i2.69570

Abstract

Penelitian ini membahas rekonstruksi Tari Pakinangan sebagai upaya pelestarian tradisi Aceh, khususnya kebiasaan menginang yang kian terlupakan di masyarakat. Tari Pakinangan dirancang untuk merepresentasikan nilai-nilai sosial, budaya, dan tradisi Aceh melalui pengolahan estetika gerak, konsep penari, musik, properti, serta rias dan busana. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan observasi, wawancara, dan studi literatur. Observasi dilakukan terhadap kebiasaan dan simbolisme tradisi Pakinangan, sementara wawancara melibatkan tokoh masyarakat yang memahami makna budaya tersebut. Studi literatur digunakan untuk mendukung proses analisis data dan pengembangan koreografi. Hasilnya adalah karya tari yang mengangkat aktivitas memakan sirih dan pinang sebagai simbol solidaritas sosial masyarakat Aceh. Musik tradisional, seperti rapa’i dan serune kalee, digunakan untuk memperkuat suasana naratif tarian. Properti yang dipilih, seperti tepak sirih dan dulang, melengkapi koreografi yang estetis dan bermakna budaya. Rekonstruksi ini menunjukkan bahwa sinergi antara lembaga pendidikan dan institusi kebudayaan mampu menciptakan inovasi seni yang relevan sekaligus menjadi media edukasi dan pelestarian budaya. Tari Pakinangan diharapkan dapat memperkenalkan kembali tradisi lokal kepada generasi muda dan masyarakat luas.
Optimalisasi Penggunaan Microsoft Rehearse with Coach melalui Sosialisasi dan Pelatihan bagi Guru dan Siswa di SMAN 1 Polewali Polman Jayadi, Karta; Novia, Lely; Akmal, Muh. Syarifuddin; Asfah, Indrawaty; Radhiyani, Fitri
PENGABDI PENGABDI: VOL. 5, NO.2 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pengabdi.v5i2.68538

Abstract

Abstrak.  Penggunaan teknologi dalam pendidikan semakin penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu alat yang dapat membantu guru dan siswa dalam meningkatkan keterampilan presentasi mereka adalah Microsoft Rehearse with Coach. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk mengoptimalkan penggunaan Microsoft Rehearse with Coach dengan memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada guru dan siswa SMAN 1 Polewali Polman. Kegiatan ini menggunakan empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan bantuan atau pendampingan. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa guru dan siswa telah memperbaiki keterampilan presentasi mereka. Dengan menggunakan fitur Microsoft Rehearse with Coach, guru dapat memberikan umpan balik yang bermanfaat kepada siswa mereka dan sementara siswa menunjukkan peningkatan kepercayaan diri dan kemampuan presentasi. Diharapkan bahwa kegiatan ini akan berfungsi sebagai contoh untuk sekolah-sekolah lain dalam mengintegrasikan teknologi.Kata Kunci: Microsoft Rehearse with Coach, PowerPoint, Pelatihan, Keterampilan Presentasi