Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Traces of Chinese Culture in Medan: A Study of Social History and Architecture Afriliani, Cindy; Siregar, Ribka Anggraiani Br; Pratiwi, Yessi Nanda; Kharomaandini, Rica; Lukitoyo, Pristi Suhendro
Riwayat: Educational Journal of History and Humanities Vol 8, No 3 (2025): July, Social Studies, Educational Research and Humanities Research.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jr.v8i3.46778

Abstract

This research aims to examine the traces of Chinese culture in the city of Medan through a social history and architectural approach, by highlighting how the Chinese community shapes, maintains, and represents its cultural identity within the urban space. The qualitative approach was used by field observation methods, in-depth interviews with community leaders and the Chinese young generation, as well as documentation studies of historical buildings and local archives. The results of the study show that the Chinese community in Medan has been present since the late 19th century and plays an important role in the fields of trade, education, and socio-religious life. Their cultural identity is manifested through the existence of religious foundations, educational institutions, and clan-based social structures. Architecturally, the community left behind a legacy of temples, shophouses, and Chinese-classical buildings scattered throughout the Kesawan area and its surroundings. However, many of these buildings have been converted or abandoned due to a lack of preservation regulations. In terms of the younger generation, it was found that there was a shift in cultural identity influenced by modernization and national integration. Although core cultural values are still maintained, the use of regional languages and ritual practices is beginning to decline. This research highlights the importance of preserving Chinese culture as part of the multicultural identity of the City of Medan. Therefore, preservation efforts need to involve partisan policies, cross-generational cultural education, and collective community awareness to maintain the diversity of cultural heritage.
Sejarah Dan Jejak Peninggalan Kesultanan Deli Ramlan Anri Sianturi; Maulana Ramadhan Silalahi; Intan Rezkinah; Pristi Suhendro Lukitoyo
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 4 No. 5: Agustus 2025
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v4i5.9315

Abstract

Kesultanan Deli berdiri sebagai salah satu kerajaan Islam terkuat di Sumatera, Indonesia, pada abad ke-17 sebagai negara yang diperintah oleh Gocah Pahlawan. Kesultanan ini menjadi pusat penyebaran Islam dan budaya Melayu, di tengah dinamika perubahan politik berupa pengaruh dari Aceh, Siak, dan penjajahan Belanda. Penelitian ini menggunakan metode observasi lapangan dan studi pustaka tentang peninggalan sejarah, strategi politik, dan akulturasi budaya yang muncul dari peninggalan Kesultanan Deli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesultanan ini menempuh pendekatan pragmatis dalam menjaga otonomi melalui, antara lain, kerja sama dengan investor Eropa dalam pengembangan perkebunan tembakau dan karet. Komoditas ini menjadi tulang punggung perekonomian dan juga membangun jaring patrimonial antara sultan, elit lokal, dan Belanda, yang memperkuat posisi politik Deli. Desain bergaya Eropa, Masjid Al-Mashun mencerminkan keseimbangan budaya dalam struktur kubahnya yang dirancang dalam tradisi Muslim dan bergaya Spanyol di pintu-pintunya. Sementara itu, Masjid Al-Osmani di Labuhan berdiri sebagai tanda toleransi melalui penggabungan ornamen Cina dan arsitektur India. Dalam istilah sosial, Serampang Dua Belas (tari) dan kegiatan keagamaan lainnya di masjid menandakan upaya untuk melestarikan identitas seseorang. Meskipun sekarang dianggap sebagai lembaga adat, perlu disebutkan bahwa Kesultanan Deli masih meninggalkan jejak pada tatanan politik dan budaya kontemporer di Sumatera, yang menunjukkan bagaimana nilai-nilai tradisional dapat disesuaikan dengan modernitas. Penelitian ini dimaksudkan untuk menunjukkan betapa pentingnya melestarikan warisan sejarah sebagai refleksi dinamika permanen di bidang sosial, politik, dan budaya.
Masyarakat Desa dan Budayanya : Studi Kasus Budaya Aron dan Kerja Tahun Ngerires di Desa Batukarang Kecamatan Payung Pristi Suhendro Lukitoyo; Salsa Bila Lubis; Nadilla Andrina; Indah Permata Sari; Bornok Hotmatua Situmeang
Jurnal Riset Rumpun Seni, Desain dan Media Vol. 4 No. 2 (2025): Oktober: Jurnal Riset Rumpun Seni, Desain dan Media
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurrsendem.v4i2.6389

Abstract

Village communities generally have a cultural system deeply rooted in traditional values passed down through generations. This system encompasses various aspects of life, including agriculture, which is the primary source of livelihood. In Batukarang Village, Payung District, Karo Regency, North Sumatra, local agricultural culture is reflected in two key practices that remain preserved to this day: the aron tradition and kerja tahun (year work). These traditions not only demonstrate how the community carries out agrarian-based economic activities but also demonstrate how social, spiritual, and cultural elements are interwoven within Karo agricultural practices. Aron is a local term referring to small groups or communities that assist each other in farming activities. This system serves as a form of mutual cooperation that strengthens solidarity among residents. In practice, aron groups typically work in rotation on other group members' fields. In addition to speeding up the work process, this system also strengthens social bonds and fosters a sense of togetherness within village life.
Jejak Sejarah : Perjalanan Kesultanan Langkat Sebagai Kerajaan Bercorak Islam Serta Peninggalan Sejarahnya Josefin Manalu; Jesika Febrianty Manalu; Anggi Johari Sitanggang; Izza Syafinas N HSB; Pristi Suhendro Lukitoyo
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 4 No. 5: Agustus 2025
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v4i5.9316

Abstract

Kesultanan Langkat merupakan salah satu kerajaan bercorak Islam yang berpengaruh di Sumatera Timur, dengan sejarah yang dimulai dari kerajaan Aru/Haru pada abad ke-13. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri jejak sejarah dan peninggalan bersejarah Kesultanan Langkat, serta peranannya dalam perkembangan ekonomi, politik, dan budaya di wilayah tersebut. Metodologi penelitian ini bersifat kualitatif, dengan metode pengumpulan data yang meliputi observasi, wawancara, dan tinjauan literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kesultanan Langkat memiliki berbagai peninggalan bersejarah, seperti Masjid Azizi, kolam peninggalan, dan Gedung Kerapatan yang kini menjadi museum. Kesultanan ini juga berperan penting dalam penyebaran Islam, pengembangan ekonomi melalui perkebunan dan pertambangan, serta menjalin hubungan politik dengan kerajaan-kerajaan lain dan pemerintah kolonial Belanda. Pengaruh Kesultanan Langkat masih terasa hingga saat ini, baik dalam aspek budaya maupun ekonomi, menjadikannya sebagai salah satu warisan sejarah yang signifikan di Indonesia.
Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Melalui Toleransi Umat Beragama di Kalangan Mahasiswa Salsabila, Salsabila; Tanjung, Yessi; Lukitoyo, Pristi Suhendro
Jurnal Media Komunikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 5 No. 1 (2023): April, Jurnal Media Komunikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Publisher : Program Studi PPKn Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Undiksha Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pancasila adalah dasar filsafat negara dan filosofis Bangsa Indonesia sehingga sudah menjadi keharusan moral untuk secara konsisten merealisakan dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan negara. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), terdapat beberapa jenis agama yang diakui melalui Undang-undang Administrasi Kependudukan (Adminduk) Nomor 24 Tahun 2013 yaitu Islam dengan rumah ibadahnya Masjid, Kristen Protestan dan Katolik dengan rumah ibadahnya Gereja, Hindu dengan rumah ibadahnya Pura, Buddha dengan rumah ibadahnya Vihara, dan Kong Hu Cu dengan rumah ibadahnya Litang/Klenteng. Setiap agama tersebut juga memiliki kitab suci, pembawa ajaran, simbol, dan hari raya masing-masing. Perbedaan tersebut adalah kekayaan bangsa dimana para penganut agama yang berbeda bisa saling menghargai atau menghormati, saling belajar, saling menghormati serta memperkaya dan memperkuat nilai-nilai keagamaan dan keimanan masing-masing, dengan menerapkan nilai Pancasila yang termaktub dalam sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah data terkait dengan bagaimana pandangan mahasiswa terhadap toleransi agama. Penelitian ini juga menggunakan metode analisis deskriptif dengan menyebarkan survei untuk menggali informasi dari para responden, yaitu mahasiswa Universitas Negeri Medan sebanyak 10 orang.
Persepsi Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan tentang Penggunaan Aplikasi TikTok sebagai Media Pembelajaran Sejarah Lukitoyo, Pristi Suhendro; Pratiwi, Dwita; Pandiangan, Meliana; Siregar, Anisa Rahmadani; Br. Nababan, Evi Syahrina
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 3 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i3.10730

Abstract

Teknologi dan informasi masa kini menuntut manusia untuk lebih kreativitas dan melangkah semakin maju. Sama halnya dengan sistem pendidikan yang wajib melakukan perubahan dalam sistem pengajarannya sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan dari para mahasiswa Universitas Negeri Medan jurusan Pendidikan Sejarah tentang banyaknya tenaga pendidik yang memanfaatkan aplikasi TikTok sebagai media pembelajaran sejarah untuk berinovasi mengikuti perkembangan era digital. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yang di mana data diperoleh melalui pengamatan terhadap konten edukasi sejarah di TikTok serta wawancara yang dilakukan secara langsung kepada beberapa mahasiswa Pendidikan Sejarah di Universitas Negeri Medan yang dipilih dari setiap angkatan untuk menyampaikan pendapatnya. Data tersebut nantinya akan dianalisis dengan menggunakan metode teknik reduksi, penyajian data serta penafsiran data. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan data sebanyak 75% dari para mahasiswa/i setuju bahwa menjadikan konten TikTok edukasi sejarah sebagai media pembelajaran adalah cara yang efektif guna lebih menarik minat belajar sejarah. Penelitian ini diharapkan bisa menambah ilmu dan pengetahuan demi kebermanfaatan peneliti serta pendidik dan para pihak yang terlibat.
PERKEMBANGAN GEREJA KATOLIK ST.THERESIA LISIEUX DI KOTA SIBOLGA TAHUN 1932-2008 Maria, Sylvia; Lukitoyo, Pristi Suhendro; Muris, Dwiki Pamungkas; Salsabil, Tiara
Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 8 (2023): Puteri Hijau: Jurnal Pendidikan Sejarah (Special Issues)
Publisher : Department of History Education, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ph.v8ix.51658

Abstract

Regarding the background of the establishment of the Catholic Church of ST. Theresia Lisieux was started when the mission of the Catholic Church began in the last century, when colonialism reached its peak and modern capitalism began to exist in this region, since the arrival of Fr. Chrysologus Timmermans from Sevenbergen came to the Sibolga region to carry out missions in establishing the parish of Sibolga. The development of the founding of the Catholic Church of ST. Theresa Lisieux can be seen from the increase in the number of Catholics in the Catholic Church of ST. Theresa Lisieux, from 70 Catholics in 1932 to 208,212 at the end of 2008. And the development of the founding of the Catholic Church of ST. Theresa can also be seen from this church building which was originally a house purchased by Father Timmermans which was originally used as a chapel as a place of worship in 1929, and in 1932 the Church building was built. The existence of the Catholic Church of ST. Theresia Lisieux in Sibolga City has a positive impact on Catholics. The impact of the establishment of the Catholic Church is covering the fields of education, social, and economic. In the field of education, namely the establishment of People's Schools, kindergartens, elementary schools, junior high schools, and high schools, which were founded by sisters sent by missionaries. In the social sector, namely Visiting FKUB Sibolga City, OMK Solidarity Action sharing with the Elderly, Gotong Royong welcoming the birthday of the Cathedral. In the economic sector, there are CU Sejati and Efata Shopp services in the church environment.
Pemahaman dan Pembinaan Norma Sopan Santun Melalui PPKn Pada Anak Sekolah GBI Sukma Medan Sihombing, Rizky Agassy; Hutagalung, Jennie Febrina; Lukitoyo, Pristi Suhendro
Jurnal Kewarganegaraan Vol. 18 No. 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Department of Pancasila and Civic Education, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jk.v18i1.20869

Abstract

AbstractThe purpose of this study was to determine the understanding and guidance that is suitable to be implemented in the norms of courtesy through Civics learning in Sunday school children at GBI Sukma Medan. The research method used is a descriptive qualitative method, data collection techniques using observation, interview and documentation techniques. The object of this research is the activity of fostering norms of courtesy in Civics learning through storytelling techniques. The study population was all children of the Sunday school at GBI Sukma Medan, which consisted of class III-VI. The data collection instrument is the researcher himself with the help of observation guidelines and interview guidelines. The results obtained from the data analysis found that Sunday school children at GBI Sukma Medan did not understand the concept of the norms of courtesy and the application of the norm values of courtesy in daily life through Civics learning that they had previously learned. ------------- AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman dan pembinaan yang cocok dilaksanakan dalam norma sopan santun melalui pembelajaran PPKn pada setiap anak sekolah minggu GBI Sukma Medan. Metode penelitian yang akan digunakan adalah dengan metode deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi secara menyeluruh. Objek dalam penelitian ini adalah kegiatan pembinaan terhadap norma sopan santun dalam pembelajaran PPKn dengan teknik bercerita. Adapun populasi penelitian ini adalah seluruh anak-anak sekolah minggu GBI Sukma Medan yang dimana terdiri dari kelas III-VI. Instrumen dalam pengumpulan data dengan cara peneliti sendiri dengan bantuan pedoman observasi serta pedoman wawancara. Adapun hasil yang diperoleh dari analisis data yang ditemukan, menyatakan bahwa anak-anak sekolah minggu GBI Sukma Medan kurang memahami mengenai konsep norma sopan santun serta dalam penerapan nilai norma sopan santun dalam kehidupan sehari-hari melalui pembelajaran PPKn yang telah mereka pelajari sebelumnya.
EKSISTENSI TRADISI PANGGUNI UTTIRAM INDIA TAMIL SEBAGAI BENTUK KEBERAGAMAN KULTUR DI LUBUK PAKAM Lukitoyo, Pristi Suhendro; Tanjung, Samsidar; Sormin, Saucas Alhakiki; Irmayanti, Levia
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 7 No. 4 (2024): Special Issue Vol. 7 No. 4 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i4.37501

Abstract

Keberagaman di Indonesia sudah tampak sejak dulu. Adanya dominasi etnis tertentu di sebuah daerah menunjukkan Indonesia sangat beragam. Komunikasi dan interaksi yang terjadi antara beberapa bangsa yang beragam akan tercipta komunikasi lintas budaya yang menghasilkan keberagaman budaya Di Kampung Lubuk Pakam, terdapat salah satu etnis, yaitu India. Kehadiran suku India Tamil di Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang ini telah memperkenalkan kebudayaan tradisi Pangguni Uttiram yang merupakan perayaan religi Hindu Tamil yang berasal dari India Selatan dan Tradisi ini sudah berlangsung sejak tahun 1880 Masehi bersamaan dibangunnya kuil Shri Thendayudabani di Lubuk Pakam. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian yakni melalui wawancara, observasi, kepustakaan (library research) beberapa artikel dan jurnal yang relevan. Hasil penelitian yang telah dilakukan ini adalah : Pemahaman tentang Tradisi Pangguni Uttiram yang dibawa oleh masyarakat Suku Tamil di Lubuk Pakam, selain itu penelitian ini juga memberikan pemahaman tentang keberagaman budaya dengan adanya dominasi etnis tertentu di sebuah daerah.