Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Review : Formulasi Sediaan In-situ gel Oftalmik dengan Menggunakan Kombinasi basis Poloxamer 407 dan HPMC NATASYA WILONA; Ade Zuhrotun
Farmaka Vol 15, No 2 (2017): Suplemen
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (853.32 KB) | DOI: 10.24198/jf.v15i2.13133

Abstract

In-situ gel adalah larutan polimer transparan sederhana yang merupakan cairan pada kondisi penyimpanan, namun diubah menjadi gel viskoelastis setelah dimasukkan ke dalam mata karena sifat transisi fasa dari polimer. Diantara polimer insitu gel yang biasa digunakan adalah poloxamer 407 (P407). In-situ gel menggunakan kombinasi  Poloxamer 407  dan  HPMC diketahui dapat meningkatkan waktu tinggal pra-kornea dan dapat menurunkan frekuensi pemberian bentuk sediaan. Ada dua formula kombinasi basis poloxamer dan HPMC yang baik pada formula pertama yaitu poloxamer 17,5% dan HPMC 0,5% , 0,75% dan 1% dan pada formula kedua yaitu poloxamer 15% dan HPMC 2% dan 3%. Berdasarkan review, formula terbaik yaitu pada formula satu dengan konsentrasi poloxamer 17,5% dan HPMC 0,5%.Kata kunci : in-situ gel, Poloxamer 407 , HPMC , Kombinasi , Formula
POTENSI Theobroma cacao L. SEBAGAI ANTIBIOTIK ALAMI NIDA ISTI`AZAH; Ade Zuhrotun
Farmaka Vol 17, No 1 (2019): Farmaka (Supplemen)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.781 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i1.22123

Abstract

Penyakit infeksi masih sering terjadi di masyarakat, diantaranya yaitu infeksi saluran pernapasan, diare, dan tuberkulosis termasuk kedalam 10 besar penyakit penyebab kematian terbanyak di dunia. Sampai saat ini pengobatan yang digunakan untuk infeksi adalah antibiotik. Tetapi penggunaan obat antibiotik yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan indikasi dapat menyebabkan masalah resistensi antibiotik. Pada skala global, resistensi antibiotik membunuh 700.000 jiwa setiap tahunnya. Review ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi salah satu tumbuhan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai antibiotik alami. Metode yang digunakan adalah difusi agar dengan melihat Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan diameter hambat. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa beberapa bagian tumbuhan coklat (Theobroma cacao L.) terbukti memiliki aktivitas antibakteri dan ekstrak etanol kulit batang memiliki potensi paling kuat dalam menghambat pertumbuhan beberapa bakteri pada konsentrasi 100 mg/ml.
REVIEW ARTIKEL: BEBERAPA TANAMAN YANG MEMILIKI AKTIVITAS ANALGESIK SECARA IN VIVO Muhammad Rizky Fauzan; Ade Zuhrotun
Farmaka Vol 17, No 1 (2019): Farmaka (Februari)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.085 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i1.20691

Abstract

Masyarakat banyak menggunakan obat sebagai pilihan mereka untuk mengurangi rasa nyeri. Obat yang digunakan bisa dipilih yang secara sintesis atau tradisional (herbal). Obat sintesis dipercaya dapat bekerja cepat dan pastinya sudah banyak penelitian bahwa pasti dapat menghilangkan nyeri. Tetapi memiliki efek samping dan harga yang lebih mahal dibandingkan obat tradisional dari tanaman herbal. Kebutuhan untuk mengetahui lebih lanjut tentang tanaman yang bekerja sebagai analgesik dapat dibutuhkan oleh masyakat. Terlepas dari obat sintetis, tanaman herbal sudah tersebar luas diberbagai daerah. Berdasarkan beberapa penelitian, terdapat berbagai tanaman herbal yang memungkinan untuk digunakan dalam mengurangi rasa nyeri. Dalam tulisan ini, merupakan upaya dengan tujuan memberikan gambaran umum mengenai berbagai tanaman herbal tertentu yang dapat digunakan bersama dengan beragam dosis yang telah dipelajari mengenai aktivitas analgesiknya.Kata Kunci: Nyeri, Analgesik, Tanaman Herbal.
POTENSI KHASIAT OBAT TANAMAN MARGA PIPER : Piper nigrum L., Piper retrofractum Vahl., Piper betle Linn., Piper cubeba L. dan Piper crocatum Ruiz & Pav Rain Kihara Boangmanalu; Ade Zuhrotun
Farmaka Vol 16, No 3 (2018): Suplemen (September)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.297 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i3.17699

Abstract

Piper, the genus of Piperaceae family recorded up to date is about 4226 plant species. These plants are widely known as spices, medicinal plants and ornamental plants. The use of Piper plants as an empirical base is widely known in Indonesia. This review was done by collecting the evidence base of efficacy and information from various sources or any kind of literature on the pharmacological activities of several piper plants. The data obtained is then displayed in the form of descriptions and tables. Based on the review, it is known that there are five plants that have the potential to be developed into traditional medicine. Five species of piper genus were Piper nigrum L., Piper retrofractum Vahl, Piper betle Linn, Piper cubeba L. and Piper crocatum Ruiz & Pav have been widely used in empirical usage in the community, have been shown to have enormous benefits based on various studies. In general, pharmacological activities of these five plants are as antibacterial and antifungal. The results of this review can be utilized to further convince the community in the use of five plants as well as the development of raw materials of traditional medicine.
ARTIKEL TINJAUAN: PRAKTIK ANTAR PROFESI KESEHATAN PADA IBU HAMIL DALAM MEMPEROLEH PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH UJUNG BERUNG, BANDUNG FITRIA CITRA AYU; Ade Zuhrotun
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.835 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17689

Abstract

Jumlah pernikahan muda di Indonesia menempati urutan ke-37 di dunia dan urutan kedua tertinggi di ASEAN. Hal ini menjadikan pernikahan muda adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan permasalahan kesehatan reproduksi. Kehamilan pada remaja dapat menyebabkan kelahiran bayi prematur, berat badan bayi lahir rendah (BBLR), pendarahan persalinan hingga menyebabkan kematian ibu dan bayi. Oleh karena itu diperlukan adanya pelayanan kesehatan oleh profesi tenaga kesehatan yang kompeten sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengulas praktik antar profesi pada ibu hamil dalam memperoleh pelayanan kesehatan di wilayah Ujung Berung, Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian observasional berdasarkan hasil rekap resep oleh dokter spesialis kandungan di Apotek A pada bulan Januari hingga Agustus 2017. Data yang direkap meliputi identitas pasien, nama dan jumlah obat yang diresepkan yang selanjutnya dianalisis menggunakan aplikasi Microsoft Excel. Berdasarkan hasil penelitian, dari 272 kunjungan pasien dokter spesialis sebanyak 80,51% pasien hamil melakukan pemeriksaan pada dokter spesialis kandungan di Apotek A. Dan sebanyak 35,29% memenuhi cakupan K1 (kunjungan pertama); 1,47% memenuhi cakupan K4 (pelayanan antenatal lebih dari empat kali); dan 63,24% melakukan pemeriksaan sebanyak 2 hingga 3 kali oleh profesi tenaga kesehatan. Hal ini didukung dengan adanya kontribusi antar profesi yang ada di Apotek A yaitu antara apoteker, dokter spesialis kandungan dan perawat yang memiliki pengetahuan dan penguasaan terhadap tugas yang baik, sikap disiplin dan komunikasi efektif. Kata kunci: Kehamilan, apoteker, dokter, perawat, antenatal care
REVIEW: POTENSI TETRADOTOKSIN SEBAGAI PENGGANTI ANESTESI LOKAL RUTH MICHELLEE PARDEDE; ADE ZUHROTUN
Farmaka Vol 16, No 3 (2018): Suplemen (September)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2071.88 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i3.17766

Abstract

Tetradotoksin adalah neurotoksin yang larut dalam air dan stabil terhadap panas yang belum ada penawarnya. Tetradotoksin dapat ditemukan di biota laut seperti ikan buntal, kepiting, gurita cincin biru. Namun, tetradotoksin tidak disintesis secara langsung oleh hewan-hewan tersebut melainkan berasal dari lingkungan luar seperti bakteri. Review ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai tetradotoksin yang dapat digunakan sebagai anestesi lokal. Metode yang digunakan dengan studi literatur berupa buku, jurnal nasional dan jurnal internasional mengenai topik yang terkait. Tetradotoksin memiliki mekanisme sama seperti anestesi lokal yaitu dengan blokade ion natrium (Na+) sehingga tidak ada potensial aksi. Adanya reaksi-reaksi yang tidak diinginkan dari anestesi lokal yang biasa digunakan seperti alergi, mengantuk bahkan seizure membuat penggunaan tetradotoksin menjadi pertimbangansebagai kandidat penggantinya.
REVIEW : PENGGUNAAN METODE ANALISA DALAM PENGUJIAN KANDUNGAN ZAT BERBAHAYA DALAM KOSMETIKA RIZQA NURUL AULIA; Ade Zuhrotun
Farmaka Vol 19, No 3 (2021): Farmaka (November)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v19i3.34394

Abstract

Kosmetik merupakan sediaan yang produknya paling banyak digunakan oleh masyarakat disemua kalangan mulai dari bayi hingga dewasa. Kosmetik digunakan pada bagian luar tubuh sebagai barang yang dimaksudkan untuk membersihkan, mempercantik, mempromosikan daya tarik, atau mengubah penampilan. Namun, tidak jarang ditemukan zat-zat berbahaya yang terkandung dalam kosmetik, sehingga perlu dilakukannya pengujian terhadap zat berbahaya dalamnya. Review ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait metode analisa yang tepat untuk mengidentifikasi zat berbahaya yang terkandung dalam kosmetik. Metode yang digunakan yaitu dengan studi literatur review artikel. Hasil dari review yang telah dilakukan yaitu masih banyak zat berbahaya yang terdapat dalam kosmetik diantaranya merkuri, timbal, cadmium, arsenic, bismuth, dan titanium, pewarna tekstil, asam retinoat dan alcohol yang ditambahkan berlebih. Zat –zat berbahaya ini dapat diidentifikasi dengan berbagai metode analisa diantaranaya AAS, FAAS, ICP-AES, ICP-MS, LCMS, Spektrofotometri Uv-Vis, KLT, dan Gas chromatography.Kata Kunci : Kosmetik, zat berbahaya, metode analisa
Characterization And Acute Toxicity Test Of Black Garlic Ethanol Exctract Based On OECD Ellen Stephanie Rumaseuw; Yoppi Iskandar; Eli Halimah; Ade Zuhrotun
Interest : Jurnal Ilmu Kesehatan INTEREST: Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 10 Number 2 Year 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37341/interest.v0i0.379

Abstract

Background: Garlic (Allium sativum, L) was used empirically by the ancestors as a useful plant for hypercholesterolemia. The processed garlic product, namely black garlic, has gone through an optimal heating process at a temperature of 70oC for 21 days. Black garlic can become a standardized herb if it has been through characterization and toxicity tests. Methods: The characterization test is known by measuring several general standard parameters of Indonesian extracts. Acute toxicity test was carried out by dividing 5 treatment groups namely negative control, group I (5 mg/kg BW), group II (50 mg/kg BW), group III (300 mg/kg BW), group IV (2000 mg/kg BW). Results: The results showed that the standardization of black garlic extract has a drying shrinkage content of 7.24%, a water content of 8.8%, a total ash content of 4.79%, an acid insoluble ash content of 1.52%, a water soluble extract content of 7.47% and an ethanol soluble extract content of 9.3% which is still into the Indonesian herbal pharmacopoeia standard and the administration of black garlic ethanol extract caused mild toxic symptoms during the acute toxicity test and obtained LD50 values > 2000 mg/kg BW. Conclusion: Characterization of black garlic extract according to standardization parameters of Indonesian plant extracts and administration of ethanolic extract of black garlic has an LD50 value > 2000 mg/kg BW which is included in category 5 in the OECD.
Antitumor Activity of Soursop (Annona muricata L.) Leaves On Prostate Cancer Cell Line Ade Zuhrotun; Rizky Abdullah; Meiliana Thamrin; Resti Febriliza
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 38 No. 2 (2013)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Soursop (Annona muricata L.) leaves were used as a traditional drug for many diseases such as cancer.  Statistical data from one cancer hospital in Jakarta in the period of 2005 and 2007 showed that prostate cancer has become one of ten common cancer cases in ambulatory patients. This research was conducted to investigate the potency of an herbal drug for prostate cancer. The soursop leaves were extracted by maceration and fractionated by liquid-liquid extraction. The activity of all samples was then tested by Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) and MTT assay using prostate cell line, LNCaP. The result showed that soursop leaves extract and all fractions had a cytotoxic activity to Artemia salina L. larvae (LC50<1000 ìg/ml). The MTT assay showed that soursop leaves extract, n-hexane and ethyl acetate fractions had a proliferative effect to LNCaP cell line (IC50<350 ìg/ml). Whereas, water fraction had no effect up to 400 ìg/ml. Ethyl acetate fraction showed the best antitumor activity because its LC50 and IC50 values were the lowest. It can be suggested that soursop leaves showed antitumor activity and had a prospective to be developed as herbal drug for prostate cancer therapy.Keywords: Soursop leaves, Annona muricata L., Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), LNCaP AbstrakDaun sirsak (Annona muricata L.) banyak digunakan dalam pengobatan tradisional untuk berbagai macam penyakit seperti kanker. Berdasarkan data statistik dari salah satu rumah sakit kanker di Jakarta pada periode 2005 hingga 2007, menunjukkan bahwa kanker prostat telah menjadi 1 dari 10 macam kasus kanker yang umum diderita oleh pasien ambulatori. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki potensi dari obat herbal untuk kanker prostat. Daun sirsak diekstraksi dengan cara maserasi dan fraksinasi menggunakan ekstraksi cair-cair. Aktifitas dari keseluruhan sampel kemudian diuji menggunakan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dan uji MTT dengan kultur sel kanker, LNCaP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak dan seluruh fraksinya memiliki aktifitas sitotoksik terhadap larva Artemia salina L. dengan LC50<1000 ìg/ml. Hasil dari pengujian MTT menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak dari fraksi n-heksana dan etil asetat memiliki efek proliferatif pada kultur sel LNCaP (IC50 < 350 ìg/ml). Sedangkan fraksi air dari daun sirsak hingga konsentrasi 400 ìg/ml tidak menunjukkan adanya efek yang sama. Fraksi etil asetat menunjukkan aktivitas antitumor yang paling baik karena memiliki nilai LC50 dan IC50 yang paling rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa daun sirsak menunjukkan adanya aktivitas antitumor dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat herbal untuk terapi kanker prostat.Kata kunci : Daun sirsak, Annona muricata L., Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), LNCaP
Subchronic Toxicity of Ethanol Extract of Syzygium polyanthum (Wight) Walp. Leaves on Wistar Rat Sri Adi Sumiwi; Ade Zuhrotun; Rini Hendriani; Mochamad Rizal; Jutti Levita; Sandra Megantara
The Indonesian Biomedical Journal Vol 11, No 1 (2019)
Publisher : The Prodia Education and Research Institute (PERI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18585/inabj.v11i1.458

Abstract

BACKGROUND: Previous works indicated various pharmacology activities of bay plant (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.), however only few studies investigated its toxicity. This work was aimed to study the subchronic toxicity of ethanol extract of this plant.METHODS: White Wistar rats were divided into 4 groups and were treated with 2% of Arabic gum (PGA) suspension, 1000 mg/kg of body weight (BW), 400 mg/kg of BW and 100 mg/kg of BW, respectively. The animals were observed on their body weight, hematology, clinical biochemistry parameters, organ index and histopathology.RESULTS: Flavonoids, tannins, polyphenols, saponins, quinones, monoterpenes and sesquiterpenes were detected in dried leaves and ethanol extract of bay plant. An increase of body weight in male and female groups treated with dose 100 and 400 mg/kg BW compared to controls, was observed. Moreover, there was an increase of white blood cell (WBC) in male and female groups treated with S. polyanthum extracts compared to controls, whereas a decrease of red blood cell (RBC) was observed in male groups treated with S. polyanthum extracts in dose-dependent manner compared to control. No significant changes of RBC were seen in female groups, haemoglobin values were not altered by extract treatment. Photomicrographs of liver, kidney, lungs, heart and spleen histopathology of male and female S. polyanthum extract-treated groups showed no significant alteration compared to controls.CONCLUSION: Our study revealed that S. polyanthum extracts does not show toxicity on the body weight, hematology, creatinine and serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT), but fatty liver and necrosis are observed in female rats. This result can be beneficial for plant-based drug discovery, particularly this study provides information about the safety of S. polyanthum to be further developed as candidate of phytopharmaceutics.KEYWORDS: bay plants, salam leaves, hepatotoxicity, necrosis, SGOT, SGPT
Co-Authors Abdullah, Rizky Afinasari, Auliya Agni Nur Amalia Aliya Nur Hasanah Amatulloh, Asyifa Anastasya, Gracia Anis Yohana Chaerunisaa, Anis Yohana Annisa Abdiwijaya Qaromah Apriali, Kirka Dwi Apriani, Elsa Fitria Asep Maulana Ishak Asri Peni Wulandari Aulia, Safira Azzahra, Ratu W. Bagas Adi Prasetya Nugraha Chaniago, Rahadatul Aisy Dede Jihan Oktaviani Desi Harneti Putri Huspa Devani Olivia Winardi Dewi, Sumartini Dian Amalia Maharani Driyanti Rahayu Eli Halimah Ellin Febrina Enny Rohmawaty Farah Mufidah Febriani, Mariska Febriliza, Resti Fikri Nazaruddin Firdaus, Muhammad Fahd FITRIA CITRA AYU Franatalia Sinaga Hadad, Nur Diana Hafidh Beta Arif Putra HARUMI ANANDA Hesti Lina Wiraswati Iyan Rifky Hidayat Iyan Sopyan Jessyca Sirait Jutti Levita Karen Kezia Lolowang LUTHFI HARGO SIWI Maryam Hasymia Ishmatullah MEGANTARA, SANDRA Meiliana Thamrin Mochamad Rizal Muchtaridi Muchtaridi Muhammad Begawan Bestari Muhammad Rizky Fauzan NATASYA WILONA Neli Neli Nenny Agustanti NIDA ISTI`AZAH Nisa Amalia Nurhanifah Puspitadewi NURUL KARTIKA HANDAYANI Permata, Shinta Putri Nur Fauziyah Raden Ajeng Nursamtari Rahmawati, Adira Rain Kihara Boangmanalu Rania Aisha Nuralisa Resti Febriliza Rezsitta Oknine Husein Rimadani Pratiwi Rini Hendriani Rizky Abdullah RIZQA NURUL AULIA Rosdianto, Aziiz Mardanarian Rr. Sulistiyaningsih Rumaseuw, Ellen Stephanie RUTH MICHELLEE PARDEDE Saragih, Winda A. M. Savira Ekawardhani Shafa Nurul Fadilah Shella Widiyastuti Sitinjak, Bernap D. P Sri Adi Sumiwi Sri Agung Fitri Kusuma, Sri Agung Syahla Afaaf Alliyah Tavira, Zulfa Thamrin, Meiliana TINA ROSWATI ROSTINAWATI, TINA ROSWATI Usman, Hermin A. Wensa, Lena Wijaya, Muhammad Palar Wulantresna, Dewi Yoga Windhu Wardhana Yoppi Iskandar