Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Penegakan Hukum terhadap Jarimah Zina di Wilayah Hukum Kabupaten Bener Meriah Syuhada; Malahayati
Cendekia : Jurnal Hukum, Sosial dan Humaniora Vol. 2 No. 3 (2024): Cendekia : Jurnal Hukum, Sosial dan Humaniora
Publisher : Lembaga Pusat Studi Sosial dan Humaniora [LPS2H]

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.12699999

Abstract

Penerapan Hukum Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat terkait tindak pidana (jarimah) Zina belum berjalan secara maksimal, di sebabkan ada dua pendekatan penyelesaian tindak pidana (jarimah) Zina, secara formal melalui peradilan dan non formal di luar peradilan. Penyelesaian hukum tindak pidana (jarimah) secara non formal tidak tercapainya hakekat pemidanaan yaitu memberikan efek jera pada sipelaku dan menjadi pembelajaran bagi orang lain, sehingga angka pelanggaran tindak pidana (jarimah) Zina dari tahun ke tahun di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah masih ada. Kemudian hambatan juga disebabkan oleh struktur dan infrastruktur hukum yang masih sangat terbatas.
UNDERSTANDING AND DESCRIBING RELATIONSHIP OF STATE LAW AND HUMAN RIGHT Hutabarat, Dany Try Hutama; Fransisca, Zenny; Ritonga, Fauziah; Pardede, Dinda Julita; Almas, Salsabila; Sikumbang, Nandra Astuti; Mutiara; Khoiriyah, Anggi; Hamizah, Siti; Malahayati; Suryadi
JOURNAL OF HUMANITIES, SOCIAL SCIENCES AND BUSINESS Vol. 1 No. 1 (2021): NOVEMBER
Publisher : Transpublika Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.439 KB) | DOI: 10.55047/jhssb.v1i1.63

Abstract

Human rights are a natural right that a person is born with; they cannot be taken away and their existence cannot be denied; in addition, human rights serve as accolades. Human rights and the rule of law are inextricably linked, and the rule of law, of course, prioritizes and defends human rights. The function of the law itself is to safeguard humans while they pursue their varied interests, with the caveat that individuals must also consider the interests of others in their pursuit of their own interests. In addition to the protection provided by the law, we have the right to protection from the government. The existence of a state of law signifies that both the state and society acknowledge the importance of human rights protection and guaranteeing their fulfillment. It will be possible to impose the appropriate punishment if a breach of human rights occurs in this manner. It is necessary to understand the relationship between the state of law and human rights in order to prevent human rights breaches from occurring.
Perancangan Prototipe Sistem Monitoring dan Kontrol Hidroponik Pada Tanaman Selada Berbasis Internet of Things sadrina; T. Adrian Refriansyah; Malahayati; Roji April Naldi
J-Innovation Vol. 12 No. 2 (2023): Jurnal J-Innovation
Publisher : Politeknik Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55600/jipa.v12i2.222

Abstract

Indonesia is located in a tropical area and is rich in natural resources and abundant agricultural land. The technique that can save land is the hydroponic system. The hydroponic system has the disadvantage that it requires more labor and maintenance compared to tillage. This research aims to design a tool that can combine and control air pH, air nutrients, air temperature and air flow speed on hydroponic plants through the Blynk application. It is hoped that this application can make it easier for hydroponic owners to control and monitor their plants remotely. The method used in this research is a descriptive method with a Waterfall research design. Based on the research results, the results of testing the air pH sensor showed an average difference of 0.18 and testing the TDS sensor, temperature sensor and water flow sensor produced different types of air which had their own resulting values in the sensor readings. In testing the relay response, applying voltage to the relay and calculating the length of delay on the pump relay gives different times with a calculation of several seconds
SIKAP TERHADAP FASHION YANG SUSTAINABLE MEMPENGARUHI NIAT MEMBELI Susanti; Malahayati; Nurfiani
JURNAL KREASI RAKYAT Vol. 2 No. 2 (2024): May - July
Publisher : Lembaga Riset dan Inovasi Kreyat Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64617/kreyat.v2i2.69-82

Abstract

This research aims to determine the factors influencing the intention to purchase ethical fashion with the variables sustainability, awareness, and trust. This research was conducted in Banda Aceh while distributing the questionnaire online by Google Form. This research uses a quantitative approach, using SPSS 25 statistical equipment with a sample of 107 respondents. The data analysis technique in this research uses multiple linear regression analysis. The research results show that sustainable, awareness, and trust variables influence purchasing intention.
Position of Resolving Human Rights Violations through The Truth and Reconciliation Commission (TRC) Mechanism in Indonesia Nora Liana; Ricky Rosiwa; Ahmad Mulia Sembiring; Dona Popou Saragih; Ade Ira Octa Femi; Malahayati
International Journal of Law, Social Science, and Humanities Vol. 2 No. 2 (2025): IJLSH - July 2025
Publisher : Lembaga Pusat Studi Sosial dan Humaniora [LPS2H]

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70193/ijlsh.v2i2.193

Abstract

Resolving human rights violations in Indonesia is a complex issue, considering the many cases of violations that occurred during the conflict, especially during the New Order period. One of the mechanisms proposed to resolve the issue of human rights violations is through the establishment of a Truth and Reconciliation Commission (TRC). The TRC functions to reveal the truth about past human rights violations, provide opportunities for victims to obtain justice, and encourage the process of social reconciliation. This abstract aims to examine the position of the TRC in the context of resolving human rights violations in Indonesia, both from a legal perspective, its role in recovering victims, and the challenges faced in its implementation. This research also highlights the difference between settlement through the judiciary and settlement through th , as well as the extent to which the TRC can create restorative justice without ignoring applicable legal principles. Through this analysis, it is hoped that a deeper understanding can be obtained regarding the potential and limitations of the TRC mechanism in realizing resolution of human rights violations in Indonesia.
Edukasi Bullying Menurut Hukum Perlindungan Anak dan Hukum Islam di SMPIT Bunayya Kota Lhokseumawe Muhammad Rasyid, Laila; Malahayati; Marlia Sastro; Sela Azkia; Fitria Mardhatillah; Fitri Magfirah
Academica : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2025): Academica : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Pusat Studi Sosial dan Humaniora [LPS2H]

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.15266203

Abstract

Bullying adalah tindakan yang melibatkan penggunaan kekerasan fisik, verbal atau emosional secara berulang terhadap seseorang yang kurang berdaya. Tindakan bullying dapat terjadi di berbagai lingkungan, salah satunya adalah sekolah. Dampak perilaku ini merugikan bagi individu terutama anak yang berakibat jangka panjang. Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak mengatur bahwa undang-undang melindungi anak dari berbagai bentuk kekerasan termasuk bullying, serta undang=undang ini sangat melarang segala bentuk kekerasan terhadap anak. Pemerintah, orang tua dan masyarakat berkewajiban untuk melindungi anak dari segala bentuk kekerasan. Tim pengabdian masyarakat Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh melaksanakan kegiatan pengabdian untuk memberikan edukasi bagi siswa SMPIT Bunayya untuk memberikan pemahaman hukum mengenai tindakan bullying serta mengatisipasi bahaya bullying di sekolah. Hasilnya menunjukkan bahwa setelah siswa memahami faktor yang mempengaruhinya serta mengembangkan kesadaran bahwa ada tindakan hukum yang bisa dilakukan untuk melindungi korban serta menghukum pelaku, siswa mendapatkan kesadaran bahwa Islam juga melarang keras perilaku bullying. Strategi yang efektif dibutuhkan untuk mengantisipasi perilaku ini akan muncul di masa depan. Sehingga kerjasama lebih lanjut antara sekolah dan Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh dapat dilakukan dalam upaya aktif mencegah bullying di sekolah.
Peluang dan Tantangan Pengembangan Perhutanan Sosial Berkelanjutan di Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh Nasution, Abdullah Ahmad; Putra, Aditya Handoyo; Fakhruddin; Malahayati
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Vol 7 No 2 (2025): Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika
Publisher : Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agro-maritim.0702.1243-1249

Abstract

Perhutanan Sosial (PS) menjadi kebijakan strategis nasional untuk mendorong pengelolaan hutan oleh masyarakat secara berkelanjutan. Kabupaten Bener Meriah yang sebagian besar wilayahnya berupa kawasan hutan memiliki 11 kelompok PS yang tersebar di wilayah KPH II dan III Aceh. Namun, sejumlah tantangan yang dihadapi dalam pengelolaannya perlu mendapatkan perhatian lebih. Kelompok-kelompok PS seringkali terjebak dalam stagnasi karena kurangnya pendampingan setelah memperoleh izin, kurangnya integrasi rencana kerja (RKPS) dalam perencanaan pembangunan daerah, serta keterbatasan anggaran untuk mendukung kelembagaan kelompok. Selain itu, sistem insentif berbasis kinerja yang belum diterapkan dan pemanfaatan dana yang belum optimal menjadi kendala dalam mendorong pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Skema PS di Kabupaten Bener Meriah menunjukkan perkembangan yang beragam. Sebagian besar kelompok masih menghadapi tantangan dalam penguatan kelembagaan, usaha produktif, dan akses pasar. Jika kelompok PS didampingi secara tepat, dibekali rencana kerja kawasan, dan dikembangkan secara terintegrasi, maka hasilnya bisa sangat positif baik dari sisi ekologis maupun ekonomi. Pendekatan ini perlu direplikasi dengan dukungan regulasi, alokasi anggaran, serta pemanfaatan instrumen fiskal seperti Transfer Anggaran Kabupaten Berbasis Ekologi (TAKE/Depik) untuk memberi insentif kepada kampung yang berkomitmen menjaga hutan yang bersinergi dengan program daerah dan dukungan multistakeholder.
PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK AKIBAT PERCERAIAN DARI PERNIKAHAN BEDA AGAMA DI SITINJO KABUPATEN DAIRI Iyasiwenda Shaumi; Jamaluddin; Malahayati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh Vol. 8 No. 2 (2025): (April)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jimfh.v8i2.20753

Abstract

Pernikahan beda agama di Indonesia menghadapi tantangan hukum dan sosial, terutama terkait perlindungan anak pasca perceraian. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan tidak secara eksplisit mengatur pernikahan beda agama, menciptakan kekosongan hukum yang berdampak pada hak-hak anak, seperti pengasuhan, pendidikan, dan kesejahteraan. Penelitian ini menganalisis perlindungan hukum terhadap anak dalam kasus perceraian dari pernikahan beda agama di Desa Sitinjo, Kabupaten Dairi, menggunakan pendekatan yuridis empiris melalui wawancara dengan 5 orang yang mengalami perceraian beda agama serta 2 tokoh agama, dengan populasi penelitian berada di lingkungan Kantor Lurah Sitinjo  individu terkait dan tokoh agama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan perlindungan anak sering terhambat oleh konflik agama dan adat lokal, meskipun undang-undang, seperti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Pasal 41 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, telah memberikan dasar hukum. Peran pengadilan, lembaga seperti P2TP2A, dan keterlibatan masyarakat adat sangat penting untuk memastikan kepentingan terbaik anak, termasuk pendidikan agama, kesehatan mental, dan dukungan sosial. Namun, upaya ini memerlukan edukasi kepada masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung perlindungan anak. Pemerintah perlu menyusun regulasi yang lebih spesifik mengenai perlindungan anak dari perceraian beda agama dan meningkatkan koordinasi dengan lembaga terkait untuk memperkuat perlaksanaan hukum di tingkat lokal.
PENYELESAIAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN PALANG MERAH INDONESIA KABUPATEN ACEH UTARA Tiara; Malahayati; Muammar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh Vol. 8 No. 2 (2025): (April)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jimfh.v8i2.21772

Abstract

Pekerja atau buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan, sebagaimana diatur dalam Pasal 28D ayat (2) UUD NRI 1945. Pasal 151 ayat (1) UU Nomor 6 Tahun 2023 mewajibkan perusahaan membayar pesangon sebagai penghargaan masa kerja saat pemutusan hubungan kerja (PHK). Penelitian ini bertujuan mengetahui prosedur PHK terhadap karyawan PMI Aceh Utara dan bentuk perlindungan hukumnya, dengan metode yuridis empiris dan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier melalui penelitian kepustakaan dan lapangan, lalu dianalisis melalui tahap pengumpulan, reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan PHK adalah pengakhiran hubungan kerja yang menghapus hak dan kewajiban para pihak, meliputi pemberitahuan, konsultasi, penyelesaian hak-hak karyawan, administrasi, dan dokumentasi. Namun, PHK di PMI Aceh Utara tidak sesuai prosedur dan melanggar ketentuan hukum, dengan berbagai bentuk perlindungan hukum yang diabaikan, sehingga menunjukkan ketidaksesuaian terhadap regulasi yang berlaku.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA DI PT. BLANG KETUMBA KABUPATEN BIREUEN Surya Bidari; Malahayati; Arnita
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh Vol. 8 No. 2 (2025): (April)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jimfh.v8i2.23472

Abstract

Jaminan hukum terhadap tenaga kerja di Indonesia, khususnya dalam sektor perkebunan kelapa sawit, masih dijumpai berbagai permasalahan yang belum terselesaikan. Meskipun terdapat regulasi yang mengatur hak-hak tenaga kerja, pelaksanaannya seringkali tidak optimal. Penelitian ini berupaya mengkaji berbagai bentuk perlindungan hukum yang diberikan kepada pekerja di PT. Blang Ketumba, Kabupaten Bireuen, serta kendala dan upaya yang dilakukan dalam implementasinya. Metode yang digunakan adalah yuridis empiris, termasuk dalam kategori penelitian hukum sosiologis, dengan pengumpulan data melalui wawancara dan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlindungan hukum di perusahaan tersebut belum berjalan maksimal. Beberapa bentuk perlindungan seperti penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), sosialisasi keselamatan kerja, dan pelaksanaan K3 telah dilakukan, namun belum menyeluruh dan konsisten. Kendala utama meliputi keterbatasan fasilitas, rendahnya kesadaran tenaga kerja terhadap hak-haknya, serta lemahnya pengawasan dari pihak yang berwenang. Masalah lain seperti pemutusan hubungan kerja secara sepihak dan ketidakadilan dalam pengupasan juga menjadi perhatian penting. Untuk meningkatkan perlindungan hukum bagi tenaga kerja, diperlukan peningkatan edukasi mengenai hak-hak pekerja, menyediakan fasilitas kerja yang layak, serta memperkuat sistem pengawasan dan penegakan hukum ketenagakerjaan. Selain itu, penting juga untuk menjamin jaminan sosial melalui kepesertaan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan. Upaya ini diharapkan dapat menciptakan kondisi kerja yang aman, adil, dan sejahtera bagi seluruh tenaga kerja di sektor perkebunan.