Claim Missing Document
Check
Articles

Pembibitan (Kultur Jaringan hingga Pembesaran) Anggrek Phalaenopsis di Hasanudin Orchids, Jawa Timur Zahra Fadhlia Yasmin; Syarifah Iis Aisyah; Dewi Sukma
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 3 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.36 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i3.21113

Abstract

Kegiatan penelitian di kebun Hasanudin Orchids bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam aspek budidaya anggrek Phalaenopsis. Tujuan secara khusus pada penelitian ini adalah mempelajari proses pembibitan anggrek Phalaenopsis dari kultur jaringan hingga pembesaranuntuk menghasilkan tanaman yang bernilai jual tinggi di Hasanudin Orchid. Hasil pengamatan menunjukkan pada pembuatan media kultur  PDA terjadi kontaminasi sebesar 7% dan media VW sebesar 22%. Proses penyemaian atau sub kultur, terutama pada sub kultur 1 banyak ditemukan kontaminasi. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, diantaranya planlet yang luka pada saat pindah media. Persentase keberhasilan pada saat aklimatisasi adalah 100%. Pencegahan kehilangan akibat kontaminasi perlu diperhatikan secara intensif. Pembibitan mulai dari bibit muda, tanaman remaja, dan tanaman dewasa di dua green house tidak menunjukkan perbedaan signifikan. Perlu dilakukan beberapa pengembangan agar menghasilkan tanaman yang bernilai jual tinggi.
Induksi Mutasi Fisik dengan Iradiasi Sinar Gamma pada Kunyit (Curcuma domestica Val.) yahidah Rosyidah Anshori; Syarifah Iis Aisyah; Latifah K Darusman
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 2 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.982 KB) | DOI: 10.29244/jhi.5.2.84-94

Abstract

ABSTRACTTurmeric  is  a  spice plant  and  potential  as a major  ingredient  of  functional food. Turmeric contains curcumin, an active compound which gives the yellow color from its rhizomes that provides health benefits. Curcumin is an antioxidant and acts as an anti-cholesterol as well as a medicine for tumors, cancer, hypertension, hyperglycemia, and rheumatic heart disease. Limited supply of simplicialevel of curcumin based on market standards and the low genetic variability of turmeric as a source for conventional breeding makes this research valuable to be  conducted.  The purposes of this study were  to  obtain  LD50 dose  and  turmeric  crop  yield  variability  due  to  the  changes  in physical mutation  induced  by  gamma-ray  irradiation.  An  acute  single iradiation  was  given  to  using  the universal panoramic irradiator with 11 different dose rates,  The plants  then were cultivated in vivo. The  growth observation  on  turmeric  was  observed  on  vegetative  traits  qualitatively and quantitatively. In this study, the LD50 dose of turmeric was 47.26 Gy. The plant’s vegetative growth tends  to  decelerate  with  the  increase  of irradiation  doses.  The  high  variabillity  growth  for   leaf number  occured  on 50  Gy  of  dose.  Morphological  changes  occured  in  the  form  of  pseudo-stem shape  due  to  irradiation  doses  of  50  and  60  Gy.  Most  leaf  surface discoloration  and  leaf deformation occured at 50 and 70 Gy, and stunted growth occured at 60 and 70 Gy.Keywords: curcumin, iradiation, LD50, turmeric ABSTRAKKunyit merupakan tanaman rempah yang potensial sebagai bahan utama pangan fungsional. Rimpang kunyit mengandung senyawa aktif utama yaitu kurkumin yang memberikan warna kuning pada  rimpang  juga  memberikan manfaat  untuk  kesehatan.  Kurkumin  bersifat  antioksidan  dan berperan sebagai  antikolesterol,  obat  tumor,  kanker,  obat  hipertensi,  hiperglikemia, penyakit  hati serta  rematik.  Keterbatasan  penyediaan  simplisia  yang mempunyai  kandungan  kurkumin  sesuai standar  pasar  serta  rendahnya keragaman  genetik  kunyit  sebagai  bahan  seleksi  pemuliaan konvensional menjadikan penelitian ini penting untuk dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan  dosis  LD50  serta  menghasilkan  perubahan  keragaan tanaman  kunyit  akibat  induksi mutasi  fisik  melalui  iradiasi  sinar  gamma. Iradiasi  dilakukan  secara  tunggal  (acute  irradiation) menggunakan Iradiator Panorama Serba Guna (IRPASENA) dengan 11 taraf dosis yang berbeda dan tanaman  yang  telah  diradiasi  dibudidayakan  secara  in  vivo. Pengamatan  pertumbuhan  tanaman kunyit  dilakukan  pada  karakter vegetatif secara  kuantitatif  dan  kualitatif.  Pada  penelitian  ini, didapatkan  LD50 kunyit  yaitu  pada  dosis  47.26  Gy.  Pertumbuhan  vegetatif  tanaman cenderung mengalami  perlambatan  dengan  semakin  meningkatnya  dosis iradiasi.  Keragaman  tertinggi pertumbuhan jumlah daun terdapat pada aplikasi dosis 50 Gy. Perubahan morfologi berupa bentuk pangkal  batang  semu  terjadi pada  tanaman  akibat  iradiasi  dosis  50  dan  60  Gy,  perubahan warna sebagian permukaan daun dan terjadi pada 50 dan 70 Gy, perubahan bentuk daun terjadi pada 50 dan 70 Gy, serta pertumbuhan tanaman yang kerdil terjadi pada tanaman 60 dan 70 Gy.Kata kunci: iradiasi, kunyit, kurkumin, LD50
Pengaruh Bahan Organik Nabati dan Hewani terhadap Pertumbuhan Protocorm Like Bodies Phalaenopsis amabilis (L.) Blume Yustia Yulianti; Syarifah Iis Aisyah; Dewi Sukma
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 7 No. 3 (2016): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.656 KB) | DOI: 10.29244/jhi.7.3.176-186

Abstract

ABSTRACTPhalaenopsis orchid is among the popular ornamental plants in Orchidaceae family. Clonal propagation of this orchid is usually performed through protocorm like bodies (plbs) multiplication in tissue culture medium. The objective of this experiment was to determine the effect of the combination of phyto-organic substances (bananas, potatoes, sweet potatoes extract) and fish emulsion on in vitro growth, multiplication of plbs and plantlet regeneration of Phalaenopsis amabilis. This experiment was arranged in completely randomized design with two factors. The first factor was phyto-organic substances which consisted of bananas, potatoes, and sweet potatoes extract (50 g L-1) and the second one was fish emulsion with four concentration levels (0 ml L-1, 2 ml L-1, 4 ml L-1, and 6 ml L-1). Basic (control) medium used NPK fertilizer (2 g L-1) with addition of MS vitamins, myo-inositol, 1.5% of coconut water, and 2 g L-1 of active charcoal. The results showed that the highest survival rate (>90%) and multiplication (>70%) of plbs was found on control medium with addition of 2 ml L-1 of fish emulsion or banana or potato extract without fish emulsion. The best plantlet morphogenesis as indicated by leaf and root number, was resulted on medium with addition of potato extract without fish emulsion which produced 3.2 leaves and 2.2 roots per plantlets. The best plantlet morphogenesis as indicated by leaf and root number, was resulted on medium with addition of potato extract without fish emulsion which produced 3.2 leaves and 2.2 roots per plantlets. The result of this experiment suggested that basic medium with addition of 2 ml L-1 of fish emulsion, banana or potato extract was appropriate for plbs growth and multiplication while basic medium with addition of potato extract without fish emulsion for plantlet regeneration.Keywords: bananas, fish emulsion, potatos, protocorm like bodies (plbs), sweet potatoesABSTRAKAnggrek Phalaenopsis merupakan salah satu tanaman hias paling populer dalam famili Orchidaceae. Perbanyak klonal anggrek ini biasanya dilakukan melalui multiplikasi protocorm like bodies (plbs) dalam kultur in vitro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi bahan organik nabati (ekstrak pisang, kentang, ubi jalar) dan emulsi ikan terhadap pertumbuhan, multiplikasi plbs dan regenerasi planlet Phalaenopsis amabilis. Percobaan disusun dalam rancangan acak lengkap dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah bahan organik nabati terdiri atas ekstrak pisang, kentang, dan ubi jalar sebanyak 50 g L-1 dan faktor kedua adalah emulsi ikan dengan empat konsentrasi yaitu 0, 2, 4 atau 6 ml L-1. Media dasar (kontrol) menggunakan pupuk NPK (2 g L-1) ditambah dengan vitamin dan myoinositol dari media Murashige dan Skoog (MS), 15% air kelapa dan 2 g L-1 arang aktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan hidup tertinggi (>90%) dan multiplikasi plbs tertinggi (sekitar 70%) ditemukan pada media kontrol yang ditambahkan emulsi ikan 2 ml L-1 atau ditambahkan ekstrak pisang atau kentang tanpa penambahan emulsi ikan. Morfogenesis plbs menjadi planlet yang terbaik sebagaimana ditunjukkan oleh jumlah daun dan akar terbanyak dihasilkan pada perlakuan ekstrak kentang tanpa emulsi ikan dengan jumlah daun dan akar yang dihasilkan adalah sebanyak 3.2 helai daun dan 2.2 akar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media dasar yang ditambah dengan 2 ml L-1 emulsi ikan, ekstrak pisang atau kentang adalah sangat sesuai untuk pertumbuhan dan multiplikasi plbs sementara media dasar yang ditambah ekstrak kentang tanpa emulsi ikan terbaik untuk regenerasi planlet.Kata kunci: emulsi ikan, kentang, pisang, protocorm like bodies (plbs), ubi jalar
Pengaruh Mutasi Fisik Iradiasi Sinar Gamma terhadap Keragaman Genetik dan Penampilan Coleus blumei Eny Rolenti Togatorop; Syarifah Iis Aisyah; M. Rizal M. Damanik
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 7 No. 3 (2016): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.593 KB) | DOI: 10.29244/jhi.7.3.187-194

Abstract

ABSTRACTMutation breeding such as gamma ray irradiation is one of strategy to increase genetic variability. The aim of this research was to indentify genetic variability, performance changes and to obtain putative mutant of Coleus blumei purple/green through gamma ray irradiation. The experiment design used was Randomized Complete Block with single factor and three replications. The gamma ray irradiation was given to shoot cuttings of C. blumei by fractionated irradiation dose: 0 Gy (control), 20+20 Gy, 22.5+22.5 Gy, 25+25 Gy and 27.5+27.5 Gy. The irradiated shoot cuttings were planted in field until MV3 generation. The result of this research showed that gamma ray irradiation on C.blumei purple/green produced the high genetic variability on number of leaves and number of branches i.e. 58.48% and 74.02% by 25+25 Gy dose and number of branches by 20+20 Gy and 22.5+22.5 Gy dose i.e. 53.47% and 68.97% respectively. Physically induced mutation by gamma ray irradiation produced 5 putative mutants respectively on colour and pattern of leaf changes in the following plants: 20+20.5, 20+20.7, 22.5+22.5.8, 25+25.5 and 25+25.8.Keywords: fractionated irradiation, mutagen, ornamental plant, putative mutan, shoot cuttingABSTRAKPemuliaan mutasi dengan iradiasi sinar gamma merupakan salah satu cara dalam meningkatkan keragaman genetik tanaman. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi keragaman genetik, perubahan penampilan dan mendapatkan mutan putatif pada tanaman Coleus blumei ungu/hijau melalui iradiasi sinar gamma. Penelitian menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) faktor tunggal dengan 3 ulangan. Iradiasi sinar gamma diberikan terhadap stek pucuk C. blumei ungu/hijau dengan dosis terbagi yaitu: 0 Gy (kontrol), 20+20 Gy, 22.5+22.5 Gy, 25+25 Gy dan 27.5+27.5 Gy. Semua tanaman hasil iradiasi ditanam di lapangan sampai generasi MV3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian iradiasi sinar gamma pada C. blumei ungu/hijau menghasilkan keragaman genetik yang cukup tinggi pada karakter jumlah daun dan jumlah cabang dengan nilai KKG masing-masing 58.48% dan 74.02% pada dosis 25+25 Gy serta karakter jumlah cabang dengan nilai KKG 53.47% dan 68.97% masing-masing pada dosis 20+20 gy dan 22.5+22.5 Gy. Mutasi induksi fisik dengan iradiasi sinar gamma pada C. blumei ungu/hijaumenghasilkan 5 mutan putatif berdasarkan perubahan warna dan corak daun yaitu pada tanaman: 20+20.5, 20+20.7, 22.5+22.5.8, 25+25.5 dan 25+25.8.Kata kunci: iradiasi terbagi, mutagen, mutan putatif, stek pucuk, tanaman hias
MULTIPLIKASI IN VITRO ANGGREK HITAM (Coelogyne pandurata Lindl.) PADA PERLAKUAN KOMBINASI NAA DAN BAP Roni Kartiman; Dewi Sukma; Syarifah Iis Aisyah; Agus Purwito
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 5 No. 1 (2018): June 2018
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1006.134 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v5i1.2908

Abstract

In Vitro Multiplication of  Black Orchid (Coelogyne pandurata Lindl.) Using the Combination of NAA and BAPABSTRACTBlack orchid is an indigenous plant from Kalimantan, Indonesia. It becomes endangered because of forest over-exploitation and its low natural reproduction rate. Tissue culture is considered to offer a solution to conserve and propagate this species. The aim of this research was to evaluate the effect of Naphtalene Acetic Acid (NAA) and 6-Benzile Amino Purine (BAP) on shoots multiplication of black orchid. The basic medium used was a half of Murashige & Skoog (MS) composition supplemented with 150 mLL-1 coconut water. Initial explants used were 6-month-old shoots of germinating seeds. The shoot cultures were incubated for 23 weeks. Results showed that the best combination for shoot multiplication was NAA 0.0 mgL-1 with BAP 0.2 mgL-1. Shoot grew better on medium with BAP and without NAA while roots growth was better on medium without the two plant growth regulators. The addition of BAP up to 0.3 mgL-1 increased the leaf number, which however decreased at higher BAP concentration.Keywords: BAP, black orchid, Coelogyne pandurata, multiplication, NAA ABSTRAKAnggrek hitam merupakan flora langka asli Kalimantan, Indonesia. Keberadaa anggrek ini di alam semakin langka akibat eksploitasi berlebihan dan sulitnya perbanyakan secara alami. Kultur jaringan merupakan metode untuk mengatasi kelangkaan anggrek ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi NAA dan BAP terhadap multiplikasi anggrek hitam. Media dasar yang digunakan adalah ½ MS dengan penambahan air kelapa 150 mLL-1. Eksplan yang digunakan adalah tunas hasil semai biji umur 6 bulan. Kultur tunas diinkubasi selama 23 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi terbaik untuk multiplikasi tunas adalah NAA 0 mgL-1 dengan BAP 0,2 mgL-1. Tunas tumbuh lebih baik dalam media dengan penambahan BAP tanpa NAA, sedangkan akar pada media tanpa NAA dan BAP. Penambahan BAP sampai 0.3 mgL-1 mampu meningkatkan jumlah daun, namun menurun dengan penambahan di atas konsentrasi tersebut.Kata Kunci: anggrek hitam, BAP, Coelogyne pandurata, multiplikasi, NAA
Pendugaan Ragam Genetik dan Heritabilitas Karakter Agronomi Gandum Hasil Tiga Perlakuan Teknik Iradiasi Sinar Gamma Wijaya Murti Indriatama; Trikoesoemaningtyas Trikoesoemaningtyas; Syarifah Iis Aisyah; Soeranto Human
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 12, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.463 KB) | DOI: 10.17146/jair.2016.12.2.2861

Abstract

Teknik iradiasi sinar gamma dapat meningkatkan frekuensi dan memperluas spektrum mutasi makro namun belum banyak dikaji pengaruhnya terhadap mutasi mikro pada karakter kuantitatif dalam populasi termutasi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perlakuan teknik iradiasi terhadap keragaman genetik dan heritabilitas karakter agronomi gandum pada generasi M2. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai November 2014 di kebun percobaan Cibadak, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian, Kementerian Pertanian. Benih tiga galur gandum (F-44, K-95 dan WL-711) diberikan perlakuan tiga teknik iradiasi sinar gamma (akut, terbagi dan berulang). Generasi M1 ditanam secara bulk di lahan dan dipanen secara individu. Sebanyak 75 malai tiap kombinasi perlakuan ditanam satu baris per malai sebagai generasi M2 dan diamati karakter agronominya. Perlakuan teknik iradiasi sinar gamma menginduksi perluasan nilai kisaran semua karakter agronomi populasi M2. Teknik iradiasi terbagi mampu menginduksi nilai rataan yang lebih tinggi dengan kisaran yang lebih luas pada karakter panjang malai dan jumlah spikelet per malai dibanding teknik iradiasi yang lain. Teknik iradiasi terbagi dan berulang menghasilkan ragam yang lebih besar dibanding iradiasi akut pada karakter hasil biji per tanaman. Karakter agronomi jumlah anakan produktif, bobot malai, bobot biji per malai dan bobot biji per tanaman pada populasi M2 hasil induksi tiga teknik iradiasi memiliki heritabilitas yang tinggi. Tiga teknik iradiasi menginduksi perluasan keragaman genetik semua karakter agronomi populasi M2 yang diamati kecuali tinggi tanaman. Kata kunci : iradiasi akut, iradiasi terbagi, iradiasi berulang, mutasi mikro
Respon Kerapatan Stomata dan Kandungan Klorofil Padi (Oryza sativa L.) Mutan terhadap Toleransi Kekeringan Hasna Dama; Syarifah Iis Aisyah; Azri Kusuma Dewi; S Sudarsono
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 16, No 1 (2020): JUNI 2020
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jair.2020.16.1.5689

Abstract

Perakitan varietas padi toleran cekaman kekeringan dengan teknik pemuliaan mutasi mampu meningkatkan keragaman genetik tanaman sehingga memberi peluang untuk mendapatkan genotipe mutan yang toleran dengan mengetahui respon kerapatan stomata dan klorofil daun pada suatu tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kerapatan stomata dan kandungan klorofil dengan ketahanan terhadap kekeringan pada genotipe padi mutan. Sampel menggunakan salah satu genotipe, daun yang digunakan adalah daun kedua dari daun bendera, perhitungan jumlah stomata dilakukan pada luas bidang pandang 40x dengan perhitungan jumlah stomata dibagi dengan satuan luas bidang pandang dan untuk klorofil daun diamati menggunakan klorofil meter (SPAD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe padi mutan menunjukkan ketahanan terhadap cekaman kekeringan dengan respon kerapatan stomata paling tinggi dan skor penggulungan daun terkecil.
Penentuan Dosis Iradiasi Sinar Gamma dalam Meningkatkan Keragaman untuk Perbaikan Karakter Kuantitatif Bawang Merah (Allium cepa var. aggregatum) Wulan Septiningtyas Kurniajati; Sobir Sobir; Syarifah Iis Aisyah
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 16, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jair.2020.16.2.5962

Abstract

Perbanyakan bawang merah (Allium cepa var. aggregatum) secara luas menggunakan umbi, oleh karena itu mutasi merupakan metode yang efektif untuk menginduksi keragaman genetik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai radiosensitivitas dan menginduksi keragaman genetik pada bawang merah varietas Bima Brebes menggunakan iradiasi sinar gamma. Bahan tanam dikelompokkan berdasarkan asal material tanaman, yaitu umbi dan biji. Dosis iradiasi biji adalah 0-1000 Gy dengan rentang 100 Gy, sedangkan pada umbi adalah 0, 1, 2, 4, 6, 8, dan 10 Gy. Radiosensitivitas umbi bawang merah lebih tinggi dibandingkan biji. Nilai LD50 bawang merah asal umbi adalah 7,55 Gy dan asal biji adalah 75,26 Gy. Iradiasi mampu menstimulasi pertumbuhan tanaman pada dosis yang mendekati LD20 pada umbi, yaitu pada nilai 2 Gy. Keragaman yang terbentuk tersebar secara acak pada berbagai dosis iradiasi dan karakter pengamatan.
Sensitivity in Callus Tissue of Plectranthus amboinicus (L.) through Mutation Induction with Colchicine Kunto Wibisono; Syarifah Iis Aisyah; Waras Nurcholis; Sri Suhesti
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 44, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v44i1.3058

Abstract

Mutation induction by colchicine is one method to improve plant genetic diversity (polyploidy). This study aims to 1) obtain growth regulators composition suitable in inducing callus, 2) obtain the LC50 value in callus of P. amboinicus, 3) to determine the effect of colchicine on callus growth, 4) to get shoots (putative mutant) varian, regenerating from indirect organogenesis (callus) in MV1. The study is conducted at the Laboratory of Agricultural Seed Management, Plantation Research, and Development Center from June 2018 to June 2019. The study uses a complete randomized design with four treatments and three replications. Explants use ware the nodes. Callus induction uses MS0 medium with 0.5 ppm 2.4-D, 2 ppm 2.4-D, 0.5 ppm 2.4-D + 1 ppm BAP, and 0.5 ppm 2.4-D + 0.5 ppm TDZ treatment. Mutation induction was performed using colchicine concentration at 0%, 0.02%, 0.04%, and 0.06% treatments. The regeneration media is an MS0 medium. The results show the best combination of plant growth regulators to induce the callus is 0.5 ppm 2.4-D. The LC50 colchicine concentration is at 0.0275%. However, this phenotype is reversible. An additional subculture period is required to move to normal morphology
Adaptability of Mutant Genotypes of Artemisia (Artemisia annua L.) as Result Of Gamma Irradiation in Three Locations with Different Altitude Muhamad Syukur; Endang Gati Lestari; Ragapadmi Purnamaningsih; Rosa Yunita; Syarifah Iis Aisyah; Rohim Firdaus
AGRIVITA Journal of Agricultural Science Vol 33, No 3 (2011)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v33i3.76

Abstract

The objective of this study was to identify the adaptability of twelve artemisia mutant genotypes, which were planted in three locations with different altitude, as a result of gamma irradiation. Randomized Complete Block Design (RCBD) was applied in this research with three replications as blocks. The genotypes 1B, 1C, 1D, 2, 3, 4, 5A, 6B, 7A, 8, 14, 15 and two control genotypes as parent genotype from seed and from in vitro were used. The genotypes were planted in three different locations such as Mount Putri, Cianjur (1450 m above sea level), Pacet, Cianjur (950 m above sea level) and Cicurug, Sukabumi (540 m above sea level). Based on the method of postdictive and predictive success, the model used was AMMI2 which was able to explain up to 100% of interaction-influenced variation. The genotypes which were found stabile and adaptive in these three locations were 1B, 1C, 1D, 6B and 15. Genotypes 3 and 7A were adaptive specifically in Pacet area, 5A was adaptive for Gunung Putri while genotype 4 was for Cicurug only.Keywords: AMMI, Artemisia annua, mutant genotype, adaptability
Co-Authors , Krisantini Abdul Hakim Agus Purwito Arum Sholikhah ASEP SAEFUDDIN Awang Maharijaya Aziz, Sandra A Azri Kusuma Dewi Azzahra, Elmi Irmayanti Bagas Akmala Putra Budi Marwoto Dewa Ngurah Suprapta Dewi Sukma Dia Novita Sari Diny Dinarti Endang Gati Lestari Eny Rolenti Togatorop Fahmi Muhammad Cokrosudibyo Hafizah, Rumaisha Afifatul HAJRIAL ASWIDINNOOR Hasna Dama Hayati, Dhieni Helfi Eka Saputra Helfi Eka Saputra Helfi Eka Saputra Ika Roostika Joko Ridho Witono Kartiman, Roni Kartiman, Roni Kunto Wibisono Kunto Wibisono Kunto Wibisono Kurniati, Ridho Latifah K Darusman Mariana Susilowati Marthin, Yodi Marwoto, Budi Masna Maya SINTA Monica Christina Natalia Muh. Nur Alif Rapi Muhamad Rizal Martua Damanik Muhamad Syukur Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal Muhammad Riyo Agung Kurnia Muhammad Syukur Mulyana, Erik Muthi'ah Khairun Nisa Nabilah, Noorfakhriyah Ahsanti Natalia, Monica Christina Nella Angelina Simanjuntak Ni Made Armini Wiendi Niken Kendarini Nurul Komala Qisthi Kustia Rahman RAGAPADMI PURNAMANINGSIH Rahman, Qisthi Kustia Rahmi Yunianti Rara Annisaur Rosyidah Ritonga, Arya Widura Riyan Alifbi Putera Irsal Rohim Firdaus Roni Kartiman Roni Kartiman Roni Kartiman Rosa Yunita Rusmiyati, Henny S Sudarsono Sarsidi Sastrosumarjo Sembiring, Rinawati Setiawan, Farensa Ikman Dedi Siti Hartati Yusida Saragih Sobir Sobir Sobir Sobir Sobir Sobir Sobir Soeranto Human Sri Suhesti Sri Suhesti Sri Suhesti Sri Wahyuni Sukma, Dewi Sulassih, . Supijatno Suryawati, nFN Tamami, Djoko Theresia Dame Angel Lie Manurung Trikoesoemaningtyas Utin Winarni Waras Nurcholis Wijaya Murti Indriatama Wijaya Murti Indriatama Wulan Septiningtyas Kurniajati yahidah Rosyidah Anshori Yasmin, Zahra Fadhlia Yoshua Shandy Yudha Yukarie Ayu Wulandari Yukarie Ayu Wulandari Yustia Yulianti Zahra Fadhlia Yasmin