Claim Missing Document
Check
Articles

DIMENSI-DIMENSI SYARI’AH (Dari Teologi, Hukum, Akhlaq Sampai Sejarah Pemikiran) Asmawi, Asmawi
Research Collections Book Collections 2013
Publisher : Research Collections

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kata Syari’ah berakar kata syara’a () yang berarti “sesuatu yang dibuka secara lebar kepadanya”. Dari sinilah ter- bentuk kata syari’ah yang berarti “sumber air minum”. Kata inikemudian dikonotasikan oleh bangsa Arab dengan jalan lurus yang harus diikuti (Ahmad bin Faris bin Zakaria, Mesir: 1979, III). Syekh Mahmud Syaltut mengartikan syari’ah sebagai hukum- hukum dan tata aturan yang disyariatkan oleh Allah bagi hamba- Nya untuk diikuti, (Syari’ah adalah aturan-aturan yang ditetapkan Allah atau ketetapan oleh dasar-dasarnya (al-Qur’an dan al-Sunnah) supaya manusia dapat menjadikannya sebagai pedoman untuk dirinya sendiri dalam berhubungan dengan Tuhannya, hubungan dengan saudaranya sesama muslim, berhubungan dengan sesama manusia serta dengan alam dan sekitarnya) (Mahmud Syaltut, Kairo: Dar al-Syur uq, 1980).Dari pengertian yang dijelaskan di atas, baik menurut bahasa maupun istilah, dapat dipahami syari’ah adalah firman-fir man Allah Swt. yang tertuang dalam kitab sucinya, menyangkut bidang aqidah (teologi), fi’liyah (hukum Islam), dan khuluqiyah (etika/ akhlaq). Perinciannya adalah aqidah/teologi merupakan realisasi syari’ah yang berhubungan dengan keyakinan manusia terhadap Tuhannya dan semua ajaran-ajaran-Nya. Hukum Islam sebagai bagian dari syari’ah mengatur semua perilaku manusia dalam aspek perbuatannya (fi’liyah) manusia. Dalam hal ini aspek perbuatan manusia di beri status hukum, boleh dilakukan atau tidak. Sedangkan akhlaq merupakan aspek syari’ah yang memberikan tinjauan kebaikan dan keburukan terhadap perbuatan manusia.Dari ketiga aspek syari’at itu, semua perbuatan manusia mendapat landasan teologis (dimensi ilahiyah) dari syari’at Is- lam. B er hub un gan  den gan hal t er se but , dituntut adan ya aktualisasi ketiga dimensi syari’at Allah dalam kehidupan sehari- hari seorang muslim. Artinya aturan firman-firman Tuhan Swt. idealnya dapat menyikapi kebekuan dan kesenjangan antara idealisme syari’at Islam yang tertuang dalam al-Qur’an dan al- Sunah dengan realitas masyarakat yang dinamis akibat tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari usaha ini, terobosan demi terobosan dilakukan supaya syari’at Islam dapat menjawab problematika yang dihadapi umat Islam pada masa modern. Maksudnya har us ada usaha untuk memahami aturan-aturan syari’ah yang tertuang dalam kitab suci, sehingga tetap relevan dengan dunia modern sekarang ini. Inilah kemudian yang disebut dengan modernisasi Islam.  Memang Harun Nasution mengatakan modernisme berasal dari Barat. Modernisme ini mengandung pengertian pikiran- pikiran, aliran, gerakan dan usaha untuk mengubah faham-faham, adat istiadat, institusi-institusi lama, untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern (Harun Nasution, Jakarta: 1975, 11) (Dede Rosyada, Jakarta: 1996, 174). Menurut pendapat ini, pikiran dan aliran kehidupan keagamaan Barat, bertujuan untuk menyesuai- kan ajaran-ajaran yang terdapat dalam agama katolik dan protestan dengan ilmu pengetahuan dan falsafah modern, yang berakhir dengan munculnya sekularisme di barat. Lalu adanya kontak dunia muslim dengan Barat di awal abad ke-19, ide-ide demikian masuk pula ke dunia Islam, sehingga memunculkan pikiran dan gerakan untuk menyesuaikan paham keagamaan Is- lam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (ibid, 11-12).Dari pendapat Harun Nasution di atas, modernisasi Islam merupakan rasionalisasi pemahaman Islam dan kontekstualisasi nilai- nilai I slam ke dalam keh idupan. Seb agai salah  satu pendekatan pembar uan Islam, rasionalisasi mengandung arti sebagai upaya menemukan substansi dan penanggalan lambang- lambang, sedangkan kontekstualisasi mengandung arti sebagai upaya pengaitan substansi tersebut dengan pelataran sosial- budaya tertentu dan penggunaan lambang-lambang tersebut un tuk m emb un gkus kem bali sub stansi t erseb ut. De ngan ungkapan lain bahwa rasionalisasi dan kontekstualisasi dapat disebut sebagai proses substansi (pemaknaan secara hakiki etika dan moralitas) Islam ke dalam proses kebudayaan dengan  melakukan desimbolisasi (penanggalan lambang-lambang) budaya asal (baca: Arab), dan pengalokasian nilai-nilai tersebut ke dalam budaya baru (lokal) (Din Syamsudin, Jurnal Ulumul Qur’an, Vol. IV, No. 3 Tahun 1993, 69). Dari sini modernisasi sebagai proses substansiasi pembar uan Islam yang melibatkan pendekatan substantivistik, bukan formalistik terhadap Islam.Salah satu contoh kajian tentang syaria’h dilakukan oleh Modernis Muslim India yakni Syekh Wali Allah al-Dihlawi. Seorang pembaru India yang hidup pada abad 18 M, tepatnya pada masa kerajaan Mughal. Sebuah era di mana masyarakat muslim Indo-Pakistan dihadapkan pada krisis Ekonomi, Politik dan spiritual. Krisis ini disikapi oleh Syekh Waliyullah dengan mengajukan konsep syari’ah. Menurutnya tujuan utama Agama adalah adanya keta’atan kepada Allah baik dalam kehidupan personal maupun kehidupan sosial, dengan berdasar pada prinsip- prinsip kebaikan (usul al-bir), menjaga keseimbangan antara sisi angelic (dimensi kemalaikatan) dan bestial (kebinatangan) serta ada improvisasi institusi sosial yang oleh syekh Wali Allah disebut den gan irt ifaqat . ( Al- D ih lawi, B eir ut :  2000, I, 133).  Dia mengatakan, muamalah adalah salah satu bagian dari pendukung p e r adab an  yan g  di dalam n ya  t e r wujud p e laksan aan  dan penegakan prinsip tukar-menukar dan tolong-menolong antar sesama manusia. Dengan membahas syari’ah dalam bidang muamalah, akan terlihat aplikasi dan relevansi dari ajaran Islam dalam merespon permasalahan yang sarat dengan perubahan dan perkembangan, akibat dari dinamika masyarakat modern. Pada zaman ini mendesak kebutuhan kepada ilmu-ilmu yang dapat merespon, memberikan jawaban terhadap semua problematika  masyarakat yang dinamis. Di sinilah nanti terlihat kelebihan syari’at Islam menyikapi kesenjangan antara idealisme teori dengan realita masyarakat di sekitarnya yang selalu dinamis dan kompleks.Lebih jauh Syekh Wali Allah mengelaborasi asal-usul dari syari’ah Islam, dengan menyatakan bahwa syari’ah Islam tidaklah mengambil bentuk dalam r uang kosong, tetapi syari’ah hidup dalam masyarakat yang di dalamnya berkembang adat kebiasaan masyarakat dan urf tertentu. Dalam hal ini Syekh Wali Allah me njelaskan o rigin alitas syari’ah I slam dalam  keh idup an masyarakat Arab pra-Islam dengan mengklasifikasi syari’ah dalam dua bagian. Pertama disebut dengan irtifaqat (Social Institusion ) yang masuk di dalamnya bentuk-bentuk hukum politik, hukum civil, adat kebiasaan (custom). Bagian kedua dia sebut dengan ibadat yang konsisten untuk mengatur masalah-masalah ritual dan kepatuhan kepada Tuhan. Demikian juga improvisasi syari’ah dia lakukan dengan mengatakan bahwa syari’ah didasarkan kepada pertimbangan-pertimbangan maslahah (general good).Dari beberapa ide pemikiran hasil elaborasi syari’ah tersebutdapat diambil sebuah pemahaman terhadap tipe pemikiran syari’ah oleh Syekh Wali Allah sebagai modernist rasionalis yang telah memberikan inspirasi pembaruan di dunia Islam di masa kontemporer ini. Statemen ini juga menjadi antitesis terhadap pendapat Schacht yang mengatakan bahwa ide dan pemikiran modernisasi sebenarnya datang dari Barat, pernyataan ini juga didukung oleh Gibb yang menyatakan bahwa modernism adalah pengarus utamaan fungsi liberalisasi Barat atau lebih umumnya adalah Eropa (Muhamad al-Ghazali, Islamic of Social Saciences, 2000).  Dalam kasus Syekh Wali Allah adalah berbeda, dia dengan kreativitas pemikirannya berusaha mencarikan solusi kebekuan syari’at Islam dalam menyikapi krisis multidimensi, dengan mengekplorasi originalitas Islam, pra Islam di Arab, direlevansikan dengan dunia yang mengitarinya yaitu anak benua India. Sehingga sampai sekarang banyak ulama India dan Pakistan dalam hal pembar uan pemikiran Islam banyak yang berafiliasi kepada Syekh Wali Allah.Demikian juga Syekh Wali Allah dalam pemikiran Syari’ahkhususnya bidang hukum Islam mempunyai konsep bermadhab, taqlid, dan perbandingan madhhab yang tertuang dalam kitabnya al-Inshaf fi Bayani Ikhtilaf al-fuqaha’. Sebagai responnya al- Dihlawi terhadap masyarakat Hindia yang pada saat ini tengah mengalami kemunduran dan stagnasi dalam ranah intelektual. Berhubungan dengan ini, kalau dilihat dari paradigma Weberian, maka timbul pertanyaan, apa makna religius yang dapat ditangkap dari g erakan p em bar uan yang dilakukan oleh  al-D ih lawi khususnya tentang syari’at tersebut? Apakah dalam rangka pemurnian ajaran, atau sikap sebagai tradisi bermadhab, atau menginginkan perubahan dan rasionalitas ajaran. Di sini akan di lihat dialektika antara ide pemikiran al-Dihlawi yang tertuang dalam konsepnya al-Syari’ah dengan suasana sosial politik yang terjadi kala itu, mer upakan upaya al-Dihlawi dalam rangka melaksanakan purifikasi (pemurnian) ajaran dengan melakukan interpretasi rasionalitas tradisi bermadhab dalam konteks sosial budaya masyarakat Indo-pakistan tersebut.Untuk itu, buku ini mer upakan refleksi penulis dalamm e n y ika p i  p r o b l e m at ika  M usl im  I n do n e sia ,  ke m udi andikonfirmasi dengan ajaran-ajaran Islam yang tertuang al-Qur’an dan al-Sunnah. Dalam bahasanya meliputi muqadimah (kata pengantar), wacana tentang syari’ah dalam bidang tauhid dan akidah, dinamika pemikiran fiqih atau hukum Islam, akhlaq atau etika yang dari hari ke hari semakin mengkhawatirkan, sejarah dan pemikiran Islam yang selalu dinamis, kemudian di akhiri dengan penutup dan bibliografi.
Peluang dan Tantangan Formulasi Metode Studi Islam Asmawi, Asmawi
ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman Vol 5, No 1 (2010): Islamica
Publisher : Program Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.006 KB) | DOI: 10.15642/islamica.2010.5.1.77-87

Abstract

In speaking of Islamic studies, we need to remember two things. First is the approach by which we elaborate certain point from certain perspective. In Islamic studies—like in any other studies—approaches vary. Different approaches would bring different conclusions. However, as long as an approach is academically sound and acceptable and meets all standards required, any conclusion resulted thereon is deemed correct and justifiable. Hence, no single conclusion is considered right while the other is wrong. Islamic studies should therefore acknowledge that academic truth is not singular but plural on the ground that there are many approaches toward many conclusions. It is this notion that we want to discuss here. We are interested in exploring the notion of intellectual truth. We hold that differences in opinion should be accepted as natural. Second is, that there is no fundamental differences in the basic value of sciences of any kinds. In other words, what is popularly known as Western science and Islamic science does not in principle differ. Science is science. There cannot be a dichotomy between Islamic or non-Islamic science. Dichotomy in science is not acceptable. Science belongs to all culture, tradition and religion. It does not know particularity. It is universal. Islamic studies should understand this, and use all tools, approaches, methodologies—albeit Western—for their improvement. It is toward these issues that this paper is destined.
Tradisi Hagiografi Sufi Yasawî: Relasi Tasawuf dan Politik Asmawi, Asmawi
ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman Vol 1, No 1 (2006): Islamica
Publisher : Program Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.216 KB) | DOI: 10.15642/islamica.2006.1.1.86-98

Abstract

Every method and approach in Islamic Studies currently available to us hasweaknesses in looking at religious data. For that reason, efforts to find better and moreintegrative method are needed. One of the approaches that might be useful for IslamicStudies is historical approach. Sufism in the meantime, has become an important partof the history of Islam. Nonetheless, it is only recently that Sufism–as well as its origin,change and development- become a subject of historical study. Hagiography has alsobecome a new trend in the historical study of Sufism. And one of the Sufis whosehagiography has become an important subject of study is that of Ahmad Yasafi, a Sufi of16th – 17th century. Hagiography is a kind of written sources that narrate the life of asupposedly holy man and the legends related to him. According to Devin Dewees, thehagiography of Ahmad Yasawi portrays the man’s personal and communal life, hispatronage with the ruler, the rituals of his tarîqah, and the legends related to him and hisorder. This article –using historical approach- is a descriptive account of Ahmad Yasawi’shagiography.
Analisis Perbandingan Hasil Perhitungan Dan Pengukuran Modul Sel Surya Penggerak Mobil Kapasitas 60 Kg Setyadi, Wismanto -; Masyhudi, Masyhudi; Asmawi, Asmawi
Jurnal Ilmiah Giga Vol 16, No 1 (2013): Volume 16, Edisi 1, Juni 2013
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (25.738 KB)

Abstract

ABSTRAK. Penelitian di lakukan dengan cara pengukuran dan perhitungan daya pada mobil sel surya. Daya tadi di peroleh dari modul sel surya yang di tingkatkan dengan menggunakan inverter menjadi 1000 watt, sehingga dapat menggerakkan mobil surya sesuai dengan yang di inginkan. Peralatan pengujian yang digunakan mulai dari panel surya untuk menerima intensitas cahaya kemudian dinaikkan dayanya oleh inverter untuk memutar motor AC dan menggerakkan mobil sel surya kapasitas 118 kg. Hal-hal yang ditetapkan meliputi bahan, peralatan pengujian dan pengukuran serta prosedur penelitian dan asumsi yang di gunakan. Susunan seri dan Parallel dari modul sel surya dapat membangkitkan daya yaitu masing-masing 30,13 watt dan 24,67 watt. Dengan susunan seri lebih besar dari pada susunan parallel, tetapi masih kurang untuk menggerakkan mobil sel surya. Modul sel surya dayanya dapat di tingkatkan dari 30,13 watt menjadi 1000 watt dengan Inverter. Daya yang dibangkitkan oleh modul surya dan di tingkatkan oleh Inverter menjadi 1000 watt mampu menggerakkan mobil sel surya kapasitas 118 kg maksimal lebih kecil dari 4 km/jam. Kecepatan tidak dapat melebihi 4 km/ jam walaupun pengukuran dilakukan pada kondisi intensitas dan sudut datang yang maksimal. Kata kunci: sel surya, penggerak mobil, inverter.
Uji Fungsi Dan Karakterisasi Pompa Roda Gigi Asmawi, Asmawi; Setyadi, Wismanto; Masyhudi, Masyhudi; Basori, Basori
Jurnal Ilmiah Giga Vol 18, No 1 (2015): Volume 18, Edisi 1, Juni 2015
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (25.738 KB)

Abstract

ABSTRAK. Pompa roda gigi merupakan pompa perpindahan positif yang tergolong dalam pompa rotari. Pompa roda gigi digunakan untuk memompa flida dengan viskositas tinggi dan sering diaplikasikan pada sistem hidrolik. Pengujian pompa roda gigi bertujuan untuk Mendapatkan kesiapan fungsional dari komponen-komponen utama peralatan pengujian pompa roda gigi dan mendapatkan karakterisasi pompa roda gigi terbaik, yaitu mencari hubungan tinggi kenaikan (head), daya poros pompa (P) dan efisiensi pompa sebagai fungsi kapasitas (Q). Fluida yang digunakan untuk pengujian adalah oli dengan massa jenis 855 kg/m3, variasi kapasitas dilakukan dengan cara mengatur putaran pada control flow, kemudian kapasitas diukur menggunakan flow meter. Sehingga tekan hisap pompa (Ps) dan tekanan dorong pompa (Pd) pada pompa roda gigi dapat terukur pada vacum gauge dan pressure gauge. Motor listrik yang digunakan adalah tiga phasa dengan daya motor (P motor) terpakai diukur dengan amperemeter dan voltmeter. Karakterisai pompa roda gigi dilakukan dengan tiga pulley dengan kecepatan pulley satu 2000 rpm, pulley dua 1700 rpm dan pulley tiga 1100 rpm.  Kesiapan uji fungsi komponen-komponen utama pada pengujian pompa roda gigi dapat berfungsi dengan baik. Meskipun ada sedikit kebocoran pada instalasi perpipaan yang masih dalam batas toleransi sebesar kurang dari 5 %. Efisiensi yang dihasilkan antara perbandingan daya fluida dengan daya poros pompa masing-masing diperoleh pada pulley satu pada putaran 2000 rpm sebesar  98,44 %, pulley dua pada putaran 1700 rpm sebesar 96,46 % dan pulley tiga pada putaran 1100 rpm sebesar 95,23 %. Kata kunci: pompa roda gigi, uji fungsi,karakterisasi pompa, head, daya pompa, efisiensi.
Rancang Bangun Kompor Tenaga Surya Berdiameter 191 Cm Masyhudi, Masyhudi -; Basori, Basori; Asmawi, Asmawi
Jurnal Ilmiah Giga Vol 16, No 1 (2013): Volume 16, Edisi 1, Juni 2013
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (25.738 KB)

Abstract

ABSTRAK. Semakin berkurangnya cadangan sumber energi yang dgunkan sebgai sumber kegiatan indrusti maupun rumah tangga, seperti gas bumi, minyak bumi, batubara dan lainnya menjadikan harga energi terus maningkat, sehingga cost yang dikeluarkan untuk biaya produksi menjadi tinggi. Hal ini menuntut kita untuk segera mencari sumber energi alternativ sebagai ganti sumber energi yang terus berkurang dan menipis. Energi yang paling besar dialam raya ini adalah energi matahari, secara nyata energi inimempunyai peranan yang sangat besar bagi kehidupan dibumi. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dikembangkan kompor tenaga surya yang bertujuan mangubah sinar matahari menjadi sumber energi panas yang berguna bagi kehidupan dan sebagai pengganti sumber energi yang semakain berkuran. Hasil rancang bangun ini memilki spesifikasi untuk rangka panjangnya 193 cd, lebar 150 cm, tinggi 150 cm dan untuk reflektor bediameter sebesar 191 cm, kecil 28.6 cm, kelengkungan jari-jari 27.7 cm, titik fokus 55.5 cm. pada lengan beban terjadi gaya sebesar 23.25 kg dan σt= 10,475 KN/mm2, bahan plat baja St 37, beban pada pen 23.25 kg dan σ tg 2= 9.25 N/mm, bahan baut M12 dan beban pada tempat benda uji diasumsikan 10kg, τ= 941 N/mm2 bahan besi cor kelabu Fc 20. Dengan dimensi seperti diatas alat ini mampu memanaskan air 4lt dan mendidih dalam waktu 1 jam pada cuaca cerah. Sehingga alat ini layak digunakan untuk keperluan memasak.Kata Kunci: rancang bangun, kompor tenaga surya, titik fokus, besi cor.
Komunikasi Interpersonal dan Keterampilan Memberi Penguatan: Sebuah Analisa Korelasional terhadap Minat Belajar Siswa Mufidah, Imroatul; Asmawi, Asmawi
PALAPA: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan Vol 5 No 02 (2017): November
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) STIT Palapa Nusantara Lombok NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (18.214 KB)

Abstract

Learning should be a priority for achieving success. To realize learning activities as a priority, it takes a high interest. One effort to increase interest in learning is through interpersonal communication and strengthening skills. Therefore, researchers try to examine the relationship of interpersonal communication and strengthening skills with student interest in learning. This research uses quantitative approach (correlation research). The population of this research were 248 students of class VII of SMP Negeri 1 Pungging, and the sample in this research were 50 students. Data collection using questionnaires, interviews, and documentation. The three instruments are used to explore data on: 1) interpersonal communication, 2) strengthening skills, 3) interest in learning. The results of this study show: 1) There is a correlation between interpersonal communication with interest in learning (2.091> 2.011); 2) There is a relationship between strengthening skills with interest in learning (3.289> 2.011); 3) There is a relationship between interpersonal com- munication and strengthening skills with interest in learning (6,787> 3,20). The benefits of this research include: 1) For schools to create an environment that can increase student learning interest, 2) For teachers to motivate in improving student learning interest, 3) For students to raise awareness about the importance of learning interest.
RELEVANSI TEORI MASLAHAT DENGAN UU PEMBERANTASAN KORUPSI Asmawi, Asmawi
De Jure: Jurnal Hukum dan Syari'ah Vol 1, No 2: Desember 2009
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j-fsh.v1i2.330

Abstract

Aiming at protection of religion, soul, intelligence, wealth and progeny, the theory of maslahah permeates the norms of Corruption Eradication Law in Indonesia. The adoption of Islamic criminal law through the theory of maslahah into the system of national law means the transformation and objectivication of the former into the latter, which in turn reflects the integration of Islamic law into national law. The article argues that the application of the theory of maslahah on the criminalization of corruption, the formulation of sanctions on corruption, the concept of responsibility for corruption committted by the corporate, strongly indicates the process of islamization on special criminal law in Indonesia.Bertujuan melindungi agama, jiwa, akal, harta dan keturunan, teori maslahah telah menjiwai norma yang terkandung dalam Undang-undang Pemberantasan Korupsi. Aplikasi hukum pidana Islam melalui teori maslahah dalam sistem hukum nasional mengimplikasikan adanya transformasi dan objektifikasi sistem hukum pertama ke dalam sistem hukum kedua, yang pada gilirannya mencerminkan integrasi keduanya. Artikel ini berargumen bahwa melalui penerapan teori maslahah dalam kriminalisasi korupsi, formulasi sanksi pidana korupsi, dan konsep pertanggungjawaban pidana korporasi jelas menunjukkan terjadinya proses islamisasi dalam perundang-undangan pidana khusus di Indonesia.
Regression Analysis of Breaststroke Swim Performance From Physical, Physiological and Energy Parameters Maulidin, Maulidin; Asmawi, Asmawi; Tangkudung, James
International Journal for Educational and Vocational Studies Vol 1, No 3 (2019): July 2019
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/ijevs.v1i3.1590

Abstract

The purpose of this research was to determine the effect of leg muscle power, maximal oxygen, and achievement motivation on breaststroke swimming athlete. This research used a survey method to see the direct relationship between height variables, leg muscle power, maximal oxygen volume, achievement motivation on breaststroke swimming athletes. The sample used 42 people who were determined by purposive male swimmers aged 15-17 years and had participated in the championship. Performed an all-out 50-m breaststroke swimming test in a 50-m pool. The data analysis technique uses path analysis. The results of the analysis of each variable have direct effects where: Body height has a positive direct effect on swimming skills (R² = 0.308), leg muscle power has a positive direct effect on swimming skills (R² = 0.548), 3) the energy cost of oxygen has an effect positive direct to swimming skills of (R² = 0.519), motivation has a positive direct effect on athlete swimming skills with (R² = 0.419). Of the five-leg muscle power variables that have the greatest influence on breaststroke, swimming speed is 54.8% the remaining 45.2% is caused by other factors such as weather conditions, mental state, nutrition, recovery and health conditions of athletes.
PENDIDIKAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Asmawi, Asmawi; Syafei, Syafei; Yamin, Muhammad
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2019: SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 03 MEI 2019
Publisher : PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.439 KB)

Abstract

In the present time, the development of information technology, especially in Indonesia, is growing. With the existence of information and communication technology can make it easier for us to learn and get information that we need from anywhere, anytime, and from anyone. In the education world, the development of information technology has begun to have a positive impact because the development of information technology in the education world has begun to show significant changes. Nowadays distance and time are not significant problems to gain knowledge, various applications are created to facilitate them. Information technology is a technology used to process data, including processing, obtaining, compiling, storing, manipulating data in various ways to produce quality information that is relevant, accurate, and timely information, which is used for personal, business, and government and is strategic information for decision making.