Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search
Journal : Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni

PENJAJAKAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Jap, Tji Beng; Lusiana, Fenny; Larasati, Kirey; Tiatri, Sri
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v5i1.10002.2021

Abstract

Knowledge Management System (KMS) is a learning solution that is known to be effective in various educational contexts in the era of information and communication technology. One educational context that is expected to benefit from is Vocational High Schools (SMK). In this education, the most learned things are skills. It is not yet known, what kind of Knowledge Management System suits the learning needs of students in SMK. This study aims to explore the needs of vocational students associated with the application of the Knowledge Management System. Research participants are 1.600 vocational students in 5 cities of Indonesia (83 students from Pontianak, 304 students from Manado, 177 students from Belitung, 238 students from Yogyakarta, and 798 students from Salatiga) Data collection was carried out through surveys and interviews. The results showed that 100% of students stated that KMS was needed in their learning system. Most students 63% (996 students) need a KMS that includes all knowledge, both related and unrelated to their field of expertise. The results of this research can be valuable information for the development of KMS in SMK in Indonesia. Sistem Manajemen Pengetahuan atau Knowledge Management System (KMS) adalah salah satu solusi belajar yang diketahui efektif diterapkan dalam berbagai konteks pendidikan di era teknologi informasi dan komunikasi. Salah satu konteks pendidikan yang diperkirakan akan mendapatkan manfaat adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam pendidikan ini, hal yang paling banyak dipelajari adalah keterampilan. Belum diketahui Sistem Manajemen Pengetahuan seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran para siswa di SMK. Penelitian ini bertujuan menjajaki kebutuhan siswa SMK yang terkait dengan penerapan Sistem Manajemen Pengetahuan. Partisipan penelitian adalah 1.600 siswa SMK di 5 kota Indonesia (83 Siswa Pontianak, 304 Siswa Manado, 177 Siswa Belitung, 238 Siswa Yogyakarta, dan 798 Siswa Salatiga). Pengambilan data dilaksanakan melalui survei dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 100% siswa menyatakan bahwa KMS diperlukan dalam sistem pembelajaran mereka. Sebagian besar siswa 63% (996 Siswa) memerlukan KMS yang mencakup seluruh pengetahuan, baik yang terkait maupun yang tidak terkait dengan bidang keahlian mereka. Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi yang berharga bagi pengembangan KMS di SMK di Indonesia.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PENGAJARAN MEMBANGUN MODEL MENTAL BACAAN BAGI GURU SEKOLAH DASAR Sri Tiatri; Jap Tji Beng; Claudia Fiscarina; Hartinah Dinata
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v5i1.11348.2021

Abstract

Building Mental Models Teaching during reading is beneficial to improve students' reading and thinking skills. However, this teaching was not popular because the implementation was complicated. Efforts to develop learning models to build mental models for teachers are continuously being pursued. This study examines the factors that can affect the effectiveness of teacher training. Data is collected through documentation of the entire training process, starting from preparation, implementation, and completion. Interviews and in-depth observations were held in this in-house training process. Participants of this in-house training are a group of primary school teachers in Salatiga (10 teachers) and Tanjungpandan (10 teachers). The results show, there are 5 factors that need to be considered to achieve the effectiveness of in-house training of building mental models: (a) principal support, (b) association with certification, (c) training implementation time, (d) teachers' prior knowledge, (e) teacher habits when teaching in classroom, especially regarding assessment. Based on the evaluation of this training, the material presented was considered quite easy by the teacher. However, there is a tendency that teachers' habits in assessment affect the learning to build mental models that are carried out. There are habits that have the potential to interfere with the freedom of thought that are being developed. Based on the results of this study, it is hoped that the teaching carried out by the teacher can encourage students to think independently, not solely focusing on academic achievement. Pengajaran Membangun Model Mental saat membaca bermanfaat meningkatkan kemampuan membaca dan berpikir siswa. Namun pengajaran ini tidak populer karena pelaksanaannya yang tidak sederhana. Upaya mengembangkan model pembelajaran membangun model mental bagi para guru terus diupayakan. Penelitian ini mengkaji faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas pelatihan guru. Data dikumpulkan melalui dokumentasi seluruh proses pelatihan, mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian. Wawancara dan observasi mendalam dilaksanakan dalam proses in house training. Partisipan in house training dalam penelitian ini adalah kelompok guru SD di Salatiga (10 guru) dan Tanjungpandan (10 guru). Hasil penelitian menunjukkan 5 faktor yang perlu dipertimbangkan untuk mencapai keefektifan in house training pembelajaran membangun model mental: (a) dukungan kepala sekolah, (b) pengaitan dengan sertifikasi, (c) waktu pelaksanaan pelatihan, (d) pengetahuan awal para guru, (e) kebiasaan guru dalam pengajaran di kelas, khususnya mengenai penilaian. Berdasarkan evaluasi terhadap pelatihan ini, materi yang disampaikan dianggap cukup mudah oleh guru. Namun ada kecenderungan bahwa kebiasaan guru dalam penilaian mempengaruhi pembelajaran membangun model mental yang dilaksanakan.  Ada kebiasaan yang berpotensi mengganggu kemerdekaan berpikir yang sedang dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan pengajaran yang dilakukan guru dapat mendorong siswa untuk merdeka berpikir, tidak semata-mata berfokus pada prestasi akademik saja.
DAMPAK IMPLEMENTASI MBKM PADA KOGNITIF MAHASISWA UNIVERSITAS X: REKOMENDASI PENINGKATAN MBKM DI PTS Jap Tji Beng; Keni Keni; Nafiah Solikhah; Rita Markus Idulfilastri; Fransisca Iriani Roesmala Dewi; Mira Bella; Nina Perlita; Sri Tiatri
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v6i1.16077.2022

Abstract

Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah suatu program yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) sejak tahun 2020. Universitas Tarumanagara telah berkomitmen dalam menerapkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sebagai bagian dari kurikulum sejak tahun 2020. Sejalan dengan kebijakan MBKM, upaya Kemendikbudristek menjaga mutu Perguruan Tinggi adalah dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama (IKU). Salah satu sub indikator yang keberhasilan terdapat pada IKU-7, yaitu mahasiswa terlibat dalam kelas yang kolaboratif dan partisipatif. Penelitian ini bertujuan melihat dampak implementasi kelas kolaboratif dan partisipatif pada mahasiswa yang teribat dalam MBKM, khususnya dalam bentuk Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Kabupaten Belitung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu qualitative descriptive dengan pendekatan participatory ethnography. Peneliti terdiri atas 7 dosen dan 6 mahasiswa pelaksana 3 PKM di Kabupaten Belitung. Partisipan yang menjadi sasaran  penelitian ini adalah  6 Mahasiswa MBKM yang terlibat dalam Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi dan wawancara sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan acara PKM di Kabupaten Belitung. Penelitian menghasilkan tiga temuan dalam aspek kognitif yaitu: (a) kegiatan pembelajaran kolaboratif dan partisipatif meningkatkan pengetahuan mahasiswa MKBM mengenai pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat; (b) meningkatkan kemampuan analisis pada mahasiswa; dan (c) meningkatkan kemampuan dalam hal problem solving pada mahasiswa. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai gambaran dampak pelaksanaan MBKM, dan selanjutnya dapat menjadi rekomendasi untuk peningkatan MBKM di perguruan tinggi swasta.
DAMPAK PSIKOLOGIS MAHASISWA PADA IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOLABORATIF DAN PARTISIPATIF DI KABUPATEN BELITUNG Rita Markus Idulfilastri; Sri Tiatri; Keni Keni; Nafiah Solikhah; Fransisca I. R. Dewi; Jap Tji Beng
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v6i1.16074.2022

Abstract

Pembelajaran kolaboratif dan partisipatif merupakan salah satu indikator keberhasilan utama (IKU) yang dipersyaratkan untuk menilai ketercapaian pelaksanaan MBKM. Kegiatan penelitian ini berbasis projek (team-based project) yaitu kegiatan proyek lapangan yang dilakukan sesuai setting sebenarnya, bukan kegiatan di dalam kelas. Tujuan penelitian untuk melihat dampak psikologis pembelajaran kolaboratif dan partisipatif berpengaruh sebelum dan setelah melaksanakan proyek. Konsep teori yaitu kesiapan berubah (readiess to change) dan passion. Dimensi kesiapan berubah terdiri change of efficacy, ketepatan berubah, dukungan manajemen, manfaat pribadi dan dimensi passion terdiri dari harmony passion dan obsessive passion. Metode penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan jumlah sampel 6 mahasiswa UNTAR dan diambil data pre-test, post-test dan wawancara. Pengolahan data menggunakan korelasi dan compare mean t-test. Hasil penelitian menunjukkan terjadi hubungan kuat dan signifikan antara pre-test, post-test pada kesiapan berubah dan passion. khususnya pada dimensi-dimensi ketepatan melakukan perubahan, change of efficacy dan harmony passion. Namun hasil perbedaan rata-rata menunjukkan signifikan hanya pada change of efficacy. Kesimpulan penelitian memperlihatkan dampak psikologis change of efficacy terjadi pada mahasiswa yang melakukan implementasi pembelajaran kolaboratif dan partisipatif di kabupaten Belitung. Mahasiswa meyakini proyek yang dilakukannya memberikan dampak perubahan pada masyarakat. Keyakinan diri mahasiswa yang relatif kuat sebelum dilaksanakan proyek dan menjadi semakin bertambah kuat setelah selesai proyek dilaksanakan. Saran penelitian selanjutnya dilakukan beberapa kali proyek kegiatan untuk mempertahankan konsistensi data.Collaborative and participatory learning is one of the main success indicators (IKU) required to assess the achievement of MBKM implementation. This research activity is project-based (team-based project), namely field project activities carried out according to the actual setting, not activities in the classroom. The aim of the research is to see the psychological impact of collaborative and participatory learning before and after implementing the project. The theoretical concepts used are readiness to change and passion. The changing dimension consists of changes in efficacy, changes in accuracy, management support, personal benefits and the passion dimension consists of harmony passion and obsessive passion. The research method used a quasi-experimental with a sample of 6 UNTAR students and pre-test, post-test and interview data were taken. Processing of data using correlation and comparing the mean t-test. The results showed that there was a strong and significant relationship between pre-test, post-test on readiness to change and passion. especially on the dimensions of accuracy in making changes, changes in efficacy and passion for harmony. However, the results of the mean difference showed significant only in the change in success. The conclusion of this research is the impact of psychological impact on efficacy changes that occur in students who implement collaborative and participatory learning in Belitung district. Students believe in projects that have a changing impact on society. Students' self-confidence is relatively strong before the project is implemented and becomes stronger after the project is completed. Subsequent research suggests several project activities to maintain data.
GAMBARAN PERILAKU DAN PENGATURAN PENGGUNAAN TELEPON GENGGAM CERDAS (TGC) PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Tji Beng Jap; Hartinah Dinata; Vivien H. Wangi; Sri Tiatri
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v5i2.10086.2021

Abstract

Smartphone are tools that help life, even become daily needs for adolescents in Vocational High School (Sekolah Menengah Kejuruan or SMK) who live in urban areas. Unfortunately, not a few teenagers experience problems due to excessive smartphone use. These can include physical problems such as problems with the eyes, movement, and body position; as well as psychological problems such as unharmonious relationships with the people around them, or feeling dependent on devices. There are not many studies that describe the behavior and regulation of smartphone use in adolescents, especially vocational high school students in Indonesia. This study aims to obtain a description of the behavior of smartphone use among vocational high school students, as well as the settings up of regulations by the home and school environment. Participants are 1.921 high school students in 5 cities in 5 provinces in Indonesia (West Kalimantan, Yogyakarta Special Region (DIY), Bangka Belitung Islands, North Sulawesi, and Central Java). Data collection was carried out through a survey with a questionnaire specially designed by the researcher. Data collection was carried out before the COVID-19 Pandemic occurred. The results showed that in the period before the COVID-19 Pandemic, most students used smartphones for about 4-8 hours per day, for communication purposes. In addition, parents and schools make regulations regarding the use of smartphones. The results of this study can provide an overview, as well as a comparison for the description of the behavior of device use after the outbreak of the COVID-19 outbreak. Telepon Genggam Cerdas (TGC) merupakan alat yang membantu kehidupan, bahkan menjadi kebutuhan sehari-hari bagi remaja di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang tinggal di daerah perkotaan. Sayangnya, tidak sedikit remaja yang mengalami masalah akibat penggunaan TGC yang berlebihan. Masalah itu dapat berupa masalah fisik seperti masalah pada mata, pergerakan, dan posisi tubuh; maupun masalah psikologis seperti hubungan yang kurang harmonis dengan orang-orang disekitarnya, atau merasakan ketergantungan terhadap gawai. Belum banyak studi yang menggambarkan perilaku dan pengaturan penggunaan TGC pada remaja khususnya siswa SMK. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran perilaku penggunaan gawai pada siswa SMK, serta pengaturan yang ditetapkan oleh lingkungan rumah dan sekolah. Partisipan adalah 1921 siswa SMK di 5 kota yang ada di 5 provinsi di Indonesia (Kalimantan Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kepulauan Bangka Belitung, Sulawesi Utara, dan Jawa Tengah). Pengumpulan data dilaksanakan melalui survei dengan kuesioner yang dirancang khusus oleh peneliti. Pengambilan data dilaksanakan sebelum terjadinya Pandemi COVID-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada masa sebelum Pandemi COVID-19, kebanyakan siswa menggunakan TGC selama sekitar 4-8 jam per-hari, untuk keperluan berkomunikasi. Selain itu, orang tua dan sekolah membuat aturan mengenai penggunaan TGC. Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran, sekaligus pembanding bagi gambaran perilaku penggunaan gawai sesudah merebaknya wabah COVID-19. 
PEMBENTUKAN INVENTIVITAS MAHASISWA MELALUI MBKM PENELITIAN Sri Tiatri; Claudia Fiscarina; Mirabella; Nina Perlita; Mei Ie; Jap Tji Beng
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v6i2.20514.2022

Abstract

Inventivitas atau kemampuan untuk berinvensi dan berinovasi merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki lulusan Prodi Sarjana. MBKM pada Prodi Sarjana adalah Program yang ditetapkan Kemendikbudristek tahun 2020. Program yang relatif baru ini masih terus mencari bentuk untuk menjadi perbendaharaan kegiatan yang kaya dan efektif efisien dalam memperoleh capaian pembelajaran. Salah satu program yang telah dilaksanakan di Univ. X adalah MBKM Penelitian. Penelitian ini bertujuan mengkaji efektivitas MBKM Penelitian di Univ. X dalam meningkatkan inventivitas mahasiswa. Partisipan penelitian adalah 12 mahasiswa. Metode penelitian adalah eksperimen kuasi, dengan menerapkan Program MBKM Penelitian yang Terintegrasi. Program meliputi 5 tahap pembentukan inventivitas, dirancang oleh Tim Peneliti. Kelima tahap yaitu: tahap pemikiran terhadap persiapan penelitian, tahap pemikiran terhadap kegiatan yang diikuti, tahap focus group discussion terhadap temuan penelitian, tahap perancangan metode lanjutan, tahap evaluasi berkelanjutan. Metode pengumpulan data adalah campuran, kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui kuesioner pengalaman mengikuti MBKM Penelitian, dan data kualitatif diperoleh melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta MBKM Penelitian memiliki kemampuan mempelajari berbagai hal yang ditemui selama penelitian. Inventivitas yang terbangun juga tampak dari karya-karya yang dihasilkan. Hasil ini menunjukkan bahwa MBKM Penelitian yang dijalankan di Univ. X efektif dalam mencapai kompetensi inventivitas mahasiswa. Penyempurnaan masih perlu dilakukan terkait keterampilan mewujudkan invensi mereka dalam bentuk gambar/skema yang mudah dipahami banyak pihak.
GAZERECORDER: MENGAMATI ATENSI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MENGGUNAKAN EYE TRACKER Aeda Andianturi Taim; Sri Tiatri; Jap Tji Beng
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v6i2.13558.2022

Abstract

Atensi dapat bergeser dengan sangat cepat dari satu hal ke hal berikutnya, dan oleh karena itu atensi dapat didiskusikan menjadi orientasi overt yaitu tindakan selektif pada suatu item dengan menggerakkan mata ke titik ke arah itu, dan orientasi covert mampu mengalihkan fokus secara mental tanpa menggerakan mata. Pergerakan mata ini dapat menjadi indikasi untuk mengamati atensi. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi atensi dalam proses membaca bagi siswa sekolah menengah. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dengan desain posttest only one group design dan melibatkan 3 peserta kelas 1 dan kelas 3 SMA. Peralatan yang digunakan adalah webcam dengan perangkat lunak GazeRecorder  sebagai alternatif eyetracker yang telah digunakan dalam proses uji coba awal. Analisis deskriptif digunakan untuk mendapatkan profil perhatian siswa SMA dengan menggunakan video monitoring dan analisis korelasional untuk mendapatkan data perbedaan daya dan tingkat kesulitan alat ukur yang dikembangkan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa atensi dalam membaca dapat diidentifikasi secara efektif melalui teknologi pelacak mata (gazerecorder). Attention can shift very quickly from one thing to the next, and therefore attention can be discussed as overt orientation i.e. selective action on an item by moving the eye to a point in that direction, and covert orientation being able to mentally shift focus without moving the eye. This eye movement can be an indication to observe attention. The purpose of this study was to identify attention in the reading process for high school students. This study used a quasi-experimental method with a posttest only one group design and involved 3 participants in grade 1 and grade 3 high school. The equipment used is a webcam with GazeRecorder software as an alternative to the eyetracker that has been used in the initial trial process. Descriptive analysis was used to obtain the attention profile of high school students by using video monitoring and correlational analysis to obtain data on the difference in power and the level of difficulty of the measuring instrument developed. The results of the study indicate that attention in reading can be identified effectively through eye tracking technology (gazerecorder).
PERSPEKTIF DOSEN, MAHASISWA, TENDIK MENGENAI IMPLEMENTASI MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA DI UNIVERSITAS TARUMANAGARA Sri Tiatri; Keni Keni; Rasji Rasji; Rita Markus Idulfilastri; Nafiah Solikhah; Fransisca I. R. Dewi; Jap Tji Beng
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v6i1.16072.2022

Abstract

Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) telah disosialisasikan terutama kepada dosen dan mahasiswa Universitas Tarumanagara, sejak ditetapkan oleh Kemendikbudristek pada bulan Januari 2020.  Kurikulum MBKM ini juga telah diimplementasikan selama lebih dari 1,5 tahun di Universitas Tarumanagara sejak semester ganjil 2020/2021.  Pada akhir tahun 2021, Ditjen Diktiristek menugaskan 110 Perguruan Tinggi Swasta termasuk Universitas Tarumanagara, untuk melaksanakan penelitian mengenai kebijakan MBKM. Satu Tim Peneliti ditugaskan oleh Universitas Tarumanagara melaksanakan tugas dari Ditjen Diktiristek tersebut. Dalam pelaksanaan tugas ini, penelitian juga ditujukan untuk memahami perspektif dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan (tendik) terhadap kebijakan dan implementasi MBKM tersebut.  Partisipan penelitian adalah dosen, mahasiswa, dan tendik Universitas Tarumanagara. Data dikumpulkan melalui survei elektronik yang dirancang, dan disebarluaskan oleh Ditjen Diktiristek melalui SPADA (Sistem Pembelajaran Daring). Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data pada tanggal 23 Desember 2021 yang diberikan oleh Ditjen Diktiristek kepada LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat) Universitas Tarumanagara, terdiri atas 298 dosen, 3.994 mahasiswa, dan 136 tendik Universitas Tarumanagara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% dosen, mahasiswa, dan tendik mengetahui sebagian besar isi kebijakan MBKM, terutama melalui sosialisasi yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi. Lebih dari 50% partisipan memilih Sosialisasi Kemendikbud, Kanal Perguruan Tinggi, dan Sosialisasi Perguruan Tinggi sebagai tiga media informasi yang dapat meningkatkan pemahaman mengenai MBKM. Partisipan menyatakan bahwa kedelapan kegiatan MBKM sudah ada sebelumnya.  Lebih dari 50% partisipan menjawab dua semester untuk melaksanakan kegiatan MBKM di luar perguruan tinggi. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dinyatakan bahwa sekitar 50% dosen, mahasiswa, dan tendik di Universitas Tarumanagara telah memiliki perspektif yang sejalan dengan Kebijakan MBKM yang telah ditetapkan oleh Kemendikbudristek. Diskusi-diskusi di tingkat dosen merekomendasikan kemandirian dalam menjalankan MBKM bagi perguruan tinggi yang dinilai mampu oleh Kemendikbudristek.The Kampus Merdeka Independent Learning Curriculum (MBKM) has been socialized, specifically to lecturers and students of Universitas Tarumanagara since its stipulation by the Ministry of Education and Culture and Research and Technology in 2020. This curriculum was also implemented for more than 1.5 years at Universitas Tarumanagara, from the beginning of semester 2020/2021.  At the end of 2021, the Directorate General of Higher Education assigned 110 private universities, including Tarumanagara University, to conduct research regarding MBKM policies. One Research Team was assigned by Universitas Tarumanagara to fulfill the task assigned by the Directorate General of Higher Education and Research and Technology, as well as to understand the perspectives of lecturers, students, and education staff on the MBKM policy and implementation. Research participants include lecturers, students, and staff at Tarumanagara University. Data was collected through an electronic survey designed and administered by the Directorate General of Higher Education and Research and Technology through SPADA (Online Learning System). The data used in this paper is from December 23, 2021 which was handed by the Directorate General of Higher Education and Research and Technology to the LPPM (Institute for Research and Community Service) of Universitas Tarumanagara, consisting of 298 lecturers, 3,994 students, and 136 staff of Universitas Tarumanagara. The result shows that about 50% of lecturers, students, and staff knew most of the contents of the MBKM policy, especially through socialization carried out by the university. More than 50% of participants chose Socialization by the Ministry of Education and Culture, University Channel, and Socialization by the University as the three information media that can improve the understanding of MBKM. Participants stated that the eight MBKM activities had existed before. More than 50% of participants chose to dedicate 2 semesters to carry out MBKM activities outside university activities. Based on the results of this study, it can be stated that about 50% of the lecturers, students, and staff at Universitas Tarumanagara already possess a perspective that is in line with the MBKM Policy that has been set by the Ministry of Education and Culture and Research and Technology. Discussions among the lecturers recommended independence in implementing MBKM for universities deemed capable by the Ministry of Education and Culture and Research and Technology.
DAMPAK PSIKOLOGIS MAHASISWA PADA IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOLABORATIF DAN PARTISIPATIF DI KABUPATEN BELITUNG Rita Markus Idulfilastri; Sri Tiatri; Keni Keni; Nafiah Solikhah; Fransisca I. R. Dewi; Jap Tji Beng
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v6i1.16074.2022

Abstract

Pembelajaran kolaboratif dan partisipatif merupakan salah satu indikator keberhasilan utama (IKU) yang dipersyaratkan untuk menilai ketercapaian pelaksanaan MBKM. Kegiatan penelitian ini berbasis projek (team-based project) yaitu kegiatan proyek lapangan yang dilakukan sesuai setting sebenarnya, bukan kegiatan di dalam kelas. Tujuan penelitian untuk melihat dampak psikologis pembelajaran kolaboratif dan partisipatif berpengaruh sebelum dan setelah melaksanakan proyek. Konsep teori yaitu kesiapan berubah (readiess to change) dan passion. Dimensi kesiapan berubah terdiri change of efficacy, ketepatan berubah, dukungan manajemen, manfaat pribadi dan dimensi passion terdiri dari harmony passion dan obsessive passion. Metode penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan jumlah sampel 6 mahasiswa UNTAR dan diambil data pre-test, post-test dan wawancara. Pengolahan data menggunakan korelasi dan compare mean t-test. Hasil penelitian menunjukkan terjadi hubungan kuat dan signifikan antara pre-test, post-test pada kesiapan berubah dan passion. khususnya pada dimensi-dimensi ketepatan melakukan perubahan, change of efficacy dan harmony passion. Namun hasil perbedaan rata-rata menunjukkan signifikan hanya pada change of efficacy. Kesimpulan penelitian memperlihatkan dampak psikologis change of efficacy terjadi pada mahasiswa yang melakukan implementasi pembelajaran kolaboratif dan partisipatif di kabupaten Belitung. Mahasiswa meyakini proyek yang dilakukannya memberikan dampak perubahan pada masyarakat. Keyakinan diri mahasiswa yang relatif kuat sebelum dilaksanakan proyek dan menjadi semakin bertambah kuat setelah selesai proyek dilaksanakan. Saran penelitian selanjutnya dilakukan beberapa kali proyek kegiatan untuk mempertahankan konsistensi data.Collaborative and participatory learning is one of the main success indicators (IKU) required to assess the achievement of MBKM implementation. This research activity is project-based (team-based project), namely field project activities carried out according to the actual setting, not activities in the classroom. The aim of the research is to see the psychological impact of collaborative and participatory learning before and after implementing the project. The theoretical concepts used are readiness to change and passion. The changing dimension consists of changes in efficacy, changes in accuracy, management support, personal benefits and the passion dimension consists of harmony passion and obsessive passion. The research method used a quasi-experimental with a sample of 6 UNTAR students and pre-test, post-test and interview data were taken. Processing of data using correlation and comparing the mean t-test. The results showed that there was a strong and significant relationship between pre-test, post-test on readiness to change and passion. especially on the dimensions of accuracy in making changes, changes in efficacy and passion for harmony. However, the results of the mean difference showed significant only in the change in success. The conclusion of this research is the impact of psychological impact on efficacy changes that occur in students who implement collaborative and participatory learning in Belitung district. Students believe in projects that have a changing impact on society. Students' self-confidence is relatively strong before the project is implemented and becomes stronger after the project is completed. Subsequent research suggests several project activities to maintain data.
DAMPAK IMPLEMENTASI MBKM PADA KOGNITIF MAHASISWA UNIVERSITAS X: REKOMENDASI PENINGKATAN MBKM DI PTS Jap Tji Beng; Keni Keni; Nafiah Solikhah; Rita Markus Idulfilastri; Fransisca Iriani Roesmala Dewi; Mira Bella; Nina Perlita; Sri Tiatri
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v6i1.16077.2022

Abstract

Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah suatu program yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) sejak tahun 2020. Universitas Tarumanagara telah berkomitmen dalam menerapkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sebagai bagian dari kurikulum sejak tahun 2020. Sejalan dengan kebijakan MBKM, upaya Kemendikbudristek menjaga mutu Perguruan Tinggi adalah dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama (IKU). Salah satu sub indikator yang keberhasilan terdapat pada IKU-7, yaitu mahasiswa terlibat dalam kelas yang kolaboratif dan partisipatif. Penelitian ini bertujuan melihat dampak implementasi kelas kolaboratif dan partisipatif pada mahasiswa yang teribat dalam MBKM, khususnya dalam bentuk Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Kabupaten Belitung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu qualitative descriptive dengan pendekatan participatory ethnography. Peneliti terdiri atas 7 dosen dan 6 mahasiswa pelaksana 3 PKM di Kabupaten Belitung. Partisipan yang menjadi sasaran  penelitian ini adalah  6 Mahasiswa MBKM yang terlibat dalam Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi dan wawancara sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan acara PKM di Kabupaten Belitung. Penelitian menghasilkan tiga temuan dalam aspek kognitif yaitu: (a) kegiatan pembelajaran kolaboratif dan partisipatif meningkatkan pengetahuan mahasiswa MKBM mengenai pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat; (b) meningkatkan kemampuan analisis pada mahasiswa; dan (c) meningkatkan kemampuan dalam hal problem solving pada mahasiswa. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai gambaran dampak pelaksanaan MBKM, dan selanjutnya dapat menjadi rekomendasi untuk peningkatan MBKM di perguruan tinggi swasta.
Co-Authors Aeda Andianturi Taim Agustin, Dinda Aisya Putri Handayani Alivia Fitriani Amanto Alivia Fitriani Amanto Angela, Octarifa Anisa Husnul Khotimah Arumsari, Chysanti Arvelia Yoshianne Anggie Ayesha Desfitrianie Bianca Debby Bryan Riyanto Calvinus, Yohanes Caroline, Angeline Claudia Fiscarina Claudia Fiscarina Daniel Daniel Davin Sebastian Dedi Trisnawarman Desella Chandra Desella Chandra Desella Chandra Desi Arisandi Desi Arisandi Desi Arisandi Dewi, Ezra Shandra Dinatha, Vienchenzia Oeyta Dwitama Elysia Putri Elysia Putri, Elysia Endah Setyaningsih Eoh, Vivin Bolu Ery Dewayani Eugenius Edsel Barito Febynola Tiara Salsabilla Felicita Mauli Firliana, Dira Fitriya, Febby Nurul Fransisca I. R. Dewi Fransisca Iriani Roesmala Dewi Fransisca Pranata Gregorio, Keanen Han, Hansen Hartinah Dinata Henry Candra Hervanny Zisli Hetty Karunia Tunjungsari Hutagaol, Alice Shizuka Ivan Juan Jonathan Jap, Bernard Amadeus Jaya Juliana, Sarah Gracyntia Juniarto Salim Kelvin Julian Tannius KENI KENI Larasati, Kirey Lawrence, Valerie Layla Adila Ramadhani Limbor, Ellen Gabriel Lunzaga, Ele Lusiana, Fenny Lygia Teresa Timoria Natan Marcydiaz, Andrew Haikal Margareta Margareth Natalia Marwahdi, Azahra Putri Mei Ie Mei Ie Michelle Friscilia Michelle Friscilia Michellen, Kyren Mira Bella Mirabella Mirabella Mirabella Muhammad Irfan Pradana Muhammad Nashir Mutiara, Maitri Widya Nadya Aliwarga Nadya Aliwarga, Nadya Nagm, Fouad Nina Perlita Nina Perlita Nina Perlita Norita Margareth Berta, Norita Margareth Novario Jaya Perdana Nurkholiza, Rahmiyana Octarifa Angela Oeyta, Vienchenzia Oktovianus Irvan P. Tommy Y. S. Suyasa P. Tommy, Y. S. Suyasa Pandumpi, Shania Krisan Putri, Erika Ardya Mesia Putri, Tifani Anasya Qadriah, Sekar Aurannisa Ramdhani Rahmiyana Nurkholizah Rasji Rasji Riani Riani Ricky Sanjaya Rita Markus Idulfilastri Rita Markus Idulfilastri Rizky Eka Putra Salsabila, Tasya Mulia Samantha, Velline Sania Alikha Rahmadira Latupono Sari, Emilia Sefira, Fasia Meta Shalsa Dea Purnama Sharon Yosephine Sihotang, Fitriana Nursinta Silky Goswara Silky Goswara Solikhah, Nafiah Sri Tiatri Sri Tiatri Sri Tiatri Sri Tiatri Sri Tiatri Stefania Morin Stenly Handy Wijaya Sugeng Astanggo Sumantri, Paramitha Mudita Tasya Mulia Salsabila Thalia Syahrunia Suci Ardhia Valensia Audrey Rusli Vania Yori Wakano Vincent Suryawidjaja Vivien H. Wangi Wasino Wasino Wasino Wasino Wasino Wijaya, Angeline Carolina Yuniawati, Elisa Ika Zahra Shafira ZAHRO, TIARA Zheng, Margareta