Claim Missing Document
Check
Articles

Perbandingan Hasil Pengobatan Kasus Karsinoma Nasofaring Sebelum dan Selama Pandemi COVID-19: Pengalaman dari RSUD Dr. Soetomo pada 2017-2022 Pratama, Mulia; Romdhoni, Achmad Chusnu; Dewanti, Linda
Qanun Medika - Jurnal Kedokteran FK UMSurabaya Vol 9 No 02 (2025): Qanun Medika Vol 09 No 02 July 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jqm.v9i02.24533

Abstract

Nasopharyngeal carcinoma is endemic in Southeast Asia. In Indonesia, the recorded mean prevalence is 6.2/100.000, with 13.000 yearly new Nasopharyngeal carcinoma cases. Observational data suggest that cancer-specific mortality was higher during the COVID-19 pandemic when compared with pre-pandemic levels. This study aims to compare the treatment outcome of nasopharyngeal carcinoma cases before and during the COVID-19 pandemic at Dr Soetomo Hospital in 2017-2022. This study employed a retrospective cross-sectional approach with an observational analytic method. Data is taken secondary from medical records for nasopharyngeal carcinoma patients at Dr. Soetomo Hospital in Surabaya and primary by telephone interview for additional information on the patient’s risk factors. The majority of nasopharyngeal carcinoma patients at Dr. Soetomo Hospital were male, elderly,>50 years old, and referral patients (outside Surabaya). In both eras, patients arrived already in stage 4 (advanced stage). However, before COVID-19, more patients were cured and survived before the COVID-19 period in comparison to during the COVID-19 pandemic period. This may be related to delayed treatment caused by COVID-19 policy on social distancing, healthcare regulation during the pandemic, and immunocompromised status.
Factors Related to Menstrual Hygiene Behavior of Adolescents in Indonesia: Systematic Review Nudy Purwanto, Putri; Budi Amalia, Rize; Dewanti, Linda
Jurnal KESANS : Kesehatan dan Sains Vol 1 No 5 (2022): KESANS : International Journal of Health and Science
Publisher : Rifa'Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54543/kesans.v1i5.63

Abstract

Background: Menstrual hygiene is a component of personal hygiene (personal hygiene), which plays an important role in determining the health status, in order to avoid infection of the reproductive organs. Behaviour menstrual hygiene Pooris one of the main causes of morbidity in adolescents and if not handled properly will have an impact on reproductive health problems. The purpose of this study was to analyses the factors associated with adolescent behaviour menstrual hygiene in Indonesia. Methods: This study uses a systematic review by reviewing the literature obtained from four databases, namely PubMed, Science Direct, Scopus, and Google Scholar. Results are reported in the PRISMA diagram. Inclusion criteria included literature examining factors menstrual hygiene in Indonesia, adolescents aged 10-19 years, literature in English and Indonesian, full text and open access literature, published literature from the last 10 years (2011-2021), adolescents aged 10 -19 years, the EPHPP (Effective Public Health Practice Project) literature was used to assess the quality of the literature. Results: There were 18 literatures that met the inclusion and exclusion criteria. There is no relationship between biological factors, namely the age of menarche (n= 3, 100%) with behaviour menstrual hygiene in adolescents in Indonesia. There is a relationship between individual factors, namely knowledge (n = 9, 69.2%) and attitudes (n = 8, 80%), interpersonal factors (family support (n = 6, 75%, friend support (n = 4, 50%, teacher support (n= 3, 100%), support for health workers (n= 2, 100%), and mass media support n=3,100%) with behaviour menstrual hygiene in adolescents in Indonesia Conclusion: The importance of support from parents, friends , teachers, health workers to increase adolescent knowledge about behaviour menstrual hygiene and the availability of facilities and infrastructure that support behaviour menstrual hygiene in adolescents Key words: Menstrual hygiene factors, adolescents, Indonesia
Direct Experience with Cervical Cancer Patient, Husband Support, and Self-Perception as Determinant Factors of Women’s Desire to Take VIA Screening Test Rahmawati, Nur Anisah; Dewanti, Linda
Kesmas Vol. 13, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker serviks menyebabkan 10.3% kematian pada perempuan di Indonesia. Inspeksi visual asam asetat (IVA) telah digunakan untuk program skrining sejak tahun 2014 tetapi hanya 2,45 % perempuan yang melakukan pemeriksaan pada tahun 2015. Di tempat penelitian, cakupan skrining metode IVA kurang dari 1%. Penelitian sebelumnya menyebutkan faktor psikososial sebagai satu faktor penting, tetapi sedikit penelitian yang menganalisis peran dukungan suami dan pengalaman langsung dengan penderita kanker serviks. Penelitian ini bertujuan mempelajari hubungan antara pengalaman langsung dengan penderita kanker serviks, dukungan suami, persepsi diri dan keinginan perempuan melakukan skrining IVA. Penelitian potong lintang dilakukan secara acak pada perempuan berusia 25-55 tahun di empat kelurahan di Yogyakarta. Seluruh data dikumpulkan melalui kuesioner. Sebagian besar dari 188 responden memiliki persepsi yang benar mengenai kanker serviks dan pentingnya pemeriksaan IVA, tetapi mereka tidak menerima dukungan yang cukup dari suami. Sebagian kecil memiliki pengalaman langsung dengan penderita kanker serviks. Uji statistik menunjukkan bahwa usia, persepsi yang benar, dan dukungan suami berhubungan dengan keinginan perempuan untuk melakukan skrining IVA (nilai p < 0.05), sedangkan pengalaman langsung dengan penderita kanker serviks tidak berhubungan dengan keinginan melakukan skrining. Perempuan dengan persepsi yang benar dan dukungan suami lebih bersedia melakukan skrining IVA. Cervical cancer causes 10.3% women mortality in Indonesia. Visual Inspection of Acetic Acid (VIA) had been used for screening program since 2014, but only 2.45% women took the test in 2015. In the place of this study, the coverage was at less than 1%. Previous studies revealed that psychosocial was an important factor, but less studies analyzed the role of husband support and direct experience with cervical cancer patient. The aim of the study was to learn correlation between direct experience with cervical cancer patient, husband support, self-perception and women’s desire to take VIA screening. Crosssectional study was applied randomly on women aged 25-55 years old at four villages in Yogyakarta. All data were taken by questionnaire. Most of 188 respondents had right perception of cervical cancer and the importance of VIA, but they did not receive adequate support from their husband. Few of them had direct experience with cervical cancer patient. Statistical results showed that age, right perception and husband support were correlated with women’s desire to take VIA test (p value< 0.05), while direct experience with cervical cancer patient was not correlate. Women with right perception and husband support are more willing to take VIA test.
Rendahnya Praktik Menyusui Ibu Post Sectio Caesarea dan Dukungan Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Wulandari, Dwi Retno; Dewanti, Linda
Kesmas Vol. 8, No. 8
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa ibu melahirkan secara sectio caesarea cenderung lebih lambat melakukan inisiasi menyusu dini dan mempunyai prevalensi lebih rendah dalam praktik ASI ekslusif dibanding Ibu melahirkan pervaginam. Ibu post sectio caesarea juga tidak memulai menyusui bayinya pada hari pertama melahirkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor yang menyebabkan rendahnya praktik inisiasi ASI pada Ibu post sectio caesarea termasuk peran tenaga kesehatan di sebuah rumah sakit di Surabaya. Sebanyak 72 ibu yang melahirkan secara sectio caesarea selama bulan Juni 2012 telah menandatangani informed consent, diobservasi sejak masuk rumah sakit sampai akhir hari ke-2 post sectio caesarea, dan diwawancara dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan semua ibu sudah mempunyai pengetahuan yang baik tentang ASI, 26,4% di antaranya sudah mempunyai pengalaman sebelumnya dalam memberikan ASI, tetapi hanya 6,9% dan total 29,2% yang mulai memberikan ASI pada hari pertama dan kedua pasca sectio caesarea. Dukungan tenaga kesehatan dalam hal membantu proses pemberian ASI dilaporkan masih rendah. Uji korelasi mendapatkan bahwa dukungan tenaga kesehatan dan kondisi rawat gabung adalah faktor yang berhubungan dengan praktik pemberian ASI (p value 0,39; p = 0,001; phi value = 0,47; p = 0,001). Rendahnya pemberian ASI ibu pasca sectio caesarea berkorelasi dengan rendahnya dukungan tenaga kesehatan dan penundaan rawat gabung. Previous studies showed that breastfeeding initiation was late in babies born with sectio caesarea compared to those with vaginal delivery and prevalence of exclusive breastfeeding practice was low in the former group. There was no breastfeeding initiation in the first day of post sectio caesarea. The objective of this study was to define factors correlated to low breast- Rendahnya Praktik Menyusui pada Ibu Post Sectio Caesarea dan Dukungan Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit The Low Practices of Breastfeeding for Sectio Caesarea Women and Health Workers Support in Hospital Dwi Retno Wulandari, Linda Dewanti feeding practice initiation on post sectio caesarea mother, including the role of health workers in a hospital in Surabaya. 72 post sectio caesarea mothers were observed and interviewed on 1-30 June 2012 to find the factors correlated with breastfeeding practice. The results showed that although all the mothers already had a good knowledge about breastfeeding, and 26.4% of them had previous experience in breastfeeding, only 6.9% and 29.2% of total breastfeeding is started on the first and second post sectio caesarea respectively. Support for breastfeeding practice from health workers was low, and there were significant correlation between the support and rooming conditions with breastfeeding practices (p = 0.001). We concluded that low level of breastfeeding practice on mother with sectio caesarea correlated with low support of health professional and with the delay of room-in practice.
Co-Authors A'yunin, Ulinnuha Qurrota Abu Rizal Dwikatmono Johan Adi, Pandu Satriya Ahmad Cholifa Fahruddin Ahmad Cholifa Fahruddin Ahmad Suryawan Akbar Nyong husain Akbar, Tito Robbani Alda Dini Wijayanti Alfi Syifa Darmastuti Alpha Fardah Athiyyah Anandia Nafisah Putri Anang Endaryanto Andriati Andriati Anggraeni, Sylvia Anisa Ayu Maharani Ariobimo, Bonfilio Neltio Arlean, Maria Agatha Arrianti, Emilia Eka Arya Ivan Mahendra Arya Ivan Mahendra Arya Wiradewa Asra Al Fauzi Atika Anggarsari Audi Salman Faza Azwin Mengindra Putera Bagus Setyo Boedi Bagus Setyoboedi Benny Iswanto Pantoro Branandito Putra Brilianti, Natasya Nurvita Budi Amalia, Rize Budi Prasetyo Budiono, Perthdyatama Syifaq Bupu, Maria Camelia T. Chabib Fachry Albab Cindy Zerlina Artanti Damayanti Dessy Putri Pratiwi Dessy Putri Pratiwi Dewi Ratna Sulistina Dewi Setyowati Dewi, Gusti Agung Ayu Ira Kencana Dharmadjati, Budi Baktijasa Dharmawati, Ira Dian Neni Naelasari Diani, Masyithoh Wahyu Dominicus Husada Dwi Retno Wulandari Eddy Bagus Wasito Eko Budi Koendhori, Eko Budi En, Theophilus Tan Zhu Erlangga, Wildan Anugrah erma nurlita sari Ernawati Ernawati Fardana, Nur Ainy Farhan Nurdiansyah Fatihuddin, Mohammad Fata Fatimah, Niswah Silmi Fatimah, Nurmawati Febriyana, Nining Gabriel Rio Widipriyatama Ghifari, Adiarsya Gunawan, Ayu Liana H. M. S. Wiyadi Husniyah, Barizatul Ivon Diah Wittiarika Izzatul Fithriyah Kamal, Imran H Kasiati Kasiati Khoirunnisa, Auliai Kinanthi, Monica Tiara Arum Kuntaman Kuntaman Laksana, Muhammad Ardian Cahya Laksmi Wulandari Lamara, Ariikah Dyah Lilik Djuari Lukman Hakim Lupita Ghilang Laraz Maria Camelia T.Bupu Maria Marind Desrianti Hutauruk Maytasya Dwinaqifah Meitavany, Estya Nadya Moediarso, Bisyamsi Nawaijaya Mogi, Anjelina Kristina Mujtaba, Farah Natasya Nurvita Brilianti Netti Herlina Ni Ketut Maya Purvitagiri Nida&#039;an Khafiya Ningrum, Astika Gita Nining Febriana Novi Dwi Ambarsari Nudy Purwanto, Putri Nur Anisah Rahmawati Nurdiansyah, Farhan Nuswantoro, Djohar Oscarhiny Firda Lorenzha Paladan, Triadi Putra Prasticha, Anggraini Dian Pratama, Mulia Pratiwi, Dessy Putri Puguh Oktavian Purwati, Cincin Hari Qonita Hanifah Qualisa, Prafidina Qurnianingsih, Ema Rahmawati, Nur Anisah Rahmi, Koyuki Atifa Ramadhan, Erlangga Lazuardi Rani Sidaryanti Rantam, Berli Arfani Rarasati, Birgitta Vania Rayanti Sagala Rayhan Alma Shafannisa Heru Reka Elvia Dirda Prasasta Romdhoni, Achmad Chusnu Rosantia Sarassari Rukmana, Nabila Ilma Nisa Sahudi Sampurna, Mahendra Tri Arif Seif Firinda Septiana, Fitri Nurina Shuviatul Chasanah Silvia Salsabilah Simangunsong, Darmika Caroline Sitisalma Amirah Dzakiyyah Sri Utami Steven Christian Susianto Subagyo, Zaufy Verlieza Oktaviano Subur Prajitno Suharno, Novianto Edi Sulis Bayusentono Sulistiawati Sulistiawati Sulistiawati Sulistiawati Sulistiawati Surya, Prima Ardiansah Thirafi, Sacharissa Zerlina Tsarwah Triana Novitasari Visky Afrina Wahyul Anis Wahyunitisari, Manik Retno Wardhani, Indrayuni Lukitra Widati Fatmaningrum Wironegoro, Rio Wiwin Retnowati Woro Setia Ningtyas Yashinta, Yolanda Ayu Yusigania, Dinna