Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Indonesian Journal of Nursing and Health Sciences (IJNHS)

Hubungan antara Ketersediaan Tutup Penampung Air dan Frekuensi Pengurangan Penampung Air dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Rianto, Muhamad Arif; Suharmanto, Suharmanto; Berawi, Khairun Nisa; Susianti, Susianti; Pramesona, Bayu Anggileo
Indonesian Journal of Nursing and Health Sciences Vol 6 No 2 (2025): Indonesian Journal of Nursing and Health Sciences: October 2025
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijnhs.v6i2.7377

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia. Wilayah kerja Puskesmas Banjarsari Kota Metro mengalami peningkatan signifikan kasus DBD, dari 5 kasus pada tahun 2022 menjadi 87 kasus pada tahun 2024. Faktor lingkungan, khususnya ketersediaan tutup penampung air dan frekuensi pengurasan, diduga menjadi faktor risiko utama kejadian DBD. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara ketersediaan tutup penampung air dan frekuensi pengurasan penampung air dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di wilayah kerja Puskesmas Banjarsari Kota Metro tahun 2025. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 389 responden yang dipilih menggunakan teknik proportionate stratified random sampling, terdiri dari 57 kasus positif DBD dan 332 kasus negatif DBD. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang teruji validitas (nilai r berada pada rentang 0,467-0,786) dan reliabilitas nya (alpha Cronbach 0,97) dan observasi lapangan. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak memiliki tutup penampung air (47,8%) dan tidak melakukan pengurasan secara rutin (49,9%). Analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara ketersediaan tutup penampung air dengan kejadian DBD (p-value = 0,018; OR = 2,080; 95% CI = 1,165-3,715). Responden yang tidak memiliki tutup penampung air berisiko 2,080 kali lebih tinggi mengalami DBD. Terdapat hubungan signifikan antara frekuensi pengurasan penampung air dengan kejadian DBD (p-value = 0,043; OR = 1,888; 95% CI = 1,057-3,371). Responden yang tidak menguras penampung air minimal satu kali seminggu berisiko 1,888 kali lebih tinggi mengalami DBD. Ketersediaan tutup penampung air dan frekuensi pengurasan penampung air merupakan faktor risiko yang berhubungan signifikan dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Banjarsari Kota Metro. Diperlukan peningkatan kesadaran masyarakat melalui program promosi kesehatan dan intensifikasi pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 4M Plus.
Hubungan antara Pengolahan Sampah dan Limbah Rumah Tangga dengan Kejadian Stunting Ovalia, Nora Wilya; Suharmanto, Suharmanto; Susianti, Susianti; Saftarina, Fitria; Wahono, Endro Prasetyo
Indonesian Journal of Nursing and Health Sciences Vol 6 No 2 (2025): Indonesian Journal of Nursing and Health Sciences: October 2025
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijnhs.v6i2.7395

Abstract

Stunting adalah kondisi panjang atau tinggi badan yang kurang dibandingkan usia pada balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengelolaan sampah dan sampah rumah tangga dengan kejadian stunting. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan kasus kontrol pada bulan Agustus-September 2025. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang terdampak stunting pada usia 0-59 bulan menggunakan total sampling sebanyak 222 sampel. Variabel dalam penelitian ini adalah pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga serta kejadian stunting. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi kuesioner dan lembar observasi. Analisis data menggunakan chi square. Sebanyak 1,8% balita mengalami stunting dari ibu yang memiliki praktik pembuangan sampah yang memadai, sementara 98,2% berasal dari ibu yang memiliki praktik pembuangan sampah yang tidak memadai. Sementara itu, pada kelompok balita yang tidak mengalami stunting, 11,7% berasal dari keluarga dengan praktik pembuangan sampah yang memadai, dan 88,3% berasal dari keluarga dengan praktik pembuangan sampah yang tidak memadai. Nilai-p sebesar 0,006 menunjukkan adanya hubungan antara sampah rumah tangga dan pengelolaan sampah dengan kejadian stunting pada balita usia 0-59 bulan.