Claim Missing Document
Check
Articles

Layanan Konseling Pembimbing Kemasyarakan dalam Mekanisme Penerimaan diri Klien di Balai Pemasyarakatan Kelas 1 Jakarta Pusat Satria Eldia Azhar; Ali Muhammad
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 5 (2023): Innovative: Journal of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Layanan konseling merupakan salah satu bimbingan yang dilakukan oleh Pembimbing Kemasyarakatan. Yang mana dalam prakteknya berupa suatu hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara PK dan seorang klien. Pada penelitian ini penulis membahas mengenai peran PK dalam memberikan layanan konseling pada klien, terkhusus pada warga klien kasus narkotika yang mengalami permasalahan pada penerimaan dirinya dikarenakan adanya stigma atau anggapan buruk yang diberikan oleh masyarakat kepada Klien. Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar. Berdasarkan hasil penelitian tersebut adalah peran PK dalam memberikan bimbingan layanan konseling pada klien Balai Pemasyarakatan Kelas 1 Jakarta Timur cukup berperan, dikarenakan mereka yang sudah di berikan layanan konseling individual ini merasa jadi lebih ringan masalahnya serta puas akan solusi yang telah diberikan oleh PK dan akan merubah pribadi menjadi ke arah yang lebih positif.
Strategi Komunikasi Pembimbing Kemasyarakatan Dalam Upaya Penyelesaian Perkara Anak Tindak Pidana Susila (Studi Kasus : Bapas Kelas I Jakarta Pusat) Fariya Zahira Rahman; Ali Muhammad
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 5 (2023): Innovative: Journal of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembimbing Kemasyarakatan dalam upaya proses penyelesaian perkara Anak wajib mengedepankan semangat restorative justice. Pada anak kasus tindak pidana susila, penyelesaian perkara melalui pendekatan restorative justice dengan upaya mediasi sangat sedikit berhasil dilakukan. Hal ini dikarenakan banyak sekali kasus anak tindak pidana susila yang tidak berhasil akibat tidak adanya persetujuan dari pihak korban, hal ini dikarenakan pihak korban tidak menerima untuk dilakukan upaya mediasi. Sehingga dalam hal ini, Pembimbing Kemasyarakatan dituntut harus memiliki sebuah keterampilan komunikasi. Penelitian ini meneliti bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan Pembimbing Kemasyarakatan dalam upaya penyelesaian perkara Anak tindak pidana susila di Bapas Kelas I Jakarta Pusat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara langsung kepada Pembimbing Kemasyarakatan yang menangani kasus Anak tindak pidana susila dengan menggunakan teknik analisis data yaitu pengumpulan data, reduksi data dan penyajian data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembimbing Kemasyarakatan dalam proses penyelesaian perkara Anak tindak pidana susila menggunakan strategi komunikasi yang cenderung menggunakan gaya persuasif untuk dapat mengajak kedua belah pihak yang berkonflik untuk melakukan mediasi dan juga menggunakan pendekatan melalui sosial budaya guna menyesuaikan gaya bahasa dan intonasi suara kepada lawan bicara agar tujuan dari komunikasi dapat tercapai. Berdasarkan analisa yang penulis lakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembimbing kemasyarakatan melakukan strategi komunikasi dan pendekatan melalui sosial budaya guna mengupayakan adanya mediasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, upaya mediasi dapat terlaksana namun tidak menjadi kunci keberhasilan dalam upaya mediasi.
Pemanfaatan Limbah Bahan Makanan Untuk Pupuk Kompos di Rutan Kelas IIa Yogyakarta Farhan Rajwaa Alya Mas’ud; Ali Muhammad
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 7 (2023): Oktober
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10040743

Abstract

Bama or food ingredients are raw materials which will then be processed to meet nutritional adequacy rates for prisoners. The large number of inmates who need food needs to be balanced with good processing of leftover food to create a clean and beautiful prison environment. Making organic compost fertilizer is one solution to the large amount of food waste because apart from reducing waste, it can also be used as fertilizer for agricultural plants. EM 4 is a microorganism that accelerates the maturity of organic fertilizer in the composting or decomposition process of organic material.
Peran Balai Pemasyarakatan Terhadap Klien Anak Putus Sekolah Salmaa Sekar Anami Salmaa; Ali Muhammad
JPNM Jurnal Pustaka Nusantara Multidisiplin Vol. 1 No. 3 (2023): October: Jurnal Pustaka Nusantara Multidisiplin
Publisher : SM Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59945/jpnm.v1i3.43

Abstract

Kehadiran anak-anak putus sekolah sebagai populasi yang rentan di masyarakat memerlukan perhatian khusus dalam konteks sistem pemasyarakatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran balai pemasyarakatan dalam memahami, mendukung, dan merehabilitasi klien anak putus sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap petugas pemasyarakatan, psikolog, dan klien anak putus sekolah yang berada dalam pengawasan balai pemasyarakatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa balai pemasyarakatan memiliki peran yang penting dalam memberikan kesempatan kedua bagi anak-anak putus sekolah. Mereka berperan sebagai fasilitator rehabilitasi sosial, edukator, dan konselor. Selain itu, balai pemasyarakatan juga berupaya menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan pribadi klien, termasuk mendukung pendidikan formal atau non-formal. Namun, penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa tantangan yang dihadapi oleh balai pemasyarakatan, termasuk masalah kelebihan populasi dan keterbatasan sumber daya. Oleh karena itu, peningkatan dukungan dari pemerintah dan masyarakat perlu dipertimbangkan agar peran balai pemasyarakatan dalam membantu anak-anak putus sekolah dapat lebih efektif. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang peran balai pemasyarakatan dalam menangani klien anak putus sekolah dan menyediakan dasar untuk perbaikan sistem pemasyarakatan dalam mendukung perkembangan anak-anak yang terlibat dalam pelanggaran hukum, namun memerlukan perhatian khusus dalam hal pendidikan dan rehabilitasi sosial mereka.
Peran Griya Abhipraya dalam Meningkatkan Kualitas Bimbingan Klien Pemasyarakatan pada Balai Pemasyarakatan Kelas 1 Surabaya Bintang Wisnu Prameswara; Ali Muhammad
Socius: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Vol 1, No 3 (2023): Oktober
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10063812

Abstract

Correctional Client is someone who is in community guidance both children and adults dealing with the law at the pre-adjudication to post-adjudication stage organized by Bapas. Bapas is tasked with organizing guidance to provide provisions for clients so that they can reintegrate properly. The implementation of guidance requires adequate resources, effective guidance programs and facilities that support the implementation of activities. The quality of the guidance provided affects the success of the client to reintegrate well in the community so it is important that the guidance to the client has an effective and efficient value. Problems that often arise at Bapas include the empowerment of Pokmas Lipas and the provision of guidance programs linear to the needs of clients. This is added to the imbalance between the number of Community Supervisors and the number of active clients that must be handled. This problem has the potential to lead to the lack of optimal guidance provided, so there is a need for a new thing that can be a platform for Bapas to carry out its work process better, especially in terms of guidance to Correctional Clients. The issuance of Permenkumham Number M.HH-36.OT.02.02 Year 2022 concerning Guidelines for the Establishment and Implementation of Griya Abhipraya is felt to be the answer to the problems faced. This research aims to describe how Griya Ahipraya's role in improving the quality of guidance for Correctional Clients.
Pengaruh Interpersonal Trust Terhadap Self-Disclosure Narapidana Pada Petugas Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tangerang Ni Nyoman Fitria Widiasmita; Ali Muhammad
Ganaya : Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 5 No 4 (2022)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37329/ganaya.v5i4.2783

Abstract

The high recidivism rate/the repetition of criminal acts by prisoners is the impact of the failure to properly classify development program for prisoners. This is because the results of societal research are inaccurate due to the lack of interpersonal trust between prisoners and officer resulting in low of self-disclosure of prisoners to correctional officers. The aim of this research is to determine whether there is an influence between interpersonal trust and self-disclosure of prisoners among correctional officers at the Lembaga Pemasyarakatan I Tangerang. This research is quantitative research using a simple linear regression analysis method. This research was conducted at the Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tangerang. The research samples consisted of 186 male prisoners using purposive sampling technique, where the researcher determines characteristics from the populations adjusted to the purpose of the research. The criteria for respondents were prisoners whose age in the range of 18-59 years. The research data was collected using the Interpersonal Trust Scale by Rotenberg (2010) and Revise Self-Disclosure Scale (RSDS) by Wheeless and Grotz (1978). The research has R value of 0.607 and R Square value of 0.369, significance p 0.000 (
Analisis Faktor The Brief Jail Mental Health Screen Versi Bahasa Indonesia Dengan Metode Confirmatory Factor Analysis (CFA) Muhammad Aji Dimas Pangestu; Ali Muhammad
Ganaya : Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 5 No 4 (2022)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37329/ganaya.v5i4.2784

Abstract

Prisoners with mental illness are more likely to engage in institutional violence and rule violations, especially those with psychotic or depressive symptoms. Mental health screening is an important way to identify Serious Mental Illness (SMI) of newly admitted prisoners. However, in Indonesia, health screening only focuses on physical examination, so mental health screening is overlooked. This research aims to conduct a factor analysis of the BJMHS in Indonesian version for male prisoners in Indonesia. The method used in this research is quantitative with a cross cultural adaptation approach which also displays elements of validity and reliability testing and confirmatory factor analysis (CFA). The sample collection method was purposive sampling with a characteristic, prisoners whose ages were between 18-60 years at Lapas Kelas IIB Kayuagung. This research obtained good content validity (I-CVI 1.0 and S-CVI 1.0), and satisfactory internal consistency reliability (KR20 0.771 and KR21 0.73). A good preliminary analysis (KMO 0.780 and Bartlett's Test of Sphericity p < 0.001). The coefficient of determination is above 0.3 with the goodness-of-fit value meeting the requirements (chi-square P-value = 0.001, GFI = 0.836, RMSEA = 0.072, and CFI = 0.752). The standardized estimate value both overall and for each variable is very good (0.11-0.22). The factor loading results are very good (P-value < 0.001), followed by the residual covariance results showing that each indicator variable has a relatively good matching relationship except for the PS1 and PS2 indicator variables. The Indonesian version of the Brief Jail Mental Health Screen is considered quite promising to measure the serious mental health experienced by male prisoners, but this requires further research involving more research samples in various correctional institutions and prisons in Indonesia.
SINERGITAS ANTARA PEMBIMBING KEMASYARAKATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT PEDULI PEMASYARAKATAN (POKMAS LIPAS) DALAM MENDUKUNG AKTUALISASI PROGRAM REINTEGRASI SOSIAL KLIEN PEMASYARAKATAN DI BAPAS KELAS I DENPASAR Ni Putu Diah Meitha Sari; Ali Muhammad
Kreativitas Pada Pengabdian Masyarakat (Krepa) Vol. 1 No. 6 (2023): Kreativitas Pada Pengabdian Masyarakat (Krep
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.8765/kpa.v1i6.473

Abstract

Reintegrasi sosial merupakan esensi dan tujuan dari Pemasyarakatan yang berfokus pada upaya pemulihan kembali hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan dari Warga Binaan Pemasyarakatan. Untuk mencapai hal tersebut, seorang Warga Binaan Pemasyarakatan harus melalui proses pembinaan dan pembimbingan terlebih dahulu di dalam Lembaga. Pembimbing Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut PK merupakan petugas kemasyarakatan yang melaksanakan penelitian kemasyarakatan, pendampingan, pembimbingan, dan pengawasan terhadap Klien baik di dalam maupun di luar proses peradilan sehingga Klien mampu kembali berintegrasi dengan lingkungan sosialnya. Dalam usaha untuk mencapai tujuan akhir tersebut, diperlukan adanya sinergi antara petugas dan masyarakat. Oleh karena itu, hadirnya Kelompok Masyarakat Peduli Pemasyarakatan (POKMAS LIPAS) yang bekerjasama dengan PK dalam proses pembimbingan terhadap Klien Pemasyarakatan diharapkan dapat membantu tercapainya tujuan dari Pemasyarakatan itu sendiri yaitu reintegrasi sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat sinergitas antara PK dan POKMAS LIPAS dalam mendukung aktualisasi program reintegrasi sosial Klien Pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas I Denpasar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Adapun hasil penelitian yang penulis temukan yaitu terdapat sinergitas atau kerjasama antara PK Balai Pemasyarakatan Kelas I Denpasar dengan POKMAS LIPAS untuk mendukung aktualisasi program reintegrasi sosial Klien Pemasyarakatan.
KUALITAS BIMBINGAN DALAM MEMPENGARUHI TINGKAT RESIDIVISME KLIEN PEMASYARAKATAN Nabilah Novianti; Ali Muhammad
Kreativitas Pada Pengabdian Masyarakat (Krepa) Vol. 1 No. 7 (2023): Kreativitas Pada Pengabdian Masyarakat (Krepa)
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.8765/kpa.v1i7.504

Abstract

Residivisme merupakan salah satu masalah utama dalam sistem pemasyarakatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh kualitas bimbingan terhadap tingkat residivisme klien pemasyarakatan. Kajian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Berdasarkan hasil kajian literatur, ditemukan bahwa kualitas bimbingan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat residivisme klien pemasyarakatan. Penelitian-penelitian yang dikaji menunjukkan bahwa klien pemasyarakatan yang mendapatkan bimbingan yang berkualitas memiliki risiko residivisme yang lebih rendah dibandingkan klien pemasyarakatan yang tidak mendapatkan bimbingan atau mendapatkan bimbingan yang tidak berkualitas. Pengaruh kualitas bimbingan terhadap tingkat residivisme dapat dijelaskan melalui beberapa faktor, yaitu: Pemahaman diri: Bimbingan yang berkualitas dapat membantu klien pemasyarakatan untuk memahami penyebab tindak pidana yang dilakukannya. Pemahaman diri yang baik dapat mendorong klien pemasyarakatan untuk merubah perilakunya agar tidak mengulangi tindak pidana tersebut. Keterampilan sosial: Bimbingan yang berkualitas dapat membantu klien pemasyarakatan untuk mengembangkan keterampilan sosial yang diperlukan untuk hidup di masyarakat. Keterampilan sosial yang baik dapat membantu klien pemasyarakatan untuk menghindari konflik dan menyelesaikan masalah secara konstruktif. Motivasi: Bimbingan yang berkualitas dapat membantu klien pemasyarakatan untuk termotivasi untuk berubah. Motivasi yang tinggi dapat mendorong klien pemasyarakatan untuk mengikuti program pembinaan dan menerapkan keterampilan yang telah diperolehnya. Dengan meningkatkan kualitas bimbingan yang diberikan kepada klien pemasyarakatan, diharapkan dapat menurunkan tingkat residivisme dan meningkatkan keberhasilan klien pemasyarakatan dalam menjalani kehidupan di masyarakat.
PEMBUDIDAYAAN IKAN SEBAGAI BENTUK PEMBINAAN KEPADA ANAK DIDIK PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KELAS 1 PALEMBANG Ahlamia Andini; Ali Muhammad
Kreativitas Pada Pengabdian Masyarakat (Krepa) Vol. 1 No. 8 (2023): Kreativitas Pada Pengabdian Masyarakat (Krepa)
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.8765/kpa.v1i8.565

Abstract

Upaya peningakatan pembinaan keterampilan anak didik pemasyarakatan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Palembang dilakukan dengan memanfaatkan kolam ikan yang ada di lingkungan LPKA Kelas I Palembang dengan melaksanakan pembinaan pelatihan pembudidayaan ikan. Hal ini dilakukan agar para anak didik pemasyarakatan memiliki kegiatan positif yang dapat mengembangkan soft kill serta memiliki keahlian untuk menjadi bekal dalam meningkatkan taraf hidup ekonomi ketika bebas nantinya. Anak didik pemasyarakatan yang melakukan kegiatan pelatihan pembudidayaan ikan ini yaitu yang masa pidananya hampir selesai dan memiliki ketertarikan terhadap pembudidayaan ikan. Metode pelaksanaan ini dimulai dari survei, menganalisa masalah, memecahkan masalah, dan evaluasi. Berdasarkan hasil pelatihan pembudidayaan ikan yang telah dilaksanakan, kegiatan berjalan dengan lancar meskipun ada sedikit kendala dari sarana dan prasarana yang tersedia di LPKA Kelas I Palembang. Antusias dan respon dari para andikpas sangat positif sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan optimal.
Co-Authors Adam Fikhri Widiyatama Nugroho Adhi Gineung Pratidina Aditya Rangga Suryadi Agnes Roulina Mutiara Sari Agung Ginanjar Agung Risaldo Agung Tri Sakti Ahlamia Andini Ahmad Jumantoro Akbar Fitrian Akbar Fitrian Akhmad Abddurasyid Akmal Nur Fauzy Aldy Dwi Aryanto Alvionita Damayanti Anak Agung Gede Sugianthara Ananda Saputra Aprialdi Muharrami Fahrial Ikram Ayom Prayoga Ayu Inka Pratiwi Ayu Made Diah Pramesti Bayu Anggoro Krisnapati Bayu Tri Wahyudi Benny Syahputra Damanik Binsar Parulian Rajagukguk Bintang Wisnu Prameswara Budi Priyatmono Cahyoko Edi Cahyoko Edi T Cahyoko Edi Tendo Cahyoko Edo Tando Christian Diza Saputra Desta Ayu Valentin Dianing Pakarti Dicky Ilham Zannara Dila Sisfani Dimas Gilang Setyawan Dimas Jaya Zakiri Dimas Mukthar Dita Ayu Wulandari Dwi Irfandi Rusli Dwie Shafa Fabira Fajar Aji Riyanto Farhan Anwarrul Anam Farhan Rajwaa Alya Mas’ud Fariya Zahira Rahman Faza Adhi Pramana Feby Kurnia Rapanca Gumay Geri Maulana Fahreza Grace Tresya Sibuea Hamzah, Imaduddin Handrian Perindu Hari Lubis Helgi Dini Hergiman Putri Hermansyah Hermansyah Herry Butar Butar Herry F Butar Butar Herry Fernandes Butar Butar Holida Hotman Husnul Khatimah I Kadek Wijata Igo Pebri Asah Saputra Ikhlasul Amal Imaduddin Ilham Jaya Pratama Iman Santoso Irja Tri Arfai Irwan Arif Rachmanto Laila Nurul Indria Lusi Hertina M. Bachrudin Mufti M. Fajar Adjie Wibowo M.Novansya Affif Bahri Maharidho Deel Ziko Maki Zaenudin S Marliyoda Aji Pangestu Maskur Hidayat Maulana Fatah Putrayanda Michael Millendiannuary Rahardjo Mico Jeje Saputra Miftahhusifa Sausan Aza Alattas Mochamad Afrizal Azka Mohamad Ridho Pijar Gemilang Muhammad Aji Dimas Pangestu Muhammad Alfarel Muhammad Ghifari Satya Zaky Muhammad Irfan Hidayat Mukhtar Abdul Latif Nabilah Novianti Nabilah Salma Febriana Naufal Amirulloh Mirfai Ni Nyoman Fitria Widiasmita Ni Putu Diah Meitha Sari Ni Putu Pratigrahita Pratiwi Nia Ananda Yusriani Niken Rachmawati Obi Noverianda Panji Sulistio Purnomo Adi Nugroho Putri Laura Arzethy Rachmayanthy, Rachmayanthy Rama Fatahillah Yulianto Ratu Arum Ningtyas Reki Akbal Amaludin Rigar Satria Elha Ramadhan Rijalil Akhyar Syarif Rismanto Agustian Damanik Rizal Fuad Herlambang Rizki Ariansyah Rizki Ramad Saputra Sabrina Alfi Arysa Salmaa Sekar Anami Salmaa Salman Al Farizy Sujono Salsabila, Unik Hanifah Samatohu Zega Santa Veronika Sirait Satria Eldia Azhar Siti Nurrahmayanti Sunu Ariasmara Syafri Hari Susanto Syahrun Alfiqri Syawalahudin Yoga Pratama Tashya Trianindya Tri Yoga Pradipta Umar Anwar Violita Citra Kusuma Dewi Willdhan Anggoro Putro Yuan Nicola Audicrist Tambunan Yuan Nicola Audicrist Tambunan Yunike Annisa Nurulita Zada Aryaguna