Claim Missing Document
Check
Articles

Peran Komunikasi Interpersonal Dalam Penyelesaian Perkara Diversi Pada ABH Di Bapas Kelas I Surakarta Ilham Jaya Pratama; Ali Muhammad; Cahyoko Edi Tando
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 1 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v5i1.11731

Abstract

Diversi merupakan pengalihan proses penyelesaian peradilan pidana anak di luar peradilan pidana. Mengingat di dalam Undang-Undang perlindungan anak terdapat perlindungan dan hak khusus bagi anak dengan kondisi tertentu, serta kepentingan terbaik bagi anak. Proses diversi dapat tercapai apabila terjadi kesepakatan diversi dimana untuk kasus tertentu harus mendapatkan persetujuan korban atau keluarga korban serta kesediaan anak dan keluarganya. Dengan kemampuan komunikasi interpersonal diharapkan Pembimbing Kemasyarakatan yang diberikan tanggung jawab dalam menangani kasus anak tersebut dapat meningkatkan keberhasilan diversi bagi anak berhadapan dengan hukum. Komunikasi interpersonal dilihat dari aspek pendekatan keintiman yang terjadi didalam komunikasi antar individu atau kelompok dengan tujuan pesan yang disampaikan berefek secara langsung kepada yang dituju. Bapas Kelas 1 Surakarta telah menekankan pendekatan pendekatan melalui komunukasi interpersonal kepada ABH dan juga pihak pihak yang berperan didalam keberhasilan diversi. Melalui komunikasi interpersonal  Pembimbing Kemasyarakatan (PK) dapat melakukan pendekatan psikologis terhadap ABH, dan juga dapat meningkatkan kolaborasi antara PK dengan penegak hukum lainya sehingga dapat meningkatkan keberhasilan diversi.
Upaya Restorative Justice dalam Penanganan Kasus Tindak Pidana Korupsi Ikhlasul Amal Imaduddin; Ali Muhammad
JOURNAL SAINS STUDENT RESEARCH Vol. 1 No. 1 (2023): Oktober: Jurnal Sains Student Research
Publisher : CV. KAMPUS AKADEMIK PUBLISING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61722/jssr.v1i1.106

Abstract

The crime of corruption is a form of extraordinary crime which has quite serious damage to the country. The resolution of criminal acts of corruption should place more emphasis on how to restore the condition of the perpetrator so that he does not commit the same act again, then the victim, namely the state who experienced material losses, and the community who were also affected by the crime. This research uses descriptive analytical methods with a normative juridical approach. This research succeeded in finding that an emphasis on resolving crimes through a restorative approach can restore the damage and losses that occur as a result of criminal acts of corruption and prevent perpetrators from stigma and the impact of prisonization which can actually make the situation worse. Current regulations are still unable to accommodate the implementation of restorative justice effectively, so it is necessary to make improvements or create regulations that can make restorative justice efforts the main option in resolving a criminal act of corruption.
ANALISIS PENYELESAIAN OVERSTAYING TAHANAN GUNA MENURUNKAN OVERCROWDED DI LAPAS KELAS IIB LUBUK PAKAM Santa Veronika Sirait; Ali Muhammad
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 1 No. 12 (2023): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : CV SWA ANUGERAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/tjis.v1i12.446

Abstract

Overstaying merujuk pada situasi di mana seorang tahanan melebihi periode penahanan yang ditentukan atau tidak mendapatkan perpanjangan dari lembaga yang menahan. Fenomena ini dianggap sebagai masalah dalam hal keamanan dan ketertiban di dalam penjara. Masalah ini dapat memperburuk kondisi lapas yang semakin overcrowded. Upaya perbaikan dibutuhkan untuk menangani overtaying tahanan untuk menjaga keadilan dan hak tahanan.. Metodologi penelitian yang digunakan adalah kualitatif berupa observasi dan wawancara dengan staf penjara dan tahanan overstaying. Metode analisis data yang digunaka adalah analisis SWOT. Berdasarklan hasil analisa tersebut bahwa adapun dampak yang ditimbulkan masalah overstaying tahanan yaitu adanya pelanggara hukum, overcrowded dalam lapas, risiko kemanan lapas, dan menurunkan kualitas pelayanan di lapas. Penangan yang dilakukan oleh Lapas Kelas IIB Lubuk Pakam yaitu meningkatkan koordinasi antar aparat penegak hukum, melakukan penyaluran tahanan, peningkatan sistem informasi tahanan, membangun hunian baru, penguatan sistem manajemen lapas, dan membuat program edukasi.
Peran Balai Pemasyarakatan Dalam Upaya Hukum Bagi Anak Reki Akbal Amaludin; Ali Muhammad
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 1, No 9 (2023): Oktober
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10059008

Abstract

Seluruh perangkat yang ada di masyarakat tak selamanya berjalan dengan baik/ lurus pasti ada setitik potensi untuk melakukan sebuah perbuatan kejahatan, kejahatan yang di lakukan di masyarakat memiliki banyak dasar baik dari internalnya maupun dari eksternalnya oleh karena itu seluruh kalangan yang ada di masyarakat bisa berpotensi melakukan kejahatan, tidak melihat dari gender, kedudukan dan usia. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Metode penelitian deskrptif merupakan metode penelitian yang digunakan dengan cara menyediliki suatu subjek ataupun objek yang berupa seseorang suatu lembaga, masyarakat ataupun yang lainnya. Terkait dengan pendekatan yang digunakan terhadap data. Metode kualitatif memperlakukan data sebagai sesuatu yang bermakna secara intrinsik. Dengan demikian, data yang ada dalam penelitian kualitatif bersifat “lunak”, tidak sempurna, imaterial, kadangkala kabur dan seorang peneliti kualitatif tidak akan pernah mampu mengungkapkan semuanya secara sempurna. . Anak merupakan anugrah terbesar yang diberikan tuhan untuk setiap pasangan suami dan istri yang memiliki sifat dan karakter yang beragam. Dengan sifat dan karakter yang beragam menjadi dasar bahwa anak melakukan tindakan menyimpang karena memiliki karakter yang berbeda-beda. Mengingat sifat dan ciri khas anak, dalam melakukan tindak pidana atau gugatan terhadap anak yang nakal perlu dilakukan upaya untuk tidak memisahkan anak dari orang tuanya. Pertimbangkan hal ini karena ikatan antara orang tua dan anak merupakan ikatan yang esensial, baik secara psikologis maupun spiritual. Jika ikatan antara orang tua dan anak tidak baik atau karena perilakunya yang sangat tidak menguntungkan bagi masyarakat maka perlu dilakukan pemisahan anak dari orang tua, perlu diperhatikan bahwa pemisahan ini hanya untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat dan tepat mendidik dan mebimbing anak ke ranah yang seharusnya. Anak merupakan generasi penerus bangsa yang posisinya sangat penting, namun tidak menutup kemungkinan seorang anak dapat melakukan tindak kejahatan sehingga harus mengikuti proses pidana. Penanganan hukum pidana anak-anak dengan orang dewasa memiliki sistem yang berbeda. Balai pemasyarakatan merupakan lembaga yang berfungsi untuk meberikan bimbingan kepada narapidana, termasuk anak-anak dengan cara memberi segala informasi yang dibutuhkan, memberikan pemahaman dan beberapa fungsi dan tugas lainnya agar anak tersebut dapat menjadi manusia yang lebih baik.
Identifikasi Perilaku Seksual Menyimpang Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Mohamad Ridho Pijar Gemilang; Ali Muhammad
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 1, No 9 (2023): Oktober
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10035737

Abstract

Prisoner or correctional inmate is a law violator who has received a final decision from the court and is then placed in a correctional institution to serve his criminal sentence. Imprisonment for law violators will deprive a person of their right to freedom and independence. Not only focusing on that, imprisonment is intended so that prisoners receive guidance so they can realize their mistakes and change into better humans. However, in implementing coaching in prisons, various obstacles are still found, such as overcrowded prison conditions. This condition can trigger other problems in prison if not treated immediately, one of which is the emergence of deviant sexual behavior in prisoners. Sex is one of the basic human needs that must be fulfilled and otherwise it will cause the prisoners to engage in abnormal sexual behavior to fulfill their desires. Deviant sexual behavior is any behavior that is driven by desire with the opposite sex or with the same sex, often even using unnatural sex objects. Sexual deviation occurs when an individual carries out activities to obtain pleasure through relationships outside of heterosexual sexual relations. The aim of this research is to find out what factors cause the emergence of sexual deviant behavior in prisoners and what efforts can be made to minimize and anticipate sexual deviant behavior in correctional institutions.
Kondisi Sanitasi Dalam Meningkatkan Kualitas Kesehatan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Aldy Dwi Aryanto; Ali Muhammad
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 1, No 10 (2023): November
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10067322

Abstract

Sanitation is something that is often related to humans and their environment. Parts of sanitation include the cleanliness of a place, clean water treatment, rubbish disposal systems and waste disposal systems. Sanitation is needed in all places, including correctional institutions. The health of prisoners can be disturbed if sanitation in the correctional institution does not work well. Many inmates contract skin diseases such as scabies, ARI, and diarrhea as a result of poor sanitation systems in correctional institutions. Therefore, this research was conducted to determine the sanitary conditions in correctional institutions to improve the quality of prisoners' health. The research method used is descriptive qualitative and data collection using the observation method. The conclusion from the results of this research is that the sanitation system in correctional institutions is running well. However, there is a need to repair and upgrade facilities to improve sanitation in correctional institutions. The correctional institution must also be able to routinely control and clean the environment around the correctional institution so that it does not cause diseases that could harm the prisoners inside.
Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Efektivitas Bimbingan Kepribadian Klien Pemasyarakatan Tindak Pidana Narkotika Mico Jeje Saputra; Ali Muhammad
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 1, No 9 (2023): Oktober
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10065775

Abstract

Correctional clients are correctional inmates who are undergoing a period of guidance outside the correctional institution. In its implementation, community clients are under the supervision of a community counselor to receive guidance, supervision and mentoring. Clients of narcotics crimes have the stigma of being negative or naughty individuals, this is because many narcotics users are found to be someone who has promiscuous relationships and carries out actions that are contrary to religious and societal norms. So personality guidance becomes a very important thing for narcotics crime clients. Social support was identified as a key factor influencing an individual's progress and success in overcoming the challenges of rehabilitation and reintegration into society. Social support provided by family, friends and the community environment is considered capable of increasing the effectiveness of counseling correctional clients. This research aims to determine the effect of social support on the effectiveness of personality guidance for narcotics crime correctional clients. This research uses a literature review study method with the technique of collecting and reviewing various relevant sources such as previous research.
Pemanfaatan Limbah Bahan Makanan Untuk Pupuk Kompos di Rutan Kelas IIa Yogyakarta Farhan Rajwaa Alya Mas’ud; Ali Muhammad
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 7 (2023): Oktober
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10040743

Abstract

Bama or food ingredients are raw materials which will then be processed to meet nutritional adequacy rates for prisoners. The large number of inmates who need food needs to be balanced with good processing of leftover food to create a clean and beautiful prison environment. Making organic compost fertilizer is one solution to the large amount of food waste because apart from reducing waste, it can also be used as fertilizer for agricultural plants. EM 4 is a microorganism that accelerates the maturity of organic fertilizer in the composting or decomposition process of organic material.
Peran Balai Pemasyarakatan Terhadap Klien Anak Putus Sekolah Salmaa Sekar Anami Salmaa; Ali Muhammad
JPNM Jurnal Pustaka Nusantara Multidisiplin Vol. 1 No. 3 (2023): October: Jurnal Pustaka Nusantara Multidisiplin
Publisher : SM Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59945/jpnm.v1i3.43

Abstract

Kehadiran anak-anak putus sekolah sebagai populasi yang rentan di masyarakat memerlukan perhatian khusus dalam konteks sistem pemasyarakatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran balai pemasyarakatan dalam memahami, mendukung, dan merehabilitasi klien anak putus sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap petugas pemasyarakatan, psikolog, dan klien anak putus sekolah yang berada dalam pengawasan balai pemasyarakatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa balai pemasyarakatan memiliki peran yang penting dalam memberikan kesempatan kedua bagi anak-anak putus sekolah. Mereka berperan sebagai fasilitator rehabilitasi sosial, edukator, dan konselor. Selain itu, balai pemasyarakatan juga berupaya menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan pribadi klien, termasuk mendukung pendidikan formal atau non-formal. Namun, penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa tantangan yang dihadapi oleh balai pemasyarakatan, termasuk masalah kelebihan populasi dan keterbatasan sumber daya. Oleh karena itu, peningkatan dukungan dari pemerintah dan masyarakat perlu dipertimbangkan agar peran balai pemasyarakatan dalam membantu anak-anak putus sekolah dapat lebih efektif. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang peran balai pemasyarakatan dalam menangani klien anak putus sekolah dan menyediakan dasar untuk perbaikan sistem pemasyarakatan dalam mendukung perkembangan anak-anak yang terlibat dalam pelanggaran hukum, namun memerlukan perhatian khusus dalam hal pendidikan dan rehabilitasi sosial mereka.
Peran Griya Abhipraya dalam Meningkatkan Kualitas Bimbingan Klien Pemasyarakatan pada Balai Pemasyarakatan Kelas 1 Surabaya Bintang Wisnu Prameswara; Ali Muhammad
Socius: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Vol 1, No 3 (2023): Oktober
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10063812

Abstract

Correctional Client is someone who is in community guidance both children and adults dealing with the law at the pre-adjudication to post-adjudication stage organized by Bapas. Bapas is tasked with organizing guidance to provide provisions for clients so that they can reintegrate properly. The implementation of guidance requires adequate resources, effective guidance programs and facilities that support the implementation of activities. The quality of the guidance provided affects the success of the client to reintegrate well in the community so it is important that the guidance to the client has an effective and efficient value. Problems that often arise at Bapas include the empowerment of Pokmas Lipas and the provision of guidance programs linear to the needs of clients. This is added to the imbalance between the number of Community Supervisors and the number of active clients that must be handled. This problem has the potential to lead to the lack of optimal guidance provided, so there is a need for a new thing that can be a platform for Bapas to carry out its work process better, especially in terms of guidance to Correctional Clients. The issuance of Permenkumham Number M.HH-36.OT.02.02 Year 2022 concerning Guidelines for the Establishment and Implementation of Griya Abhipraya is felt to be the answer to the problems faced. This research aims to describe how Griya Ahipraya's role in improving the quality of guidance for Correctional Clients.
Co-Authors Adam Fikhri Widiyatama Nugroho Adhi Gineung Pratidina Aditya Rangga Suryadi Agnes Roulina Mutiara Sari Agung Ginanjar Agung Risaldo Agung Tri Sakti Ahlamia Andini Ahmad Jumantoro Akbar Fitrian Akbar Fitrian Akhmad Abddurasyid Akmal Nur Fauzy Aldy Dwi Aryanto Alvionita Damayanti Anak Agung Gede Sugianthara Ananda Saputra Ayom Prayoga Ayu Inka Pratiwi Ayu Made Diah Pramesti Bayu Anggoro Krisnapati Bayu Tri Wahyudi Benny Syahputra Damanik Binsar Parulian Rajagukguk Bintang Wisnu Prameswara Budi Priyatmono Cahyoko Edi Cahyoko Edi T Cahyoko Edi Tendo Cahyoko Edo Tando Christian Diza Saputra Desta Ayu Valentin Dianing Pakarti Dicky Ilham Zannara Dila Sisfani Dimas Gilang Setyawan Dimas Jaya Zakiri Dimas Mukthar Dita Ayu Wulandari Dwi Irfandi Rusli Dwie Shafa Fabira Fajar Aji Riyanto Farhan Anwarrul Anam Farhan Rajwaa Alya Mas’ud Faza Adhi Pramana Feby Kurnia Rapanca Gumay Geri Maulana Fahreza Grace Tresya Sibuea Hamzah, Imaduddin Handrian Perindu Hari Lubis Helgi Dini Hergiman Putri Hermansyah Hermansyah Herry Butar Butar Herry F Butar Butar Herry Fernandes Butar Butar Holida Hotman Husnul Khatimah I Kadek Wijata Igo Pebri Asah Saputra Ikhlasul Amal Imaduddin Ilham Jaya Pratama Iman Santoso Irja Tri Arfai Irwan Arif Rachmanto Laila Nurul Indria Lusi Hertina M. Bachrudin Mufti M. Fajar Adjie Wibowo M.Novansya Affif Bahri Maharidho Deel Ziko Maki Zaenudin S Marliyoda Aji Pangestu Maskur Hidayat Maulana Fatah Putrayanda Michael Millendiannuary Rahardjo Mico Jeje Saputra Miftahhusifa Sausan Aza Alattas Mochamad Afrizal Azka Mohamad Ridho Pijar Gemilang Muhammad Aji Dimas Pangestu Muhammad Alfarel Muhammad Ghifari Satya Zaky Muhammad Irfan Hidayat Mukhtar Abdul Latif Nabilah Novianti Naufal Amirulloh Mirfai Ni Nyoman Fitria Widiasmita Ni Putu Diah Meitha Sari Ni Putu Pratigrahita Pratiwi Nia Ananda Yusriani Niken Rachmawati Obi Noverianda Panji Sulistio Purnomo Adi Nugroho Putri Laura Arzethy Rachmayanthy, Rachmayanthy Rama Fatahillah Yulianto Reki Akbal Amaludin Rigar Satria Elha Ramadhan Rijalil Akhyar Syarif Rismanto Agustian Damanik Rizal Fuad Herlambang Rizki Ariansyah Rizki Ramad Saputra Sabrina Alfi Arysa Salmaa Sekar Anami Salmaa Salman Al Farizy Sujono Salsabila, Unik Hanifah Samatohu Zega Santa Veronika Sirait Siti Nurrahmayanti Sunu Ariasmara Syafri Hari Susanto Syahrun Alfiqri Syawalahudin Yoga Pratama Tashya Trianindya Umar Anwar Violita Citra Kusuma Dewi Willdhan Anggoro Putro Yuan Nicola Audicrist Tambunan Yuan Nicola Audicrist Tambunan Yunike Annisa Nurulita Zada Aryaguna