Claim Missing Document
Check
Articles

UJI KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER HASIL PEMBEKUAN MENGGUNAKAN MR. FROSTY ® PADA TINGKAT PENGENCERAN ANDROMED® BERBEDA Anis Mei Munazaroh; Sri Wahjuningsih; Gatot Ciptadi
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 14, No 2 (2013): Ternak Tropika
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.142 KB)

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan pengencer Andromedpada level yang berbeda dengan menggunakan Mr. Frosty® selama proses pembekuan terhadapkualitas spermatozoa kambing Boer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahpercobaan atau eksperimental dengan jenis rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap(RAL) dengan 4 perlakuan masing-masing 10 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalahspermatozoa kambing Boer diencerkan menggunakan Andromed dengan perbandingan 1:4 (P1),1:8 (P2), 1:12 (P3), dan 1:16 (P4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pengencerAndromed memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap viabilitas, motilitas danabnormalitas spermatozoa kambing Boer setelah pendinginan dan pembekuan. Nilai rataanviabilitas, motilitas dan abnormalitas spermatozoa terbaik pada perlakuan P1 baik padapendinginan dengan nilai masing-masing sebesar 88,67+4,16 %; 66,33+1,53, dan 4,67+0,57 %.Pada pembekuan nilai rataan viabilitas, motilitas dan abnormalitas spermatozoa kambing Boersebesar 61,6+8,6 %; 51+6,5 % dan 8,4+1,77 %. Kesimpulan dari penelitian ini diperolehmotilitas, viabilitas dan abnormalitas terbaik pada tingkat pengenceran Andromed sebanyak 1:4(P1).Kata kunci: Kambing Boer, spermatozoa, pembekuan, pengencer andromed, Mr. Frosty®
PENGARUH BANGSA PEJANTAN TERHADAP PERTUMBUHAN PEDET HASIL IB DI WILAYAH KECAMATAN BANTUR KABUPATEN MALANG Indria Susanti; M Nur Ihsan; Sri Wahjuningsih
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 16, No 1 (2015): TERNAK TROPIKA
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.55 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtapro.2015.016.01.7

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh bangsa pejantan Simmental dan Limousin terhadap pertumbuhan pedet hasil Inseminasi Buatan (IB) di Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedet hasil IB dengan indukan Limpo yang disilangkan dengan pejantan Simmental 50 ekor dan Limousin 50 ekor pada umur 3−3,5 bulan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey secara purposive sampling. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan uji beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangsa pejantan berpengaruh terhadap pertumbuhan pedet yang dihasilkan. Berbeda nyata pada bobot lahir, bobot badan 3-3,5 bulan, dan lingkar dada dari pejantan Simmental x Limpo berturut-turut adalah 35,46+2,86 kg; 134,42+54,61 kg; 120,74+10,64 cm, dan dari pejantan Limousin x Limpo  34,16+2,10 kg; 116,01+14,52 kg; 115+12,06 cm. Tidak berbeda nyata pada panjang badan dan tinggi gumba dari pejantan Simmental x Limpo berturut-turut adalah 99,02+8,81 cm; 105,38+10,13 cm, dan dari pejantan Limousin x Limpo 97,08+7,41 cm; 105,38+8,31 cm. Pedet hasil persilangan Simmental x Limpo memberikan performans produksi yang lebih baik dari pada Limousin x Limpo. Simmental merupakan salah satu pejantan yang berpengaruh cukup tinggi terhadap pertumbuhan pedet yang dihasilkan. Kata kunci: Pedet, Limousin, Simmental, Limpo, Performans Produksi
PENGARUH SUPLEMENTASI FILTRAT KECAMBAH KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.) TERHADAP KUALITAS SEMEN SAPI SIMMENTAL DALAM PENGENCER SKIM MILK PADA SUHU DINGIN Ayu Melia Sades; Nurul Isnaini; Sri Wahjuningsih
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 17, No 1 (2016): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production (JTAPRO)
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.169 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtapro.2016.017.01.1

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi filtrat kecambah kacang hijau dalam pengencer skim milk terhadap kualitas semen sapi Simmental pada suhu dingin. Materi penelitian yang digunakan adalah semen pejantan sapi Simmental dengan kriteria umur 5-7 tahun dan memiliki motilitas individu ≥50%. Metode penelitian yang digunakan adalah pola Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 6 kali ulangan. Semen diencerkan dalam pengencer skim milk dengan 4 perlakuan (0%, 2%, 4% dan 6% filtrat kecambah kacang hijau). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan filtrat kecambah kacang hijau ke dalam pengencer skim milk memberikan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05) terhadap motilitas, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan filtrat kecambah kacang hijau dalam pengencer skim milk tidak dapat mempertahankan kualitas semen cair (motilitas, viabilitas dan abnormalitas) sapi Simmental yang disimpan pada suhu dingin. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah perlu studi lebih lanjut mengenai pengaruh suplementasi filtrat kecambah kacang hijau dalam pengencer skim milk terhadap kualitas semen cair sapi Simmental dengan menggunakan semen segar yang memiliki motilitas awal sesuai standart yaitu ≥70%.Kata kunci: kualitas spermatozoa, semen cair, penyimpanan suhu dingin.
Karakteristik dan Jenis Pengencer Semen Sapi Bali: Suatu Review: Bali Cattle Semen Characteristics and Diluent Types: A Review Angelina Novita Tethool; Gatot Ciptadi; Sri Wahjuningsih; Trinil Susilawati
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 12 No. 1 (2022): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v12i1.214

Abstract

Abstract Bali cattle are Indonesian native cattle that are preferred because they have adaptability and reproductive efficiency capabilities.  The productivity of this cow can be increased using artificial insemination.  The success of IB implementation is determined by the quality of the semen used.  This article aims to provide an overview of the quality of fresh semen, after dilution and the types of diluents that have generally been used to maintain Bali cattle spermatozoa.  The quality of fresh semen provides an overview of the condition of the semen after storage. Types of diluents that have been used are chemical diluents such as tris aminomethane, CEP, skim milk, andromed and natural diluents such as coconut water, carrot juice, guava filtrate, honey and tomato juice.  Bali cattle semen stored in each diluent gives a different quality response depending on the diluent used. This diluent has a different response to semen qualities in cold and frozen storage. Keywords: Quality of semen; Diluent; Bali cattle; Spermatozoa   Abstrak  Sapi Bali merupakan sapi asli Indonesia yang disukai karena memiliki kemampuan adaptasi dan kemampuan efisiensi reproduksi. Produktivitas sapi ini dapat ditingkatkan menggunakan inseminasi buatan. Keberhasilan pelaksanaan IB ditentukan oleh kualitas semen yang digunakan.  Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kualitas semen segar, setelah pengenceran dan jenis pengencer yang umumnya telah digunakan untuk mempertahankan spermatozoa sapi Bali.  Kualitas semen segar memberikan gambaran kondisi semen setelah penampungan.  Jenis pengencer yang telah digunakan adalah pengencer dari bahan kimia seperti tris aminomethane, CEP, susu skim, andromed dan pengencer alternatif seperti air kelapa, sari wortel, filtrat jambu biji, madu dan sari buah tomat. Semen sapi Bali yang disimpan pada masing-masing pengencer memberikan respon kualitas yang berbeda-beda tergantung bahan pengencer yang digunakan.  Secara umum pengencer yang digunakan mampu mempertahankan kualitas semen sapi Bali. Kata kunci: Kualitas semen; Pengencer; Sapi Bali; Spermatozoa
Impact of Aging on Sperm Quality of Sentul Roosters Nining Haryuni; Hartutik Hartutik; Eko Widodo; Y A Tribudi; Sri Wahjuningsih
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner Vol 27, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Indonesian Center for Animal Research and Development (ICARD)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14334/jitv.v27i4.3015

Abstract

This study was done to determine impact of aging on sperm quality of Sentul roosters. Materials used in this study were Sentul males aged 48, 58, 68 and 78 weeks, NaCl, eosin and aquades. Semen was collected by abdominal massage method. Completely randomized design (CRD) was applied in this study with 4 treatments in 5 repetitions. Statistical analysis showed that increasing age of rooster had a very significant effect (p0.01) on decreasing semen consistency, mass motility, spermatozoa concentration and increasing spermatozoa motility. Aging in Sentul roosters affected semen volume significantly (P0.05)  but  did not significantly affect (p0.05): semen pH, live spermatozoa, and spermatozoa abnormalities. Average volume of semen produced in this study ranged from 0.54-0.88ml; semen pH 6.80-7.12; mass movement score 1.60-3.00; spermatozoa concentration 2.76-4.86 x109/ml; spermatozoa motility 66-79%; Live spermatozoa 91.75-93.10%, and spermatozoa abnormalities 1.75-2.51%. Semen from Sentul males aged 48-68 weeks had a thick consistency and cloudy white in color. At the age of 78 weeks, the consistency varies from thick, medium and liquid. The color of semen in Sentul males aged 78 weeks also varied from clear white to cream. It is concluded that aging in Sentul roosters causes reproductive disorders which are characterized by low sperm quality. The best quality spermatozoa were produced by Sentul roosters aged 58-68 weeks.
ULTRASTRUKTUR OOSIT KAMBING PASCA KRIOPRESERVASI DENGAN METODE VITRIFIKASI Sri Wahjuningsih; Sasmito Djati
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 7, No 2 (2013): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.079 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v7i2.915

Abstract

Tujuan penelitian adalah mengetahui ultrastruktur oosit pasca vitrifikasi menggunakan transmisi elektron mikroskop. Ovarium dikumpulkan dari rumah potong hewan dan oosit dikoleksi dengan cara aspirasi dari folikel menggunakan jarum ukuran 18 G. Setelah dilakukan klasifikasi kualitas  oosit,  maka  oosit  yang  berkualitas  A  dimaturasi  secara  in  vitro. Oosit   hasil  maturasi  dipaparkan  ke  dalam  larutan  vitrifikasi  yang mengandung 30%  EG  + 0,5 M  sukrosa  dengan  lama  waktu paparan  3 menit,  oosit  dimasukkan  ke dalam  ministraw  0,25 cc  (French  straw), kemudian dipaparkan pada uap nitrogen selama 10 detik dan dimasukkan dalam kontainer nitrogen cair. Setelah 3 minggu ministraw diambil dan dilakukan penghangatan (warming) di udara selama 10 detik, dimasukkan dalam waterbath suhu 35 C selama 30 detik. Isi ministraw dituangkan ke dalam cawan petri dan oosit dibilas dua kali dengan  sukrosa 0,5 M.  Selanjutnya dilakukan pengamatan ultrastruktur oosit dengan transmisi elektron mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan oosit hasil vitrifikasi mempunyai zona pelusida yang abnormal (fraktur), mem bran plasma mengalami lisis, beberapa butir korteks mengalami degenerasi dan perpindahan butir korteks di ruang perivitelin. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perubahan ultrastruktur pada oosit setelah vitrifikasi.
KONSENTRASI GONADOTROPIN RELEASING HORMONE (GnRH) EKSTRAK OTAK SAPI PERANAKAN FRIESIEN HOLSTEIN BETINA FASE FOLIKULER DAN LUTEAL Nurul Isnaini; Sri Wahjuningsih
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 2 (2014): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.998 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i2.2627

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kandungan gonadotropin releasing hormone (GnRH) ekstrak jaringan otak sapi dewasa pada fase folikuler (ovari berfolikel) dan fase luteal (ovari berkorpus luteum). Pada penelitian ini digunakan 2 buah otak sapi perah peranakan Friesien Holstein (FH) dewasa dengan umur 7-8 tahun yang pada saat disembelih kondisi ovarinya menunjukkan fase folikuler (1 buah otak) dan fase luteal (1 buah otak). Analisis kandungan GnRH dilakukan dengan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) indirect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi GnRH bagian otak sapi pada fase folikuler vs fase luteal berturut-turut untuk bagian otak parietal lobe of cerebral hemisphere, corpus callosum, thalamus, hipothalamus, pituitary gland (hipofise), midbrain, cerebellum, pons, dan medulla oblongata masing-masing adalah 260 vs 270, 110 vs 170, 230 vs 320, 1590 vs 1310, 840 vs 1250, 530 vs 810, 200 vs 480, 230 vs 100, dan 220 vs 70 μg/ml. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa semua bagian otak sapi yang diamati mengandung GnRH dengan konsentrasi yang berbeda antara fase folikuler dengan fase luteal.
Effect of Ethylene Glycol Concentration and Length of Exposure on In Vitro Fertility of Bovine Oocyte Sri Wahjuningsih; Suhartojo Hardjopranjoto; Sutiman Bambang Sumitro
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 4, No 2 (2010): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.813 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v4i2.3097

Abstract

The purpose of the study was to determine the influence of the concentration of ethylene glycol (EG) and length of exposure to levels of bovine oocytes in vitro fertility. This research was conducted using a completely randomized design factorial 5x3 with 7 replicates. The first factor was the concentration of cryoprotectants EG 10, 20, 30, 40, and 50%. The second factor was the length of exposure 1, 3, and 5 minutes. The results showed that the concentration of EG and the length of exposure were effect on fertilized oocytes (P0.05). The level of oocytes in vitro fertility after vitrification in 30% EG and long exposure to 3 minutes did not different (P0.05) compared to fresh oocytes, while the EG treatment 10, 20, 40, and 50% significantly showed a lower fertility rate than the 30% EG (P0.05). It was concluded that the concentration of EG and length of exposure were effect on fertilized oocytes. The highest oocytes in vitro fertility level were found in 30% EG concentration with 3 minutes exposure time.
SEASONAL VARIATIONS ON SEMEN CHARACTERISTICS OF FATTAILED AND GARUT RAMS UNDER TROPICAL CONDITIONS Nurul Isnaini; Sri Wahjuningsih; Moh. Miftahul Falah; Alfa Fajarrofa; Tri Harsi; Eros Sukmawati
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 15, No 1 (2021): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.706 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v15i1.15168

Abstract

This study investigated the influences of rainy and dry seasons on semen characteristics of fat-tailed and Garut rams under tropical conditions. A total of 4 healthy rams (2 fat-tailed rams and 2 Garut rams) aged 3 to 4 years old were used in this study. The semen was collected from each ram during November 2016 to February 2017 (rainy season) and May to August 2017 (dry season). The measurement of semen characteristics including semen volume (SV), sperm concentration (SpC), total sperm (TSp), individual sperm motility (ISM), post-thawing sperm motility (PTSM), and frozen semen production (FSP). The rainy season resulted higher SV (P= 0.021), TSp (P= 0.005), ISM (P= 0.028), and FSP (P= 0.005) than the dry season. On the other hand, fat-tailed rams had higher (P0.001) SV, TSp, and FSP compared to Garut rams. There was no interaction (P0.05) between season and breed on all semen characteristic parameters found in the present study. It can be concluded that the semen collection during the rainy season had a beneficial impact to produce high-quality semen for artificial insemination program than in the dry season. Fat-tailed rams have better semen characteristics compared to Garut rams.
The Effect of Centrifugation on Semen Quality of Peranakan Ettawah Goat's Post Thawing Indiah Indiah; Sri Wahjuningsih
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 4, No 2 (2010): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.034 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v4i2.9809

Abstract

The aim of the research was to determine the optimum of centrifugation on the quality of Peranakan Ettawah goat's spermatozoa prepared for in vitro fertilization preparation.The research of material was frozen semen ofPeranakan Ettawah goat produced by Artificial Insemination Center in Singosari with minimum post thawing motility in 40%. The method of the research was an experiment method with the four treatment, i.e: 1000 (P1), 1500 (P2), 2000 rpm (P3) of different centrifugation. The variable observes were spermatozoa motility, spermatozoa viability, and abnormal morphology of spermatozoa. Data obtain was analyzed statistically using Completely Randomize Design and continued with Tukey test. The result showed that on the upper layer of each treatment (P1, P2, and P3) obtained 55,72±3,55; 69,55±3,35; and 55,19±2,72% for spermatozoa motility, 62,99±5,87; 73,99±4,36; and 57,39±9,22% for spermatozoa viability, and 7,19±3,64; 8,84±2,65; and 6,40±3,00% for abnormal morphology of spermatozoa, descriptively. While on the lower layer the result showed 55,59±3,99; 68,63±3,88; and57,61±2,20% for spermatozoa motility, 70,05±7,47; 77,44±1,08; and 69,93±11,98% for spermatozoa viability, and 10,36±6,20; 9,55±3,27; and 8,09±2,80% for abnormal morphology of spermatozoa, desciptively. It was concluded that centrifugation in 1500 rpm showed the highest motility and viability on the upper layer and lower layer.