Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Potential of Small-Scale Business Development and Sociocultural of Beef Cattle Farm at Pamekasan Regency: Case Study at Madura Island Asri Nurul Huda; Aulia Puspita Anugera Yekti; Poespitasari Hazanah Ndaruc; Jaisy Aghniarahim Putritamara; Danung Nur Adli; Zulfaini Shamad
Jurnal Ternak : Jurnal Ilmiah Fakultas Peternakan Universitas Islam Lamongan Vol 12 No 1 (2021): Jurnal Ternak
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/jt.v12i1.93

Abstract

Most of beef cattle farmers in Indonesia are dominated by small-scale farmer with ownership of three heads per household, homever the existence of small-scal farmer is expected to contribute to the development of the livestock sectore as whole. The interview was conducted with the total respondent at 30 beef cattle farmers at Larangan Dalam and Panaguan Village, Larangan Sub-District, Pamekasan Regency. The majority of the respondents' age range is 46-50 years old, with male breeders dominating, namely 76.67%, with the most educational qualifications being elementary school, namely 46.67%. The age and education level significantly affect the adoption rate of new technology. The objectives of raising livestock include fattening, breeding, and savings. In summary, the socio-culture was acted as important support in small-scale business development. The correlation between each socio-culture with new adaptation was a help to increase productivity in the future. 
Pengaruh Penambahan Asam Lemak Pada Pakan Ternak Ruminansia Terhadap Kandungan Nutrisi Pakan Poespitasari Hazanah Ndaru; Asri Nurul Huda; Mashudi Mashudi
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 22, No 1 (2021): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtapro.2021.022.01.2

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi pengaruh penambahan beberapa jenis saturated fatty acid pada level yang berbeda terhadap nilai nutrisi dan kecernaan pakan, karakteristik fermentasi rumen, dan produksi gas CH4. Tahapan penelitian ini terdiri dari 2 tahap yaitu tahap 1 (pembuatan pakan perlakuan) dan tahap 2 (pengujian pakan perlakuan). Metode penelitian ini adalah menggunakan adalah RAK (Rancangan Acak Kelompok), yang terdiri dari 7 perlakuan yang meliputi pakan lengkap dengan penambahan 0% fatty acid, myristic acid (10%), myristic acid (20%), lauric acid (10%), lauric acid (20%), palmitic acid (10%) dan palmitic acid (20%) dengan 3 ulangan. Pada penelitian yang berjudul “Pengaruh Penambahan Fatty Acid Pada Pakan Ternak Ruminansia dengan Rasio Berbeda Sebagai Upaya Mengurangi Produksi Gas CH4” ini merupakan inovasi strategi pemberian pakan ternak ruminansia dengan menerapkan teknologi berwawasan lingkungan sebagai upaya mengurangi efek gas rumah kaca dari sektor industri peternakan yang merupakan pendonor gas CH4 terbesar kedua di dunia. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kandungan bahan kering pakan perlakuan yaitu berkisar antara 92,09% - 92,90%, kandungan bahan organik pada penelitian ini 86%, sehingga sejumlah 86% nutrient dapat dimanfaatkan ternak untuk hidup pokok dan berproduksi, kandungan protein kasar pada penelitian ini berkisar 14%, hal ini menujukkan bahwa penelitian ini isoprotein, dan semakin tinggi level penambahan asam lemak pada pakan dapat meningkatkan kandungan lemak kasar pakan penelitian, hal ini akan efektif dalam mengurangi produksi gas CH4. 
Profil Kualitas Susu di Peternakan Sapi Perah Rakyat Kota Batu dengan Pemberian Jenis Pakan yang Berbeda Asri Nurul Huda; Poespitasari Hazanah Ndaru; Aswah Ridhowi; Faizal Andri
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 20, No 2 (2019): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtapro.2019.020.02.8

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas pakan terhadap profil kualitas susu pada peternakan sapi perah rakyat di Kota Batu, Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan wawancara. Total responden berjumlah 40 orang peternak sapi perah dengan rata-rata kepemilikan sapi perah 5-6 ekor. Bahan pakan yang digunakan diantaranya adalah rumput gajah, konsentrat A (19,84% protein kasar), konsentrat B (14,45% protein kasar), susu skim, empog jagung, dan menir. Peternakan sapi perah rakyat dibagi menjadi 6 kelompok berdasarkan pakan yang digunakan yaitu Kelompok 1: rumput gajah + konsentrat A (60:40), Kelompok 2: rumput gajah + konsentrat B (60:40), Kelompok 3: rumput gajah + konsentrat A + susu skim (60:30:10), Kelompok 4 = rumput gajah + konsentrat B + susu skim (60:30:10), Kelompok 5: rumput gajah + konsentrat A + empog jagung (60:30:10), dan Kelompok 6: rumput gajah + konsentrat A+ menir (60:30:10). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi nutrien pada kelompok 1 cenderung lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya. Substitusi sebagian proporsi konsentrat dengan susu skim, empog jagung, dan menir secara umum cenderung menurunkan konsumsi nutrien. Evaluasi profil kualitas susu menunjukkan bahwa kelompok 1 menghasilkan susu segar dengan kadar lemak yang relatif lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa profil kualitas susu pada peternakan sapi perah rakyat sangat bergantung pada kualitas pakan. Peternak sapi perah rakyat direkomendasikan untuk menggunakan pakan yang terdiri dari 60% rumput gajah + 40% konsentrat A agar memberikan hasil yang optimal terhadap konsumsi nutrien dan profil kualitas susu.
The effect of nitrogen content in organic fertilizer on nutrient content of sorghum hydroponic fooder Poespitasari Hazanah Ndaru; Asri Nurul Huda; Mashudi Mashudi; Marjuki Marjuki
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 22, No 2 (2021): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The hydroponic method could be used as a solution to overcome the difficulty of the availability and continuity of fodder. One of the fodder that can be developed using hydroponic method is sorghum. The purpose of this study was to evaluate the quality of hydroponic sorghum fodder as a feed alternative for ruminants. The treatment used in this study was the use of organic fertilizer as a nitrogen source which was derived from cow and goat manures. The treatments used in this study were P0: 36 ml EM4 + molasses, P1: 36 ml EM4 + molasses + cattle manure, and P2: 36 ml EM4 + molasses + goat manure. Each treatment consisted of 40 g of sorghum seeds. The fodder was harvested at 7, 14 and 21 days of age. The variables observed of this study were nutrient content, in vitro digestibility value, and gas production. Based on the results of the study, it could be concluded that the use of EM4 + molasses + cattle manure as a fertilizer provides the most optimum nutrient content, in vitro digestibility, and gas production of hydroponic sorghum fodder.
EFFECT OF WHEAT POLLARD (Triticum aestivum) AND SOYBEAN MEAL (Glycine max) PROTECTED WITH CONDENSED TANNIN IN THE DIET ON FEED INTAKE AND DIGESTIBILITY OF LACTATION DAIRY COW Siti Chuzaemi; Mashudi Mashudi; Marjuki Marjuki; Asri Nurul Huda
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 15, No 1 (2014): TERNAK TROPIKA
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.619 KB)

Abstract

The objectives of this study were to investigate the effect of wheat pollard (Triticum aestivum) and soybean meal (Glycine max) protected by condensed tannin (CT) on feed intake and organic matter digestibility of lactation Holstein-Friesian Crossbred cows. Twelfth lactation cows were divided into 4 groups based on the month of lactation and each group consist of 4 diet treatments which were supplemented by CT. The using of CT was 6% from total dry matter of wheat pollard and soybean meal depending on the feeding treatments. Feeding treatments consist of T1 : 65% corn leaves (Zea mays)+ 35% concentrate (control 0% CT); T2 : 65% corn leaves + 35% concentrate (soybean meal protected by 6% CT); T3 : 65% corn leaves + 35% concentrate (wheat pollard protected by 6% CT); T4 : 65% corn leaves + 35% concentrate (soybean meal and wheat pollard protected by 6% CT).  Cows were allowed a week of adaptation period, 10 days of preliminary period and 30 days of data collection. Dietary supplemented by 6% CT did not affect feed intake and organic matter digestibility. These results suggest continuing the next experiment to determine the effect of CT on ruminant animals with higer level of CT and the other parameters.   Keywords : condensed tannin (CT), wheat pollard, soybean meal, feed intake, digestibility, lactation dairy cows
Evaluasi Kecukupan Nutrisi Induk Sapi Potong di Desa Leran Wetan dan Leran Kulon, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban Asri Nurul Huda; Mashudi Mashudi; Kuswati Kuswati; Trinil Susilawati; Sri Wahjuningsih; Nurul Isnaini; Aulia Puspita A Yekti; Awang Tri Satria
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 19, No 2 (2018): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.55 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtapro.2018.019.02.6

Abstract

Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi kecukupan nilai nutrisi untuk induk sapi potong di Desa Leran Wetan dan Leran Kulon, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Data diambil dengan metode survei menggunakan kuisioner kepada 15 responden di masing-masing desa. Sampel pakan diambil di masing-masing peternak responden kemudian dianalisis proksimat dan dilanjutkan uji kecernaan BK dan BO secara in vitro di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya.  Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Hasil survei menunjukkan bahwa rata-rata kepemilikan induk sapi potong di masing-masing desa antara 2-3 ekor, bobot badan 300-350 kg/ekor, dengan tujuan pemeliharaan untuk menghasilkan pedet. Jenis pakan yang sering diberikan bervariasi meliputi rumput gajah, rumput lapang, limbah pertanian seperti jerami padi dan jerami jagung serta dedak padi sebagai pakan tambahan. Konsumsi BK pakan di Desa Leran Wetan rata-rata adalah 5,853 ± 1,663 kg/ekor/hari dan di Desa Leran Kulon adalah 5,943 ± 1,325 kg/ekor/hari sedangkan kebutuhan berdasarkan bobot badannya adalah 7,4 – 8,3 kg/ekor/hari. Ransum dengan pakan basal limbah pertanian di Desa Leran Kulon memiliki KcBK sebesar 27,844 ± 0,679% sedangkan ransum dengan pakan basal rumput memiliki nilai KcBK lebih tinggi yaitu 44,919 ± 1,800%. Nilai KcBK Ransum berbasis jerami di Desa Leran Wetan adalah 27,918 ± 0,692% dan yang berbasis rumput adalah sebesar 44,434 ± 2,026%. Nilai KcBO di Desa Leran Kulon pada ransum berbasis jerami dan rumput berturut-turut adalah 30,234 ± 46,412% dan 46,412 ± 1,778% sedangkan di Desa Leran Wetan berturut-turut adalah 33,689 ± 1,081% dan 52,989 ± 3,139%. Berdasarkan hasil studi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pakan yang dikonsumsi oleh ternak masih belum memenuhi kebutuhannya. Penggunaan limbah pertanian dapat menurunkan nilai kecernaan ransum maka sebaiknya diganti dengan hijauan seperti leguminosa dan rumput. Pakan dengan kualitas yang baik akan meningkatkan performa reproduksi induk sapi potong. 
Kualitas Semen dengan Berbagai Formulasi Pengencer Dasar Air Kelapa Hijau Selama Simpan Dingin pada Sapi Madura Aulia Puspita Anugra Yekti; Jois Harsah; Muchamad Luthfi; Muhammad Dikman; Asri Nurul Huda; Kuswati Kuswati; Trinil Susilawati
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 5, No 3 (2018): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.732 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v5i3.4738

Abstract

ABSTRAKInseminasi Buatan dengan menggunakan semen cair digunakan untuk daerah yang sulit nitrogen cair dan mempunyai kualitas yang lebih baik dari pada semen beku. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas berbagai bahan pengencer dasar air kelapa penyimpanan dingin 2-5°C.Penelitian ini dilaksanakan di Loka Penelitian Sapi Potong Grati, Pasuruan. Semen yang digunakan berasal dari sapi madura sebanyak dua ekor, berumur 5 dan 3 tahun  dan berat badan yaitu 397 kg dan 360,5 kg. Sapi madura ditampung seminggu 2 kali dengan motilitas > 70% , sedangkan air kelapa yang digunakan adalah air kelapa hijau yang masih muda. Pengenceran semen cair dibagi menjadi 4 yaitu P0 (CEP-3 + 20% kuning telur) sebagai kontrol, P1 (air kelapa hijau +20% kuning telur), P2 (P1 + 0,4% putih telur + 1% fruktosa) dan P3 (P1 + 0,4% putih telur kuning telur +2% fruktosa). Data dianalisis menggunakan uji Pearson’s Chi Square dan Uji Deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan motilitas spermatozoa sesuai standar SNI yaitu motilitas> 40% pada pengencer CEP-3 dapat disimpan selama hari ke-8 (40,50±6,43%) sedangkan pada pengencer dasar air kelapa hijau pada P1, P2 dan P3 tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05) selama disimpan 6 hari yaitu 40,50±10,12%, 38,00±4,22%, 40,00±8,50%. Abnormalitas dari semua perlakuan menunjukan nilai <20%. Viabilitas didapatkan nilai tertinggi pada perlakuan P0(89,58±2,16%) kemudian P1(89,39±3,79%), P2(88,62±4,59%) dan P3(87,93±4,41%).Kata kunci: CEP-3, semen cair, sapi madura, simpan dingin, air kelapa hijau ABSTRACTArtificial Insemination using liquid semen is performed for areas that where liquid nitrogen is difficult to find and havng better quality than frozen semen. Purpose of this research was to investigate the quality on various coconut water base diluents on liquid semen of madura bull during cold storage of 2-5°C. Research was conducted at Laboratory of Reproduction of Grati Beef Cattle Research Station, Pasuruan.Semen that is used comes from two madura bulls aged 5 and 3 years with body weight is 397 kg and 360.5 kg. The semen was collected twice a week with motility> 70%, and the coconut water used is unripe green coconut water. The research treatments were P0 (CEP-3 + 20% egg yolk) as control, P1 (unripe green coconut water + 20% egg yolk), P2 (P1+ 1% fructose + 0.4% egg white) and P3 (P1+ 0.4% egg white + 2% fructose). Data were analyzed using Pearson's Chi Square test and Descriptive Test. The results showed that the motility of spermatozoa was within Indonesian National Standard (SNI) with more than 40% motility in the CEP-3 diluent and it can be stored until the 8th day (40.50 ± 6.43%). The basic diluents of green coconut water at P1, P2 and P3 was not significantly affected (P> 0.05) until 6 days storing with the motility number average are 40.50 ± 10.12%, 38.00 ± 4.22%, 40, 00 ± 8.50%. The abnormality of all treatments was under 20%. The highest viability was showed by treatment P2 (89.58±2.16%), followed by P4 (89.39 ± 3.79%), P3 (88.62 ± 4.59%) and the lowest was P4 (87.93 ± 4.41%). Keywords:CEP-3, liquid semen, madura bull, cool storage, green coconut water ABSTRACT               Artificial Insemination using liquid semen is performed for areas that where liquid nitrogen is difficult to find and havng better quality than frozen semen. Purpose of this research was to investigate the quality on various coconut water base diluents on liquid semen of madura bull during cold storage of 2-5°C. Research was conducted at Laboratory of Reproduction of Grati Beef Cattle Research Station, Pasuruan.Semen that is used comes from two madura bulls aged 5 and 3 years with body weight is 397 kg and 360.5 kg. The semen was collected twice a week with motility> 70%, and the coconut water used is unripe green coconut water. The research treatments were P0 (CEP-3 + 20% egg yolk) as control, P1 (unripe green coconut water + 20% egg yolk), P2 (P1+ 1% fructose + 0.4% egg white) and P3 (P1+ 0.4% egg white + 2% fructose). Data were analyzed using Pearson's Chi Square test and Descriptive Test. The results showed that the motility of spermatozoa was within Indonesian National Standard (SNI) with more than 40% motility in the CEP-3 diluent and it can be stored until the 8th day (40.50 ± 6.43%). The basic diluents of green coconut water at P1, P2 and P3 was not significantly affected (P> 0.05) until 6 days storing with the motility number average are 40.50 ± 10.12%, 38.00 ± 4.22%, 40, 00 ± 8.50%. The abnormality of all treatments was under 20%. The highest viability was showed by treatment P2 (89.58±2.16%), followed by P4 (89.39 ± 3.79%), P3 (88.62 ± 4.59%) and the lowest was P4 (87.93 ± 4.41%).
KUALITAS DAN KAPASITASI SPERMATOZOA SAPI BALI, MADURA, DAN PERANAKAN ONGOLE Aulia Puspita Anugra Yekti; Willy Saputra Saputra Tatulus; Dian Ratnawati; Luqman Affandhy; Kuswati Kuswati; Asri Nurul Huda; Trinil Susilawati
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 5, No 2 (2018): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.664 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v5i2.4739

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kualitas dan kapasitasi spermatozoa pada sapi potong lokal. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai standar uji kualitas semen. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua ekor sapi jantan ongole, sapi bali dan sapi madura. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa persentase motilitas spermatozoa sapi bali 70,83±2,04%, sapi madura 70,00±0,00% dan sapi PO 71,67±2, 58%. persentase Viabilitas spermatozoa sapi bali adalah 89,39±2,84%, sapi madura 90,60 ± 3,13% dan sapi PO 92,13±2,08%. Persentase abnormalitas spermatozoa sapi bali adalah 3,48±1,09%, sapi madura 2,13±0,86% dan sapi PO 2,86±0,51%. Konsentrasi sperma sapi bali 1126,67±169,08 juta/mL, sapi madura 1076,67±3,94 juta/mL dan sapi PO 1210±160,87 juta/mL. Total spermatozoa motil pada sapi bali adalah 3136,9±653,4 juta/mL, sapi madura 3520,41±357,48 juta dan sapi PO 3653,83±1293,59 juta/mL. Persentase status akrosom spermatozoa adalah 85,72±1,72%, sapi madura 85,35±0,76% dan sapi PO 86,40±1,97%. Data yang didapatkan dalam penelitian ini dianalisis menggunakan rancangan acak lengkap dimana hasil analisa menunjukkan tidak ada perbedaan kualitas yang signifikan (P>0,05). Dapat disimpulkan perbedaan jenis pada sapi lokal tidak berpengaruh pada kualitas dan kapasitas spermatozoa, tetapi sapi PO memiliki persentase yang lebih tinggi dari kualitas dan kapasitasi sperma dibandingkan sapi bali dan sapi madura.Kata kunci : kualitas semen, spermatozoa, kapasitasi, sapi lokalABSTRACTThe purpose of this research was to determine the differences in the quality and capacitation of local beef cattle sperm. In addition, this study was also expected to be used as a standard of semen quality test. The material used in this study were two bulls of crossbreed ongole, bali cattle and madura cattle. The results of this study revealed that percentage of motility  sperm bali cattle  70.83 ± 2.04%, madura cattle 70.00 ± 0.00% and PO cattle 71.67 ± 2, 58%. percentage of  Viability sperm of bali cattle was 89.39 ± 2.84, madura cattle 90.60 ± 3.13% and PO cattle 92.13 ± 2.08%. Percentage of abnormality sperm bali cattle  were 3.48 ± 1.09%, madura cattle 2.13 ± 0.86% and PO cattle 2.86 ± 0.51%. percentage of concentration sperm bali cattle 1126.67 ± 169.08 million / mL, madura cattle 1076.67 ± 73.94 million / mL and PO cattle 1210 ± 160.87 million / mL. percentage of  total motile sperm bali was 3136.9 ± 653.4 million / mL, madura cattle 3520.41 ± 357.48 million and PO cattle 3653.83 ± 1293.59 million / mL. percentage of status acrosom sperm is 85.72 ± 1.72%, madura cows 85.35 ± 0.76 and cattle PO 86.40 ± 1.97. Data of this research was analyzed using Block  Randomized Design (BRD) which showed not  significant differences in quality (P> 0.05). The conclusion based on the observations made in this research, differences in local cattle have no effect on the quality and capacitation of spermatozoa, but cross breed ongole cattle have a higher percentage of quality and capacitation of sperm than bali cattle and madura cattle. Semen of bali cattle, and madura cattle used in this study can be used for artificial insemination.Keywords: semen quality, sperm capacitation, local cattle 
Evaluasi Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatan Double Dosis (Jam Ke 2 Dan Ke 8) Terhadap Kualitas Berahi Pada Sapi Persilangan Ongole Hisyam Ryandhika Kusuma; Kuswati ,; Asri Nurul Huda; Rizki Prafitri; Aulia Puspita Anugra Yekti; Trinil Susilawati
Jurnal Ilmu Ternak Vol 21, No 2 (2021): December
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v21i2.33594

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi tingkat keberhasilan IB double dosis terhadap kualitas berahi pada selang waktu IB jam ke 2 dan jam ke 8 pada sapi Peranakan Ongole. Penelitian dilaksanakan di Desa Senggreng, Kabupaten Malang pada Juli-Oktober 2020. Materi yang digunakan sapi betina persilangan Ongole Crossbred sebanyak 25 ekor yang dipilih secara purposive. Semen yang digunakan adalah semen beku dari Limousine jantan produksi Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu dengan memilih sapi sesuai kriteria dan memiliki kualitas berahi yang baik. Hasil penelitian menunjukkan persentase lendir servik (ada, basah, banyak) NRR1 84,62%, NRR2 76,92%, CR 53,85% dan PR 76,92%. Persentase warna vulva merah yaitu NRR1 90%, NRR2 80%, CR 55,56% dan PR 80%. Persentase suhu >38oC NRR1 93,33%, NRR2 86,67%, CR 53,33% dan PR 66,67%. Indikator pH 8 menunjukkan persentase NRR1 92,86%, NRR2 92,86%, CR 57,14% dan PR 64,29%.
TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN DOUBLE DOSIS PADA SAPI PERSILANGAN ONGOLE DENGAN KUALITAS BERAHI YANG BERBEDA Alifian Ibnu Ansori; Kuswati kuswati; Asri Nurul Huda; Rizki Prafitri; Aulia Puspita Anugra Yekti; Trinil Susilawati
REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan Vol 3, No 1 (2021): REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/rekasatwa.v3i1.11820

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan inseminasi buatan double dosis pada jam ke-8 dan jam ke-16 pada sapi Persilangan Ongole dengan kualitas berahi yang berbeda. Materi dalam penelitian ini menggunakan 25 ekor sapi betina Persilangan Ongole yang dipilih secara purposive. Metode dalam penelitian ini adalah observasi langsung di lapang, dengan menyeleksi sapi betina dengan kriteria BCS >3, umur >1,5 tahun dan telah melahirkan. Penelitian ini menggunakan semen beku pejantan Limousin yang diproduksi oleh Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Malang. Hasil penelitian menujukkan persentase karakteristik yaitu Non Return Rate (NRR-1, NRR-2) masing-masing 92,31% dan 58,33%, Conception Rate (CR) 38,46% dan 25%, Pregnancy Rate (PR) 53,85% dan 50%. Suhu Vagina 37,0-37,9ºC dan >38,0ºC NRR-1, NRR-2 masing-masing 77,78% dan 57,14%, CR 14,28% dan 33,33%, PR 42,86% dan 55,56%. Lendir servik (ada, basah, sedikit) dan (ada, basah, banyak) NRR-1, NRR-2 masing-masing 89,47% dan 16,67%, CR 31,58% dan 16,67%, PR 47,37% dan 66,67%. Lendir Servik pH 7 dan pH 8 NRR-1, NRR-2 masing-masing 77,78% dan 68,75%, CR 11,11% dan 37,50%, PR 44,44% dan 56,25%. Nilai HD 21-30 dan 31-40 NRR-1, NRR-2 masing-masing 50% dan 82,35%, CR 12,50% dan 35,29%, PR 50% dan 52,94%. Kesimpulan penelitian ini bahwa karakteristik warna vulva merah, suhu vagina >38ºC, karakteristik lendir (ada, basah, banyak), lendir servik pH 8 dan nilai HD 31-40, memberikan persentase kebuntingan yang lebih tinggi.