Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

SENAM UNTUK MEMPERSIAPKAN FISIK SELAMA HAMIL DAN SESUDAH MELAHIRKAN Suhartini, B.
Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN, EDISI 3,1993,TH.XIII
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/cp.v3i3.8981

Abstract

Olahraga pada waktu hamil dan sesudah hamil/melahirkan sebaiknya dikembangkan sebagai bagian perawatan prenatal dan posnatal. Namun demikian, harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan masing-masing wanita sebagai pelengkap persiapannua untuk menghadapi beban kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan lebih tenang. Olahraga harian sebaiknya dilakukan bukan hany awaktu hamil saja, akan tetapi dimulai sejak sebelum hamil dan diteruskan sampai melampaui akhir masa nifas.
OLAHRAGA AEROBIK SEBAGAI SARANA PENYEMBUHAN PENYAKIT JANTUNG B. Suhartini
Jurnal Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN, EDISI 1,1990,TH.X
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.228 KB) | DOI: 10.21831/cp.v1i1.8692

Abstract

Masalah penyakit jantung merupakan problema di dunia kedokteran angka kematian penyakit jantung semakin lama semakin meningkat jumlahnya. Angka kematian yang dikarenakan penyakit kardio;vaskuler terutama penuakit jantung berjumlah 55% dari angka kematian seluruhnya di negara Amerika Serikat ini berarti lebih dari separo.
HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN KONSEP SEHAT DENGAN KEBERSIHAN PRIBADI, KEPATUHAN BEROBAT SISWA KELAS V SD DI KECAMATAN GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA B Evi Suhartini
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 5, No 2: 2000
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.677 KB) | DOI: 10.21831/hum.v5i2.5373

Abstract

Abstract Children’s concepts of health influence personal hygiene, prevention and treatment of illness. The aim of the research were to discover the relationship of understanding of health concepts and compliance behavior and children’s personal hygiene behavior. This research was a survey done from April to September 1998 in Godean, Sleman district, Yogyakarta. A questionnaire was used to collect data. Subject were 105 elementary school students in fifth grade, and were randomly selected. Product moment correlation with confidence of 0.05 was used for analyze the data. The result of the research showed that 1) There was  a positive significant relationship between understanding of health behavior, 2)positive relationship between the understanding of health concepts with behavior. Keywords: health concepts, personal hygiene, compliance behavior
MERANGSANG MOTORIK KASAR ANAK TUNA RUNGUKELAS DASAR SEKOLAH LUAR BIASA MELALUI PERMAINAN B. Suhartini
Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Vol 8, No 2 (2011): November
Publisher : Departement of Sports Education, Faculty of Sport Sciences Yogyakarta State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.806 KB) | DOI: 10.21831/jpji.v8i2.3495

Abstract

Abstract.Deaf are individuals who have barriers to hearing both permanent and non permanent. Classification of hearing impairment based on the level of hearing loss include: Hearing loss is very mild (27-40dB), mild hearing loss (41-55dB), hearing disorders moderate (56-70dB), severe hearing loss (71-90dB), extreme hearing loss / deafness (above 91dB). Because the characteristics and constraints of being owned, deaf children require special education services forms tailored to their abilities and potential, how to communicate using sign language. Individuals with hearing impairment tend to difficulties in understanding the concept of something abstract. Even with these limitations, children with hearing disability are also entitled to a proper instruction for the development and growth can run well, especially the development of motion or psikomotornya, namely through the study of physical education. Of course, the learning process for deaf children who are different from normal children. One motor Perkambangan psychomotor aspects that must be developed by deaf children in both the base class of gross motor aspects. Gross motor movement involving the large muscles in the body, such as walking, running, jumping, jumping and so forth. Gross motor skills in young children with hearing impairment will develop more leverage if supported by a process of the correct motion. Through physical education, one way to stimulate gross motor deaf children carried out with black green game. Of course the game for deaf children is slightly different from normal children game movement. Games on deaf children adapted to the conditions of the five senses are still functioning. Games to stimulate motor deaf children carried out with black green games that use sound, such as flags or other signs, and modified by using a cue cues that can be captured through the senses of sight, and with a clear and simple rules.Keywords: Gross Motor, Deaf, Black-Green GameAbstrakTunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami konsep dari sesuatu yang abstrak. Meskipun dengan keterbatasan tersebut, anak penyandang tuna rungu juga berhak mendapatkan pengajaran yang layak agar perkembangan dan pertumbuhannya dapat berjalan dengan baik, terutama perkembangan gerak atau psikomotornya. Salah satu aspek psikomotor yang harus berkembang dengan baik pada tuna rungu anak kelas dasar yaitu aspek motorik kasar. Motorik kasar adalah gerak yang melibatkan otot-otot besar pada tubuh, seperti berjalan, lari, lompat, loncat dan sebagainya. Motorik kasar pada anak anak tunarungu akan berkembang lebih maksimal jika ditunjang dengan proses gerak yang benar. Salah satu cara merangsang motorik kasar anak tuna rungu dilakukan dengan permainan hijau hitam. Tentu saja permainan untuk anak tuna rungu sedikit berbeda dari permainan gerak anak normal. Permainan pada anak tuna rungu disesuaikan dengan kondisi panca indera yang masih dapat berfungsi. Permainan untuk merangsang motorik anak tuna rungu dilakukan dengan permainan hijau hitam yang menggunakan suara, misalnya bendera atau tanda yang lain, dan dimodifikasi dengan aba-aba menggunakan isyarat-isyarat yang dapat ditangkap melalui indera penglihatan, dan dengan peraturan yang jelas dan sederhana.Kata kunci: motorik kasar, tuna rungu, permainan hitam hijau.
DETEKSI DINI KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK B. Suhartini
MEDIKORA Vol. I, No . 2, Oktober 2005
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1564.539 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v1i2.4770

Abstract

Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendaliangerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf dan ototyang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembanganrefleksi dan kegiatan masa yang ada pada waktulahir. Kondisi ketidakberdayaan pada anak akan berubah secaracepat, selama empat tahun atau lima tahun pertama kehidupanpascalahir anak dapat mengendaUkan gerakan yang kasar.Gerakan-gerakan tersebut melibatkan bagian badan yang luas,seperti tengkurap, duduk, merangkak, berdiri merambat,berjalan, berlari, melompat, dan meloncat. Perkembanganmotorik kasar anak dapat diketahui melalui pemantauan yangcermat.Kemampuan motorik kasar akan berkembang denganbaik apabila ada perhatian orang tua dan latihan yang baik.Kebebasan bergerak yang diberikan pada anak pada masa pertumbuhanakan berpengaruh terhadap pertumbuhan danperkembangan anak selanjutnya. Secara umum perkembanganmotorik dibagi menjadi dua, yakni motorik kasar dan motorikhalus. Motorik Kasar merupakan aktivitas motorik yangmencakup keterampilan otot-otot besar, sedangkan
PEMBERDAYAAN LANSIA DENGAN AKTIVITASOLAHRAGA REKREASI THERAPUETIK Bernadeta Suhartini
MEDIKORA Vol. V, No. 2, Oktober 2009
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2505.065 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v0i2.4676

Abstract

Perekonomian Indonesia yang semakin maju, berakibat positif bagiperbaikan lingkungan hidup dan kemajuan ilmu pengetahuan, sehinggameningkad^an usia harapan hidup sampai 65 tahun. Jumlah lansia padatahun 2005-2010 diperkirakan mencapai + 19 juta. Jumlah tersebut akanberpengaruh pada ekonomi negara, yang akan menanggung beban pendudukusia muda yang mempunyai sifat konsumtif dari pada produktif.Sebagairnana usia muda, lansia pada umumnya juga mempunyai sifat kon-^sumtif karena dianggap sudah tidak produktif dengan alasan gangguankesehatan.Model olahraga therapuetik merupakan salah sam olahraga lansiayang dapat dilakukan dengan rasa senang dan tidak membebani, karenalansia sudah mengalami penurunan secara anatomis, fisiologis, fisik, psikis.Dalam upaya meningkatkan rasa percaya diri, etos kerja dan semangathidup serta kemandirian, maka perlu melakukan aktivitas olahraga secarateratur, terukur dan terus menerus dilakukan untuk memacu produktivitaslansia.Selama ini olahraga lansia hanya terbatas pada olahraga yang bersifatformal dan tanpa ada permainan yang memotifasi lansia melakukan denganrasa senang. Perlombaan tidak pernah dilibatkan, misalnya pada saat perayaan17 Agustus, lansia jarang diberi kesempatan untuk ambil bagian padakegiatan olahraga. Olahraga therapeutik merupakan model olahraga per-Pemberdayaan Lansia dengan Aktivitas Rekreasi Therapuetik mainan yang dapat diperuntukkan pada lansia, karena olahraga ini mempunyaisifat menggcmbirakan sekaligus bermanfaat untuk melatih fisik danmeningkatkan kesehatan. Kunci: Aktivitas therapuetik, Lansia.
KEMAMPUAN MOTORIK PESERTA EKSTRAKURIKULERBOLABASKET SMA N 3 BANTUL Asep Prasetyo dan Bernadeta Suhartini
MEDIKORA Vol. XII No. 1 April 2014
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.804 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v0i1.4577

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan motoriksiswa Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Bantul, Kecamatan Bantul, KabupatenBantul.Metode penelitian ini adalah deskriptif dan teknik pengambilan datamenggunakan tes. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa yangmengikuti ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 3 Bantul yang berjumlah 40siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang bejumlah 40siswa. Pengumpulan data kemampuan motorik diukur menggunakan tes denganmengukur komponen motorik yang meliputi Lari 30 M, Sit up, Basketball throwfor distance, Lompat jauh tanpa awalan, Sitreach, Lari bolak-balik 4x5 M, Squatdi dinding.Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang berkategori sangatbaik sebanyak 0 siswa atau sebesar 0,0%, kategori baik sebanyak 0 siswa atausebesar 0,0%, kategori sedang sebanyak 22 siswa atau sebesar 55%,kategori kurang sebanyak 18 siswa atau sebesar 45%, dan kategori kurang sekali0 siswa atau sebesar 0,0%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwakemampuan motorik siswa ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 3 Bantul tahun2012 dalam kategori sedang.Kata Kunci: kemampuan motorik, bolabasket
Pemanfaatan senam "si buyung" dalam meningkatkan keterampilan motorik kasar anak usia dini Galih Dwi Pradipta; Wawan Sundawan Suherman; Bernadeta Suhartini; Dhedhy Yuliawan; Osa Maliki
Jurnal SPORTIF : Jurnal Penelitian Pembelajaran Vol 8 No 1 (2022): Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1482.372 KB) | DOI: 10.29407/js_unpgri.v8i1.17616

Abstract

This research was conducted based on problems in learning in the development of physical motor skills, especially the gross motor skills of Asy Syaffa Kindergarten students. This study aims to determine the use of Si Buyung's gymnastics in improving gross motor skills in early childhood in Asy Syaffa Kindergarten. The experimental method was applied in this study by giving 14 treatments, including pretest and posttest. The research subjects were 24 students with the sampling technique, namely purposive sampling. This research instrument uses the Gross Motor Test, which consists of a 50-meter sprint test, Dodgin run, Standing Broad Jump test, Soft Ball Throw test, Wall Pass test, Medicine Ball put test. The results of hypothesis testing found that there was an effect of Si Buyung's gymnastics on the gross motor skills of early childhood. With the conclusion criteria t count > t table, 4,062 > 2,068 and the value of sig. 2-tailed 0.000 < 0.05 so that the hypothesis is accepted. So this study proves that Si Buyung's gymnastics can improve motoric movement in early childhood. The implications of this research are expected to be an alternative for kindergarten teachers as a learning approach to developing children's gross motor movements.
Modification of Wooden Ball Bullets to Improve the Skillful Motion of Bullet Repellent Games Against Elementary School Students Thesya Alda Nia; Ali Munir; Bernadeta Suhartini
Edumaspul: Jurnal Pendidikan Vol 6 No 2 (2022): Edumaspul: Jurnal Pendidikan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.802 KB) | DOI: 10.33487/edumaspul.v6i2.4556

Abstract

The modification of wooden ball bullets is a model invention with a combination of woodball sports games with bullet repulsion, this is in line with the conditions both in terms of anthropometry and physical conditions in elementary school students which is certainly less effective when using iron balls, because the learning system in elementary school students is only limited to introducing the game. The purpose of this study is that the modification of the wooden ball bullet model can be implemented for students, especially elementary schools, so that students will feel more happy and happy because the learning is very creative and relatively not monotonous and can minimize the allocation of time and the lack of existing infrastructure. In this study, the researchers used the Class Action Research method with class V student sample data consisting of 22 students. The instruments in this study used observation data collection techniques and bullet repellent skilled motion tests. From the study, it was found that there was an increase in pre-cycle to cycle I with learning completion of (54.53%) and continued in cycle II with learning completion results of (86.38%). Of course, it can be concluded that using a modified model of wooden ball bullets is very useful for the community, especially educators, in an effort to improve the movement of game skills in athletics in the bullet repulsion number.
Literature Review : Bagaimana Kinerja Latihan Core Stability dalam Meningkatkan Keseimbangan Tubuh Individu Down Syndrome? Tama Anugrah; Bernadeta Suhartini; Yustinus Sukarmin; Nurhayati Simatupang
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 9 No. 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.064 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.7504864

Abstract

Individu down syndrome mengalami masalah keseimbangan tubuh yang disebabkan oleh gangguan motorik yang mengakibatkan terjadinya masalah pada sistem muskuloskeletal bagian inti tubuh. Ketika terjadi ketidakstabilan pada bagian inti tubuh, maka akan terjadi peningkatan goyangan postural yang mengakibatkan ketidakseimbangan tubuh. Penelitian ini bertujuan mengetahui kinerja dari latihan stabilitas inti dalam meningkatkan keseimbangan individu down syndrome. Menggunakan metode penelitian literature review dengan sumber utama jurnal hasil penelitian dari tahun 2015-2022. Hasil tinjauan literatur menunjukkan latihan stabilitas inti mampu memberikan perbaikan keseimbangan tubuh statis dan dinamis individu down syndrome dengan program latihan selama 8-12 minggu, frekuensi 3 kali/minggu, dan durasi setiap latihan 30-60 menit. Terjadinya peningkatan keseimbangan tubuh, karena latihan core stability menguatkan dan memperbaiki pengorganisasian antara otot bagian inti dengan otot ekstremitas, otot inti berfungsi dalam mentransfer kekuatan antara ekstremitas atas dan bawah dari sistem kontrol postural yang secara permanen diperlukan untuk mempertahankan dan memindahkan pusat massa di atas dasar penyangga dalam menjaga keseimbangan. Latihan core stability dapat dimasukkan menjadi salah satu latihan pada program pelatihan untuk individu down syndrome dan menambahkan latihan yang dapat mengaktifkan sistem somatosensori akan memaksimalkan kinerja meraih keseimbangan tubuh.