Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

POTENSI DAN ADAPTASI TUMBUHAN PAKAN Alysicarpus vaginalis DI PROVINSI BALI I Wayan Suarna; Ni Nyoman Suryani; K.M Budiasa
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 8 No 1 (2018): Pastura Vol. 8 No. 1 Tahun 2018
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (886.132 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2018.v08.i01.p03

Abstract

Climate change that has hit the world requires to make adaptation efforts so that agricultural productivity can be maintained. Alysicarpus vaginalis is one of the local variety forage that can grow in a various of environmental conditions. In this regard, a survey research has been carried out to study various types of local forages throughout Bali. The aim of the research is to obtain forages that have superior properties and can be developed in various regions in Bali. The survey sampling location refers to a map prepared specifically for that by overlaying a map of soil types, land use maps, and climate maps. Based on the results of the survey, several species of local forages that have superior characteristics have been found. One of them is Alysicarpus vaginalis plant as a forage superior, Alysicarpus vaginalis forage production as much as 46,302 kg DM ha-1 with 0.21% botanical composition. Keywords: Alysicarpus vaginalis, superior legumes, tropical forage
KARAKTERISTIK TUMBUH Asystasia gangetica PADA BERBAGAI ARAS PEMUPUKAN UREA I W. Suarna; N. N. Suryani; K.M. Budiasa; I M. Saka Wijaya
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 9 No 1 (2019): Pastura Vol. 9 No. 1 Tahun 2019
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (816.285 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2019.v09.i01.p06

Abstract

Asystasia gangetica is a native plant that has the potential as a superior forage. The potential superiority of A. gangetica is not widely known by farmers in Bali. A study has been carried out with the aim to determine the growth and growth characteristics of A. gangetica as a forage. A completely randomized design with 5 levels of urea fertilizer treatment and 4 replications was carried out at Sesetan Denpasar research station. The results showed that the plant growth indicated by the variable number of branches, number of leaves, and shoot root ratio gave the highest yield on the level of urea fertilizer 50 kg ha-1. Variable characteristics of plant growth such as Leaf Area Ratio, Leaf stem ratio, and plant length, have the same tendency, although they do not show significant differences. Observing the growth and growth characteristics of plants, it can be concluded that the use of urea fertilizer as much as 50 kg ha-1 provides the best growth and application of urea fertilizer exceeding 50 kg ha-1 will adversely affect the growth of A. gangetica. Keywords: A. gangetica, urea, growth, growth characteristics
PHASEY BEAN (Macroptilium lathyroides (L.) Urb.) LEGUM LOKAL POTENSIAL SEBAGAI PAKAN TERNAK I Wayan Suarna; Ni Nyoman Suryani; I Ketut Mangku Budiasa
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 8 No 2 (2019): Pastura Vol. 8 No. 2 Tahun 2019
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.068 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2019.v08.i02.p06

Abstract

Provision of animal feed in accordance with quality standards and adequate quantities has become a strategic need to increase livestock productivity and accelerate the availability and fulfillment of foodstuffs from livestock. In this regard, a survey research has been designed to study some of the local fodder plants that have superior potential as animal feed. Fodder plants are classified as superior feed varieties if they have properties: easy to breed, high productivity as a producer of forage and / or seeds, has a fast regrowth, is resistant to defoliation, resistant to grazing, resistant to environmental stresses, and palatable for livestock. Based on the results of the survey, several species of local animal feed plants that have superior characteristics have been found. One of them is a phasey bean plant (Macroptilium lathyroides (L.) Urb.). Phasey bean as a superior animal feed plant (TPT) besides being suitable for the above characteristics also has grown naturally in an area in Bali so it needs to be tested for its feasibility to be distributed throughout Bali. Keywords: phasey bean, superior legumes, tropical forage
PERAN PEPOHONAN DALAM PENINGKATAN PRODUKSI TERNAK RUMINANSIA: PENDEKATAN ILMIAH I.M Mastika; A.W. Puger; I.K.M. Budiasa; M. Nuriyasa
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 2 No 2
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.714 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2013.v02.i02.p08

Abstract

Trees and shrubs plantation are very potential and important in producing sustainable green biomass, and have high protein content and high digestibility.  Some of them are legume which are important in catching nitrogen from the air to enriched the soil nitrogen. Trees are also catching more sun energy radiation which is latter converted into animal feeds. Other roles of this plant is part of them such as leaves, fruits, barks and roots containing saponin/sapogenin or tannin which are useful as defaunating agent. It was well documented that rumen protozoa reduced ruminant productivity. From the reports available either in vitro or in vivo it was proved that saponin could to some extent reduced or depressed protozoa rumen population. Indonesia needs some  experts effort to identify and recording those plants that could play roles as natural defaunating agent, as well as provide green biomass for ruminant. The overall conditions above will provide an ample opportunities for research for students or experties.
Pertumbuhan dan Produksi Rumput Panicum maximum cv.Trichoglume yang Ditanam Bersama Legum Alysicarpus vaginalis dengan Dosis Pupuk Fosfor Berbeda Suharto P.; I. B. Gaga Partama; I K. M. Budiasa
Jurnal Peternakan Tropika Vol 7 No 3 (2019): Issue 7 No. 3 - 2019
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.445 KB) | DOI: 10.24843/ejpt.2019.v07.i03.p09

Abstract

Penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang pertumbuhan dan produksi rumput Panicum maximum cv. Trichoglume yang ditanam dengan kombinasi jumlah legum Alysicarpus vaginalis dan dosis pupuk P berbeda. Penelitian ini telah dilaksanakan di Stasiun Penelitian Laboratorium Rumah Kaca Fakultas Peternakan Universitas Udayana dengan menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL), satu faktor dengan 9 kombinasi perlakuan yaitu kombinasi jumlah legum Alysicarpus vaginalis terdiri dari 1, 2, 3 Alysicarpus vaginalis/pot dan dosis pupuk P yaitu: tanpa pupuk; Pupuk P 50 kg/ha; dan Pupuk P 100 kg/ha. Variabel yang diamati meliputi: tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, jumlah cabang, berat kering daun, berat kering batang, berat kering akar, berat kering total hijauan, nisbah berat kering daun dengan berat kering batang, nisbah berat kering total hijauan dengan berat kering akar, dan luas daun per pot. Hasil penelitian menunjukkan pada kombinasi 1 legum Alysicarpus vaginalis dengan dosis 100 kg/ha pupuk P adanya pengaruh pertumbuhan pada rumput Panicum maximum cv. Trichoglume pada variabel: jumlah anakan, berat kering daun, berat kering total hijauan, dan nisbah berat kering daun dengan berat kering batang. Besarnya pengaruh kombinasi legum dan pupuk P terdapat pada nisbah berat kering daun dengan berat kering batang. Hal ini mengindikasikan bahwa pertanaman campuran dengan kombinasi jumlah legume dan dosis pupuk P dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi rumput Panicum maximum cv. Trichoglume. Disimpulkan bahwa hasil terbaik didapatkan pada kombinasi jumlah 1 legum dengan dosis Pupuk P sebesar 100 kg/ha. Kata kunci: pertumbuhan dan produksi, Panicum maximum cv. Trichoglume, pupuk P
PENINGKATAN PEMBERIAN GAMAL SEBAGAI SUMBER RUMEN DEGRADABLE PROTEIN (RDP) DALAM RANSUM YANG MENGANDUNG JERAMI PADI TERHADAP UTILITAS NITROGEN SAPI BALI Pramusinto F.D; Suryani N.N; Budiasa IK.M
Jurnal Peternakan Tropika Vol 3 No 2 (2015): E-Journal Peternakan Tropika Vol 3 No 2
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.583 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui utilitas nitrogen pada sapi bali yang diberi gamal sebagai rumen degradable protein (RDP) dalam ransum yang mengandung jerami padi.Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) terdiri dari 4 perlakuan ransum dengan 3 kelompok berat badan sebagai ulangan. Berat badan sapi bali jantan yang digunakan 181 – 265 kg. Keempat perlakuan ransum adalah (A) : 45% rumput gajah + 0% jerami padi + 15% gamal + 10% kaliandra + 30% konsentrat; (B) : 30% rumput gajah + 10% jerami padi + 20% gamal + 10% kaliandra + 30% konsentrat; (C) : 15% rumput gajah + 20% jerami padi + 25% gamal + 10% kaliandra + 30% konsentrat; (D) : 0% rumput gajah + 30% jerami padi + 30% gamal + 10% kaliandra + 30% konsentrat. Peubah yang diamati adalah Biological Value (BV), Net Nitrogen Utilization (NNU), dan Protein Efisiensi Ratio (PER). Hasil penelitian menunjukkan bahwa NNU perlakuan C (17,70%) nyata berbeda (P<0,05) dibanding perlakuan A, tetapi berbeda tidak nyata (P>0,05) dibanding perlakuan B dan D. PER perlakuan C (1,14 g/ekor/hari) nyata lebih tinggi (P<0,05) dibanding perlakuan A dan B, namun berbeda tidak nyata (P>0,05) dengan perlakuan D. BV perlakuan C (25,61%) tertinggi di antara semua perlakuan (A, B, dan D), namun berbeda tidak nyata (P>0,05). Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa peningkatan pemberian 25% gamal sebagai RDP dalam ransum yang mengandung 20% jerami padi mampu memberikan pengaruh nyata terhadap konsumsi N, retensi N, NNU, dan PER pada sapi bali, kecuali BV yang memberikan pengaruh tidak nyata.
POPULASI BAKTERI PELARUT FOSFAT DAN KARAKTERISTIK BERBAGAI JENIS MEDIA TANAM DAN PUPUK ORGANIK Putri S. S.; I K. M. Budiasa; N. G. K. Roni
Jurnal Peternakan Tropika Vol 7 No 3 (2019): Issue 7 No. 3 - 2019
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.135 KB) | DOI: 10.24843/ejpt.2019.v07.i03.p010

Abstract

Bakteri pelarut fosfat (BPF) merupakan salah satu jenis mikroba tanah yang berperan penting dalam membantu penyediaan unsur hara dalam tanah terutama fosfor (P). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data total plate count (TPC), populasi bakteri pelarut fosfat (BPF), derajat keasaman (pH) dan suhu pada berbagai jenis media tanam dan pupuk organik. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL), terdiri atas tujuh perlakuan yaitu: tanah (M1), pupuk kotoran sapi (M2), slurry (M3), bio-slurry (M4), tanah yang dipupuk kotoran sapi (M5), tanah yang dipupuk slurry (M6), dan tanah yang dipupuk bio-slurry (M7). Setiap perlakuan diulang tiga kali sehingga terdapat 21 unit percobaan. Variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu total plate count (TPC), bakteri pelarut fosfat (BPF), derajat keasaman (pH), dan suhu. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis menggunakan analisis sidik ragam, apabila terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05) maka analisis dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TPC diperoleh hasil berkisar 9,40 × 107 – 1,84 × 109 cfu/g, BPF diperoleh hasil berkisar. 7,23 × 106 – 1,77 × 108 cfu/g. Derajat keasaman (pH) tertinggi pada perlakuan M5 sebesar 7,00. Suhu tertiggi pada perlakuan M3 dan M4 sebesar 31,00oC. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa populasi total plate count (TPC) dan populasi bakteri pelarut fosfat (BPF) paling banyak pada pupuk organik bio-slurry, derajat keasaman (pH) meningkat pada media tanam pupuk kotoran sapi dan pupuk organik slurry dan bio-slurry, sedangkan suhu meningkat pada perlakuan pupuk organik kotoran sapi, slurry, dan bio-slurry. Kata kunci: Bakteri pelarut fosfat, pupuk kotoran sapi, slurry, bio-slurry
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT BENGGALA (Panicum maximum cv. Trichoglume) YANG DIBERI PUPUK ORGANIK DENGAN DOSIS BERBEDA Arnawa IW.; Budiasa IK.M.; Witariadi NM.
Jurnal Peternakan Tropika Vol 2 No 2 (2014): Elektronikal Jurnal Ilmu Peternakan tropis
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.314 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui jenis dan dosis pupuk organik yang paling baik untuk pertumbuhan dan produksi rumput benggala (Panicum maximum cv.  Trichoglume).  Penelitian dilaksanakan selama 10 minggu, di Rumah Kaca Laboratorium Tumbuhan Pakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, dengan menggunakan sobekan (pols) rumput benggala (Panicum maximum cv.  Trichogleme) sebagai bibit.  Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan dua faktor, yaitu faktor pertama adalah jenis pupuk: kotoran kambing (K), kotoran sapi (S), limbah biogas (B), dan faktor kedua adalah dosis pupuk: tanpa pupuk (D0), dosis l0 ton/ha (D1), dosis 20 ton/ha (D2) dan dosis 30 ton/ha (D3).  Dari kedua faktor tersebut diperoleh 12 kombinasi perlakuan dan setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat 48 pot penelitian. Variabel yang diamati yaitu: variabel pertumbuhan, produksi, dan karakteristik.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jenis dan dosis pupuk organik  memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap pertumbuhan dan produksi rumput benggala (P>0,05).  Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian jenis pupuk organik kotoran kambing, kotoran sapi, dan limbah biogas pada dosis 10-30 ton/ha memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan dan produksi rumput benggala (Panicum maximum cv.  Trichoglume).
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HIJAUAN Panicum maximum cv. Trichoglume PADA JENIS TANAH DAN DOSIS PUPUK TSP BERBEDA Sudiarsana I K. G.; I K. M. Budiasa; M. A. P. Duarsa
Jurnal Peternakan Tropika Vol 7 No 3 (2019): Issue 7 No. 3 - 2019
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.734 KB) | DOI: 10.24843/ejpt.2019.v07.i03.p015

Abstract

Penelitian yang bertujuan mengetahui pertumbuhan dan produksi hijauan Panicum maximum cv. Trichoglume pada jenis tanah dan dosis pupuk TSP berbeda. Penelitian dilakukan di Rumah Kaca di Desa Sading, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, selama 12 minggu. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola tersarang 3×3 dengan perlakuan jenis tanah yaitu tanah mediteran (TM), tanah regosol (TR), tanah latosol (TL) dan dosis pupuk yaitu: kontrol (D0), 50 kg/ha TSP (D1) dan 100 kg/ha TSP (D2). Perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat 36 unit percobaan. Variabel yang diamati yaitu variabel pertumbuhan, produksi dan karakteristik tumbuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan produksi hijauan Panicum maximum cv. Trichoglume pada jenis tanah dan dosis pupuk TSP berbeda memiliki rataan tertinggi pada tanah latosol pada variabel pertumbuhan yakni tinggi tanaman yang mencapai 92,63 cm tetapi secara statistik berbeda tidak nyatadibandingkan dengan tanah mediteran dan tanah regosol, variabel produksi pada tanah latosol memiiki rataan tertinggi pada berat kering daun mencapai 2,34 g berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan tanah regosol yang mencapai 1,58 g, variabel karakteristik tumbuh pada tanah regosol memiliki rataan tertinggi mencapai 0,74 berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan tanah latosol yang mencapai 0,62. Kesimpulan pada penelitian ini tanah latosol memberikan pertumbuhan dan produksi terbaik pada rumput Panicum maximum cv. Trichoglume, pertumbuhan dan produksi Panicum maximum cv. Trichoglumepada jenis tanah latosol dan tanah mediteran terbaik pada pemberiandosis pupuk 100 kg TSP/ha, sedangkan pada tanah regosol pada dosis pupuk 50 kg TSP/ha. Kata kunci:pertumbuhan, produksi, Panicum maximum, jenis tanah, pupuk TSP
PENGARUH PEMBERIAN KADAR AIR BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HIJAUAN TANAMAN Indigofera zollingeriana Ranti M. A. D.; N. N Suryani; I K. M. Budiasa
Jurnal Peternakan Tropika Vol 5 No 1 (2017)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.952 KB)

Abstract

This study aimed to determine the water content suitable for plant growth and forage plant Indigofera zollingerianaproduction. The research was carried out for 15 weeks in Greenhouse Research Station Faculty of Animal Husbandry at Udayana University, Jalan Raya Sesetan, GangMarkisa Denpasar. The experimental design used was completely randomized design (CRD) with five treatments, they were: 100%, 90%, 80%, 70%, and 60% of field capacity with five replications. The results showed that the plant height and number of leaves were significant (P