Mira Yulianti
Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 54 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 49 Documents
Search
Journal : Frontier Agribisnis (Frontbiz)

ANALISIS PEMASARAN KANGKUNG DAN BAYAM DI KELURAHAN LANDASAN ULIN UTARA KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU Siti Rahmah; Mira Yulianti; Luki Anjardiani
Frontier Agribisnis Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i1.2638

Abstract

Kangkung dan bayam merupakan sayuran yang biasa dibudidayakan di Indonesia. Hasil dari budidaya tersebut kemudian dipasarkan melalui saluran pemasaran yang beranekaragam. Saluran pemasaran ini akan menimbulkan bagian harga (share) dari setiap tingkatan salurannya.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran, besar biaya, margin, keuntungan pemasaran dan share yang diterima produsen atau petani, dan masalah yang dihadapi oleh lembaga pemasaran yang terlibat. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Landasan Ulin Utara Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru pada bulan April­-Juli 2019. Lokasi penelitian dipilih secara purposive sampling. Metode dalam pengambilan sampel petani yaitu simple random sampling dari 215 populasi petani diambil 30 orang. Pedagang pengumpul dan pengecer dipilih secara snowball sampling. Berdasarkan hasil penelitian terdapat dua saluran pemasaran. Besarnya biaya, margin dan keuntungan pada saluran I sayur kangkung wilayah pemasaran Ulin Raya adalah sebesar Rp 255,10/kg, Rp 920,00/kg dan Rp 664,90/kg, sedangkan untuk sayur bayam adalah sebesar Rp 259,10/kg, Rp 1.000,00/kg dan Rp 740,90/kg. Besarnya biaya, margin, keuntungan pada saluran II wilayah pemasaran Bauntung Banjarbaru adalah sebesar Rp 485,74/kg, Rp 4.000,00/kg dan Rp 3.514,26/kg untuk sayur kangkung, sedangkan untuk sayur bayam adalah sebesar Rp 466,40/kg, Rp 5.000,00/kg dan Rp 4.533,60/kg. Share yang diterima petani pada saluran I adalah 71,25%, pedagang pengecer 28,75% untuk sayur kangkung, sedangkan sayur bayam share yang diterima petani 83,33%, pedagang pengecer 16,67%. Share yang diterima petani pada saluran II adalah 33,33%, pedagang pengumpul 33,33%, pedagang pengecer 33,33% untuk sayur kangkung, sedangkan sayur bayam share yang diterima petani 50%, pedagang pengumpul 30%, pedagang pengecer 20%. Permasalahan yang dihadapi petani adalah petani kurang mengetahui informasi harga pasar. Permasalahan pedagang pengumpul adalah kualitas dan kerusakan sayuran. Permasalahan pedagang pengecer adalah penanganan sebelum laku terjual.Kata kunci: analisis pemasaran, margin pemasaran, Landasan Ulin Utara, kangkung, bayam
Analisis Karakteristik Konsumen E-Commerce terhadap Bawang Goreng Merk Bawang Goreng Bosss Sandy Setiawan; Muzdalifah Muzdalifah; Mira Yulianti
Frontier Agribisnis Vol 3, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i3.1291

Abstract

Abstrak. Perkembangan zaman yang semakin modern memiliki daya tarik tersendiri dari berbagai macam bisnis dalam menggunakan e-commerce untuk mempromosikan produknya di internet dan sekaligus untuk membeli berbagai macam produk atau jasa baik dalam bentuk fisik atau digital. Salah satu produk yang memanfaatkan e-commerce adalah produk bawang goreng Bosss yang merupakan produk home industri yang sudah dipasarkan di beberapa situs jual beli online. Produk ini banyak diminati oleh berbagai kalangan dari usia muda hingga dewasa yang menyukai bawang goreng sebagai pelengkap lauk saat makan maupun untuk cemilan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik konsumen e-commerce bawang goreng Bosss, Sikap konsumen e-commrce terhadap bawang goreng Bosss dan menganalisis perkiraan penjualan bawang goreng Bosss. Metode yang dipakai dalam penelitian ini dengan menggunakaan studi kasus, dimana jumlah sampel sebanyak 45 orang responden. Hasil dari penelitian ini adalah karakteristik konsumen yang terbagi atas tiga kategori meliputi sosial demografis, preferensi konsumen, dan gaya hidup. Di mana berdasarkan sosial demografis terdiri dari jenis kelamin yang di dominasi oleh perempuan sebanyak 57,78%, usia yang di dominasi pada kategori 15-30 tahun sebesar 63,33%, tingkat pendidikan terbanyak yaitu Sarjana sebesar 55,56%, jenis pekerjaan yang di dominasi oleh pekerjaan lain-lain sebesar 51,11%, dan tingkat pendapatan terbanyak pada kategori >1.000.000 dan 1.000.000-3.000.000 sebesar 42,22%. Berdasarkan preferensi konsumen untuk nilai kepentingan yang tertinggi pada atribut rasa sebesar 1,49 sedangkan yang terendah adalah atribut stok barang sebesar 0,44. Untuk nilai kepercayaan yang tertinggi adalah atribut PIRT sebesar 1,11 sedangkan yang terendah adalah atribut harga sebesar 0,24. Dan untuk karakteristik konsumen dari segi gaya hidup diperoleh persentase terbesar yaitu rekomendasi teman sebesar 75,56%. Perkiraan penjualan bawang goreng Bosss pada saat 6 bulan ke depan yaitu pada bulan September 2018-Februari 2019 mengalami kenaikan penjualan dengan persentase rata-rata 2,4%.Kata kunci: karakteristik konsumen, e-commerce, bawang goreng
ANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Glycine max) DI KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Abdur Rahim; Muhammad Husaini; Mira Yulianti
Frontier Agribisnis Vol 4, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i3.2924

Abstract

Sektor primer pertanian menjadi peran penting dalam strategi pengembangan pertanian karena prospek cerah yang dimiliki usaha dalam bidang agribisnis memiliki kesempatan yang besar untuk dikembangkan bagi pelaku usaha bisnis. Perpindahan hasil kedelai dimulai dari tangan petani kedelai sampai dengan konsumen akhir disebut juga pemasaran kedelai. Tujuan akhir dari berusahatani adalah memasarkan hasil produksi oleh karena itu pemasaran menjadi hal yang penting dalam berusahatani. Perkembangan produksi kedelai di Kabupaten Banjar terus mengalami peningkatan. Penelitian ini bertujuan agar saluran pemasaran kedelai dapat diketahui, besarnya biaya, margin, farmer’s share, tingkat efisiensi serta keuntungan yang diterima produsen atau petani di Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Simple random sampling adalah metode yang digunakan dalam menentukan sampel. Responden yang diambil didalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Berdasarkan hasil penelitian saluran pemasaran komoditas kedelai yang ada di Kecamatan Karang Intan memiliki dua pola yaitu saluran pemasaran I (petani - pedagang tengkulak - pabrik pengolahan tahu dan tempe) yang diikuti petani sebanyak 70%. Saluran pemasaran II (petani - pedagang tengkulak - pedagang pengecer - konsumen akhir) sebanyak 30%. Biaya pemasaran yang tertinggi diantara dua saluran adalah biaya pada saluran II yaitu sebesar Rp 169,56/kg. Saluran II menjadi margin terbesar yaitu sebesar Rp 1.680/kg. Keuntungan yang diterima terbesar berada pada saluran II adalah sebesar Rp 1.510,44/kg, Saluran I menjadi farmer’s share petani tertinggi yaitu sebesar 73,33%. Saluran distribusi yang efisien adalah di saluran II karena keuntungannya merata kepada seluruh pihak yang terlibat.
DAMPAK KEBERADAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis jacq) PT KAM (Kodeco Agrojaya Mandiri) TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA MANUNTUNG, KECAMATAN KUSAN HULU KABUPATEN TANAH BUMBU, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Siti Narul Jannah; Mira Yulianti; Hamdani Hamdani
Frontier Agribisnis Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i2.2648

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini yaitu ingin mengetahui sejauh mana perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah masuknya perkebunan kelapa sawit PT KAM (Kodeco  Agrojaya Mandiri). Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder, data primer diperoleh dari informan yang dipilih secara sengaja (purporsive) yakni informan kunci seperti aparat desa, tokoh adat/tokoh masyarakat, dan masyarakat lain, Pemilihan informan ini dilakukan dengan menggunakan teknik bola salju (snowball Sampling) yang memungkinkan perolehan data dari satu informan ke informan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data sekunder rmerupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau bukan dari sumber aslinya. Data sekunder ini biasanya berbentuk data yang tersaji dalam bentuk tabel, grafik, internet dan lain sebagainya. dan analisi data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif. Dalam hasil penelitian  terlihat bahwa masuknya  perkebunan kelapa sawit membawa perubahan terhadap kondisi sosial masyarakat seperti  meningkatnya kondisi pendidikan masyarakat, tingkat kesehatan masyarakat, bertambah dan tersedianya sarana prasarana desa, perilaku tolong menolong dalam kegiatan pertanian menjadi berkurang (bearian), tidak ada konflik antar masyarakat nya, tetapi ada kesalah pahaman sampai sekarang dengan pihak perusahaan karena masyarakat tidak mendapatkan plasma mereka dari perusahaan perkebunan kelapa sawit, dan untuk pola hidup masyarakat mampu dan mewah. Masuknya perkebunan kelapa sawit juga membawa perubahan terhadap kondisi ekonomi masyarakat  yaitu adanya perubahan sebagian mata pencaharian masyarakat dari petani ke perkebunan kelapa sawit, menurunnya jumlah penerimaan masyarakat sebagai petani, meningkatnya jumlah penerimaan masyarakat Desa Manuntung yang berdagang beras dan meningkatnya jumlah penerimaan masyarakat dari petani menjadi karyawan perkebunan kelapa sawit. Selain itu berdampak juga pada lingkungan sehingga menimbulkan beberapa persepsi bagi masyarakat yaitu, kekeringan ketika musim kemarau dan ketika musim hujan aliran parit perusahan mengalir ke persawahaan masyarakat sehingga mengalami kebanjiran.Kata kunci: dampak, perkebunan, kelapa sawit, kondisi sosial ekonomi 
Strategi Pemasaran Usaha Industri Rumah Tangga Pengolahan Tape di Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar (Studi Kasus pada Industri Rumah Tangga Kios Tape Ibu Hamimah) Mawaddah Rahmah; Muzdalifah Muzdalifah; Mira Yulianti
Frontier Agribisnis Vol 3, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i3.1300

Abstract

Abstrak. Industri pengolahan tape memiliki potensi dalam kegiatan pemasaran yang dapat dikembangkan karena lokasi industri berada di Kecamatan Gambut yang salah satu desanya terkenal sebagai kampung tape dan menjadi salah satu destinasi wisata kuliner di Kabupaten Banjar. Namun industri pengolahan tape masih termasuk industri berskala rumah tangga dengan banyak permasalahan pada bidang pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta menganalisis strategi pemasaran pada industri rumah tangga Kios Tape Ibu Hamimah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis SWOT. Hasil penelitian diperoleh faktor kekuatan pemasaran pada industri adalah lokasi toko sudah terdaftar di aplikasi Google Maps, pengawasan mutu yang ketat, sudah memiliki pelanggan tetap, kuntinuitas ketersediaan produk, produk sudah dijual secara online, kemasan rapi dan udah di bawa serta produk terbuat dari bahan alami. Kelemahan yang dimiliki industri adalah izin PIRT belum diperpanjang, belum tersertifikasi halal, belum memiliki label pada kemasan, reseller memiliki kendali di dalam sistem pemasaran, produk tidak tahan lama, varian produk kurang banyak, bentuk produk belum memiliki ciri khas, segmentasi produk terbatas dan dana promosi terbatas. Peluang yang dimiliki industri adalah memiliki lokasi industri terkenal sebagai kampung tape, banyak acara promosi pemasaran dari pemerintah, banyak industri berbahan baku tape, banyak masyarakat yang membeli tape pada hari-hari tertentu, produk terkenal di Kecamatan Gambut, banyak model penjualan online, daya beli masyarakat meningkat dan perkembangan teknologi transportasi, informasi dan telekomunikasi. Sedangkan ancaman yang ada pada industri adalah pengurusan perizinan usaha rumit, banyak pesaing usaha, meningkatnya harga bahan bakar, sulit mendapatkan bahan baku berkualitas dan adanya kebijakan pemerintah. Strategi pemasaran industri yang disarankan adalah strategi defersifikasi atau strategi ST (Strengths-threaths) yaitu menggunakan kekuatan untuk meminimalkan ancaman yang ada dengan cara mempertahankan loyalitas pelanggan, memperluas jaringan pemasok bahan baku dan melakukan manajemen persediaan bahan baku yang baik.Kata kunci: industri rumah tangga, pengolahan tape, strategi pemasaran, analisis SWOT
EFEKTIFITAS PENYALURAN BERAS MISKIN (RASKIN) DI DESA ABUMBUN JAYA KECAMATAN SUNGAI TABUK, KABUPATEN BANJAR Samuel Eka Putra Depari; Eka Radiah; Mira Yulianti
Frontier Agribisnis Vol 4, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i3.2920

Abstract

Program Raskin adalah salah satu program pemerintah bantuan beras bagi masyarakat berpendapatan rendah. Tujuan penelitian menganalisis efektifitas pencapaian tepat sasaran jumlah dan harga dalam pendistribusian serta mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam pendistribusian atau penyaluran Raskin. Populasi dalam penelitian ini menggunakan teknik sensus yaitu mengambil keseluruhan populasi di Desa Abumbun Jaya sebanyak 72 KK penerima beras Raskin tahun 2019. Analisis dilakukan dengan deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, indeks ketepatan sasaran distribusi Raskin 78, indeks ketepatan jumlah penyaluran Raskin 33,33 dan Indeks Ketepatan Harga 100. Terdapat perbedaan jumlah penerima Raskin yang seyogianya dengan yang real dilapangan. Berdasarkan data yang terdaftar ada 59 KK tetapi yang terjadi dilapangan ada 72 KK penerima diluar kriteria Raskin. Dalam pelaksanaanya memang semua terdistribusi dengan IKS 78 dan dinyatakan baik. Rata-rata Raskin yang diterima 5 Kg/bulan jauh lebih rendah dibandingkan dengan jumlah Raskin normatif 15 kg/bulan, Distribusi Raskin di desa Abumbun Jaya sudah tepat harga dengan Indeks Ketepatan Harga 100 karena seluruh harga Raskin yang dibayarkan oleh responden penerima Raskin Rp1.600/kg sesuai dengan harga normatif Rp1.600/kg.
Tingkat Pengetahuan Petani tentang Pestisida Anorganik Pada Tanaman Padi Unggul di Desa Penggalaman Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar Agus Agus; Hairi Firmansyah; Mira Yulianti
Frontier Agribisnis Vol 3, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i3.1307

Abstract

Abstrak. Rendahnya tingkat pengetahuan petani terhadap pengurangan penggunaan pestisida kemungkinan disebabkan oleh kurang memadainya pengetahuan petani terhadap dampak negatif penggunaan pestisida. Oleh sebab itu pada penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pengetahuan petani tentang penggunaan pestisida pada tanaman padi unggul. Hasil penelitian ini di peroleh bahwa tingkat pengetahuan petan tentang penggunaan pestisida anorganik pada tanaman padi unggul di Desa Penggalaman Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar, masuk kategori tinggi (81,78%.).Hubungan pendidikan formal  dengan pengetahuan petani hasil analisis koefisien biserial biserial diperoleh nilai rpbi sebesar 0,666 dan rtab 0,361 pada taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil thit lebih besar dari rpbi (0,666 ≥ rtab 0,361). Maka H0 ditolak artinya terdapat hubungan signifikan antara pendidikan formal dengan tingkat pengetahuan petani terhadap pestisida. Hubungan lama berusahatani dengan pengetahuan  petani hasil analisis koefisien korelasi biserial diperoleh nilai rpbi 0,860 dan rtab 0,361 pada  taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil rpbi lebih besar dari rtab (rpbi 0,860 ≥ rtab 0,361). Maka H0 ditolak. Permasalahan yang dihadapi petani dalam penggunaan pestisida. Beberapa hama kebal terhadap pestisida, petani masih belum mengetahui solusi lain untuk pemberantasan hama selain penggunaan pestisida. Intensitas penyuluhan yang kurang mengakibatkan penyampaian informasi hanya dilakukan oleh petani ke petani sehingga, suatu informasi yang sesuai direkomendasikan kepetani sifatnya tidak utuh oleh petani.Kata kunci : pengetahuan petani, pestisida anorganik, padi unggul
Strategi Pengembangan Usahatani Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) di Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru (Studi Kasus Usahatani Agrotif) Rifki Arselan; Usamah Hanafie; Mira Yulianti
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.2116

Abstract

Abstrak. Salah satu dari sektor pertanian dibidang hortikultura yang berpotensi untuk dikembangkan adalah produksi jamur. Tujuan penelitian ini untuk mengamati faktor internal dan faktor eksternal dalam mengembangkan usahatani Agrotif dan merumuskan beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usahatani pada usahatani Agrotif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara pengamatan langsung dan melakukan wawancara dengan responden. Responden meliputi internal dan eksternal usaha. Berdasarkan hasil faktor internal evaluasi didapat skor 2,8155 dan faktor eksternal evaluasi didapat skor 2,5638. Hasil dari total nilai tertimbang pada matriks internal faktor evaluation dan matriks eksternal faktor evaluation pada usahatani Agrotif yang dipetakan dalam matriks IE dan diperoleh posisi di kuadran V yang merupakan posisi “Menjaga dan Mempertahankan” (hold and maintain). Pada matriks SWOT terdapat sembilan strategi yaitu meningkatkan hasil produksi dan menjaga kualitas jamur tiram putih, melakukan pengembangan produk usaha jamur tiram putih, meningkatkan dan mempertahankan pelayanan yang baik terhadap pelanggan, mencari tambahan dana untuk mengembangkan usaha, meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi SDM yang berkompeten, memelihara hubungan antara pemasok bahan baku, pelanggan serta pekerja, menjalin kemitraan, memperbaiki sistem manajemen, melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja pekerja.Kata kunci: strategi pengembangan, jamur tiram putih, analisis SWOT, matriks SWOT
Interaksi Sosial Anggota Kelompok Tani dan Partisipasi Petani dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian di Kelurahan Landasan Ulin Utara Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru Veronica Silalahi Sidebang; Mariani Mariani; Mira Yulianti
Frontier Agribisnis Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i2.6029

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui yang terjadi dalam kegiatan penyuluhan dan interaksi sosial antar anggota kelompok tani, (2) mengetahui tingkat partisipasi petani, dalam kegiatan penyuluhan, dan (3) mengetahui permasalahan interaksi dan partisipasi dalam kegiatan penyuluhan di Kelurahan Landasan Ulin Utara Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru. Penelitian ini laksanakan di Kelurahan Landasan Ulin Utara Kecamatan Liang Anggang Banjarbaru Kalimantan Selatan. Penelitian ini lakukan dengan metode survey. Data primer didapat langsung melalui wawancara dengan ketua kelompok tani dan anggota kelompok tani dan memakai pertanyaan kuesioner yang sudah disiapkan sebelumnya. Data sekunder dikumpulkan dari daftar pustaka. Hasil penelitian menunjukan bahwa usia petani rata-rata tergolong produktif. Sebagian besar petani di Kelurahan Landasan Ulin Utara berjenis kelamin laki-laki. Selain bertani, petani juga memiliki pekerjaan sampingan dan sebagian besar pekerjaan sampingan petani berwiraswasta. Tingkat pendidikan petani dengan persentasi tinggi yaitu tingkat pendidikan SMP/Sederajat. Tingkat interaksi sosial dalam kontak sosial dan komunikasi tergolong tinggi. Dalam berinteraksi kontak sosial dan komunikasi tergolong tinggi dengan demikian hubungan antar anggota kelompok tani memiliki hubungan yang kondusif. Tingkat partisipasi penyuluhan dalam perencanaan, pelaksaan dan evaluasi keseluruhan tergolong tinggi. Ada beberapa permasalahan atau kendala yang dialami oleh petani dalam kontak sosial kesibukan petani yang tinggi dan tidak punya waktu, kurang terjalinnya komunikasi saat pertemuan, kurang aktif dalam kegiatan penyuluhan kurangnya penilaian, atau petani kurang ikut praktek didalam penyuluhan. Dalam evaluasi penyuluhan
PERAN PENGEMBANGAN SUMBER AIR MELALUI POMPANISASI TERHADAP KEUNTUNGAN USAHATANI PADI DI DESA KELAMPAIAN TENGAH KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR Muhammad Zaini; Mira Yulianti; Nurmelati Septiana
Frontier Agribisnis Vol 2, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i4.670

Abstract

Salah satu bentuk program intensifikasi yang dilakukan pemerintah adalah program pompanisasi untuk beberapa kawasan lahan pertanian padi. Penggunaan pompanisasi yang dipraktikan di Kecamatan Astambul adalah dengan menggunakan mesin sumur bor air dalam tanah. Adapun desa yang menggunakannya ada tiga desa yang ada di Kecamatan Astambul, yakni desa Kaliukan 1 mesin sumur bor, kelampaian tengah 2 mesin sumur bor, dan kelampaian ulu 1 mesin sumur bor. Dari tiga desa yang mendapatkan mesin sumur bor (pompanisasi), Desa Kelampaian Tengah merupakan desa yang memiliki tingkat produktivitas paling tinggi, yakni 3,1 ton per hektar. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perbandingan keuntungan usahatani padi danpermasalahan usahatani padi pompanisasi dengan petani yang tidak menggunakan pompanisasi. Jumlah sampel petani yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah 27 orang yang menggunakan pompanisasi dan 27 orang yang tidak menggunakan pompanisasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis keuntungan, analisis uji beda (t-student) dua nilai tengah dan analisis deskriptif.Kata kunci: pompanisasi, keuntungan, usahatani, padi, Kelampaian Tengah