Claim Missing Document
Check
Articles

Faktor yang Mempengaruhi Kredit Bermasalah pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Kedonganan Kecamatan Kuta Kabupaten Badung Komang Trisa Sari Damayanthi; Gede Mekse Korri Arisena; I Ketut Suamba
MAHATANI: Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal) Vol 5, No 1 (2022): Mahatani : Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/mja.v5i1.1844

Abstract

LPD merupakan lembaga keuangan yang melaksanakan fungsi pemberdayaan ekonomi masyarakat di tingkat desa khususnya di provinsi Bali. Sebagai salah satu bentuk peran LPD, LPD Desa Adat Kedonganan membantu masyarakat melalui kredit. Sempat mengalami penurunan jumlah kredit bermasalah di tahun 2018 dan 2019, namun pada tahun 2020 jumlah kredit bermasalah mengalami peningkatan. Tujuan penelitian ini: 1) menganalisis karakteristik debitur kredit bermasalah, 2) menganalis faktor yang mempengaruhi kredit bermasalah pada LPD Desa Adat Kedonganan. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan metode analisis data yaitu Analisis Regresi Linier Berganda menggunakan SPSS. Penelitian ini menggunakan 5 variabel bebas yang dianalisis: jaminan (X1), pengawasan bank (X2), karakter debitur (X3), kondisi usaha/pekerjaan (X4), dan kemampuan manajerial (X5). Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa secara parsial karakter debitur, kondisi usaha/pekerjaan dan kemampuan manajerial berpengaruh terhadap kredit bermasalah pada LPD Desa Adat Kedonganan. Sedangkan apabila variabel jaminan, pengawasan bank, karakter debitur, kondisi usaha/pekerjaan dan kemampuan manajerial secara bersama-sama (simultan) akan berpengaruh terhadap kredit bermasalah. Nilai koefisien determinasi (R2) adalah 85,8 persen yang berarti kelima variabel yang diteliti memang mempengaruhi adanya kredit bermasalah dan sisanya 14,2 persen ditentukan oleh faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini.
Pengaruh Sosial dan Ekonomi Daya Tarik Wisata De Djawatan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Desa Benculuk Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi Pingky Intan Yolanda; I Made Sudarma; Gede Mekse Korri Arsena
Sigmagri Vol 2 No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Program Studi Agribisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32764/sigmagri.v2i01.667

Abstract

Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu wilayah di Provinsi Jawa Timur yang daya tarik wisatanya sudah mulai berkembang, daya tarik wisata De Djawatan di Desa Benculuk merupakan salah satu destinasi wisata yang menjadikan hutan pohon trembesi sebagai komoditas unggulannya, pada tahun 2018 sampai 2019 jumlah pengunjung mengalami peningkatan, dan seharusnya hal tersebut mempengaruhi kesejahteraan masyarakat sekitarnya, oleh karena itu penelitian ini dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui kendala pengembangan daya tarik wisata De Djawatan, (2) Mengetahui pengaruh sosial dan ekonomi daya tarik wisata De Djawatan terhadap kesejahteraan masyarakat. Data yang diambil untuk penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif, yang diperoleh melalui wawancara. Penelitian ini dimulai pada bulan Maret hingga April 2021, dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis SEM-PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kendala pada pengembangan daya tarik wisata De Djawatan adalah dari tingkat kebersihan, jumlah fasilitas umum, dan partisipasi pengembangan dari pihak swasta. (2) terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel sosial dan ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat
Pemasaran Cengkeh di Desa Penyaringan Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali, Indonesia Sayu Kade Sintia Dewi; Made Antara; Gede Mekse Korri Arisena
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.626 KB) | DOI: 10.37637/ab.v4i2.719

Abstract

Produksi cengkeh dari tahun ke tahun tidak sama, pada satu waktu hasilnya cukup tinggi dan lain waktu hasilnya rendah. Penelitian ini mengungkapkan tiga temuan. Pertama, mengidentifikasi struktur pasar cengkeh. Kedua, menganalisis lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran cengkeh di Desa Penyaringan Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana. Terakhir, menganalisis keragaan pasar cengkeh di Desa Penyaringan Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Responden penelitian ini sebanyak 35 petani dan dua responden lembaga pemasaran. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui struktur pasar, lembaga pemasaran, dan saluran pemasaran menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan untuk mengetahui besar marjin dan distribusi marjin pemasaran, serta farmer’s share menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, struktur pasar cengkeh di Desa Penyaringan termasuk salah satu bentuk pasar persaingan tidak sempurna yaitu struktur pasar oligopsoni. Kedua, lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran cengkeh diantaranya satu pedagang pengumpul dan satu pedagang besar. Terakhir, terdapat satu saluran pemasaran yaitu, produsen (petani) – pedagang pengumpul – pedagang besar – konsumen akhir. Marjin pemasaran pada saluran pemasaran cengkeh di Desa Penyaringan adalah sebesar Rp 7.000/kg untuk cengkeh kering dengan nilai distribusi marjin pemasaran sebesar 5,37% sedangkan keuntungan sebesar 94,63%. Besar marjin pemasaran cengkeh Rp 4.342,86/kg untuk cengkeh basah dengan nilai distribusi marjin pemasaran sebesar 6,11% sedangkan keuntungan sebesar 93,89%. Adapun farmer’s share yang diterima pada saluran pemasaran cengkeh sebesar 88,33% untuk cengkeh kering dan 78,28% untuk cengkeh basah.
Perbandingan Tingkat Pengembalian Kredit pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang dicirikan Kecamatan Mayoritas Penduduk Bekerja di Sektor Pertanian dengan Jasa di Kabupaten Gianyar. Nita Agustini; Ketut Budi Susrusa; Makse Korri Arisena
Agriecobis : Journal of Agricultural Socioeconomics and Business Vol. 3 No. 2 (2020): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/agriecobis.Vol3.No2.50-57

Abstract

Pembentukan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dalam membantu masyarakat desa untuk meningkatkan usaha ekonomi diantaranya adalah melalui LPD Kecamatan Payangan dan LPD Kecamatan Gianyar, Gianyar, Bali. LPD senantiasa mengutamakan dan memperhatikan aspek efisiensi serta produktivitas, salah satunya adalah dengan cara penyaluran dana (kredit). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi pinjaman berdasarkan sektor dari segi jumlah nasabah dan besarnya pinjaman dan perbandingan tingkat pengembalian kredit pada LPD di Kecamatan Payangan dan LPD di kecamatan Gianyar. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara sensus, dan  diperoleh 33 LPD di Kecamatan Payangan dan 39 LPD di Kecamatan Gianyar. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis Uji Mann – Whitney (U-Test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat pengembalian kredit antara LPD di Kecamatan Payangan yang berbasis pada sektor pertanian dengan LPD di Kecamatan Gianyar yang berbasis pada sektor jasa. Melalui penelitian ini, LPD yang tingkat pengembalian kreditnya masih di bawah 80% sebaiknya lebih memperketat seleksi pemberian kreditnya agar tidak menjadi kredit bermasalah sehingga dapat memperoleh keuntungan dari kredit yang disalurkan oleh LPD.
Functional Change of Agricultural Land in Tabanan Regency,Bali (Case Study in Subak Jadi, Kediri District) Angelina Yulandari; I Made Sudarma; Gede Mekse Korri Arisena
Agriecobis : Journal of Agricultural Socioeconomics and Business Vol. 4 No. 1 (2021): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/agriecobis.v4i1.12651

Abstract

Tabanan Regency as a rice barn in Bali has also experienced land conversion, particularly rice fields area. The rapid financial expansion requires the development of various infrastructures so that the demand for agricultural land is more enormous. Kediri sub-district is one of the regions that experienced the conversion of agricultural area to non-agricultural which is adequately high in Tabanan Regency. The purpose of this study is to determine the development of the land conversation in the Tabanan Region, differences in farmer’s income that have done the land conversion and those who have not done it, and the components that influence land conversion. The sampling technique is taken by proportional sampling with 40 people. The analysis techniques used are trend analysis, average difference test analysis, and logistic regression models. The result of the study concludes that the development of agricultural land conversion in Tabanan Regions is proceeding to extend. Based on the results of the t-test there is no significant difference between the average income of farmers who have done the land conversion and those who have not. Factors that influence the land conversion at the agricultural level are labor, number of dependents, irrigation systems, and surface area.
COMPARISON OF RICE FARMING INCOME WITH CORN AND WATERMELON FARMING IN SUBAK PANGYANGAN PANGYANGAN VILLAGE, PEKUTATAN DISTRICT Ni Luh Putu Sindi Asih; Made Antara; Gede Mekse Korri Arisena
Agribusiness Journal Vol 5, No 1 (2022): Agribusiness Journal
Publisher : UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1010.46 KB) | DOI: 10.31327/aj.v5i1.1717

Abstract

Subak Pangyangan is one of the subaks that still rely on the cultivation of food crops to lift their family's economy, where rice plants are still a food crop that is widely cultivated compared to other crops including corn and watermelon, so the corn and watermelon plants in Subak Pangyangan are Opoortunity Cost or "cost" (as a lost benefit) of the product after making a choice. . The purpose of the study is: 1) analyzing the comparison of rice farming income with opportunity cost (corn and watermelon).   2) describe the obstacles faced by rice, corn and watermelon farmers in Subak Pangyangan, Pangyangan Village, Pekutatan District.  Sample collection is used census method that uses the entire population as a research sample. The first goal is analyzed with business income analysis, R/C ratio analysis and one-way anova test to find out the average revenue breakdown using SPSS 25 software, while the second goal is with descriptive analysis methods. The results of the study showed: 1) there is an average difference in nominal terms between the income of rice, corn and watermelon farmers per hectare in one growing season where each agricultural income is Rp 9.510.234.00, corn farming income of Rp 40,895,631.00, and watermelon farming income of Rp 32,526,710.00.  The lowest rice R/C ratio among the three types of farming is 2.00, while corn is 5.45 and watermelon is 2.82.  Statistical tests showed a marked difference between the three types of farming at a level of 5%.  The obstacles faced by farmers include an uncertain climate, pest and disease attacks, price changes, finance / capital and marketing. Keywords: income , rice farming, corn farming, watermelon farming, agricultural constraints
Analysis of Amed Salt Farming Income in Purwa Kerhti Village, Abang District, Karangasem Regency, Bali Ni Luh Puji Pratiwi; Gede Mekse Korri Arisena; I Ketut Suamba
Agribusiness Journal Vol 5, No 1 (2022): Agribusiness Journal
Publisher : UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1113.843 KB) | DOI: 10.31327/aj.v5i1.1678

Abstract

This study aims to determine (1) To find out the analysis of amed salt farming in Purwa Kerthi Village, Abang District, Karangasem Regency, Bali Province in 2020 (2) To find out the marketing system of amed salt Bali area in Purwa Kerthi Village, Abang District, Karangasem Regency, Bali Province in 2020. This research was conducted from March to July 2021. The data collection technique used the snowball sampling method with primary and secondary data. The sample used in the study consisted of 29 respondents. The data analysis method in this research is quantitative and qualitative data analysis. The results of the 2020 research in one season show that the total income of Amed Salt farming is Rp 748,182,000 with an average farmer income of Rp 31,174,250, the R/C ratio is 4 which means that the farm is profitable and the profitability of 3.09% indicates that it deserves to be developed. The marketing institutions involved in marketing the Bali area are the MPIG Garam Amed Cooperative (a producer as well as a wholesaler) and retailers. There are two marketing channels that are efficient, channel I produces a farmer's share of 100%, marketing margin and marketing agency of 0. Channel II produces a farmer's share of 61%, marketing margin and marketing agency Rp 22,125 and 39%. Based on the results of this study, it is hoped that the Purwa Kerthi Village will pay more attention to the existence of Amed Salt and expand its marketing reach to national and international levels. 
The Influence of Brand Ambassador, Brand Image, Product Quality, and Price on Purchasing Decisions at Rumah Kopi Renon Kadek Githa Damayanti Wiputra; Gede Mekse Korri Arisena; A.A.A. Wulandira Sawitri Djelantik
Agribusiness Journal Vol 5, No 1 (2022): Agribusiness Journal
Publisher : UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (911.559 KB) | DOI: 10.31327/aj.v5i1.1721

Abstract

The coffee shop businesses in Bali especially in the Denpasar area are growing rapidly, making competition fierce between coffee shops in this area. Therefore, every company has to be able to maximize its competitive advantage and choose the right marketing strategy. One of the coffee shops in the Denpasar area is Rumah Kopi Renon which is a coffee shop from the coffee brand Bali Coffee Banyuatis which has been established since the 1960s so that it has a broad image. In building and maintaining a positive image, Bali Coffee Banyuatis has used the services of a brand ambassador as a marketing communication strategy. This study aims to: 1) Identify the characteristics of visitors, 2) Analyze the value of each variable 3) Analyze the influence of brand ambassadors, brand image, product quality, and price on purchasing decisions. The data analysis method in this study used Structural Equation Modeling-Partial Least Square (SEM-PLS) with a sample of 96 respondents. The results showed that the characteristics of the majority of visitors to Rumah Kopi Renon were aged 21-25 years old, the gender was male, were student, and had incomes ranging from less than 3 million rupiahs per month. It was found that the brand ambassador, brand image, product quality, and price had a positive and significant effect as evidenced by the acquisition of the value of each variable 2,115; 2,164; 2,699 and 2.115 on purchasing decisions at Rumah Kopi Renon.Keywords: coffee shop, brand ambassador, SEM-PLS 
Fruit Consumption Patterns in The Community of Denpasar City Ni Luh Made Santi Dewi; Gede Mekse Korri Arisena; Ni Wayan Putu Artini
Agribusiness Journal Vol 5, No 1 (2022): Agribusiness Journal
Publisher : UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (734.104 KB) | DOI: 10.31327/aj.v5i1.1672

Abstract

In general, fruit consumption in Bali Province shows a low level when compared to public consumption of other goods. Likewise with the City of Denpasar which is one of the areas with a fairly dense population so that the community's fruit consumption patterns are quite diverse. This study aims to determine and describe the pattern of fruit consumption in the community. The location of this research is Denpasar City. The sampling technique used is purposive and the sample used is housewives as many as 32 respondents. The data analysis technique used is descriptive analysis with data collection using observations, interviews, literature studies, and documentation. The research instrument used was a questionnaire. The results showed that the majority of people in Denpasar City (62.5%) consumed fruit as much as 150 grams/day in the sufficient category, and most (43.8%) people bought fruit/day for Rp 15.000,00/day. . There is a tendency that the greater the amount of income the respondent has, the more often the respondent buys fruit. The purpose of the people in Denpasar City to consume fruit is that most people (68.8%) use fruit for ordinary consumption/eaten and 31.3% for ceremonial facilities. The people's preference in Denpasar City in consuming fruit is that most people (81.3%) consume local fruit and 18.8% consume imported fruit.
KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA PETANI SUBAK JATILUWIH SETELAH DITETAPKAN SEBAGAI WARISAN BUDAYA DUNIA Ni Made Uning Praptika Adi; I Ketut Suamba; Gede Mekse Korri Arisena
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 9, No 3 (2022): September 2022
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v9i3.8132

Abstract

Subak Jatiluwih merupakan salah satu subak yang berada pada kawasan Catur Angga Batukaru sebagai penerima predikat Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada tahun 2012. Adanya perkembangan pariwisata setelah penetapan predikat tersebut menyebabkan perubahan pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Desa Jatiluwih terkhusus rumah tangga petani di Subak Jatiluwih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi rumah tangga petani Subak Jatiluwih setelah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia. Penelitian ini menekankan pada karakteristik petani, kondisi ekonomi dan dampak sosial yang diberikan dari penetapan Subak Jatiluwih sebagai Warisan Budaya Dunia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total pendapatan petani di Subak Jatiluwih sebesar Rp. 70.423.547,2/tahun dengan rata-rata per bulan sebesar Rp. 5.868.629 (golongan pendapatan tinggi), yang bersumber dari tiga sektor yakni sektor usahatani (on farm), sektor off farm, dan sektor non usahatani (non farm). Sedangkan dampak sosial bagi petani di Subak Jatiluwih, berdasarkan kesembilan indikator diketahui bahwa pada pemeliharaan pura subak, ritual keagamaan, gotong royong dan distribusi air tidak mengalami gangguan. Terjadi perubahan pada jumlah iuran keagamaan, adanya pergeseran teknologi pertanian, munculnya mata pencaharian baru, munculnya beberapa konflik dan sulitnya regenerasi petani. Subak Jatiluwih bersama intansi terkait perlu membenahi beberapa aturan dan kebijakan untuk mengatasi konflik yang terjadi.
Co-Authors A. A. A. WULANDIRA SAWITRI DJELANTIK A.A.A. Wulandira Sawitri Djelantik Agnes Quartina Pudjiastuti Agung Prijanto Anak Agung Ayu Ratna Cahyani Anak Agung Inten Trisna Anak Agung Inten Trisna Anak Agung Inten Trisna Anak Agung Istri Agung Peradnya Dewi Anak Agung Keswari Krisnandika Anak Agung Sagung Devi Suamba Pradnyandari Angelina Yulandari Antonia Dewi Anggraeny Ary Bakhtiar Ary Bakhtiar Ary Bakhtiar Ary Bakthtiar Beata Joanna Gawryszewska Cecep Kusmana DAMANIK, ELVRIDA PRIMAYANTI Devi, Luh Putu Parendra Indra Dewa Ayu Mas Febila Dewani, Luh Ayu Karunia Dewi, Ni Made Ayu Vionita Dina Lare Dunensa Dina Lare Dunensa Dwi Dili Aprianna Putri DWI PUTRA DARMAWAN Egidius Taek Elita Maulida Elita Maulida Ernalsalia Ateta GAOL, BHAKTI A. LUMBAN GEDE DELIN SANJAYA Hardita, I Wayan Agung I Dewa Ayu Sri Yudhari I Dewa Putu Oka Suardi I Gede Andika Wijantara I Gede Bagus Dera Setiawan I Gusti Agung Ari Bawarta I Gusti Agung Semaranata I GUSTI ALIT GUNADI I GUSTI AYU AGUNG LIES ANGGRENI I Gusti Bagus Ananta Wijaya Putra I Kadek Pandi Beri Artana I Kadek Surya Dwi Merta I Ketut Arnawa I Ketut Suamba I Made Agus Dharmadiatmika I MADE SUDARMA I Made Windu Yasa I Nyoman Gede Ustriana I Nyoman Gede Ustriyana I Putu Edi Swastawan I Putu Putra Wardana Prayuda Ida Bagus Purnama Indrianisa, Nur Laili Jefri Jitron Karmau Kadek Diah Kencana Putri Kadek Githa Damayanti Wiputra Kadek Ratih Maha Asri Kadhung Prayoga, Kadhung Ketut Arnawa Ketut Budi Susrusa Ketut Budi Susrusa Ketut Budi Susrusa KETUT BUDI SUSRUSA Ketut Trisna Thana Widiarta Komang Devina Mawarni Komang Tri Asta Pradnya Sulaksana Komang Trisa Sari Damayanthi Krishna, Radha Rani Kusumayanti, Ni Made Mega Luh Putu Parendra Indra Devi Luh Putu Parendra Indra Devi Made Antara Marten Umbu Kaleka Matallia Sari, Anak Agung Ayu Sita Muhammad Rafi Alhabib Naniek Kohdrata NI KADEK SRI UTARI Ni Komang Ayu Fitri Adi Cahyani Ni Komang Widya Yundari Ni Luh Made Santi Dewi Ni Luh Puji Pratiwi Ni Luh Putu Sindi Asih NI MADE CLASSIA SUKENDAR Ni Made Dhita Kusuma Wahyuni Ni Made Gita Santhika Dewi Ni Made Uning Praptika Adi Ni Nyoman Ayu Prapti Rahayu Ni Nyoman Febri Wulandari Ni Putu Ratih Pradnyadewi NI WAYAN PUTU ARTINI Nita Agustini Nurfadillah, Suryani Nyoman Tri Lukpitasari Korri Nyoman Tri Lukpitasari Korri Oktavia, Henita Fajar Peradnya Dewi, Anak Agung Istri Agung Pingky Intan Yolanda Pradnyandari, Anak Agung Sagung Devi Suamba Pramudya, I Made Krisna Maha Pratiwi, Putri Reditya Purnamasari, I Gusti Ayu Agung Jaya Putra, Komang Yudi Darma Putu Oktavia Kusumadewi Putu Udayani Wijayanti Raharja, I Made Dwicky Rahayu Relawati Rahel Anggun Pramita Sayu Kade Sintia Dewi Setiawan, I Gede Bagus Dera Sude Aletheia Sitorus WIRANATA, I KADEK AGUS Yanti, Ni Wayan Rina