Claim Missing Document
Check
Articles

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 2-5 Tahun di Puskesmas Darussalam Kabupaten Aceh Besar Rahmi, Nuzulul; Husna, Asmaul; Andika, Fauziah; Safitri, Faradilla
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i1.1937

Abstract

Kasus stunting secara global pada tahun 2020 meningkat dibandingkan dengan tahun 2019 yaitu sebesar 21,3% (WHO,2020). Indonesia sudah menghadapi masalah gizi yang tinggi. Saat ini, lebih dari dua juta anak menderita gizi buruk dan lebih dari tujuh juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami stunting. Berdasarkan data Kemenkes (2020) di provinsi Aceh, balita yang mengalami stunting yaitu sebesar 17,4%, ini merupakan persentase yang termasuk tinggi jika dibandingkan dengan Provinsi lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 2-5 tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain crosssectional study, populasi berjumlah 188 orang dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling sehingga sampel menjadi 65 orang. Penelitian dilakukan dari tanggal 04 Oktober s/d 30 Oktober 2021. Analisa data ini menggunakan uji statistik Chi Square dengan bantuan komputerisasi nilai kemaknaan (a) 0,05 dengan nilai keyakinan 0,95. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara ASI Eksklusif (p value 0,013) dan status imunisasi (p value 0,000) dengan kejadian stunting pada anak usia 2-5 tahun Di Puskesmas Darussalam Kabupaten Aceh Besar. Tidak ada hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian stunting pada anak usia 2-5 tahun (p value 0,615) Di Puskesmas Darussalam Kabupaten Aceh Besar. Puskesmas dan petugas kesehatan diharapkan dapat membuat program untuk untuk mengurangi risiko stunting pada balita seperti memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang pencegahan stunting dan program-program lainnya yang dapat menurunkan angka kejadian stunting.Kata Kunci: Stunting anak, Asi ekslusif, Status imunisasi, Berat badan lahir Global stunting cases in 2020 increased compared to 2019 which was 21.3% (WHO, 2020). Indonesia is already facing a high nutritional problem. Currently, more than two million children suffer from malnutrition and more than seven million children under the age of 5 are stunted. Based on data from the Ministry of Health (2020) in Aceh province, children under five who experience stunting are 17.4%, this is a high percentage compared to other provinces. Research objective is to find out about the factors related to the incidence of stunting in children aged 2-5 years in the working area of the Darussalam Public Health Center, Aceh Besar District. This research is descriptive analytic with a cross-sectional study design, a population of 188 people with a sampling technique using Proportional Sampling so that the sample is 65 people. The study was conducted from October 4 to October 30, 2021. The data analysis used Chi Square statistical test with the help of computerized significance value (a) 0.05 with a confidence value of 0.95. Research results there is a relationship between exclusive breastfeeding (p value 0.013) and immunization status (p value 0.000) with the incidence of stunting in children aged 2-5 years in the working area of the Darussalam Public Health Center, Aceh Besar District. There is no relationship between birth weight and the incidence of stunting in children aged 2-5 (p value 0.615) in the Darussalam Public Health Center, Aceh Besar District. Puskesmas and health workers are expected to create programs to reduce the risk of stunting in children under five, such as providing education to the public about stunting prevention and other programs that can reduce the incidence of stunting.Keywords: Child stunting, exclusive breastfeeding, immunization status, birth weight
Korelasi Antara Tingkat Stress dan Kebiasaan Minum Kopi dengan Kejadian Dispepsia pada Pasien Rawat Jalan di RSU Bhayangkara Kota Banda Aceh Andika, Fauziah; Safitri, Faradilla
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2841

Abstract

Latar Belakang: Menurut World Health Organization (WHO), populasi penderita dispepsia di dunia mencapai 15 – 30% setiap tahun. Di Indonesia, angka kejadian dyspepsia mencapai 40-50% dan Dispepsia termasuk 10 besar penyakit tertinggi di Indonesia. Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah Amerika Serikat dan Inggris dengan jumlah penderita dyspepsia terbanyak. Pada Tahun 2019 jumlah pasien menderita penyakit dyspepsia di RSU Bhayangkara sebanyak 620 pasien (89.8%), Tahun 2020 meningkat sebanyak 634 orang (92%) dan pada tahun 2021 semakin meningkat menjadi 663 orang (92.1%). Tujuan Penelitian: Tujuan Umum pada penelitian ini adalah ingin Mengetahui korelasi antara stress dan kebiasaan minum kopi dengan kejadian Dispepsia di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Banda Aceh. Metode Penelitian: Penelitian yang dilakukan menggunakan rancangan penelitian crossectional dengan jumlah sampel 48 orang. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2022 s.d 05 Januari 2023. Analisa data penelitian menggunakan analisa univariate dan bivariate dengan menggunakan uji Chi-Square dengan nilai CI (Confident Interval) 95%. Hasil Penelitian: hasil penelitian ini menunjukkan bahwa korelasi antara kejadian dyspepsia dengan  kebiasaan minum kopi (p value : 0, 091) dan stress (p value: 0, 000). Kesimpulan: Ada korelasi antara stress dengan kejadian dyspepsia dan tidak ada korelasi antara kebiasaan minum kopi dengan kejadian dyspepsia. Diharapkan  petugas kesehatan  untuk  selalu  memberikan informasi kepada masyarakat tentang dyspepsia dan masyarakat untuk mengkonsumsi makanan sehat.Kata Kunci: Kejadian Dyspepsia, Stress dan kebiasaan minum kopiBackground: According to the World Health Organization (WHO), the population with dyspepsia in the world reaches 15-30% every year. In Indonesia, the incidence of dyspepsia reaches 40-50% and dyspepsia is one of the top 10 highest diseases in Indonesia. Indonesia is ranked third after the United States and the United Kingdom with the highest number of dyspepsia sufferers. In 2019 the number of patients suffering from dyspepsia at Bhayangkara General Hospital was 620 patients (89.8%), in 2020 it increased by 634 people (92%) and in 2021 it increased to 663 people (92.1%). Research Objectives: The general objective of this study was to determine the correlation between stress and coffee drinking habits with the incidence of dyspepsia at Bhayangkara Hospital, Banda Aceh City. Research Methods: The research was conducted using a cross-sectional research design with a total sample of 48 people. Data collection was carried out from 20 December 2022 to 05 January 2023. Analysis of research data used univariate and bivariate analysis using the Chi-Square test with a CI (Confident Interval) value of 95%. Research results: the results of this study indicate that there is a correlation between the incidence of dyspepsia and the habit of drinking coffee (p value: 0.091) and stress (p value: 0.000). Conclusion: There is a correlation between stress and the incidence of dyspepsia and there is no correlation between drinking coffee and the incidence of dyspepsia. It is expected that health workers will always provide information to the public about dyspepsia and the public to consume healthy food.Keywords: Dyspepsia, Stress and coffee drinking habits
Efektivitas Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Seledri (Apium Graveolens L.) Dan Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum Bacilicum L.) Sebagai Antihiperuricemia Akmadia, Nur; Meilina, Rulia; Kulla, Periskila Dina Kali; Safitri, Faradilla
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.3363

Abstract

Asam urat merupakan penyakit yang menyerang persendiaan tubuh, seperti jari tangan, tumit, jari kaki, lutut, hingga pergelangan tangan. Penyakit timbul karena adanya penumpukan zat purin yang kemudian berubah menjadi asam urat. Tumbuhan seledri dan kemangi berpotensi sebagai obat tradisional dalam menurunkan kadar asam urat. Karena tumbuhan tersebut mengandung senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai antihiperurisemia dalam menurunkan kadar asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian kombinasi ekstrak etanol daun seledri dengan daun kemangi dan dosis efektif terhadap penurunan kadar asam urat. Metode penelitian ini eksperimental laboratorium. Kelompol pengujian terdiri dari kelompok perlakuan kontrol negatif (Na-CMC 5%), kontrol positif (allopurinol), kelompok 1dosis 75:25mg/kgBB, kelompok 2 dosis 50 : 50 mg/kg BB dan kelompok 3 dosis 25 : 75 mg/kg BB. Analisis menggunakan kompurisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak etanol daun seledri dan daun kemangi mampu menurunkan kadar asam urat pada mencit. Perlakuan kombinasi ekstrak etanol daun seledri dan daun kemangi menunjukkan penurunan kadar asam urat sejak H-9 hingga H-15. Kombinasi ekstrak etanol daun seledri dan daun kemangi berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan kadar asam urat mencit karena nilai sig > 0,05. Kesimpulan kombinasi ekstrak etanol daun seledri dan daun kemangi efektif dalam menurunkan kadar asam urat sekitar 21 % hingga 27% dan dosis yang paling efektif yaitu kombinasi dosis 50 : 50 mg/kg BB.Kata Kunci : Asam Urat, Antihiperurisemia, Allopurinol, Kemangi, SeledriGout is a disease that attacks the body's joints, such as the fingers, heels, toes, knees and wrists. The disease arises due to a buildup of purine substances which then turn into uric acid. Celery and basil plants have potential as traditional medicines for lowering uric acid levels. Because this plant contains flavonoid compounds which have the potential to act as antihyperuricemia in reducing uric acid levels. This study aims to determine the effect of giving a combination of ethanol extract of celery leaves with basil leaves and the effective dose on reducing uric acid levels. This research method is laboratory experimental. The testing group consisted of negative control treatment group (Na-CMC 5%), positive control (allopurinol), group 1 dose 75: 25 mg/kg BW, group 2 dose 50: 50 mg/kg BW and group 3 dose 25: 75 mg/kg BW. Analysis using compurization. The research results showed that the combination of ethanol extract of celery leaves and basil leaves was able to reduce uric acid levels in mice. The combination treatment of ethanol extract of celery leaves and basil leaves showed a decrease in uric acid levels from D-9 to D-15. The combination of ethanol extract of celery leaves and basil leaves had a significant effect on reducing uric acid levels in mice because the sig value was > 0.05. The conclusion is that the combination of ethanol extract of celery leaves and basil leaves is effective in reducing uric acid levels by around 21% to 27% and the most effective dose is a combination dose of 50:50 mg/kg BW.Keywords :Antihyperuricemia Apium graveolens, Ocimum bacilicum
Hubungan Dukungan Keluarga dan Pemberian Asi dengan Status Gizi Pada Bayi Umur 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Jeuram Kabupaten Nagan Raya Husna, Asmaul; Safitri, Faradilla
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2321

Abstract

Pemberian ASI eksklusif pada bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya dapat mencegah terjadinya gizi kurang. Dimana ASI mengandung segala kebutuhan bayi seperti karbohidrat berupa laktosa, lemak yang banyak mengandung polyunsaturated fatty acid  (asam lemak tak jenuh ganda), protein utama  lactalbumin yang mudah dicerna, kandungan vitamin dan mineral yang mengandung rasio kalsium fosfat sebesar 2:1 yang merupakan kondisi yang ideal bagi penyerapan kalsium (Yuliarti, 2014).Masyarakat dan petugas kesehatan  perlu memahami pentingnya praktek-praktek pemberian ASI pada bayi yang tepat untuk dapat meningkatkan status gizi pada bayi, keluarga seringkali tidak memiliki pengetahuan tentang ASI, pengetahuan yang tidak memadai dan praktek-praktek yang tidak tepat dapat menghambat peningkatan gizi pada bayi (UNICEF, 2016). Perilaku ibu dalam pemberian ASI kepada bayi merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan kejadian gangguan gizi pada bayi. Hasil penelitian terhadap ibu diperoleh fakta bahwa yang dapat member ikan ASI eksklusif selama 6 bulan hanya sekitar 5% padahal 98% ibu-ibu tersebut menyusui. Dari penelitian juga didapatkan bahwa 37,9% dari ibu-ibu tersebut tidak pernah mendapatkan informasi dan 70,4% pernah mendapatkan informasi tentang ASI eksklusif. Kebiasaan menyusu dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi serta meningkatkan daya tahan tubuh sehingga membantu pertumbuhan bayi (Roesli, 2016).Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dan pemberian ASI dengan status gizi pada bayi 0-6 bulan di wilayah kerja puskesmas jeuram kabupaten nagan raya. Peneltian ini dilakukan pada tanggal pada tanggal 20-27 Juni 2022. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan di di wilayah kerja puskesmas jeuram kabupaten nagan. Jadi jumlah total sampel penelitian ini adalah 46 ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan. Hasil analisis bivariat di dapat bahwa Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penelitian dapat menyimpulkan hasil dari penenelitian sebagai berikut terdapat ada hubungan antara dukungan keluarga dengan status gizi bai 0-6 bulan dengan nilai P= 0.000 dan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan status gizi bai 0-6 bulan dengan nilai P=0.001. Kata kunci : Dukungan Keluarga dan Pemberian ASI Exclusive breastfeeding for infants during the first 6 months of life can prevent malnutrition. Where breast milk contains all the baby's needs such as carbohydrates in the form of lactose, fat that contains a lot of polyunsaturated fatty acids (polyunsaturated fatty acids), the main protein lactalbumin which is easily digested, vitamins and minerals containing a calcium phosphate ratio of 2:1 which is a condition that ideal for calcium absorption (Yuliarti, 2014). The community and health workers need to understand the importance of proper breastfeeding practices for infants to improve nutritional status in infants, families often do not have knowledge about breastfeeding, inadequate knowledge and practices Improper nutrition can hinder the improvement of nutrition in infants (UNICEF, 2016). The behavior of mothers in breastfeeding their babies is one of the factors associated with the incidence of nutritional disorders in infants. The results of the research on mothers obtained the fact that only 5% of the mothers were able to exclusively breastfeed for 6 months, whereas 98% of the mothers were breastfeeding. From the research it was also found that 37.9% of these mothers never received information and 70.4% had information about exclusive breastfeeding. The habit of breastfeeding can meet the nutritional needs of babies and increase body resistance so as to help the baby's growth (Roesli, 2016). This research was conducted on 20-27 June 2022. The population of this study were all mothers who had babies 0-6 months in the working area of Jeuram Public Health Center, Nagan Regency. So the total number of samples in this study were 46 mothers who had babies 0-6 months. The results of the bivariate analysis show that Based on the results of the research that has been carried out, the study can conclude the results of the research as follows: there is a relationship between family support and good nutritional status 0-6 months with a P value = 0.000 and there is a relationship between family support and good nutritional status 0-6 months with a P value = 0.001.Keywords: Family Support and A giving
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Premestrual Syndrome Pada Remaja Putri di Gampong Kampong Pukat Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie Husna, Asmaul; Rahmi, Nuzulul; Safitri, Faradilla; Andika, Fauziah
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i1.1938

Abstract

Menurut World Health Organization (WHO) terdapat lebih dari separuh penduduk dunia berusia dibawah 25 tahun dan 80% dari mereka tinggal di Negara berkembang. Prevalensi penderita premenstrual syndrome di dunia menurut penelitian Fatimah (2019) di negara Libanon sebesar 54,6% dan di negara Srilanka sebesar 65,7%. Kemudian prevalensi premenstrual syndrome di negara Iran sebesar 98,2%, di negara Brazil sebesar 39%, di negara Australia sebesar 44% dan di negara Jepang sebesar 34% (Alvionita, 2019). Berdasarkan data dari jurnal Archieves of Internal Medicine, studi yang dilakukan terhadap 3000 wanita didapatkan hasil sekitar 90% perempuan mengalami premenstrual syndrome sebelum menstruasi (Susanti et al, 2017). Masalah kesehatan reproduksi di Indonesia perlu mendapat perhatian yang cukup karena masalah kesehatan reproduksi juga masalah kesehatan yang akan berdampak pada kesehatan lainnya. Masalah kesehatan reproduksi salah satunya termasuk pada kaum remaja. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Remaja termasuk dalam kelompok penduduk yang perlu mendapat perhatian terhadap kesehatan reproduksi. Remaja perlu mengenal tubuh dan organ reproduksi, perubahan fisik dan psikologis, agar dapat melindungi diri dari resiko yang mengancam kesehatan dan keselamatan fungsi organ reproduksinya (Aryani, 2017). Untuk mengetahui pengaruh pola, aktivitas fisik dan usia menarche dengan kejdian premenstrual syndrome. Penelitian ini dilakukan di gampong Kampong Pukat Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie pada tanggal pada pada tanggal 13-18 Desember 2021. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh remaja putri di Gampong Kampong Pukat Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie yang berjumlah 57 remaja. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan sampel yang berjumlah 57 remaja putri di Gampong Kampong Pukat Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie. Hasilanalisis bivariat di dapat bahwa Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penelitian dapat mennyimpulkan  hasil dari penenelitian sebagai berikut tedapat ada pengaruh Ada pengaruh pola makan dengan kejadian pre menstrual syndrome pada remaja putri di Gampong Kampong Pukat Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie dengan hasil nilai p-value 0,000, Ada pengaruh aktivitas fisik dengan kejadian pre menstrual syndrome pada remaja putri di Gampong Kampong Pukat Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie dengan hasil nilai p-value 0,000, Tidak ada pengaruh usia menarche dengan kejadian pre menstrual syndrome pada remaja putri di Gampong Kampong Pukat Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie dengan hasil nilai p-value 0,147.Kata Kunci : Pola Makan, Aktivitas Fisik, Usia MenarcheAccording to the World Health Organization (WHO) there are more than half of the world's population under the age of 25 years and 80% of them live in developing countries. According to Fatimah's research (2019), the prevalence of premenstrual syndrome sufferers in the world is 54.6% in Lebanon and 65.7% in Sri Lanka. Then the prevalence of premenstrual syndrome in Iran is 98.2%, in Brazil it is 39%, in Australia it is 44% and in Japan it is 34% (Alvionita, 2019). Based on data from the journal Archives of Internal Medicine, a study conducted on 3000 women found that around 90% of women experienced premenstrual syndrome before menstruation (Susanti et al, 2017). Based on data from the journal Archives of Internal Medicine, a study conducted on 3000 women found that around 90% of women experienced premenstrual syndrome before menstruation (Susanti et al, 2017). Reproductive health problems in Indonesia need sufficient attention because reproductive health problems are also health problems that will have an impact on other health. One of the reproductive health problems, including adolescents. Adolescence is a dynamic phase of development in the life of an individual. Adolescents are included in the population group that needs attention to reproductive health. Adolescents need to know the body and reproductive organs, physical and psychological changes, in order to protect themselves from risks that threaten the health and safety of their reproductive organ functions (Aryani, 2017). To determine the effect of pattern, physical activity and age of menarche with the incidence of premenstrual syndrome. This research was conducted in Kampong Pukat Village, Pidie District, Pidie Regency on December 13-18, 2021. The population of this study was all young women in Kampong Pukat Village, Pidie District, Pidie Regency, totaling 57 teenagers. So the sample in this study was the entire population as a sample, amounting to 57 young women in Gampong Kampong Pukat, Pidie District, Pidie Regency. The results of the bivariate analysis showed that Based on the results of the research that has been done, the research can conclude the results of the research as follows: There is an effect of eating patterns with the incidence of premenstrual syndrome in adolescent girls in Gampong Kampong Pukat, Pidie District, Pidie Regency with p-value results 0.000, There is an effect of physical activity with the incidence of premenstrual syndrome in adolescent girls in Gampong Kampong Pukat, Pidie District, Pidie District with a p-value of 0.000, There is no effect of age at menarche with the incidence of premenstrual syndrome in adolescent girls in Gampong Kampong Pukat, Pidie District, District Pidie with a p-value of 0.147.Keywords: Diet, Physical Activity, Age of Menarche
Formulasi Ekstrak Kulit Buah Jambu Biji (Psidium Guajava L.) Sebagai Lotion untuk Mencerahkan Kulit Astryna, Syarifah Yanti; Fazira, Cut Intan; Meilina, Rulia; Safitri, Faradilla; Nurhayati, Nurhayati
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.4200

Abstract

Kulit segar, bersih dan sehat bisa menjadi milik semua orang jika perawatan dilakukan dengan tepat dan teratur, salah cara satu perawatan kulit yaitu dengan menggunakan sediaan lotion. Kulit buah jambu biji mengandung senyawa flavonoid yang memiliki kemampuan dalam menghambat tirosinase yaitu polifenol yang dapat mencerahkan kulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk memformulasikan ekstrak kulit jambu biji sebagai lotion dan untuk mengetahui efektivitas pencerah kulit dari ekstrak kulit jambu biji. Penelitian dilakukan dengan cara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol, ekstrak yang diperoleh dibuat formulasi sediaan lotion. Sediaan lotion tersebut dibuat variasi konsentrasi yaitu F1, F2 dan F3, selanjutnya dilakukan beberapa uji, diantaranya ujifitokimia, uji iritasi, uji kesukaan dan uji kecerahan. Hasil yang diperoleh yaitu sediaan lotion F3 memiliki tingkat kecerahan kulit yang lebih tinggi daripada sediaan pembanding, hal ini disebabkan oleh pengaruh konsentrasi ekstrak kulit buah jambu biji yang mengandung senyawa flavonoid lebih tinggi.. Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak kulit buah jambu biji dapat diformulasikan dalam bentuk lotion sebagai sediaan pencerah kulit. Formulasi sediaan lotion Ekstrak kulit buah jambu biji memiliki efek untuk mencerahkan.Kata Kunci: Lotion, Kulit buah Jambu biji, Flavonoid, Senyawa pencerah kulitFresh, clean and healthy skin can belong to everyone if care is done properly and regularly, one way to treat skin is by using lotion preparations. Guava skin contains flavonoid compounds which have the ability to inhibit tyrosinase, namely polyphenols which can brighten the skin. The purpose of this study was to formulate guava peel extract as a lotion and to determine the effectiveness of skin lightening from guava peel extract. The research was carried out by maceration using ethanol solvent, the extract obtained was made into a lotion formulation. The lotion preparations were made in various concentrations, namely F1, F2 and F3, then several tests were carried out, including phytochemical tests, irritation tests, preference tests and brightness tests. The results obtained were that the F3 lotion had a higher skin brightness level than the comparison preparation, this was due to the effect of the higher concentration of guava peel extract which contained flavonoid compounds. The conclusion of this study was that guava peel extract can be formulated in the form lotion as a skin lightening preparation. Lotion preparation formulation Guava peel extract has a brightening effect.Keywords: Lotion, Guava Peel, Flavonoid, Skin Lightening Compound
DETERMINAN PERAN KADER DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEHADIRAN IBU KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COT BA’U Husna, Asmaul; Andika, Fauziah; Rahmi, Nuzulul; Safitri, Faradilla
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 7, No 2 (2021): OKTOBER 2021
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v7i2.1588

Abstract

AbstrakMenurut Kemenkes RI (2017)  pada  dasarnya semua informasi atau data yang diperlukan untuk pemantauan pertumbuhan balita, bersumber dari data berat badan hasil penimbangan balita bulanan yang diisikan kedalam KMS untuk dinilai naik (N) atau tidaknya (T) berat badan balita terebut.Untuk mengamati pertumbuhan anak usia satu sampai lima tahun, disetiap posyandu diberikan masing-masing satu buku yaitu Buku Kesehatan Ibu dan Anak yang berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin, nifas) dan anak bayi (bayi baru lahir, bayi dan anak balita) serta berbagai informasi cara memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak, yang juga berisi kartu menuju sehat. Jumlah posyandu di Indonesia 244.470 posyandu, jumlah kader posyandu 1.133.057 orang kader. Jumlah kader posyandu yang aktif di Indonesia adalah 784.505 orang (69,2%) dan yang kurang aktif adalah 3.435 posyandu (30,8%). Kegiatan yang dilakukan di posyandu meliputi pemeriksaan kehamilan, pemberian tablet besi (Fe), imunisasi TT, konseling/penyuluhan yang bertujuan menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental, untuk menyelamatkan ibu dan anak yang sehat. berdasarkan hal tersebut, ibu hamil dan ibu yang mempunyai balita harus berminat datang keposyandu, karena selain mudah dijangkau juga tidak memerlukan biaya serta pelayanan di posyandu di dukung oleh tenaga teknis dari petugas kesehatan khususnya bidan (Srieka, 2012).Untuk mengetahui hubungan peran kader dan dukungan keluarga dengan kehadiran ibu ke posyandu. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja  Puskesmas Cot Ba’U pada tanggal pada tanggal 10-23 Juni 2021. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi dan balita di wlayah kerja puskesmas Cot Ba’U. Jadi jumlah total sampel penelitian ini adalah 32 ibu yang mempunyai bayi dan balita. Hasil analisis bivariat di dapat bahwa Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penelitian dapat mennyimpulkan  hasil dari penenelitian sebagai berikut terdapat ada hubungan antara peran kader posyandu dengan kehadiran ibu ke posyandu denngan nilai P= 0.005 dan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kehadiran ibu ke posyandu dengan nilai P=0.001.Kata kunci : Peran Kader dan Dukungan Keluarga
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Gizi Pada Anak Usia 1-5 Tahun di Desa Blang Panyang Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya Rosdiana, Eva; Anwar, Chairanisa; Safitri, Faradilla; Mimosa, Rizka
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i1.1991

Abstract

Latar Belakang Masalah: Gizi sangat berperan dalam tumbuh kembang anak. Tujuan pemberian gizi yang baik adalah mencapai tumbuh kembang anak yang lebih baik. Namun masih adanya ibu yang tidak memberikan gizi yang baik kepadanya anaknya. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi pada anak. Pengetahuan akan berpengaruh terhadap sikap ibu dalam memberikan asupan gizi kepada anak. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu adalah memberikan pemahaman terkait gizi melalui pendidikan kesehatan. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi pada anak usia 1-5 tahun di Desa Blang Panyang Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini yaitu experimental design dengan pendekatan one group posttest design. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 6 - 20 Oktober tahun 2021 di Desa Blang Panyang Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia 1-5 tahun sebanyak 34 orang. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner. Kemudian pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji statistik paired sample t test. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pengetahuan ibu sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang gizi pada anak usia 1-5 tahun dengan hasil nilai p-value 0,000. Kemudian ada pengaruh sikap ibu sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang gizi pada anak usia 1-5 tahun dengan hasil p value yaitu 0,000. Kesimpulan dan Saran: Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi pada anak usia 1-5 tahun di Desa Blang Panyang Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya. Oleh karena itu, diharapkan kepada ibu agar lebih meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang gizi pada anak sehingga akan memberikan dampak yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.Kata Kunci: Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan Ibu, Sikap IbuBackground: Nutrition play an important role in children are sprouting. The purpose of the provision of good nutrition is reached sprouting up children who are better. But fact that there are still mother who do not give nutrition him an excellent his son. It is due to lack of knowledge mom about nutritiarians on child. Knowledge will have an influence to the mother in providing nutritional intake to children. One effort to increase knowledge and attitude mother is give the understanding of related nutrition through education health. Research Purposes: To know the influence of health education to knowledge and attitude mommy about of nutrition in children aged 1-5 years in the Village Blang Panyang sub District in Seunagan Timur District Nagan Raya. Methodolog: The kind of research is experimental design by approach one group posttest design. The study is done at dated 6 - 20 October year 2021 in the Village Blang Panyang sub District in Seunagan Timur District Nagan Raya. Sample the population and in this research was children for the 5-1 years 34 people. An instrument used the questionnaire sheets. Then data processing was conducted using statistical tests paired sample t test. The Research Results: The research results show that any impact the knowledge before and after about nutrition given education health for children age 1-5 years the p-value 0,000. Then there was the influence of the mother before and after given about nutrition education health in children aged 1-5 years in the p-value 0,000. Conclusion and Recommendations: Based on the result of this research can be concluded that there is the influence of health education to knowledge and attitude mommy about of nutrition in children aged 1-5 years in the Village Blang Panyang sub District in Seunagan Timur District Nagan Raya. Hence, expected to mothers so that increase knowledge and attitudes about nutrition for children so as to give good impact growth and child development.Keywords: Education Health, Knowledge Mother, Attitude Mother
Analisis Kepatuhan Pasien Hipertensi Terhadap Penggunaan Obat Generik di Wilayah Kerja Puskesmas Mane Kabupaten Pidie Andika, Fauziah; Safitri, Faradilla; Husna, Asmaul; Rahmi, Nuzulul; Rizki, Geubrina
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i1.1934

Abstract

Hipertensi menjadi masalah kesehatan di seluruh belahan dunia dan sebagai salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Hipertensi juga disebut sebagai penyakit tidak menular, karena hipertensi tidak ditularkan dari orang ke orang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1%. Ini mengalami peningkatan dibandingkan prevalensi hipertensi pada Riskesdas Tahun 2013 sebesar 25,8%. Penelitian  ini  bertujuan untuk  mengetahui  hubungan   antara   pengetahuan dan sumber informasi dengan kepatuhan pasien hipertensi terhadap penggunaan obat generik di  wilayah  kerja  Puskesmas  Mane Kecamatan Mane. Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik, desain cross sectional dengan memberikan wawancara dan kuesioner serta mengukur  variabel  pada  saat  bersamaan, dan  responden  hanya  diukur  satu  kali.   Total  populasi  pasien  270  pasien  dan diambil 72 pasien menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 01 November sampai dengan 06 November 2021. Analisis Data menggunakan  uji statistik Chi-Square dengan CI 95%. Hasil Penelitian berdasarkan hasil uji statistik diperoleh bahwa hubungan kepatuhan pasien hipertensi terhadap penggunaan obat dengan penegtahuan (p=0,002) dan sumber informasi (p=0,004). Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengetahuan dan sumber informasi dengan kepatuhan pasien hipertensi terhadap penggunaan obat generik. Diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan lagi kualitas pelayanan kesehatan terutama pada penyakit hipertensi. Serta dilaksanakannya program edukasi dan  promosi  mengenai  kepatuhan  dalam  menjalankan  pengobatan. Kata Kunci: Pengetahuan, sumber informasi dan kepatuhan penggunaan obat generik.Hypertension is a health problem in all parts of the world and is one of the main risk factors for cardiovascular disease. Hypertension is also referred to as a non-communicable disease, because hypertension is not transmitted from person to person. Based on the Basic Health Research (Riskesdas 2018) the prevalence of hypertension in Indonesia is 34.1%. This has increased compared to the prevalence of hypertension in Riskesdas 2013 which was 25.8%. This study aims to determine the relationship between knowledge and sources of information with hypertensive patients' adherence to the use of generic drugs in the work area of the Mane Health Center, Mane District. This study used descriptive analytic, cross sectional design by providing interviews and questionnaires and measuring variables at the same time, and respondents were only measured once. The total patient population was 270 patients and 72 patients were taken using purposive sampling. Data collection is carried out on November 01 to November 06, 2021 Data analysis used Chi-Square statistical test with 95% CI. The results of the study based on the results of statistical tests, it was found that the relationship between hypertensive patients' adherence to drug use was with knowledge (p = 0.002) and sources of information (p = 0.004). The conclusion of this study is that there is a relationship between knowledge and sources of information with hypertensive patients' adherence to the use of generic drugs. It is hoped that health workers will further improve the quality of health services, especially for hypertension. As well as the implementation of education and promotion programs regarding adherence in carrying out treatment. Keywords: Knowledge, sources of information and compliance with the use of generic drugs
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Capaian PIN Polio Pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Jeulingke Kota Banda Aceh Dhirah, Ulfa Husna; Iskandar, Iskandar; Andika, Fauziah; Safitri, Faradilla
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.3525

Abstract

Data Kemenkes RI (2022) provinsi dengan capaian imunisasi terendah, yaitu Aceh (42,7%). Data Dinas Kesehatan Banda Aceh, total anak usia 0-12 tahun yang telah mendapatkan tetes polio sebanyak 41.740 orang atau sekitar 90.9 persen dari total sasaran sebanyak 45.941 anak. Data itu, hasil rekapan kumulatif dari 11 Puskesmas di Kota Banda Aceh, hingga tanggal 10 Januari 2023. Puskesmas Kuta Alam dengan persentase terbesar 10,8 persen dan terendah Puskesmas Jeulingke dengan total cakupan 67,1 persen. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan capaian PIN polio pada bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Jeulingke kota Banda Aceh. Penelitian bersifat analitik dengan desain Cross Sectional, populasi semua ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan yang terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas Jeulingke Kota Banda Aceh sebanyak 35 orang. Teknik penelitian menggunakan Total Sampling. Penelitian dilaksanakan Di Wilayah Kerja Puskesmas Jeulingke pada tanggal 04-08 Agustus 2023. Pengolahan data dengan langkah editing, coding, data entry, tabulating, dan analisis data secara univariat bivariate menggunakan chi square. Didapatkan p- value = 0,000 yaitu nilai α = < 0,05, dan p- value = 0,000 yaitu nilai α = < 0,05 artinya bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan capaian PIN Polio. Ada hubungan pengetahuan dan  sikap ibu dengan capaian PIN Polio pada bayi Usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Jeulingke Kota Banda Aceh. Perlu meningkatkan pemberian informasi mengenai kesehatan bayi khususnya dalam pemberian imunisasi polio.Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, PIN PolioData from the Indonesian Ministry of Health (2022) shows that the province with the lowest immunization achievement is Aceh (42.7%). Data from the Banda Aceh Health Service shows that the total number of children aged 0-12 years who have received polio drops is 41,740 people or around 90.9 percent of the total target of 45,941 children. The data is the result of a cumulative recapitulation from 11 Community Health Centers in Banda Aceh City, up to January 10 2023. Kuta Alam Community Health Center with the largest percentage of 10.8 percent and the lowest Jeulingke Community Health Center with total coverage of 67.1 percent The aim of this research is to determine the relationship between maternal knowledge and attitudes and the achievement of PIN polio in babies aged 6-12 months in the Jeulingke Community Health Center working area, Banda Aceh city. This research is analytical with a cross sectional design, the population of all mothers with babies aged 6-12 months in the Jeulingke Community Health Center Working Area, Banda Aceh City is 35 people. The research technique uses Total Sampling. The research was carried out in the Jeulingke Community Health Center Work Area on 04-08 August 2023. Data processing involved editing, coding, data entry, tabulating and univariate bivariate data analysis using chi square. Obtained p-value = 0.000, namely α value = <0.05, and p-value = 0.000, namely α value = <0.05, meaning that there is a relationship between maternal knowledge and attitudes and PIN Polio achievement. There is a relationship between maternal knowledge and attitudes and the achievement of PIN Polio in babies aged 6-12 months in the Jeulingke Community Health Center working area, Banda Aceh City. There is a need to increase the provision of information regarding baby health, especially in providing polio immunization.Keywords: Knowledge, Attitude, Polio PINÂ