Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemenuhan Imunisasi Campak Lanjutan di Masa Pandemi Covid-19 Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Cot Ba’u Kota Sabang Safitri, Faradilla; Rahmi, Nuzulul; Anwar, Chairanisa; Andika, Fauziah; Husna, Asmaul
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 7, No 2 (2021): OKTOBER 2021
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v7i2.1590

Abstract

Abstrak Campak adalah penyakit yang sering menyebabkan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB). Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi. Imunisasi campak diberikan pada bayi usia 9 bulan dan imunisasi campak lanjutan diberikan pada balita dalam rentang usia 18-24 bulan. Cakupan balita yang mendapatkan imunisasi lanjutan  (DPT-HB-Hib dan campak) pada tahun 2019 adalah 75,95%. Angka ini telah memenuhi target Renstra tahun 2019 yaitu 70%, Aceh menjadi salah satu provinsi yang tidak mencapai target cakupan imunisasi ini (26,91%). Data dari Puskesmas Cot Ba’u Kota Sabang cakupan imunisasi campak masih sangat rentan mencapai 46%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemenuhan imunisasi campak lanjutan pada balita dimasa pandemi covid-19. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan crossectional, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memilki balita usia 3-5 tahun sebanyak 93 orang, dan pengambilan sampel secara total populasi. Instrument penelitian menggunakan kuesioner dan pengumpulan data dengan cara membagikan kuesioner yang telah dilaksanakan tanggal 15-23 April di Wilayah Kerja Puskesmas Cot Ba’u Kota Sabang. Analisa data secara univariat dan bivariat. Hasil analisa bivariat diperoleh pada variabel pengetahuan  (p value = 0.035, OR = 8.000) dan sikap (p value = 0.0001, OR = 18.417). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemenuhan imunisasi campak lanjutan pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Cot Ba’u Kota Sabang. Kata Kunci   : Imunisasi campak lanjutan, pengetahuan, sikap, pandemi covid-19 
Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Kunjungan Nifas Pada Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Kopelma Darussalam Kota Banda Aceh Safitri, Faradilla; Andika, Fauziah; Rahmi, Nuzulul; Husna, Asmaul
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i1.1953

Abstract

Masa nifas merupakan masa yang dimulai setelah selesai persalinan dan berakhir disaat alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Angka kematian ibu terbesar terjadi pada masa nifas. Masa pandemi covid-19 pelayanan masa nifas menjadi terhambat hal ini disebabkan karena ibu nifas tidak melakukan kunjungan nifas untuk menghindari penularan virus covid-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan sikap ibu terhadap kunjungan nifas pada masa pandemi covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh. Penelitian bersifat analitik dengan pendekatan crossectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu nifas yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kopelma Darussalam sebanyak 38 orang, sampel penelitian ini diambil secara total populasi. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan pengumpulan data secara membagikan kuesioner yang telah dilaksanakan tanggal 11 sampai dengan 16 Desember 2021. Analisis data secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian diperoleh variabel pengetahuan (p value=0.001, OR=6.000) dan sikap (p value=0.0001, OR=62.000). Kesimpulan ada pengaruh pengetahuan dan sikap ibu terhadap kunjungan nifas pada masa pandemic covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Kopelma Darussalam Kota Banda Aceh. Saran diharapkan pada petugas kesehatan dan ibu nifas agar dapat tetap melakukan kunjungan nifas dengan mematuhi protokol kesehatan.Kata Kunci : Kunjungan nifas, pengetahuan, sikap, pandemi covid-19 The postpartum period is a period that begins after delivery and ends when the uterine organs return to their pre-pregnancy state. The greatest maternal mortality rate occurs during the puerperium. During the Covid-19 pandemic, postpartum services were hampered, this was because postpartum mothers did not make postnatal visits to avoid transmission of the Covid-19 virus. The purpose of this study was to determine the effect of mother's knowledge and attitudes on postpartum visits during the covid-19 pandemic in the Kopelma Darussalam Health Center Work Area, Banda Aceh. The research is analytic with a cross-sectional approach. The population in this study were all postpartum mothers who were in the working area of the Kopelma Darussalam Health Center as many as 38 people, the sample of this study was taken as a total population. The research instrument used a questionnaire and data collection by distributing questionnaires which had been carried out from 11 to 16 December 2021. Data analysis was univariate and bivariate. The results of the study obtained variables of knowledge (p value = 0.001, OR = 6,000) and attitudes (p value = 0.0001, OR = 62,000). The conclusion is that there is an influence of mother's knowledge and attitude towards postpartum visits during the covid-19 pandemic in the Kopelma Darussalam Health Center Work Area, Banda Aceh City. Suggestions are expected for health workers and postpartum mothers to continue to make postpartum visits by complying with health protocols.Keywords: Postpartum visit, knowledge, attitude, covid-19 pandemic
Faktor Risiko Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Menggamat Kecamatan Kluet Tengah Kabupaten Aceh Selatan Safitri, Faradilla; Husna, Asmaul
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2308

Abstract

Masalah gizi pada kehamilan sering dikenal sebagai Kekurangan Energi Kronik (KEK). KEK merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan gizi yaitu kalori dan protein yang berlangsung secara menahun dengan tanda gejala berat badan kurang dari 40 kg dan tampak kurus dengan lingkat lengan atas < 23.5 cm. Indikator prevalensi ibu hamil kurang energi kronik (KEK) juga mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu 24,2% tahun 2013 menjadi 17,3% tahun 2018. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kekurangan energi kronik pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Menggamat Kecamatan Kluet Tengah Kabupaten Aceh Selatan. Penelitian bersifat analitik dengan pendekatan crossectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu hamil trimester I dan II yang berada di wilayah kerja Puskesmas Menggamat Kecamatan Kluet Tengah Kabupaten Aceh Selatan sebanyak 40 responden, sampel penelitian ini diambil secara total populasi. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan pengumpulan data secara membagikan kuesioner yang telah dilaksanakan tanggal 20 Juni sampai dengan 5 Juli 2022. Analisis data secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian diperoleh variabel pengetahuan (p value=0.040), umur ibu (p value=0.399), pendidikan (p value=1.000), pekerjaan (p value=0.686), aktifitas fisik (p value=0.686). Kesimpulan ada hubungan pengetahuan dengan kejadian kekurangan energi kronik pada ibu hamil dan tidak ada hubungan umur ibu, pendidikan, pekerjaan, aktifitas fisik dengan kejadian kekurangan energi kronik pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Menggamat Kecamatan Kluet Tengah Kabupaten Aceh Selatan.Kata Kunci : KEK, pengetahuan, umur, pendidikan, pekerjaan, aktifitas fisikNutritional problems in pregnancy are often known as Chronic Energy Deficiency (KEK). KEK is a condition in which a person experiences nutritional deficiencies, namely calories and protein that lasts for a long time with signs and symptoms of body weight less than 40 kg and looks thin with an upper arm circumference of < 23.5 cm. The prevalence indicator of chronic energy deficient pregnant women (KEK) also decreased significantly, from 24.2% in 2013 to 17.3% in 2018. The purpose of this study was to determine the factors associated with the incidence of chronic energy deficiency in women. pregnant in the working area of the Menggamat Health Center, Kluet Tengah District, South Aceh Regency. The research is analytic with a cross-sectional approach. The population in this study were all pregnant women in the first and second trimesters who were in the working area of the Menggamat Health Center, Kluet Tengah District, South Aceh Regency, as many as 40 respondents, the sample of this study was taken as a total population. The research instrument used a questionnaire and data collection by distributing questionnaires which had been carried out from June 20 to July 5, 2022. Data analysis was univariate and bivariate. The results of the study obtained variables of knowledge (p value = 0.040), maternal age (p value = 0.399), education (p value = 1,000), occupation (p value = 0.686), physical activity (p value = 0.686). The conclusion is that there is a relationship between knowledge and the incidence of chronic energy deficiency in pregnant women and there is no relationship between maternal age, education, occupation, physical activity with the incidence of chronic energy deficiency in pregnant women in the work area of the Menggamat Health Center, Kluet Tengah District, South Aceh Regency.Keywords: SEZ, knowledge, age, education, occupation, physical activity
Determinan Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh Rahmi, Nuzulul; Safitri, Faradilla; Faizin, Wilda Num
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.3520

Abstract

Terjadinya hipertensi pada lansia disebabkan oleh beberapa faktor tidak dapat dikendalikan meliputi keturunan, jenis kelamin, ras dan usia. Sedangkan faktor yang dapat dikendalikan meliputi status gizi, obesitas, kurang ativitas fisik, merokok, kadar kalium rendah, alkoholisme, stres dan pola makan yang salah atau berlebihan. Di Puskesmas Ulee Kareng, jumlah penderita hipertensi pada tahun 2022 sebanyak 1.895 orang dengan lansia hipertensi sebanyak 1.672 (88,2%) orang. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara status gizi, pola makan, dan riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh. Penelitian ini bersifat analitik kuantitatif dengan menggunakan desain case control. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh lansia dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 34 orang pada kelompok case dan control dengan total 68 orang. Penelitian ini dilakukan pada  30 Mei 2023 s.d 21 Juni 2023. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil chi square test menunjukkan bahwa riwayat keluarga (p=0,025), status gizi (p=0,043), pola makan (p-0,049) pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh. Terdapat hubungan antara riwayat keluarga, status gizi dan pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh.  Diharapkan kepada petugas kesehatan agar dapat memberikan pendidikan kesehatan pada lansia dan keluarga tentang pentingnya pengaturan pola makan dan menjaga status gizi.Kata Kunci: Hipertensi, Riwayat Keluarga, Status Gizi.The occurrence of hypertension in the elderly is caused by several uncontrollable factors including heredity, gender, race and age. While factors that can be controlled include nutritional status, obesity, lack of physical activity, smoking, low potassium levels, alcoholism, stress and an incorrect or excessive diet. At the Ulee Kareng Health Center, the number of hypertensive patients in 2022 was 1,895 people with hypertensive elderly as many as 1,672 (88.2%) people. The purpose of this study was to determine the relationship between nutritional status, diet, and family history with the incidence of hypertension in the elderly in the working area of the Ulee Kareng Health Center, Banda Aceh City. This research is quantitative analytic using a case control design. The population in this study were all elderly people and the sample in this study amounted to 34 people in the case and control groups with a total of 68 people. This research was conducted on May 30, 2023 to June 21, 2023. The data obtained were analyzed using univariate and bivariate analysis. The results of the chi square test showed that family history (p=0.025), nutritional status (p=0.043), diet (p-0.049) in the elderly in the working area of the Ulee Kareng Health Center, Banda Aceh City. There is a relationship between family history, nutritional status and diet with the incidence of hypertension in the elderly in the working area of the Ulee Kareng Health Center, Banda Aceh City.  It is hoped that health workers can provide health education to the elderly and families about the importance of regulating diet and maintaining nutritional status.Keywords: hypertension, family history, nutritional status
Analisis Faktor Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Bayi di Gampong Alue Deah Teungoh Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh Safitri, Faradilla; Rahmi, Nuzulul
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.3342

Abstract

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan dan minuman yang diberikan pada anak usia 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi. Berdasarkan Studi Kasus Gizi pada tahun 2021 di dunia menunjukan prevalensi bayi/balita yang mendapatkan MP-ASI mencapai 74,7%, serta anak di indonesia yang mendapat MP-ASI mencapai 44,7%, dan pemberian MP-ASI pada anak di Aceh mencapai 26,9%. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan pendapatan keluarga dengan pemberian MP-ASI pada bayi di Gampong Alue Deah Teungoh Kecamatan Meuraxa Banda Aceh. Penelitian bersifat analitik dengan pendekatan crossectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu yang memiliki bayi di Gampong Alue Deah Teungoh sebanyak 30 orang dan sampel diambil secara total populasi. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan pengumpulan data secara observasi dan membagikan kuesioner. Analisis data secara univariat dan bivariat. Pengumpulan data penelitian ini telah dilaksanakan dari tanggal 24 - 30 Juli 2023. Hasil penelitian diperoleh variabel pendidikan (p value=0.048), pekerjaan (p value=1.000), pengetahuan (p value=0.001), dan pendapatan keluarga (p value=0.029). Kesimpulan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan, pengetahuan dan pendapatan keluarga dengan pemberian MP-ASI dan tidak ada hubungan pekerjaan ibu dengan pemberian MPASI pada bayi. Bagi petugas kesehatan agar dapat secara berkesinambungan memberikan edukasi kepada ibu dan keluarga tentang pentingnya pemberian MPASI yang tepat bagi anak.Kata Kunci : MP-ASI, pendidikan, pengetahuan, pendapatan keluargaComplementary foods for breast milk (MP-ASI) are foods and drinks given to children aged 6-24 months to meet nutritional needs. Based on the Nutrition Case Study in 2021 in the world, it shows that the prevalence of babies/toddlers who received MP-ASI reached 74.7%, and children in Indonesia who received MP-ASI reached 44.7%, and giving MP-ASI to children in Aceh reached 26.9%. The aim of this research is to analyze the factors of education, employment, knowledge and family income when providing MP-ASI to babies in Gampong Alue Deah Teungoh, Meuraxa District, Banda Aceh. The research is analytical with a cross-sectional approach. The population in this study were all mothers who had babies in Gampong Alue Deah Teungoh as many as 30 people and samples were taken from the total population. The research instrument uses a questionnaire and data collection by observation and distributing questionnaires. Univariate and bivariate data analysis. Data collection for this research was carried out from 24 - 30 July 2023. The results of the research obtained were the variables education (p value=0.048), employment (p value=1.000), knowledge (p value=0.001), and family income (p value=0.029 ). In conclusion, there is a significant relationship between education, knowledge and family income and giving MP-ASI and there is no relationship between mother's employment and giving MP-ASI to babies. For health workers to continuously provide education to mothers and families about the importance of providing appropriate MP-ASI for children.Keywords: MP-ASI, education, knowledge, family income
UJI EFEK KOMBINASI EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) DAN EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum bacilicum L.) TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH PADA MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIINDUKSI KALIUM OKSONAT Lestari, Widya; Meilina, Rulia; Kulla, Periskila Dina Kali; Safitri, Faradilla; Akmadia, Nur
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.4192

Abstract

Latar Belakang : Asam urat merupakan penyakit yang menyerang persendiaan tubuh, seperti jari tangan, tumit, jari kaki, lutut, hingga pergelangan tangan. Penyakit timbul karena adanya penumpukan zat purin yang kemudian berubah menjadi asam urat. Tumbuhan seledri dan kemangi berpotensi sebagai obat tradisional dalam menurunkan kadar asam urat. Karena tumbuhan tersebut mengandung senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai antihiperurisemia dalam menurunkan kadar asam urat.Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui efek pemberian kombinasi ekstrak etanol daun seledri dengan daun kemangi dan dosis efektif terhadap penurunan kadar asam urat.Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat eksperimental dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling yang terdiri dari kelompok perlakuan kontrol negatif (Na-CMC 5%), kontrol positif (allopurinol), kelompok 1 dosis 75 : 25 mg/kg BB, kelompok 2 dosis 50 :50 mg/kg BB dan kelompok 3 dosis 25 : 75 mg/kg BB. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga Agustus 2023. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak etanol daun seledri dan daun kemangi mampu menurunkan kadar asam urat pada mencit. Perlakuan kombinasi ekstrak etanol daun seledri dan daun kemangi menunjukkan penurunan kadar asam urat sejak H-9 hingga H-15. Kombinasi ekstrak etanol daun seledri dan daun kemangi berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan kadar asam urat mencit karena nilai sig > 0,05. Kesimpulan : Kombinasi ekstrak etanol daun seledri dan daun kemangi efektif dalam menurunkan kadar asam urat sekitar 21 % hingga 27% dan dosis yang paling efektif yaitu kombinasi dosis 50 :50 mg/kg BB. Kata Kunci : Asam Urat, Antihiperurisemia, Allopurinol, Kemangi, SeledriBackground : Gout is a disease that attacks the joints of the body, such as fingers, heels, toes, knees, to the wrists. The disease arises due to a buildup of purine substances which then turn into uric acid. Celery and basil plants have potential as traditional medicines for lowering uric acid levels. Because this plant contains flavonoid compounds which have the potential to act as antihyperuricemia in reducing uric acid levels. Research Objectives : To determine the effect of giving a combination of ethanol extract of celery leaves with basil leaves and the effective dose on reducing uric acid levels.Research Methods : This study was an experimental study with a purposive sampling technique consisting of a negative control group (Na-CMC 5%), positive control (allopurinol), group 1 dose 75: 25 mg/kg BW, group 2 dose 50 : 50 mg/kg BW and group 3 dose 25 : 75 mg/kg BW. This research was conducted from July to August 2023. Results : The results showed that the combination of ethanol extracts of celery leaves and basil leaves was able to reduce uric acid levels in mice. The combination treatment of ethanol extract of celery leaves and basil leaves showed a decrease in uric acid levels from D-9 to D-15. The combination of ethanol extract of celery leaves and basil leaves had a significant effect on The combination of ethanol extract of celery leaves and basil leaves had a significant effect on reducing uric acid levels in mice because the sig value was > 0.05. Conclusion : The combination of ethanol extract of celery leaves and basil leaves is effective in reducing uric acid levels around 21% to 27% and the most effective dose is the combined dose of 50:50 mg/kg BW.Keywords    : Uric Acid, Antihyperuricemia, Allopurinol, Basil, Celery
Efektivitas Antipiretik Ekstrak Etanol Daun Delima (Punica Granatum L.) pada Mencit (Mus Musculus L.) Meilina, Rulia; Izzah, Nuril; Kesumawati, Kesumawati; Safitri, Faradilla; Rezeki, Sahbainur; Kulla, Periskila Dina Kali
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2870

Abstract

Daun delima (Punica granatum L.) secara tradisional telah banyak digunakan untuk berbagai penyakit salah satunya untuk demam. Berbagai senyawa terdapat dalam daun delima yaitu flavonoid, tanin dan saponin, dimana senyawa flavonoid berfungsi sebagai antipiretik. Metode penelitian ini Eksperimental Laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antipiretik dan dosis efektif ekstrak etanol daun delima pada penurunan suhu mencit. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium. Sebanyak 25 ekor dengan berat badan 20- 30 gram dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yang terdiri dari kelompok perlakuan kontrol negatif diberikan na-CMC 0,5%, perlakuan positif diberikan paracetamol dan 3 kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak daun delima dosis bertingkat yaitu 100 mg/g BB, 150 mg/g BB, 200 mg/g BB. Untuk menaikkan suhu rektal, mencit diberikan suspensi pepton 5% secara oral kemudian diukur dengan menggunakan termometer digital setiap 30 menit hingga menit ke 120. Data hasil penelitian dianalisis dengan program SPSS yang dianalisis menggunakan uji ANOVA (Analysis Of Varian) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa daun delima memiliki efektivitas antipiretik. Data yang dihasilkan berdistribusi normal (p>0,05). ekstrak etanol daun delima yang paling efektif sebagai antipiretik yaitu pada dosis 150 mg dan 200 mg/g BB. Kesimpulan penelitian daun delima memiliki aktivitas antipiretik.Kata kunci : Daun Delima, Antipiretik, PeptonPunica granatum L. have traditionally been used for various diseases, one of which is fever. Various compounds are found in pomegranate leaves, namely flavonoids, tannins and saponins, where flavonoid compounds function as antipyretics. This research method is Experimental Laboratory. This study aims to determine the effectiveness of antipyretics and effective doses of ethanol extract of pomegranate leaves in reducing the temperature of mice. The research method used is laboratory experimental. This study aims to determine the effectiveness of antipyretics and effective doses of ethanol extract of pomegranate leaves in reducing the temperature of mice. The research method used is laboratory experimental. Twenty five individuals weighing 20-30 grams were divided into 5 treatment groups consisting of a negative control group given 0.5% na-CMC, positive treatment given paracetamol and 3 treatment groups with graded doses of pomegranate leaf extract, namely 100 mg/day. g BW, 150 mg/g BW, 200 mg/g BW. To raise the rectal temperature, the mice were given orally 5% peptone suspension and then measured using a digital thermometer every 30 minutes until the 120th minute. Pomegranate has antipyretic effectiveness. The resulting data is normally distributed (p>0.05). The most effective ethanol extract of pomegranate leaves as an antipyretic is at doses of 150 mg and 200 mg/g BW. The conclusion of this study is that pomegranate leaves have antipyretic activity.Keywords : Punica granatum, Antipyretic, Pepton
Hubungan Umur dan Paritas Ibu dengan Tindakan Sectio Caesarea di Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh Anwar, Chairanisa; Safitri, Faradilla; Aisyah, Aisyah
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i1.2018

Abstract

Komplikasi masa kehamilan, persalinan dan nifas merupakan masalah kesehatan yang penting, jika tidak ditanggulangi bisa menyebabkan kematian ibu yang tinggi. Tragedi yang mencemaskan dalam proses reproduksi salah satunya kematian yang terjadi pada ibu. Keberadaan seorang ibu adalah tonggak untuk keluarga sejahtera. Sectio caesarea adalah pengeluaran janin melalui insisi abdomen. Persalinan ini digunakan jika kondisi ibu menimbulkan distress pada janin atau jika telah terjadi distress janin. Berdasarkan survey WHO tahun 2008 di tiga benua, yakni Amerika Latin, Afrika dan Asia dilaporkan bahwa angka Persalinan sectio caesarea mencapai 25,7%, angka terendah di Angola 2,3% sampai angka tertinggi 46,2% di Cina. Angka persalinan section caesarea tanpa indikasi medis di 23 negara dalam tiga benua tersebut adalah 0,01 - 2,10%. Rata-rata persalinan section caersarea di Amerika mencapai 32%.  Sedangkan di Indonesia sendiri tahun 2003 mencapai 4,1% dan meningkat pada tahun 2007 mencapai 18%. Menurut WHO kematian ibu adalah kematian seorang perempuan dalam masa hamil atau dalam 42 hari setelah kehamilan berakhir dengan sebab apapun, tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Pada tahun 2013 AKI didunia sebesar 210 kematian per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara berkembang 14 kali lebih tinggi bila dibandingkan negara maju, yaitu 230 per 100.000 kelahiran. Data yang didapatkan dari Rumah Sakit Bhayangkara Banda menunjukkan kasus persalinan seksio sesarea pada tahun 2020 sebesar 62% dari 110 persalinan yaitu sebanyak 68 persalinan seksio sesarea. Kemudian pada tahun 2021 jumlah persalinan seksio sesarea meningkat menjadi 69 % dari 112 persalinan yaitu sebanyak 77 persalinan seksio sesarea. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia ibu dan paritas dengan tindakan sectio caesarea di Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang sudah bersalin di Rumah Sakit Bhayangkara periode Januari-Desember 2021 sebanyak 235 orang. Sampel penelitian ini diambil menggunakan rumus Slovin sejumlah 71 orang. Analisis yang digunakan adalah analisis bivariate.Kata Kunci: usia, paritas, sectio caesarea Complications during pregnancy, childbirth and the puerperium are important health problems, if not addressed can cause high maternal mortality. One of the worrying tragedies in the reproductive process is the death that occurs in the mother. The existence of a mother is a milestone for a prosperous family. Sectio caesarea is the expulsion of the fetus through an abdominal incision. This delivery is used if the mother's condition causes fetal distress or if fetal distress has occurred. Based on a 2008 WHO survey on three continents, namely Latin America, Africa and Asia, it was reported that the delivery rate for sectio caesarea reached 25.7%, the lowest rate in Angola was 2.3% and the highest rate was 46.2% in China. The rate of caesarean section deliveries without medical indications in 23 countries on the three continents is 0.01 - 2.10%. The average caesarean section delivery in America reaches 32%. While in Indonesia alone in 2003 it reached 4.1% and increased in 2007 to reach 18%. According to WHO, maternal death is the death of a woman during pregnancy or within 42 days of termination of pregnancy from any cause, by any action taken to terminate the pregnancy. In 2013 the MMR in the world was 210 deaths per 100,000 live births, while in developing countries it was 14 times higher than in developed countries, which was 230 per 100,000 live births. Data obtained from Bhayangkara Banda Hospital showed cases of cesarean section delivery in 2020 amounted to 62% of 110 deliveries, namely 68 cesarean deliveries. Then in 2021 the number of deliveries by cesarean section increased to 69% from 112 deliveries, namely 77 deliveries by cesarean section. The purpose of this study was to determine the relationship between maternal age and parity with sectio caesarea at Bhayangkara Hospital Banda Aceh. The population in this study were all pregnant women who had given birth at Bhayangkara Hospital for the period January-December 2021 as many as 235 people. The sample of this study was taken using the Slovin formula of 71 people. The analysis used is bivariate analysis.Keywords: age, parity, sectio caesarea