Claim Missing Document
Check
Articles

Internalisasi Nilai Demokrasi melalui Model Kepekaan Berkomunikasi dalam Rangka Nation and Character Building Karliani, Eli
Jurnal Civicus Vol 11, No 1 (2011): JURNAL CIVICUS, JUNI 2011
Publisher : Department of Civic Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/civicus.v11i1.26124

Abstract

Internalisasi Nilai Demokrasi melalui Model Kepekaan Berkomunikasi dalam Rangka Nation and Character Building
Integrasi Nilai Kearifan Lokal Dayak Ngaju Pada Materi Karakteristik Daerah Tempat Tinggal dalam Kerangka NKRI Yetwirani Lampe; Eli Karliani2; Sakman
JURNAL PENDIDIKAN Vol 18 No 2 (2017): Jurnal Pendidikan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52850/jpn.v18i2.937

Abstract

Pengaruh negatif dari globalisasi akan mengikis nilai-nilaikearifan lokal yang ada di sekeliling peserta didik. Pendidikanadalah satu proses dalam mengajarkan nilai-nilai yang diyakini,kebiasaan sosial, sikap, dan tingkah laku yang berkembang dalamsuatu masyarakat kepada peserta didik. Pendidikan merupakanmedia transformasi, internalisasi, dan pembiasaan budaya yang diada di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikannilai kearifan lokal pada materi pembelajaran dan mediapembelajaran yang tertuang dalam perangkat pembelajaran (RPP)PPKn yang mengintegrasikan nilai kearifan lokal Dayak Ngajupada materi karakteristik daerah tempat tinggal dalam kerangkaNKRI di kelas VII. Desain penelitian ini menggunakan pendekatankualitatif dengan teknik pengambilan data menggunakan FocusGroup Discussion (FGD). FGD dihadiri oleh guru-guru PPKnSMPN di Kota Palangka Raya, pakar budaya, dan pakar pendidikandari lingkungan Universitas Palangka Raya. FGD bertujuan untukmenggali nilai kearifan lokal Dayak Ngaju sesuai materi memahamikarakteristik daerah tempat tinggal dalam kerangka NKRI.Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat nilai-nilaikearifan Dayak Ngaju yang dapat diintegrasikan pada materi danmedia materi karakteristik daerah tempat tinggal dalam kerangkaNKRI di kelas VII diantaranya Filosofi “huma betang“, “handephapakat“, “batang garing “, dan “penyang hinje simpei“.
Model Mini Research Perkembangan Individu Dalam Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Eli Karliani; Triyani
Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS) Vol. 13 No. 1 (2021): Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS) Volume 13, Nomor 1, Juni, Ta
Publisher : FKIP, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to develop, implement, and evaluate a mini research model of observing individual development in developing higher-order thinking skills. The method used descriptive qualitative research. Qualitative research data were obtained from the observation sheet on the achievement of the learning process which included the teaching activity observation sheet for lecturers, and the observation sheet for student learning activities, and the assessment of the results of the mini research model. The Results of mini research activities were carried out with group activities in teaching services, surveys, observations, and interviews. Mini research products include: 1) Physical development: average height, weight, puberty for boys and girls; 2) Cognitive development can be seen from the understanding of the values ​​of Pancasila; 3) Emotional and moral development can be seen in attitudes and behavior in accordance with the appropriateness of the prevailing norms; 4) Social development can be seen in the social attitudes of adolescents interacting with others. The achievement of applying the teaching steps of the lecturer with the mini research model has an average achievement of 85.6%. The achievement of student learning activities with the mini research model has an average of 81.4%.
Analisis Hubungan Pendidikan Kewarganegaraan Dan Pembentukan Sikap Nasionalisme: (Studi Komparatif Pada mahasiswa Universitas Palangka Raya Dengan Mahasiswa Akademi Keperawatan) Karliani, Eli; Offeny Ibrahim
Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS) Vol. 1 No. 1 (2014): Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS) Volume 1, Nomor 1, Juni, Tahu
Publisher : FKIP, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yakni pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisaan data hasil penelitian secara eksak dengan menggunakan perhitungan statistik. Hasil analisis data secara kuantitatif kemudian dibandingkan dengan metode studi komparatif yang menjabarkan hasil penelitian dari populasi yang berbeda yaitu yaitu mahasiswa Universitas Palangka Raya (UNPAR) dan mahasiswa Akademi Keperawatan (AKPER) Eka Harap. Hasil penelitian melaluii penyebaran angket diperoleh data tentang análisis hubungan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan pembentukan sikap nasionalisme mahasiswa Universitas Palangka Raya dan Akademi Keperawatan. Angket disebarkan kepada 250 mahasiswa Universitas Palangka Raya (UNPAR) dan 250 mahasiswa Akademi Keperawatan (AKPER) Eka Harap sebagai responden yang menjadi sampel dalam penelitian. Hasil yang diperoleh adalah (1). terdapat hubungan antara Pendidikan Kewarganegaraan (Variabel X) dan pembentukan Sikap Nasionalisme (Varibael Y) mahasiswa Universitas Palangka Raya (UNPAR) pada kategori rendah yaitu 0,398; (2). Terdapat hubungan antara Pendidikan Kewarganegaraan (Variabel X) dan pembentukan Sikap Nasionalisme (Varibael Y) di lingkungan mahasiswa Akademi Keperawatan (AKPER) Eka Harap pada kategori sedang yaitu 0,446.
EKSPLORASI KEKAYAAN KULINER MASYARAKAT SUKU DAYAK NGAJU DI DESA MANDOMAI KALIMANTAN TENGAH Septo, Septo; Wulandari, Lala Aprilia; Tiwo, Caroline Yunita; Yanti, Eri; Karliani, Eli; Tryani, Tryani
Jurnal Kewarganegaraan Vol 5, No 2 (2021): Desember 2021 ( In Press )
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (935.668 KB) | DOI: 10.31316/jk.v5i2.1729

Abstract

AbstrakIndonesia merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural, agama maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Sekarang ini, jumlah pulau yang ada di wilayah Negara Kesatuan republik Indonesia (NKRI) sekitar 13.000 pulau besar dan kecil. Populasi penduduknya berjumlah lebih dari 200 juta jiwa, terdiri dari 300 suku yang menggunakan hampir 200 bahasa yang berbeda. Kebudayaan yang biasa menjadi perhatian masyarakat adalah kebuadayaan makanan suatu daerah. Makanan seperti yang kita tahu merupakan suatu kebutuhan utama bagi manusia. Selain sebagai sumber energi dan tenaga, makanan juga memiliki makna dan nilai budaya tersendiri. Sistem Kuliner atau makanan khas dari setiap daerah memiliki keunikan tersendiri yang berbeda dari tiap daerah begitu pula di daerah Kalimantan Tengah. Hal inilah yang membuat makanan kami mangangkat Eksplorasi Kekayaan Kuliner Masyarakat Suku Dayak Kalimantan Tengah. Tujuan dari Penelitian ini untuk mengetahui apa saja ragam  kekayaan kuliner Masyarakat Suku Dayak Ngaju di Desa Mandomai Kalimantan Tengah. Sebagai syarat menyelesaikan mata kuliah Seminar PPKn. Untuk mengetahui bagaimana upaya masyarakat dalam mempertahankan Kekayaan Kuliner Masyarakat Suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan, untuk di presentasikan dan diseminarkan. Kegiatan observasi kami laksanakan di daerah yang kami tentukan, untuk mewawancarai narasumber serta mengali informasi tentang rasa Kekayaan Kuliner Masyarakat Suku Dayak Ngaju di Desa Mandomai Kalimantan Tengah di daerah tersebut. Kalimantan Tengah merupakan Provinsi terbesar kedua setelah Papua, yang didominasi oleh penduduk Dayak, Jawa dan juga Banjar. Selain memiliki potensi alam yang indah, yang bisa dijadikan destinasi wisata, Kalimantan Tengah juga memiliki potensi wisata kuliner yang bisa dikenalkan hingga pelosok dunia. Berikut adalah beberapa daftar makanan khas Kalimantan Tengah: juhu umbut sawit, Kalumpe/kaluang, wadi, juhu taya, juhu umbut rotan, keripik kelakai, lemang, kue gagatas, dan masih banyak masakan atau ragam kuliner di daerah Kalimantan Tengah, yang masih dipertahankan dan masak dari dulu sampai sekarang ini.Kata Kunci: Kuliner Dayak Ngaju, Masakan Tradisional Kalimantan Tengah, Kuliner Masyarakat Dayak Ngaju, Desa Mandomai AbstractIndonesia is one of the largest multicultural countries in the world. This can be seen from the socio-cultural, religious and geographical conditions that are so diverse and broad. Currently, the number of islands in the territory of the Unitary State of the Republic of Indonesia (NKRI) is around 13,000 large and small islands. Its population is more than 200 million people, consisting of 300 tribes who speak almost 200 different languages. The culture that usually gets people's attention is the food culture of an area. Food as we know it is a basic need for humans. Apart from being a source of energy and energy, food also has its own cultural meaning and value. Culinary system or typical food from each region has its own uniqueness that is different from each region as well as in the Central Kalimantan area. This is what makes our food promote the Exploration of Culinary Wealth of the Central Kalimantan Dayak Tribe. The purpose of this study is to find out what are the various culinary riches of the Ngaju Dayak Tribe in Mandomai Village, Central Kalimantan. As a condition for completing the Civics Seminar course. To find out how the community's efforts in maintaining the Culinary Wealth of the Ngaju Dayak Tribe, Central Kalimantan. This research activity was carried out for 1 month, for presentation and seminars. Our observation activities were carried out in the areas that we determined, to interview sources and gather information about the taste of the Culinary Wealth of the Ngaju Dayak Tribe in Mandomai Village, Central Kalimantan in the area. Central Kalimantan is the second largest province after Papua, which is dominated by the Dayak, Javanese and Banjar people. Besides having beautiful natural potential, which can be used as a tourist destination, Central Kalimantan also has the potential for culinary tourism that can be introduced to all corners of the world. The following is a list of typical Central Kalimantan foods: palm umbut juhu, Kalumpe/kaluang, wadi, juhu taya, rattan umbut juhu, kalakai chips, lemang, gagatas cake, and many other dishes or culinary varieties in the Central Kalimantan area, which are still preserved and preserved. cook from the past until now.Keywords: Ngaju Dayak Culinary, Central Kalimantan Traditional Cuisine, Culinary of the Ngaju Dayak Community, Mandomai Village
EKSPLORASI KEKAYAAN SENI DAYAK NGAJU DI DESA TUMBANG MANGGU KABUPATEN KATINGAN Agel, Pepe Rusmitha; Khasanah, Nur; Muslimah, Muslimah; Wulan, Hernes Demar; Karliani, Eli; Tryani, Tryani
Jurnal Kewarganegaraan Vol 5, No 2 (2021): Desember 2021 ( In Press )
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1119.315 KB) | DOI: 10.31316/jk.v5i2.1732

Abstract

Abstrak Suku Dayak Ngaju memiliki kekayaan dalam hal kesenian. Suatu ciri yang dijumpai dalam kebudayaan Dayak Ngaju adalah kemampuan menyerap kebudayaan dari luar. Bahkan proses perpaduan dan pembauran kebudayaan tersebut dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak dapat disangkal bahwa ada juga kelompok - kelompok dari orang Dayak Ngaju yang meninggalkan kebudayaannya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui macam - macam kesenian yang terdapat di Desa Tumbang Manggu, bagaimana kesenian tersebut dibuat dan apa saja manfaat serta kegunaannya, upaya apa saja yang dilakukan oleh masyarakat Desa Tumbang Manggu untuk tetap menjaga kesenian tersebut agar tidak hilang seiring zaman. Pendekatan yang digunakan dalam penelian ini adalah kualitatif deskriftif dan metode yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi dan observasi. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa  Suku Dayak Ngaju yang ada di Desa Tumbang Manggu Kecamatan Sanaman Mantikei Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah, memiliki kesenian yang beragam. Mulai dari kesenian tari, musik, menganyam, memahat dan melukis. Seiring berkembangnya zaman dan teknologi yang semakin canggih nilai-nilai kesenian daerah mulai pudar dan perlahan hilang. Untuk mencegah hal itu terjadi masyarakat Desa Tumbang Manggu membentuk sebuah sanggar dan memperkenalkan kesenian daerah kepada pelajar yang ada di daerah tersebut, agar kesenian tidak dilupakan oleh generasi penerus dan ada hingga masa yang akan datang. Dari sanggar yg didirikan ini lah para pelajar mempelajari kesenian tari, musik, meganyam, memahat dan melukis serta memperkenalkan kepada masyarakat luas dengan cara mengikuti lomba-lomba yang ada. Kata kunci :Kesenian; Adat Istiadat Dayak; Suku Dayak Ngaju; Desa Tumbang Manggu AbstractThe Ngaju Dayak tribe has a wealth of art. A characteristic found in the Ngaju Dayak culture is the ability to absorb culture from outside. In fact, the process of cultural integration and assimilation is carried out in such a way that it cannot be denied that there are also groups of Ngaju Dayak people who have left their own culture.This study aims to find out the various arts found in Tumbang Manggu Village, how the art is made and what are the benefits and uses, what efforts are made by the people of Tumbang Manggu Village to keep the art from being lost over time. The approach used in this research is descriptive qualitative and the methods used are interviews, documentation and observation. The results of this study indicate that the Ngaju Dayak tribe in Tumbang Manggu Village, Sanaman Mantikei District, Katingan Regency, Central Kalimantan, has a variety of arts. Starting from the arts of dance, music, weaving, sculpting and painting. Along with the development of the times and increasingly sophisticated technology, the values of regional art began to fade and slowly disappear. To prevent this from happening, the people of Tumbang Manggu Village formed a studio and introduced local arts to students in the area, so that the arts were not forgotten by the next generation and existed for the future. From the studio that was established, the students learned the arts of dance, music, weaving, sculpting and painting and introduced them to the wider community by participating in existing competitions.Keywords: Art; Dayak Customs; Ngaju Dayak Tribe; Fallen Manggu Village
Intergroup Relation-Based Conflict Resolution Patterns to Junior High School Students Saefulloh, Ahmad; Karliani, Eli; Triyani, Triyani; Gunawan, Vincentius Abdi
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol 54, No 2 (2021): JULY 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.897 KB) | DOI: 10.23887/jpp.v54i2.35781

Abstract

Conflicts between junior high school students cannot be underestimated or left unchecked so that it drags on and causes ongoing conflicts if a settlement pattern and root cause are not found immediately. This study aims to analyze the pattern of intergroup relation-based conflict resolution carried out by junior high school students. This article is the result of research conducted using the development (R&D) method with the stages of needs analysis, development, and testing. The data collection method was carried out by distributing questionnaires to public junior high schools randomly consisting of 799 respondents, namely 329 male and 470 female. Data processing is done by grouping student answers based on research indicators in order to obtain a conflict resolution model used by students. The results showed that the pattern of intergroup relation-based conflict resolution carried out by junior high school students and equivalent in solving problems, students were more dominant in choosing how to communicate, either through cellphones or meeting in person to discuss the root causes of the problems that occurred then reconciled by apologizing to each other, do not do violence, avoid emotions, say rude, high-pitched, to avoid fights. As for students who use violence in an effort to solve problems, it will occur if one of their friends shows opposition and resistance, has a high-pitched tone to speak harshly so that it ignites excessive emotions and causes fights.
Desain Fitur Aplikasi E-Learning Penunjang Pembelajaran Berbasis Android Gunawan, Vincentius Abdi; Karliani, Eli; Triyani, Triyani; Saefulloh, Ahmad; Putra, Leonardus Sandy Ade
JEPIN (Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika) Vol 7, No 3 (2021): Volume 7 No 3
Publisher : Program Studi Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jp.v7i3.49226

Abstract

Pada masa pandemi saat ini, pembelajaran jarak jauh atau daring merupakan metode pembelajaran yang wajib dilakukan oleh penyelenggara pendidikan di Indonesia. Saat ini pembelajaran daring masih memiliki kekurangan dalam terbatasnya waktu tatap muka sehingga berdampak pada kurang optimalnya proses belajar mengajar. Hal ini berdampak bagi siswa yang perlu melakukan pembelajaran secara mandiri dengan bantuan aplikasi pembelajaran yang saat ini banyak tersedia. Sering kali siswa menjumpai aplikasi pembelajaran yang memiliki fitur kurang lengkap atau aplikasi yang mengharuskan untuk melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum digunakan. Dari masalah tersebut, perlu adanya media pembelajaran yang dapat mengakomodir seluruh keperluan siswa dalam peningkatan pemahaman materi pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menampilkan desain aplikasi pembelajaran berbasis android. Desain yang ditampilkan mulai dari desain setiap fitur hingga pada desain perancangan sistem. Fitur yang disediakan pada penelitian berkelanjutan antara lain, fitur informasi, fitur materi dengan penjelasan materi dari guru melalui rekaman suara, fitur evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa dan fitur video sebagai penunjang penyampain materi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa siswa memiliki daya tarik terhadap fitur dan tampilan desain aplikasi yang dirancang dan memungkinkan siswa dapat meningkatkan kemampuan akademis dalam proses pembelajaran mandiri.
Penguatan Nilai Sosial Spiritual Melalui Poster Bagi Masyarakat Yang Terdampak Covid-19 di Kota Palangka Raya Eli Karliani; Maryam Mustika; Triyani Triyani; Yuyuk Tardimanto
ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 4 No 1 (2022): Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdi.v4i1.205

Abstract

This service activity was carried out in Menteng Palangka Raya Village for 4 months, starting from July to October with the following activity stages: 1). Observing the location and target of service to analyze target needs, namely in the Menteng Palangka Raya village, especially at the Covid-19 Isolation Center Hajj Dormitory Kel. Menteng; 2). Conducting FGDs with religious leaders (Islam, Christianity, Hinduism, Confucianism, Buddhism), and partners to analyze socio-spiritual values; 3). Making poster designs in accordance with social and spiritual values; 4). FGD design Social spiritual value poster with team and partners; 5. Carry out the service with an explanation of the poster to the Isolation Patient in the hajj dormitory, Menteng sub-district; 6). Conduct evaluation and reflection. The result of the service that has been carried out is the strengthening of spiritual social values that have been carried out for communities affected by COVID-19 in Menteng Village, namely through the installation of posters of spiritual social values installed in each self-isolation room and social media (Whatsapp Group of Covid-19 Patients), Facebook, Instagram with the aim of providing psychological reinforcement to patients affected by COVID-19 and strengthening the trust and optimism of all religious communities psychologically to recover for people who are isolating in that place and also posters in the form of banners aimed at the people of the city of Palangka Raya. The findings obtained from the results of the activity evaluation survey for Covid-19 patients in Menteng Village, Palangka Raya City, people who read the posters feel confident in God to recover, have concern for other patients to get well together, and have more faith in God Almighty by worshiping God. God, they are calmer and confident psychologically healed. Although there is an evaluation result that patients want that when they are isolated they are very worried about the family left at home.
Intergroup Relation-Based Conflict Resolution Patterns to Junior High School Students Ahmad Saefulloh; Eli Karliani; Triyani Triyani; Vincentius Abdi Gunawan
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol 54 No 2 (2021): July
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.897 KB) | DOI: 10.23887/jpp.v54i2.35781

Abstract

Conflicts between junior high school students cannot be underestimated or left unchecked so that it drags on and causes ongoing conflicts if a settlement pattern and root cause are not found immediately. This study aims to analyze the pattern of intergroup relation-based conflict resolution carried out by junior high school students. This article is the result of research conducted using the development (R&D) method with the stages of needs analysis, development, and testing. The data collection method was carried out by distributing questionnaires to public junior high schools randomly consisting of 799 respondents, namely 329 male and 470 female. Data processing is done by grouping student answers based on research indicators in order to obtain a conflict resolution model used by students. The results showed that the pattern of intergroup relation-based conflict resolution carried out by junior high school students and equivalent in solving problems, students were more dominant in choosing how to communicate, either through cellphones or meeting in person to discuss the root causes of the problems that occurred then reconciled by apologizing to each other, do not do violence, avoid emotions, say rude, high-pitched, to avoid fights. As for students who use violence in an effort to solve problems, it will occur if one of their friends shows opposition and resistance, has a high-pitched tone to speak harshly so that it ignites excessive emotions and causes fights.