Claim Missing Document
Check
Articles

KAJIAN TERAPAN TEKNOLOGI UAV DAN SIG DALAM PEMBUATAN PETA DESA SKALA 1:1000 UNTUK WILAYAH RW-04 KELURAHAN TEMBALANG TAHUN 2017 Naryoko Naryoko; Yudo Prasetyo; Arief Laila Nugraha
Jurnal Geodesi UNDIP Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.625 KB)

Abstract

Pemetaan desa dilakukan sebagai implementasi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial dan Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Di definisikan bahwa Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pengelolaan potensi desa yang meliputi alam, sosial dan ekonomi sangatlah penting bagi pembangunan desa. Maka dari itu menggunakan UAV dan aplikasi SIG di sini ditujukan sebagai alat untuk melaksanakan proses pembuatan, perencanaan dan validasi data peta. Pemetaan menggunakan UAV dan aplikasi SIG tergolong sebagai pengukuran secara fotogrametris dimana pengukuran ini memanfaatkan foto udara untuk pengambilan datanya. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan peta yang akurat dan mempunyai ketelitian yang tinggi (orthometrik) yang dapat digunakan acuan dalam proses pembangunan. Informasi perencanaan pembangunan, perencanaan tata ruang, perencanaan investasi dan bisnis perekonomian, sangatlah membantu untuk perkembangan desa. maka pemetaan desa menggunakan UAV sangat tepat untuk dilakukan.
KAJIAN PEMETAAN KERENTANAN BANJIR ROB DI KABUPATEN PEKALONGAN Rida Hilyati Sauda; Arief Laila Nugraha; Hani'ah Hani'ah
Jurnal Geodesi UNDIP Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.406 KB)

Abstract

Kabupaten Pekalongan sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang berada di wilayah pesisir dengan topografi yang landai merupakan kawasan yang sangat rawan terhadap kenaikan air laut. Kondisi ini tentu saja berbeda jika dibandingkan dengan topografi di pantai selatan Jawa yang relatif lebih curam. Beberapa ahli mengatakan bahwa kondisi geografis Kabupaten Pekalongan memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap pemanasan global. Tingginya nilai kerentanan itu tidak terlepas dari kondisi geomorfologi Pekalongan yang berupa pantai berpasir dan erosi pantai. Karena kondisi tersebut menyebabkan Kabupaten Pekalongan menjadi salah satu wilayah yang terkena bencana banjir rob. Pada bulan Mei 2018, Kabupaten Pekalongan mengalami banjir rob yang tingginya mencapai 100 cm, sedangkan di jalan-jalan desa terendam banjir rob dengan ketinggian 40 cm. Kerentanan adalah suatu kondisi dari suatu komunitas atau masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bencana. Acuan yang digunakan dalam penilaian dan pembobotannya adalah Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum pengkajian Risiko. Dalam melakukan analisis kerentanan suatu wilayah, komponen kerentanan dibagi menjadi 4 aspek yaitu kerentanan sosial, kerentanan ekonomi, kerentanan fisik dan kerentanan lingkungan. Wilayah yang terancam bencana banjir rob didapatkan dari pemodelan genangan banjir rob dengan membandingkan nilai HHWL yang dihasilkan dari perhitungan data pasang surut air laut perairan Tegal pada tahun 2016 selama 1 tahun yaitu sebesar 1,015 meter dengan data ketinggian pesisir Kabupaten Pekalongan yang didapatkan dari data DEM TerraSAR. Hasil dari penelitian ini diperoleh Peta Ancaman Banjir Rob dan Peta Kerentanan Banjir Rob. Pada peta ancaman menunjukkan banyaknya desa di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2018 yang terkena dampak banjir rob ada 10 desa yang berada di 3 kecamatan. Berdasarkan hasil dan analisis kerentanan banjir rob terdapat 3 desa berada di tingkat kerentanan rendah yaitu Desa Depok, Desa Blancanan, dan Desa Semut; dan 7 desa berada di tingkat kerentanan tinggi yaitu Desa Jeruksari, Desa Mulyorejo, Desa Tratebang, Desa Wonokerto Kulon, Desa Api-api, Desa Pecakaran, dan Desa Tegaldowo.
DETEKSI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINEAR SPECTRAL MIXTURE ANALYSIS PADA CITRA LANDSAT 7 TAHUN 2002 DAN CITRA LANDSAT 8 TAHUN 2013 (Studi Kasus:Klaten, Jawa Tengah) Raditya Wahyu Utomo; Bandi Sasmito; arief Laila Nugraha
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.781 KB)

Abstract

ABSTRAK Tutupan lahan memiliki informasi yang sangat penting dan signifikan dalam pembuatan suatu informasi secara tematik, yang akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam  pengambilan suatu keputusan secara berlanjut. Dalam hal ini penginderaan jauh dapat digunakan untuk memperoleh informasi tersebut. Informasi tentang tutupan lahan dapat diperoleh secara baik, dari nilai piksel masing-masing obyek.Namun dalam kenyataanya sering didapati adanya piksel campuran, dengan menggunakan metode Linear Spectral Mixture Analysis dapat diperoleh informasi hingga tingkat subpiksel. Piksel campuran yang ada dapat diatasi menggunakan metode pemisahan linier dengan menggunakan data Citra Landsat 7 ETM+ dan Citra Landsat 8. Sehingga dapat dilakukan klasifikasi dan penentuan piksel murni masing-masing tutupan lahan.Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah fraksi endmember tutupan lahan dan luas tiap masing-masing tutupan lahan. Dimana dapat dideteksi perubahan peningkatan luas tutupan lahan rawa sebesar 12,870 Ha, pemukiman sebesar 16.324,167 Ha dan sawah irigasi sebesar 9.687,786 Ha. Sedangkan penurunan luas terjadi pada tutupan lahan kebun sebesar 5.246,172 Ha, tegalan sebesar 15.260,363 Ha dan sawah tadah hujan sebesar 5.518,290.Kata Kunci :Endmember, Linear Spectral Mixture Analysis, Tutupan lahan  ABSTRACT Land cover has significant and important information for making thematic information, which will serve as a material consideration in making a decision. In this remote sensing can be used to obtain the information. Land cover information can be obtained,  from each pixel value object.But in fact often there was pixels a mixture, by using the method linear spectral mixture analysis can be obtained information untill the level of subpixels. The mixing pixel can be overcome using linear separation method by using a data image of Landsat 7 ETM + and Landsat Imagery 8. So that it can be done pure pixel determination and classification of each land cover.The results from this research is endmember fraction of land cover and area of each land cover respectively. Where detectable changes in land cover a broad increase in the swamp of 12,870 Ha, settlement of 16.324 .167 Ha irrigated rice paddiesand amounted to 11,099,786 Ha. While the broad decline occurred in land coverage of the gardens of 5,393,172 Ha, moor of 15.260 206,439 Ha of rice field and rainwater of 5.518 3,945.Keywords :Endmember, Land Cover, Linear Spectral Mixture Analysis  *) Penulis, Penanggung jawab
APLIKASI PETA INTERAKTIF KABUPATEN BANYUMAS BERBASIS FLASH SEBAGAI MEDIA PROMOSI PARIWISATA Kindy Ibrahim Hari; Arief Laila Nugraha; Moehammad Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.164 KB)

Abstract

ABSTRAKPariwisata Kabupaten Banyumas merupakan salah satu potensi wisata di Indonesia yang perlu lebih diperkenalkan. Kabupaten Banyumas yang beriklim tropis basah memiliki banyak potensi wisata terutama dalam wisata alam dengan keindahan alam sebagai daya tariknya.Dengan hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan serta pendapatan daerah. Oleh karena itu dibutuhkan media promosi yang dapat menimbulkan minat wisatawan lokal maupun asing untuk mengunjungi pariwisata di Kabupaten Banyumas.Melalui survei lapangan dengan menggunakan GPS handheld, peta jaringan jalan serta data atribut objek wisata, maka dihasilkan peta sebaran objek wisata Kabupaten Banyumas. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini akan dibangun sebuah aplikasi peta interaktif berbasis flash,dengan menggunakan Adobe Flash untuk merancang desain dan tampilan aplikasi, serta bahasa pemrograman action script 2.0. Pemilihan peta flash mengingat dengan kemajuan teknologi yang semakin modern serta penggunaan media promosi yang unik dan menarik, maka kebutuhan peta digital meningkat, serta dengan tampilan yang dapat dibuat menarik, informatif, dan mudah digunakan.Aplikasi peta interaktif berbasis flash sebagai media promosi pariwisata Kabupaten Banyumas diharapkan dapat membantu wisatawan dalam mendapatkan informasi mengenai sebaran lokasi wisata di Kabupaten Banyumas, sehingga wisata di Kabupaten Banyumas menjadi salah satu tujuan utama bagi para calon wisatawan.Kata Kunci: Banyumas, Flash, Pariwisata dan Peta Interaktif ABSTRACTBanyumas tourism is one of the tourism potential in Indonesia that needs to be introduced. Banyumas wet tropical climate has a lot of tourism potential, especially in nature with the beauty of nature as attractiveness. It is expected to increase the number of tourists as well as local revenue. Therefore, it needs a media campaign that could lead to local and foreign tourists to visit the tourism in Banyumas. Through field surveys using GPS handheld, a road network map and attractions attribute data, then the resulting distribution map tourism of Banyumas. Based on this, so in this study will be designed a flash-based interactive map application, using Adobe Flash CS 6 to build the design and interface of applications, as well as the Action Script 2.0 for programming language. Flash recall election map with increasingly modern technological advances and the use of media promotion of the unique and interesting, the need for increased digital maps, as well as the appearance can be made attractive, informative and easy to use. Flash-based interactive map application as a medium to promote Banyumas Tourism is expected to help tourists in getting information on the distribution of tourist sites in Banyumas, so the tour in Banyumas has became one of the main goals for potential tourists.Keywords : Banyumas,  Flash, Interactive Map and Tourism  *) Penulis, Penanggungjawab
KAJIAN PEMETAAN KERENTANAN BENCANA GUNUNG SLAMET Fajri Ramadhan; Arief Laila Nugraha; Bambang Sudarsono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1257.199 KB)

Abstract

ABSTRAKErupsi gunung api dapat menghasilkan sejumlah bencana, seperti aliran lava, jatuhnya piroklastik, awan panas, serta kejadian erupsi gunung api yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Oleh karena itu mitigasi bencana diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi dampak dari bencana erupsi gunung api. Salah satunya adalah dengan melakukan kajian terhadap bencana letusan gunung api. Kajian yang dilakukan adalah kajian terhadap prediksi aliran lava dan kajian terhadap kerentanan di wilayah Gunung Slamet.Prediksi aliran lava dibuat dengan menggunakan data DEM. Klasifikasi tutupan lahan dibuat dengan menggunakan citra Sentinel 2-A. Hasil dari prediksi aliran lava dan klasifikasi tutupan lahan dilakukan proses overlay untuk mendapatkan area lahan yang terkena akibat prediksi aliran lava. Kerentanan yang digunakan adalah kerentanan fisik. Aturan yang digunakan untuk skoring dan pembobotan berdasarkan Perka BNPB Nomor 12 tahun 2012.Prediksi aliran lava dibuat dengan menggunakan processing toolbox TauDEM (Terrain Analysis Using Digital Elevation Model) pada software QGIS. Area yang paling luas terkena dampak aliran lava adalah hutan dengan rincian berdasarkan masing-masing aliran, aliran lava 25 meter terkena seluas 501,91 hektar dengan persentase 62,10 %, aliran lava 50 meter terkena seluas 483,92 hektar dengan persentase 64,42 %, aliran lava 75 meter terkena seluas 465,93 hektar dengan persentase 66,51 %. Dari hasil analisis tingkat kerentanan fisik maka dihasilkan tiga tingkat kerentanan. Kerentanan tinggi sebesar 817,34 hektar dengan persentase 4,06 %, kerentanan sedang sebesar 7,44 hektar dengan persentase 0,04 %, kerentanan rendah sebesar 19.281,41 hektar dengan persentase 95,90 %.
ANALISIS PERSEBARAN DAN KEBUTUHAN TEMPAT IBADAH BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK BERBASIS SIG (Studi Kasus: 4 Kelurahan di Kecamatan Banyumanik) NOVAYA NURUL BASYIROH; Moehammad Awaluddin; Arief Laila Nugraha
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (948.424 KB)

Abstract

Tempat ibadah merupakan sarana keagamaan yang penting bagi pemeluk agama di suatu tempat. Dengan begitu kebutuhan akan informasi tempat ibadah tentu sangat diperlukan oleh masyarakat. Hal ini berlaku juga untuk mengetahui persebaran dan kebutuhan tempat ibadah di Kota Semarang khususnya Kecamatan Banyumanik.Penelitian ini memanfaatkan data koordinat yang didapat dari survei lapangan dengan menggunakan GPS handheld, dan data jumlah tempat ibadah dari Badan Pusat Statistik. Langkah selanjutnya membuat peta persebaran lokasi tempat ibadah dengan menggunakan software SIG yaitu ArcGIS. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan buffering. Buffering dengan radius 300m untuk menganalisis angkauan pengeras masjid. Kemudian, buffering berdasarkan tempat ibadah berdasarkan kapasitas tempat ibadah terhadap jumlah pemeluk agama.Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Semarang, terdapat 57 titik tempat ibadah di  4 kelurahan di Kecamatan Banyumanik, namun dalam hasil observasi yang  dilakukan pada 4 kelurahan terdapat 61 titik tempat ibadah. Pada buffer pengeras suara masjid yang dilakukan dengan radius 300m di 4 kelurahan area yang tidak terbuffer seluas 1307348,397m2 dari keseluruhan luas 4 kelurahan 7546383,690 m2. Jangkauan  tempat ibadah di kelurahan padangsari yaitu masjid 90,4364 Ha, Gereja kristen 72,6735 Ha, Gereja Katholik 43,0705 Ha. Tempat ibadah di kelurahan srondol Wetan memiliki jangkauan masjid 175,0284 Ha, Gereja Kristen 106,4047. Tempat ibadah di Kelurahan Pedalangan memiliki jangkauan masjid 144,7114 Ha, Gereja Kristen 80, 9681Ha dan Gereja Katholik 34,5035 Ha. Sedangkan jangkauan tempat ibadah di kelurahan Sumurboto masjid 130,4098, Gereja Kristen 152,4710 Ha.
PEMETAAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI KOTA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE CLUSTER ANALYSIS (STUDI KASUS : KECAMATAN BANYUMANIK DAN TEMBALANG) ARGNES DIONANDA RESZA PRADIPTA; Moehammad Awaluddin; Arief Laila Nugraha
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.464 KB)

Abstract

Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu permasalahan di kota besar di Indonesia. Sulit untuk mengetahui daerah yang memiliki tingkat kerawanan kecelakaan lalu lintas tinggi, karena kecelakaan lalu lintas bisa terjadi di tempat dan waktu yang berbeda. Untuk mengatasi masalah kecelakaan lalu lintas, dibutuhkan upaya pencegahaan maupun penanganan. Pada penelitian ini akan dibuat suatu analisis terhadap daerah rawan kecelakaan di Kota Semarang dengan Sistem Informasi Geografis. Metode yang digunakan untuk memetakan daerah rawan kecelakaan adalah Cluster Analsysis menggunakan Algoritma K-Means dan Fuzzy C-Means. Dalam metode K-Means, tingkat kemiripan anggota diukur dengan kedekatan objek terhadap nilai rata-rata pada cluster. Sedangkan dalam Fuzzy C-Means, pengklasteran data ditentukan oleh tingkat derajat keanggotaan. Hasil pengelompokkan cluster dari kedua algoritma tersebut ditumpang susunkan , kemudian divisualisasikan dengan perangkat lunak SIG. Dari penelitian ini didapatkan 249 kejadian kecelakaan yang tersebar di 33 ruas jalan Kecamatan Banyumanik dan Tembalang. Tingkat kerawanan kecelakaan lalu lintas paling tinggi untuk Kecamatan Banyumanik berada di ruas jalan Perintis Kemerdekaan, sedangkan Kecamatan Tembalang berada di ruas jalan Kedungmundu Raya. Dari Fuzzy C-Means Clustering dihasilkan 10 segmen jalan kategori rawan dan 18 segmen jalan kategori cukup rawan dengan tingkat kesesuaian sebesar 69,697%, dan dari K-Means Clustering dihasilkan 39 titik pusat rawan kecelakaan dengan rata-rata jarak titik kejadian kecelakaan ke titik pusat cluster sebesar 51,539 meter.
STUDI PERUBAHAN NILAI TANAH DAN PENGGUNAAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN GENANGAN BANJIR ROB DI KECAMATAN SEMARANG UTARA Fanni Kurniawan; Arief Laila Nugraha; Moehammad Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (928.153 KB)

Abstract

North Semarang sub-district has a topography with a slope of 0-2%. The lower area of sea surface will be flooded if the sea surface keep increase with landsubsidence, and also caused by optimallyzation landuse around the coastal area.This research using some secondary data. From the process of merging spotheight with the landsubsidence value every year and then classified by the highest tides, the average of sea level and the lowest tides so obtained the form of tidal inudation area. The fix tidal inudation area model will be overlay with the map of landuse and the land value of North Semarang sub-district. The method used is analysis data based on Geographic Information System with seeing the real condition of the field.The research result shows that the safe area has decrease by 35,5 acres within a period of 7 years. It caused by land use changes such as increase of industry area by 45,3 acres within a period of 5 years. The selling price of land in subcript tidal inudation area such as Tanjung Mas village has increased by Rp. 28.000,00 with AD ground code within a period of 5 years whereas the safe area with AD ground code such as Plombokan village has increased by Rp. 559.000,00 within a period of 5 years.Keywords : tidal inundation, land value, Geographic Information System, landuse
ANALISIS KESESUAIAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA MAGELANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Kevin Dio Maldini; Arief Laila Nugraha; Hana Sugiastu Firdaus
Jurnal Geodesi UNDIP Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.029 KB)

Abstract

Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang atau mengelompok, tempat tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Ketersediaan Ruang terbuka hijau di suatu wilayah dapat berfungsi sebagai paru-paru kota, untuk membuat perkotaan tetap indah dan tidak penuh dengan polusi udara. Setiap wilayah kota harus menyediakan RTH sebesar 30% dari luas wilayah, dimana 20% RTH publik dan 10% RTH privat.Pemetaan RTH diperlukan untuk mengetahui ketersediaan RTH pada suatu kota. Pada penelitian ini klasifikasi RTH publik Kota Magelang terdiri dari makam, hutan kota, jalur hijau jalan, sempadan sungai, jalur hijau listrik dan taman. Klasifikasi RTH privat Kota Magelang terdiri kebun dan pekarangan. Penelitian ini mengunakan citra Quickbird 2016 untuk mengetahui sebaran dan luasan RTH dengan interpretasi visual dan digitasi. Kemudian dilakukan topologi pada hasil digitasi dan validasi lapangan untuk melihat kesesuaian hasil digitasi terhadap kondisi di  lapangan. Proses tersebut menghasilkan peta RTH Kota Magelang dan dilakukan analisis terhadap Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 dan analisis terhadap RTRW Kota Magelang. Berdasarkan pengolahan citra resolusi tinggi, luasan RTH Kota Magelang sebesar 30,91 % yang terdiri dari RTH Publik sebesar 11,99 % dan RTH privat sebesar  18,93 %. Ketersediaan RTH klasifikasi taman Kota Magelang secara keseluruhan memenuhi luas minimal unit taman tiap kecamatan. Kesesuaian RTH Kota Magelang antara hasil digitasi dengan RTH pada RTRW yang sesuai sebesar 1.778.888,45 m2 dan tidak sesuai sebesar 4.097.082,44 m2.
KAJIAN SEBARAN DAN POTENSI MINIMARKET BERBASIS SIG ( Studi Kasus : Kota Semarang ) Febrian Pramana Putra; Moehammad Awaluddin; arief Laila Nugraha
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (947.961 KB)

Abstract

AbstrakPertumbuhan minimarket kini semakin tak terkendali, begitu banyak gerai toko minimarket baru yang dibuka pada tiap tahunnya. Banyak pemerintah kabupaten / kota cenderung mengobral ijin pendirian minimarket yang kini menjamur di pelosok desa. Walaupun Kota Semarang sudah memiliki peraturan daerah yang mengatur tentang pasar modern, namun pelaksanaannya masih membutuhkan pengawasan baik dari masyarakat sendiri. Pengawasan dilakukan untuk mendukung peraturan yang dilakukan oleh pemerintah Kota Semarang.Pada penelitian ini memanfaatkan data koordinat yang didapat dari survey lapangan dengan menggunakan GPS handheld. Langkah selanjutnya adalah membuat peta persebaran minimarket dengan menggunakan software SIG. Sedangkan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah buffer dan clip.Penelitian tugas akhir ini menghasilkan sebuah peta persebaran minimarket yang mengacu pada peraturan pemerintah Kota Semarang, yang diharapkan dapat membantu pemerintah Kota Semarang dalam mengontrol pertumbuhan minimarket dan dapat menjadi pertimbangan pemerintah Kota Semarang dalam  memberikan ijin terhadap pembangunan minimarket baru.. Kata Kunci : Minimarket, Buffer, GPS, SIG AbstractNowadays, the growth of minimarket is going to uncontrolled. There are many new outlet stores build every year. Many regency governments tend to ease construction license which are at present scattered until rustic villages. Even though, Semarang city has owned local regulation that control about modern market, nevertheless, it still needs people’s good control for the implementation. The supervision is used to support the regulation that did by Semarang’s City Government.This research is use coordinate data that collected from field survey by using handheld GPS. Next step is draw minimarket spread map applied by GIS software. Whereas, the method that used in this research is buffer and clip.The Final research task’s result is a minimarket’s spread map that appropriate with local regulation of Semarang city, in which hopefully could accommodate Semarang’s government to control the growth of the minimarket. Moreover, it could be a consideration to Semarang’s government to provide the license for builds new minimarket. Key words : Minimarket, Buffer, GPS, SIG
Co-Authors Abdi Sukmono Abdi Sukmono, Abdi Adhelina Rinta Iswari Adi Nur Ikhsan Aditya Dharmawan Afriyanto Afriyanto Afriyanto Afriyanto Agung Setiawan Ahmad Daniyal Ahmad Shofiyul Huda Alfien Rahmenda Amalia Permata Dewi, Amalia Permata Anang Ikhwandito Andini Riski Oktaviani Andri Suprayogi Anisa Rachmawati, Anisa Annisaa Cahyaningsih Ar Rafi, Naufal Hisyam Arco Triady Ujung Arga Fondra Oksaping ARGNES DIONANDA RESZA PRADIPTA Arkham, Ivan Fandilla Aulia Arkham Arliandy Pratama Arwan Putra Wijaya Avianta Anggoro Santoso Awwaluddin, Moehammad Ayu Sulistyaningtyas, Sekar Bambang Darmo Yuwono Bambang Darmo Yuwono Bambang Sudarsono Bambang Sudarsono Bandi Sasmito Bashit, Nurhadi Bondan Arum Kusumahati Briandana Januar Aji Gunadi Brinton Patuan Sitorus Cahya Wisuda Hukama Chairunisa Afnidya Nanda Dede Handoko DEDI SETYAWAN Dewi Shinta Septifany Dhuha Ginanjar Bayuaji Dian Triandini Nurcahyo Diqja Yudho Nugroho Dyah Widyaningrum Elceria Susanti Extiana, Kiky Fadhilla Shara Denafiar Fajri Ramadhan Fanni Kurniawan Fauzi Janu Amarrohman, Fauzi Janu Fauzi Janu Ammarohman Febrian Pramana Putra Fida Wulan Istiaji Fina Faizana Frizani, Defanny Elsa Ghinaa Rahda Kurnila Habib Azka Ramadhani Hadi Winoto Hadi, Firman Hana Sugiastu Firdaus Hana Sugiastu Firdaus, Hana Sugiastu Handoko Dwi Julian Hani'ah . Haniah Haniah Hani’ah Hani’ah Hanifudin, Faiz HARDIAN ASTIANINGRUM Hartomo Haryo Kuncoro Hayuningsih, Dwi Mastuti Hilman Djalu Sadewo Hutagalung, Christovel Mangaratua Ibrohim Shiddiq Ika Rahayu Wulansari Imam Mudita Inessia Umi Putri INNEKE ASTRID PITALOKA Irfan Tri Anggoro Izzudin Al Qossam Jalu Tejo Nugroho, Jalu Tejo Johan Wisma Anggoro Kemas Abdul Fatah Kevin Dio Maldini Khofifatul Azizah Kindy Ibrahim Hari L M Sabri Laode M Sabri Latifah Rahmadany Lingga Hascarya Prabandaru Lolita, Diaz Amel LUKMAN MAULANA ABDILLAH LUTHFI RAHMANDHANI Maharani, Raden Roro Kingkin Meiska Firstiara Maudi Mia Anggorowati Karomah Mochammad Imron Awalludin Moehammad Awaluddin Moehammad Awwaluddin Mohammad Faiz Ilhami Muhammad Adnan Yusuf, Muhammad Adnan Muhammad Agam Cakra Donya Muhammad Bagus Salim Muhammad Hanif Abdurrahman Muhammad Sandhi Lazuardi Mustaqim, Alfiyan Nanda Dewi Arumsari Naryoko Naryoko Nastiti Asrining Hartri Naufal Humam Manshur Nella Wakhidatus Nella Wakhidatus Sholekhah Nisrina Niwar Hisanah NOVAYA NURUL BASYIROH Nugrahanto, Prasetyo Odi Nur Fajar Nafiah Nurhadi Bashit Nurmalasari, Cici Nurrahmawati Nurrahmawati Nyoman Winda Novitasari Olivia Sinaga Pardjono, P. Pradipta, Carlo Purba, Agantry Putri Auliya Qoaruddin Qomaruddin Rachmawati, Ekha Raditya Wahyu Utomo Rahmat Randy Valdika Ramadhan Susilo Utomo Resi Diansismita Resti Winda Ratriana Rida Hilyati Sauda Ridwan Ageng Ashari Rifqi Najib Muzaka Rintyas Chandra Irawan Rizqi Umi Rahmawati Rizqie Anarullah, Rizqie Rochim, Vianka - Rofi'i, Nur Izha Jannah Rosika Dyah Pratiwi Rr. Yossia Herlin A. Sabda Lestari Sabri, L.M Sabri, L.M. Safira Devi Kirana Sandy Yudistira Mahardika, Sandy Yudistira sari, Cici Nurmalasa Sartika Sartika Sawitri Subiyanto Sendy Brammadi Septiningdiah, Dara Jati Setiaji, Krisna Shindy Mariska Zulkarnain Siti Haeriah Stella Purnomo Sutomo Kahar Sutomo Kahar Syarifah Mayda Az Zahrotun Nisa Taufik Eka Ramadhan, Taufik Eka Tiara Toyyibatul Arofah Tistariawan, Adji Chandra Tri Adi Hermawan Tri Afiebbawa Exactanaya Tristianti, Nova Ulya Novita Sari Uman Kertanegara Vinsensia Hutagaol Viona Yashinta Viradhea Gita R. L. Wahyu Adi Yuliyanto Wakhidatus, Nella Wibisana, Alyawan Satrio Wildan Ryan Irfana Wisnu Wahyu Wijonarko Wiwik Levitasari Yanies Meiyanti Yesi Monika Manik Yoga Kencana Nugraha Yolanda Margaretha Mulder Yose Rinaldy N Yovi Adyuta Isdiantoro Yudo Prasetyo Yuliansyah Rachman Nur Rizky Zuraidha, Riza Nur