Claim Missing Document
Check
Articles

REDESAIN TATA LETAK PRODUK DI SUPERMARKET BERDASARKAN PERILAKU PEMBELIAN DENGAN METODE MARKET BASKET ANALYSIS Purwaningsih, Ratna; Widharto, Yusuf; Susanto, Novie; Utami, Listyorini Tri
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Vol 15, No 3 (2020): September 2020
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.01 KB) | DOI: 10.14710/jati.15.3.196-202

Abstract

Lamanya pembeli swalayan mencari barang yang diperlukan mengurangi ketidaknyamanan. Jika jenis dan jumlah produk yang dicari cukup banyak dan  letak produk - produk yang dibeli berjauhan, maka  waktu di dalam ruang belanja akan semakin lama. Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan penataan produk produk yang dijual di swalayan  dengan  mempertimbangkan perilaku konsumen yaitu kelompok produk yang dibeli berdasarkan data dari struk belanja. Metode yang digunakan adalah market basket analysis yang akan mengukur support factors dari kelompok produk dan menata produk yang harus didekatkan berdasarkan confident value. Hasil perhitungan Market Basket Analysis menemukan delapan pasang kelompok produk yang sebaiknya diletakkan berdekatan menurut nilai support factor. Kedekatan antar kelompok produk kemudian ditata menurut nilai confident value dan dilakukan validasi dengan mengukur nilai improvement rasio. Simulasi jarak yang harus ditempuh pengunjung setelah produk ditata sesuai dengan kelompok produk mendapatkan reduksi jarak 10 % dibanding penataan produk yang tidak mempertimbangkan kelompok produk. Abstract[Title: Redesign of Product Layout in Supermarket Based on Purchase Behavior used Market Basket Analysis Method] The length of time that self-service buyers search for the necessary item reduces inconvenience. If the types and quantities of  product are large enough and the locations of the  products are far apart, the shopping time will be longer. This study aims to simulate the arrangement of product sold in supermarkets by considering consumer behavior in purchased product groups based on data from shopping receipts. The method used is market basket analysis, which measures support factors from product groups and arranges  that must be placed close together based on confident value. The calculation results of Market Basket Analysis found eight pairs of product groups that should be placed close together according to the high support factor value. The closeness between product groups is then arranged according to the confident value and validated by measuring the value of the improvement ratio. The simulation of the distance that visitors must travel after the product is arranged according to the product group has a 10% reduction in distance compared to the product arrangement that does not consider product groups.Keywords: product arrangement, supermarket, Market Basket Analysis
KLASIFIKASI KEY PERFORMANCE INDICATORKE DALAM HUMAN RESOURCES SCORECARD (STUDI KASUS BIDANG SDM PT PLN (PERSERO) UIP KALBAGTIM) Aulia, Yussy; Purwaningsih, Ratna
Industrial Engineering Online Journal Vol 9, No 3 (2020): WISUDA PERIODE JULI TAHUN 2020
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKualitas sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat mempengaruhi kualitas dan kelangsungan bisnis perusahaan. Sumber dayatersebutterdiri dari sumber daya alam, sumber daya finansial, sumber daya ilmu pengetahun, sumber daya teknologi, dan sumber daya manusia. Dari beberapa sumber daya tersebut, sumber daya manusia adalah sumber daya terpenting karena digunakan untuk menggerakkan dan menyinergikan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, kualitas SDM diperbaiki secara berkelanjutan dengan melakukan sistem pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya denganpendekatan Human Resources Scorecard dimana visi dan misi perusahaan dijabarkan menjadi Key Performance Indicator (KPI) yang dapat diukur.KPI tersebut akan dibentuk ke dalam Human Resource Scorecard yang terdiri dari empat perspektif, yaitu financial, customer, internal business process, dan learning & growth.Penelitian ini dimulai dengan melakukan pengumpulan data dibidang Pengembangan SDM PT PLN (Persero) UIP Kalbagtim. Dari penelitian didapatkan 28 KPI dengan skor terbobot masing-masing. Hasil penelitian dari penggunan metode ini akan memberikan usulan aplikatif terhadap kinerja karyawan kedepannya.Kata kunci: AbstractThe quality of resources owned by a company can affect the quality and sustainability of the company's business. These resources consist of natural resources, financial resources, scientific knowledge resources, technological resources, and human resources. From some of these resources, human resources are the most important resource because it is used to mobilize and synergize other resources to achieve organizational goals. Therefore, the quality of human resources is continually improved by implementing a performance measurement system. Performance measurement can be done with various methods, one of which is the Human Resources Scorecard approach where the company's vision and mission are translated into measurable Key Performance Indicators (KPIs). The KPI will be formed into the Human Resource Scorecard consisting of four perspectives, namely financial, customer, internal business process, and learning & growth. This research began with data collection in the field of HR Development of PT PLN (Persero) UIP Kalbagtim. From the research, 28 KPIs were scored with each weighted score.The research results from the use of this method will provide applicative proposals for future employee performance.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) DENGAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING (Studi kasus UKM berbasis Industri Kreatif Kota Semarang) Ratna Purwaningsih; Pajar Damar Kusuma
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2015): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 6 2015
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Semarang sebagai suatu kawasan dimana terdapat aliran barang, jasa, investasi dan tenaga kerja terampil semakin mendukung perkembangan sektor UKM. Perkembangan industri kreatif yang memiliki nilai tambah tinggi terhadap harga produk perlu mendapat perhatian yang lebih besar agar semakin berkembang. UKM yang menjadi fokus adalah UKM yang berbasis industri kreatif yaitu UKM klaster batik dan UKM klaster handicraft. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi kinerja UKM di kota Semarang, (2) mengetahui hubungan keterkaitan antara faktor Eksternal, faktor Internal terhadap kinerja UKM. Metode untuk mengetahui hubungan antar faktor tersebut menggunakan partial least square-structural equation modelling (PLS-SEM) dengan software smartPLS 2.0. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa faktor internal dan eksternal  memberi pengaruh terhadap kinerja UKM. Faktor eksternal terdiri dari kebijakan pemerintah, kondisi sosial ekonomi dan budaya, peranan lembaga terkait memberi pengaruh yang signifikan pada kondisi faktor internal yang terdiri dari aspek sumber daya manusia, keuangan, teknis produksi, dan pemasaran. Pengaruh faktor eksternal terhadap kinerja UKM lebih besar dibanding faktor internal. Pada UKM berbasis industri kreatif ini faktor internal berupa teknologi memberi pengaruh kecil karena teknologi proses produksi masih sederhana, sebagaian besar proses produksi merupakan kerajinan buatan tangan. Kata Kunci : Structural Equation Modeling, faktor eksternal, faktor internal, Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
PENGEMBANGAN METODE PENILAIAN KEBERLANJUTAN (SUSTAINABILITY ASSESSMENT) KLASTER INDUSTRI PERIKANAN Ratna Purwaningsih; Haryo Santosa
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2015): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 6 2015
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beberapa wilayah pengelolaan perikanan Indonesia telah mengalami overfishing sehingga terjadi penurunan produksi perikanan tangkap dan ancaman bagi keberlanjutan klaster industri perikanan. Hal ini disebabkan oleh overinvestment bidang perikanan dan kurangnya perencanaan serta pengawasan pelaksanaan kebijakan pembangunan perikanan. Keberlanjutan klaster dapat terancam oleh faktor ekologi, ekonomi maupun sosial. Ketiga hal tersebut adalah pilar dari pembangunan berkelanjutan. Adanya indikator yang dapat menilai keberlanjutan klaster industri dapat membantu perencanaan investasi dan mengidentifikasi aspek-aspek keberlanjutan klaster yang masih lemah dan membutuhkan penguatan. Maka, perlu dikembangkan metode untuk menilai keberlanjutan klaster industri perikanan agar klaster tidak mengalami collapse. Originalitas  penelitian  adalah memandang industri perikanan sebagai klaster dengan unit pengolahan ikan sebagai inti klaster. Indikator dari FAO belum melibatkan industri pengolahan dan berbagai lembaga dalam klaster perikanan yang berperan sebagai fishing pressure. Parameter dan indikator klaster diperoleh dari studi lapangan dan studi pustaka. Penelitian ini menghasilkan daftar indikator dan parameternya untuk mengukur keberlanjutan klaster industri perikanan. Hasil lainnya adalah metode untuk pengolahan data dan representasi data secara komunikatif. Kata kunci: klaster industri perikanan, penilaian keberlanjutan, ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan
ANALISIS NILAI TAMBAH PRODUK PERIKANAN LEMURU PELABUHAN MUNCAR BANYUWANGI Ratna Purwaningsih
Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol. 14, No. 1, Juni 2015
Publisher : Department of Industrial Engineering Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jiti.v14i1.620

Abstract

Lemuru fisheries in Bali strait, Muncar, Banyuwangi has strategic role for fish canning industries. Sardinella lemuru has low economic value as fresh fish but high as fish canning. Fisheres production system must be viewed as a whole value added system, starting from landing site at fisheries port to fish processing industries and distributed to the consumers. Lemuru from Muncar fishery port are distributed to canning industries, cold storage, flour and fish oil industries. This research aims to (1) describe fish distribution pattern from landing site to industries, (2) determine fish processing cost in industries, (3) determine the economic added value of lemuru as various products. Data collection method are interview with fisher and industries, direct observation and secondary data from research report and scientific publication. Cost in fish processing industries is classified as investment cost, operating cost and overhead cost. The totalcost will becompared to the product price, from which the differenceis theadded value.  Value-added creation also considers the conversion rate between fresh fish products into finished products. Research  shows that, among the fish processing industries under consideration, canning industry has highest added value in the amount of USD 3.5 million/ton of finished product. For the canning industry, every 1 ton of fish can equal be converted to 1,5 ton of canned fish products. Flour and fish oil industry, in the meantime, generates added value of Rp 2.3million/ton. Finally, cold storage industry has lowest added value of 1.8 million/ton of product. Cold storage industry produces frozen fish and has a function for storing fish production in the harvest season.
ANALISIS DAN MITIGASI RISIKO SUPPLY CHAIN PADA PENGADAAN MATERIAL PRODUKSI DENGAN MODEL HOUSE OF RISK (HOR) PADA PT. TOBA PULP LESTARI TBK, PORSEA, SUMATRA UTARA Ratna - Purwaningsih; Christine Nauli Ibrahim; Novie Susanto
MIX: JURNAL ILMIAH MANAJEMEN Vol 11, No 1 (2021): MIX : Jurnal Ilmiah Manajemen
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/mix.2021.v11i1.005

Abstract

Pada PT. Toba Pulp Lestari terdapat serangkaian proses rantai pasok yang memiliki risiko yang dapat mengakibatkan  kerugian terhadap perusahaan. Serangkaian proses rantai pasok tersebut dapat diidentifikasi dengan diagram proses pengadaan material yang melibatkan beberapa stakeholder seperti buyer, marketing, PPIC, purchasing, produksi, dan warehouse. Fokus penelitian ini adalah mengidentifikasi resiko operasional pada pengadaan material produksi dan mengidentifikasi alternative upaya menangani risiko. Metode yang digunakan adalah house of risk (HOR) terdiri dari mengidentifikasi risiko, menentukan prioritas sumber risiko, menentukan prioritas strategi penanganannya. Hasil dari HOR fase 1 diketahui 13 risk agent dominan dengan nilai ARP tertinggi adalah risk agent ke 15 yaitu karyawan perusahaan tidak melakukan inspeksi ulang. Risk agent yang diperoleh terkait dengan risk event ke 8 (E8) yaitu reservasi manual yang sebelumnya dilakukan belum diupdate di sistem. Kemudian pada HOR fase 2 dilakukan prioritas tindakan pencegahan (preventive action) risk event dengan risk agent tertinggi adalah re-fresher training kepada employees.
PERANCANGAN METODE KERJA DAN PENENTUAN JUMLAH KEBUTUHAN MESIN PADA PRODUKSI FINAL ASSY BOX SPEAKER TYPE PAS 68(B) Della Dias Oktarianingrum; Ratna Purwaningsih
Industrial Engineering Online Journal Vol 7, No 4 (2018): WISUDA PERIODE OKTOBER 2018
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.529 KB)

Abstract

PT Hartono Istana Teknologi merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang elektronik di Indonesia. Permintaan yang besar dan terus meningkat, membuat perusahaan terus meningkatkan laju produksinya dengan tujuan untuk bisa memenuhi permintaan yang diinginkan konsumen. Untuk mensiasati hal ini perusahaan melakukan banyak cara agar bisa melakukan proses produksi dengan efisien, baik dari efisien waktu, efisien biaya serta efisien tempat untuk itu PT Hartono Istana Teknologi ingin menambah lini produksi pada final assy dari 4 lini menjadi 5 lini. Kebutuhan assembly yang harus dipenuhi oleh kerangka dasar box speaker adalah sebesar 6200 unit yang terdiri dari 3100 speaker active dan 3100 speaker pasive dengan total waktu siklus per unit 134 detik per unit atau 2,23 menit. Jumlah mesin yang tersedia di kerangka produksi terbatas dan membutuhkan waktu pengerjaan yang cukup panjang dalam pembuatan kerangka dibandingkan dengan bagian assembly final. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini berupa perhitungan jumlah kapasitas mesin yang tersedia dan perancangan lini baru dengan metode MPPC (multi product process chart) yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan demand pada assembly final. Sehinga didapat jumlah kebutuhan mesin sebanyak 9 mesin dengan 5 jenis mesin berbeda dan melakukan overtime sebanyak total 15,48 jam untuk operator 8 jenis mesin berbeda.                                                     Abstract [Design Method of  Work and Determination of Total Production Machine Needs on  Final Assy Speaker Box Type Pas 68 (B)] PT Hartono Istana Teknologi is an electronic manufacture company in Indonesia. Increasing demand make the company increasing their production rate to comply with a request of consumer demand. To anticipate this, the company does many ways to be able to carry out the production process efficiently, start from efficient time, efficient cost and efficient place so PT Hartono Istana Teknologi wants to add production lines in the final assy from 4 lines to 5 lines. The assembly needed that must fulfilled by base framework speaker is 6200 units that consist of 3100 active speaker and 3100 passive speaker with totals of cycle time per unit is 134 second or 2,23 minute. Whereas the number of machines available in the production framework is limited and requires a long working time in making the frame compared to the final assembly. The result from this research is the available machine  capacity and the design of a new line with the MPPC (multi product process chart) method needed to fulfilled the demand requirements in final assembly. So that amount of machines needed is 9 machines with 5 different types of machines and operators total overtime is 15.48 hours for 8 different types of machines. 
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERFORMANSI PROSES KNOWLEDGE TRANSFER (Studi Kasus PT. Ebako Nusantara) Fadhlandi Naufan Zharfano; Naniek Utami Handayani; Ratna Purwaningsih
Industrial Engineering Online Journal Vol 5, No 1 (2016): wisuda januari Tahun 2016
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.125 KB)

Abstract

Knowledge tranfer di PT Ebako Nusantara tergolong kurang baik dengan banyaknya ditunda penerapan sistem-sistem baru, rendahnya delta kurva belajar, dan rendahnya minat dan kepuasan karyawan terhadap knowledge transfer. Untuk itu diperlukan sebuah analisis untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang menentukan performansi knowledge transfer perusahaan dan cara untuk meningkatkannya. Model yang berisi 10 faktor berpengaruh terhadap knowledge transfer digunakan untuk menjawab kebutuhan perusahaan. Faktor-faktor tersebut ialah ambiguitas, sistematika, kemauan transfer, kapasitas mentransfer, kapasitas penyerapan, mekanisme insentif, budaya, dukungan teknis, kepercayaan, dan jarak pengetahuan. Kemudian dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda untuk melihat faktor apa saja yang paling berpengaruh. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa faktor kepercayaan dan dukungan teknis yang paling berpengaruh terhadap performansi knowledge transfer perusahaan.   AbstractKnowledge tranfer in PT Ebako Nusantara pertained less well due to the large number of delayed implementation of the new systems, the low delta learning curve, and low interest and satisfaction of employees towards knowledge transfer. Therefore, it is required an analysis to find out what factors are the most influenting against performance of the knowledge transfer and ways to enhance it. The model containing  10 influencing factors of knowledge transfer is used to answer the needs of the company. Those factors are ambiguity, systematism, transfer willingness, capacity of impartation, capacity of absorption, incentive mechanism, culture, technical support, trust, and knowledge distance. Then, it is analyzed using multiple linear regression analysis to see which factors are the most influential. The results of this study revealed that the trust factor and technical support are the most influential against performance knowledge transfer towards the company.
ANALISIS KEBISINGAN UNTUK PENINGKATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN PEKERJA PADA AREA KERJA APRON GROUND HANDLING (Studi Kasus di Bandar Udara Ahmad Yani, Semarang) Khalis Riyangga; Ratna Purwaningsih; Rani Rumita
Industrial Engineering Online Journal Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebisingan merupakan faktor lingkungan fisik yang dapat mengganggu baik dalam aktivitas bekerja maupun dalam segi kesehatan dengan tingkat kebisingan yang tinggi bagi para pekerja yang terkena paparannya. Masalah seperti ini sangat mudah ditemui di area bandara penerbangan manapun karena pesawat memliki suara mesin yang sangat bising dari turbin yang dapat menyentuh angka 100 dBA. Hal ini juga terjadi pada Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, tepatnya pada area apron ground handling. Para pekerja dituntut bekerja pada paparan bising yang tinggi dengan tingkat perlindungan safety yang dirasa kurang untuk mengantisipasi kebisingan tersebut langsung terpapar ke telinga para pekerja, sehingga terjadi gangguan komunikasi dan pendengaran yang dirasakan oleh para pekerja area apron ground handling. Hal ini disebabkan karena para pekerja tidak terlalu mengerti akan tingginya tingkat kebisingan pada area tersebut dan batasan yang dianjurkan. Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) pun hanya sebatas pemakaian rompi K3, untuk pekerja yang berada di area apron ground handling. Hasil perhitungan tingkat kebisingan ekivalen untuk masing-masing jenis pesawat yang ada menunjukan angka diatas 85 dBA dan nilai tertinggi terdapat pada pesawat boeing 737-200 dengan rata-rata kebisingan ekuivalen sebesar 103,8 dBA serta perhitungan TWA (Time Weighted Average) dimana untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperkenankan untuk para pekerja dengan tingkat (intensitas) kebisingan tertentu dimana hasil yang didapatkan nilai TWA tertinggi sebesar 101,85 dengan durasi waktu kerja selama 0,1 jam atau 6 menit pada area tersebut. Selain dua metode perhitungan tersebut ditambahkan lagi pembuatan peta kontur kebisingan untuk masing-masing jenis pesawat pada area apron ground handling dari pengukuran nilai kebisingan ekivalen pada masing-masing titik yang telah ditentukan yang nantinya akan ditujukan untuk para pekerja dan pengguna area tersebut pada umumnya untuk mengerti tingkat kebisingan pada area tersebut dengan tingkat aktivitas penerbangan yang tinggi. Abstract The noise is the physical environmental factors that can disrupt the work or activity in both in terms of health with high noise levels for workers who are exposed to such noise exposure. This problems like are easily found in any area of the airport the flight because the plane has a very noisy engine noise from turbines that can touch 100 dBA. This also happens to Ahmad Yani international airport in Semarang, precisely on the apron areas of ground handling. The workers are required to work on a high noise exposure with the level of protection of safety where the noise to anticipate less directly exposed to the ear of the workers, so the event of a failure of communication and hearing loss felt by the apron area workers ground handling. The workers are not too understand the high noise level in the area and restrictions recommended. The use of personal protection (Protective Equipment) was only limited to wearing vests K3, for workers who were in the area of the apron of ground handling. Results calculation of the equivalent noise levels for each aircraft type that shows the numbers above 85 dBA and the highest value is present on the boeing 737-200 aircraft with an average noise equivalent of 103,8 dBA as well as calculation of TWA (Time Weighted Average) in which to find out how long are allowed for workers with noise levels (intensity) where certain results obtained the highest of TWA value 101,85 with the duration of working time during 0.1 hour or 6 minutes in the area. In addition to the two methods of calculation were added again making noise contour maps for each type of aircraft on apron areas of ground handling of measurement equivalent noise values at each point of the set that will be devoted to the workers and users of the area in General to understand the level of noise in the area with a high level of aviation activity.
USULAN PENERAPAN METODOLOGI SIX SIGMA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK KABEL NYY 4X 16 MM2 (STUDI KASUS PT SUCACO TBK, JAKARTA) Cahya Farradita Sulistya; Ratna Purwaningsih
Industrial Engineering Online Journal Vol 6, No 1 (2017): Wisuda Periode Januari Tahun 2017
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.079 KB)

Abstract

Kualitas merupakan hal yang mutlak dimilki oleh suatu produk, dimana kualitas yang baik akan menunjukkan semakin kompetitifnya perusahaan di pasar global maupun Internasional. Kualitas produk ditentukan oleh seberapa baik karakteristik kualitasnya sesuai dengan apa yang dibutuhkan konsumen. PT Sucaco merupakan perusahaan yang bergerak di industri kabel. Sebagai perusahaan multinasional, PT Sucaco dituntut untuk menghasilkan kabel yang berkualitas dan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Namun pada kenyataannya dalam proses produksi seringkali terdapat masalah pada hasil bending kabel yang tipis. Untuk itu perlu dilakukan suatu pengendalian kualitas dengan menggunakan alat kendali kualitas statistik (Statistical Process Control), yang mana salah satu metode yang menerapkan SPC adalah metode Six Sigma.  Pada metode ini penelitian dilakukan melalui 5 tahapan DMAIC yaitu: define, measure, anayze, improve, dan control. Adapun variabel yang digunakan adalah thick inner sheat kabel NYY 4x16 mm2.. Hasil analisis data menyimpulkan bahwa proses bending kabel di PT Sucaco  mencapai tingkat kapabilitas sigma 2,08 -Sigma, sedangkan kapabilitas proses bending tersebut masih kurang dari 1.  ABSTRACT [Tittle : Proposed Application Of Six Sigma Methodology To Improve Quality Products Cables NYY 4x 16 mm2 (Case Study at Pt . Sucaco Tbk Jakarta )] Quality is an absolute owned by a product, where a good quality will show increasingly competitive in the global market as well as globally. The quality of products is determined by how well the characteristics of quality in accordance with what consumers need. PT Sucaco is a company engaged in the cable industry. As a multinational company, PT Sucaco required to produce quality cables and in accordance with established specifications. But in fact in the production process there is often a problem on the results of bending a thin cable. It is necessary for a quality control by using statistical quality control (Statistical Process Control), which is where one of the methods that implement Six Sigma SPC is a method. In this method of research conducted through five stages, namely DMAIC: define, measure, anayze, improve, and control. The variables used were thick inner sheat NYY cable 4x16 mm2 .. The results of the data analysis concludes that the cable bending process in PT Sucaco reached a level of 2,08 sigma-Sigma capability, while the bending process capability is still less than 1.
Co-Authors Adrian Hartanto, Adrian Afifah Ahmad Afif Aisyah Aisyah Aisyah Aisyah Alya Az Zahraa Aminatuzzuhra Aminatuzzuhra, Aminatuzzuhra Anam, Muhammad Syaiful Arief Sugiyanto Aries Susanty Arimi, Izzan Ary Arvianto Aulia, Yussy Ayu, Fadila Dyah Bambang Purwanggono Belan Adison Cahya Farradita Sulistya Cahyantari, Anggaina Elfandora Christine Nauli Ibrahim Della Dias Oktarianingrum Devi Amalia Ayuningtias Dien, Shane Atsya Amara Dinar Anggita Restuti Dyah Hesti Wardhani Dyah Priamsari Dzulfikar, Rifki Daris Ernan Rustiadi Erwin Ardiansyah Fadhlandi Naufan Zharfano Fadli, Dinda Anggraini Fahira, Ayu Leuditya Fauzi, Muhammad Yusufa Riyan Gita Mahdiah Gunawan, Mega Sri Handy Nugroho, Handy Hapsari, Chaterine Alvina Prima Hari Kuncara Haryo Santosa Hayyina, Hilma Heru Prastawa Hery Suliantoro Ikhsan Yenifi Khalis Riyangga Kharisma Panca Kurniawati, Kharisma Panca Kresnanggara, Dionisius Yudhit Kusumawaty, Rini Mahardhika Cakra Yudha Maulana Ihsan Wardhana Maypemi, Niari Prittu Meila Zulhiana Meriska Damayanti Muhammad Arif Widyoadi Nadira Apsari Naniek Utami H Naniek Utami Handayani Naniek Utami Handayani Novie Susanto NURUL MIRANDA, NURUL Oktaviani Hadiati Putri Oryzanti, Parwa P., Dyah Ayu Pajar Damar Kusuma Pangestu, Winda Widya Prayogi, M. Agam Prima Hazairin Pugara, Ade Purnawan Adi Wicaksono Putri Indah Ramadani Putri, Ade Aisyah Arifna Raharjo, Danu Raka Mahendra Sulistiyo Rani Rumita Restuti, Dinar Anggita Riko Agisdihan Afifi Riska Ayu Purnamasari Riza, Fhariq Aulia Rizki Ridha Illahi Setiawan, Marwan Shintyastuti, Annisa Rahma Silviana Silviana Simanjuntak, Christoper Frans Singgih Saptadi Sjarief Widjaja Sonia, Regita Sophian, Alfi Sri Gunani Partiwi Sri Hartini Sri Sumiyati Sri Utaminingsih Suci Permata Sari Sulardjaka Sulardjaka Susatyo Nugroho Susatyo Nugroho W.P. Susatyo Nugroho WP Syamsinuha, Nabiqa Theresia Sihombing Tri Listyorini Unggul Dewandana Erich Bagaskara, Unggul Dewandana Erich Utami, Ajeng Sri Vita Shany Nugrahaeni Wardah Wardah Wibowo, Wido Kusumo Widharto, Yusuf Wiguna, I Kadek Candra Parmana Wijanarko, Aji Wiwik Budiawan Yahya, Muhammad Dimas Yenifi, Ikhsan Yenita . Yudha, Mahardhika Cakra Yulfin, Muhammad Dhani Yulita Arni Priastiwi Yussy Aulia Zainal Fanani R Zainal Fanani Rosyada